Anda di halaman 1dari 11

Nuansa Journal of Arts and Design

Volume 4 Nomor 2 September 2020


e-ISSN: 2597-405X dan p-ISSN: 2597-4041
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi


Sri Wahyuni Muhtar

Keywords : ABSTRAK
Penyajian;
Gandrang; Berangkat dari penelitian terdahulu mengenai fungsi
Akkorongtigi musik tradisional gandrang dalam prosesi akkorongtigi
pada upacara pa’buntingang adat Makassar yaitu sebagai
daya tarik yang khas. Maka penulis ingin mengetahui
Corespondensi Author bagaimana penyajian menarik tersebut dengan
Pengkajian Seni, Universitas merumuskan masalah penelitian : (1) bagaimana bentuk
Negeri Makasssar
tabuhan musik tradisional gandrang saat mengiringi
Email: sriwahyuni@unm.ac.id
prosesi akkorongtigi ?, (2) bagaimana penyajian kelompok
musik tradisional gandrang saat mengiringi prosesi
akkorongtigi ?. Konsep dan teori tentang bentuk dan
penyajian dari beberapa sumber digunakan sebagai acuan
dalam membahas masalah penelitian yang telah
dirumuskan. Pendekatan penelitian adalah kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data : studi
pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber
data yaitu kelompok musik tradisional, penyelenggara
acara, dan tokoh masyarakat setempat menggunakan
teknik purposive sampling. Lokasi penelitian di Kelurahan
Ballaparang Kecamatan Rappocini Kota Makassar.Teknik
analisis data yaitu penyajian data, klasifikasi data, analisa
data, reduksi data, verifikasi data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian bentuk tabuhan musik
tradisional gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi
adalah bertekstur heteroponik karena melodi tunggal
dibunyikan oleh pui’-pui’ dan dimainkan bersama ritmik
gendang dan gong, terdapat dua jenis tabuhan yaitu
tundrung bale’sumanga’ dan tundrung pakanjara’.
Ditemukan juga pada kedua tabuhan menggunakan whole
not, quarter not dan eight not. Selanjutnya, penyajian
kelompok musik tradisional gandrang saat mengiringi
prosesi akkorongtigi yaitu menggunakan tiga instrumen
musik termasuk gendang, pui’pui’, dan gong. Kelompok
musik tradisional juga berpakaian jas tutup warna merah,
celana dan sarung untuk bawahan, serta mengenakan
patonro’ berwarna merah di kepala. Dalam
pertunjukannya mereka juga dalam posisi duduk
assulengka memainkan dua instrumen gendang, satu pui’-
pui, dan satu gong. Dimana kelompok musik tradisi
tersebut berjumlah empat orang, dua pagandrang, satu
pappui’-pui’dan satu lagi patunrung dengkang. Susunan
penyajian diawali dengan tundrung bale’sumanga’ saat
mengiringi pemberian daun pacar ke calon pengantin dan
Sri Wahyuni Muhtar
Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi 10

ditutup dengan tundrung pakanjara’ menghibur penonton.

ABSTRACT
Departing from previous research on the function of
traditional music gandrang in the procession akkorongtigi
at the traditional pa'buntingang ceremony Makassar is as
a typical attraction. So the author wants to know how
interesting the presentation is by formulating research
problems: (1) how to form traditional music wasps
gandrang when accompanying the procession
akkorongtigi ?, (2) how is the presentation of traditional
music groups gandrang when accompanying the
procession of akkorongtigi ?. Concepts and theories about
the Form and Presentation of several sources are used as
a reference in discussing the research issues that have
been formulated. The research approach is qualitatively
descriptive with data collection techniques: library
studies, observations, interviews, and documentation. The
data sources are traditional music groups, host, and local
community leaders using purposive sampling techniques.
Research site in Ballaparang district Rappocini city of
Makassar. Data analysis techniques namely data
presentation, data classification, data analysis, data
reduction, data verification and conclusion drawing. The
result of the study of traditional music form gandrang
when accompanying the procession of akkorongtigi is
heterophonic texture because the single melody is sounded
by pui'-pui' and played with gandrang and gong, there are
two types of wasps namely tundrung bale'sumanga' and
tundrung pakanjara'. It is also found on both wasps using
whole notes, quarter notes and eight notes. Furthermore,
the presentation of traditional gandrang music groups
when accompanying the procession of akkorongtigi is to
use three musical instruments including gandrang,
pui'pui', and gong. Traditional music groups also dressed
in red cap suits, pants and lipa’ for subordinates, as well
as wearing patonro' red on the head. In his performances
they were also in the position of sitting assulengka playing
two gandrang instrument, one pui’-pui’, and another
gong. Where the traditional band numbered four people,
two pagandrang, one pappui'-pui' and another patunrung
dengkang. The arrangement of the presentation begins
with tundrung bale'sumanga' when accompanying the
giving of henna leaves to the groom candidate and closed
with tundrung pakanjara' entertaining the audience.

Keywords: presentation; gandrang; akkorongtigi


Nuansa Journal of Arts and Design, Volume 4 Nomor 2 September 2020

PENDAHULUAN gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi.

A. Latar Belakang Studi penelitian terdahulu yang memiliki


relevansi terhadap penelitian ini adalah Jundana
Berangkat dari hasil penelitian sebelumnya pada karya skripsi S1 ISI Yogyakarta tahun 2017
terkait fungsi manifes musik tradisional dengan judul “Ganrang Pamanca’ dalam
gandrang dipertunjukkan dalam prosesi Upacara Perkawinan Adat Makassar di Gowa
akkorongtigi pada upacara pa’buntingang adat Sulawesi Selatan”, penelitian selanjutnya Amir
Makassar karena ; (1) untuk mencegah terjadinya Razak (1998) berjudul “Gandrang Pa'balle
hal-hal yang buruk, (2) sebagai identitas status Dalam Pesta Upacara Perkawinan di Daerah
strata sosial, (3) dapat menimbulkan suasana Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
yang sakral, (4) sebagai daya tarik yang khas, Sulawesi Selatan : Satu Tinjauan
dan (5) sebagai representasi selera musikal. Etnomusikologis” masih dari skripsi S1 ISI
(Yatim, 2020), penulis tertarik untuk menelaah Yogyakarta, pada tahun 1998. Berikutnya
fungsi keempat sebagai daya tarik yang khas. penelitian dari Taufik pada karya skripsi S1
Dalam penelitian tersebut dijelaskan kata khas UNM tahun 2013 dengan judul “Gandrang
karena memiliki karakter budaya Makassar Bale’ Sumanga’ dalam Prosesi Akkorongtigi
dalam menjamu tamu mengiringi prosesi pada Upacara Perkawinan Adat Masyarakat
akkorongtigi menyajikan penampilan kelompok Makassar di Maros”.
musik tradisional yang menarik. Maka penulis
ingin mengetahui bagaimana penyajian menarik Jundana (2017) menemukan bentuk
tersebut dan merumuskan masalah penelitian : penyajian ganrang pamanca’ dalam upacara
(1) bagaimana bentuk tabuhan musik tradisional perkawinan memiliki satu bentuk permainan
gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi ?, yakni tunrung pamanca’ dan memiliki 3 bagian
(2) bagaimana penyajian kelompok musik musik dalam perkawinan adat Makassar
tradisional gandrang saat mengiringi prosesi diantaranya; tunrung pannyungke, tunrung
akkorongtigi ?. Tujuan penelitian agar dapat pamanca’ dan tunrung pannongko’.
mendeskripsikan jawaban masalah penelitian Penyajiannya merupakan jenis musik iringan
yang bermanfaat dalam memberikan pemahaman pencak silat. Selanjutnya temuan dari Razak
daya tarik penyajian musik tradisional gandrang (1998) gandrang pa’balIe termasuk permainan
dalam pengembangan dan pelestarian seni pola ritme yang kontras, bentuk penyajiannya
tradisional di Sulawesi Selatan. dalam pesta perkawinan menjadi tiga bagian
yang diambil dari struktur dan nama tabuhannya
B. Tinjauan Pustaka yaitu: 1) tunrung pa'balle (tabuhan pa’balle), 2)
tunrung rua (tabuhan rua) dan 3) tunrung
Tinjauan teoritis untuk penelitian ini pakanjara (tabuhan pakanjara) dimainkan
mengutip pendapat dari (Djelantik, 1999) dengan tiga instrumen musik yaitu gandrang,
penyajian yaitu bagaimana kesenian disuguhkan puik-piuk dan dengkang. Berikutnya temuan dari
kepada yang menyaksikan, penonton, para Taufik (2013) tentang penyajian gandrang
pengamat, pendengar, pembaca, serta khalayak bale’sumanga’ pada upacara perkawinan
ramai pada umumnya. (Langer, 1988) juga menggunakan 2 jenis Tundrung atau pukulan
pernah mengungkapkan mengenai bentuk yaitu yaitu : Tundrung Bale’sumanga’ Tallu Jarang
struktur, artikulasi sebuah hasil kesatuan yang dan Tundrung Kanjara’. Penyajiannya
menyeluruh dari suatu hubungan sebagai faktor menggunakan enam instrumen musik yaitu
yang saling terkait. Penyajian dari defenisi gandrang, puik-puik, lae-lae, ana baccing,
Djelantik, bentuk dari defenisi Langer, kancing, dan gong atau dengkang. Dari ketiga
selanjutnya bentuk penyajian dari studi penelitian terdahulu tersebut, penulis
Poerwodarminto (1989) mengartikannya sebagai mengetahui beberapa penyajian musik tradisional
cara menyampaikan suatu pergelaran atau gandrang dalam upacara perkawinan adat
pertunjukan. Sehingga penulis menggunakan Makassar. Namun dari penelitian-penelitian
teori tersebut untuk menjawab masalah terdahulu belum mengungkapkan bentuk tabuhan
penelitian yang dapat membantu dalam dan penyajian musik tradisional di Kota
pendeskripsian bentuk tabuhan musik tradisional Makassar dan penelitian ini membantu pembaca
gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi mengetahui sajian terkini dari kelompok musik
serta penyajian kelompok musik tradisional tradisional gandrang.
Sri Wahyuni Muhtar
Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi 12

METODE 2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan
A. Alur Peneltian pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti (Usman : 2011).
Penelitian ini mempunyai alur tahapan yaitu Pengamatan langsung terhadap objek
pengumpulan data, pengolahan data, analisis penelitian dalam hal ini adalah pertunjukan
data, dan penyimpulan. Pengumpulan data musik tradisional gandrang dalam prosesi
dilakukan sesuai prosedur dan teknik yang telah akkorongtigi pada upacara perkawinan.
direncanakan, serta berdasar atas masalah Observasi yang dipilih adalah observasi non-
penelitian yang telah dirumuskan pada rumusan partisipasi. Hal itu dilakukan agar peneliti
masalah. Pengolahan dan analisis data dilakukan dapat lebih menempatkan diri dengan objek
sesuai dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yang diamati, sehingga data yang terhimpun
sedangkan penyimpulan dilakukan berdasar pada memiliki nilai objektifitas.
masalah penelitian. Dimana ruang lingkupnya Peneliti melakukan observasi non-
adalah penyajian pertunjukan kelompok musik patisipan untuk melihat segala yang terjadi
tradisional gandrang dan fokus pada bentuk pada lokasi penelitian, termasuk mengamati
tabuhan musik yang dimainkan, instrumen musik kelompok musik tradisonal gandrang,
yang digunakan, susunan penyajian termasuk selanjutnya peneliti melakukan observasi
penampilan kelompok musik tradisional partisipan saat acara inti akkorongtigi ikut
gandrang. berinteraksi dengan kelompok musik
tradisional gandrang yang mengiringi
B. Lokasi Penelitian prosesi serta menghibur masyarakat
Pertunjukan kelompok musik tradisional setempat.
gandrang yang ditampilkan di Kelurahan
Ballaparang Kecamatan Rappocini Kota 3. Wawancara
Makassar. Lokasi tersebut di Jalan Kelapa Tiga Wawancara adalah salah satu teknik
depan SMA Raiders Makassar telah menyajikan yang digunakan dalam penelitian ini dengan
musik gandrang dalam mengiringi prosesi menggunakan teknik wawancara mendalam
akkorongtigi pada upacara pernikahan putra atau deep interview. Teknik tersebut dipilih,
sulung dari Bapak Samsuddin. Kelompok musik mengingat yang diungkap dalam penelitian
tradisional pagandrang sendiri berasal dari ini adalah penyajian pertunjukan. Dan
Moncongloe Kabupaten Maros yang memiliki penulis memilih pemain musik yang
jadwal pertunjukan di Kota Makassar. mengerti dan memahami musik tradisi yaitu
ketua kelompok musik tersebut bernama
C. Teknik Pengumpulan Data Mansyur.
Pada tanggal 26 Juli 2020, peneliti
1. Studi Pustaka melanjutkan wawancara dengan
Teknik studi pustaka dalam penyelenggara perkawinan yaitu Bapak
pengumpulan data dilakukan dengan Samsuddin. Untuk memperkuat data, peneliti
menghimpun pustaka sebagai referensi dan juga melakukan wawancara dengan tokoh
acuan yang relevan dengan topik penelitian. masyarakat setempat yang juga sebagai
Teknik ini juga bertujuan untuk mencari tetangga yang tinggal dalam Kelurahan
informasi tentang penelitian terdahulu yang Ballaparang Kecamatan Rappocini Kota
sejenis dengan topik penelitian ini. Data dari Makassar.
studi pustaka ini menjadi data pelengkap
terhadap data yang dihimpun dengan teknik 4. Dokumentasi
observasi dan wawancara. Studi pustaka Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan buku juga dari hasil pencarian studi dokumentasi dilakukan dalam
di google scholar melihat beberapa penelitian penelitian ini untuk menjaring data primer.
yang relevan dengan topik dan objek Dari dokumen yang berupa foto, arsip,
penelitian ini. maupun rekaman video pertunjukan
kelompok pagandrang. Data dari studi
Nuansa Journal of Arts and Design, Volume 4 Nomor 2 September 2020

dokumentasi ini akan menjadi pelengkap, yang sejajar. Proses reduksi diartikan sebagai
dan bahan komparasi dalam tahap analisis. proses pemilihan data yang telah diperoleh,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
Dengan bantuan handphone merek pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”
Samsung J7 merekam penyajian musik yang muncul dari catatan-catatan lapangan saat
tradisional gandrang hingga mengambil foto mengamati pertunjukan musik tradisional
saat acara korongtigi berlangsung. Arsip gandrang. Reduksi data berlangsung terus-
yang menjadi dokumentasi lisan ditulis oleh menerus selama penelitian berlangsung hingga
peneliti untuk selanjutnya sebagai bahan bulan September 2020. Dalam reduksi data ini
analisis data untuk dilakukan coding sesuai peneliti menyederhanakan, mentransformasikan
rumusan masalah agar mengetahui bentuk data tersebut melalui seleksi yang cermat
tabuhan musik dan penyajian musik berbentuk uraian singkat yang telah diketik.
tradisional gandrang pada prosesi Tahap mengidentifikasi dan
akkorongtigi dalam bentuk catatan lapangan. mengklarifikasi data secara utuh dan tematis
dimaksudkan sebagai proses “sajian data”. Hal
D. Teknik Analisis Data tersebut diartikan sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
Pada dasarnya ada tiga unsur utama yang penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
dilakukan untuk menganalisis data, seperti yang selanjutnya. Penarikan kesimpulan dan
dikemukakan oleh (Strauss : 2003) bahwa pembuatan konstruksi temuan penelitian bentuk
pertama, data bisa berasal dari bermacam tabuhan musik dan penyajian musik tradisional
sumber, yaitu dari wawancara dan pengamatan. gandrang pada prosesi akkorongtigi diluar dari
Kedua, penelitian kualitatif terdiri dari berbagai hasil penelitian terdahulu. Sejak kegiatan
prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan penelitian berlangsung, peneliti telah
untuk mendapatkan sebuah temuan atau teori. menentukan makna dan struktur akan data yang
Proses tersebut adalah coding sesuai ingin dikonfirmasi, mencatat keteraturan-
pengetahuan, pengalaman dan tujuan peneliti. keteraturan informasi, penjelasan dari berbagai
Ketiga, menarik kesimpulan dan menuliskannya narasumber, serta alur sebab-akibat dari hasil
dalm bentuk artikel. pengamatan dan wawancara. Kesimpulan-
Dalam penelitian ini, setelah semua data kesimpulan ini dipegang secara longgar tetap
terkumpul dari hasil observasi, studi pustaka, terbuka dan skeptis. Kemudian kesimpulan-
wawancara dengan berbagai narasumber, serta kesimpulan tersebut berangsur-angsur menjadi
hasil dokumentasi. Dilakukan klasifikasi data kokoh sampai pengumpulan data berakhir dan
sesuai dengan kategori-kategori yang telah telah menjawab rumusan masalah secara valid.
ditentukan/ coding yaitu bentuk tabuhan musik
dan penyajian musik tradisional gandrang pada
prosesi akkorongtigi, maka data dianalisis HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan teknik deskriptif
interpertatif oleh peneliti yang didasarkan secara Hasil
historis rangkaian pertunjukan yang berlangsung
di lokasi penelitian, komparatif informasi dari 1) Bentuk tabuhan musik tradisional gandrang
berbagai narasumber dan holistik mencakup
saat mengiringi prosesi akkorongtigi.
segala data yang diperoleh dalam penelitian ini.
Sesuai dengan prinsip tersebut, telah ditempuh Dalam penelitian ini, terdapat empat musisi
beberapa langkah analisis data sebagai berikut : yang memainkan alat musik, instrumen gendang
Reduksi data tulisan catatan lapangan hasil dimainkan oleh dua orang, satu orang pada
observasi, klasifikasi dengan data hasil instrumen gong, dan seorang lagi meniup alat
wawancara dari berbagai narasumber dan musik tradisional pui’-pui’. Sebanyak tiga
sistematisasi data ke dalam skema pikir tujuan instrumen ritmis dan satu melodis, untuk
penelitian, penyajian data sesuai rumusan menjawab pertanyaan pertama dalam rumusan
masalah penelitian, serta penarikan kesimpulan masalah penelitian ini, dari hasil pengamatan dan
dari temuan yang telah didapatkan dalam wawancara diketahui ada dua bentuk tabuhan
penelitian ini, dan verivikasi data adalah sesuatu yang dimainkan pada pesta malam daun pacar
yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, (akkrongtigi) perkawinan adat Makassar yaitu
dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
Sri Wahyuni Muhtar
Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi 14

1. Tundrung bale’sumanga’ saat gandrang .


mengiringi prosesi pemberian daun pacar
ke calon pengantin pria.
2. Tundrung pakanjara’ sebagai sajian
penutup menghibur masyarakat
setempat.

Menurut Jamalus (dalam Hendriyanto, 2011)


ritme adalah suatu urutan rangkaian gerak yang
terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam
dengan bermacam – macam lama waktu atau
panjang pendeknya, membentuk pola irama
bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama. Gambar pertunjukan kelompok musik gandrang
Dokumentasi : Penulis, Tanggal 29 Februari 2020
Pada hasil penelitian ini, ritme musik dapat
terlihat dari partitur berikut yang penulis buat
pada aplikasi Sibelius 6 dengan mengamati video
hasil pertunjukan kelompok musik tradisional

Gambar notasi musik tundrung bale’sumanga’


Pembuat : Penulis, tanggal 30 Agustus 2020
Nuansa Journal of Arts and Design, Volume 4 Nomor 2 September 2020

Gambar notasi musik tundrung pakanjara’


Pembuat : Penulis, tanggal 20 September 2020

Keterangan : penelitian hanya berjumlah empat orang.


Pembuatan kedua partitur tersebut telah
Pukulan gendang (tak)
mewakili motif-motif musik yang dimainkan,
Tangan kiri = terdapat beberapa repetisi dan improvisasi yang
dilakukan pemain musik yang dimainkan mulai
Tangan kanan = tabuhan tundrung bale’sumanga’ pukul 20.30
(tung)
WITA dan ditutup oleh tabuhan tundrung
pakanjara’ pukul 22.00 WITA.
Tundrung bale’sumanga’ dibuat dalam 8
Terdapat dua tabuhan pada acara malam
bar dengan empat instrumen musik yaitu pui’-
korongtigi di rumah Bapak Samsuddin yang
pui’, gendang 1, gendang 2 dan gong. Partitur
disajikan oleh kelompok musik tradisional
tersebut dibuat oleh penulis agar gerakan ritmik
gandrang asal Kabupaten Maros tersebut yakni
musik dapat terlihat. Untuk instrumen melodis
tundrung bale’sumanga’ (tabuhan
pui’pui’ ditiup sesuai gaya musisinya karena
bale’sumanga’) dan tundrung pakanjara’
tidak ada aturan mengenai alur melodis bunyi
(tabuhan pakanjara’).
instrumen tersebut. Selanjtnya tundrung
pakanjara’ yang dimainkan secara lambat dibuat 2) Penyajian kelompok musik tradisional
dalam 5 bar dengan komposisi instrumen musik gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi.
yang sama dengan tabuhan sebelumnya karena
kelompok musik tradisional gandrang yang Menurut Mansyur yang merupakan ketua
tampil pada malam acara akkorongtigi di lokasi kelompok musik, biasanya sajian musik
Sri Wahyuni Muhtar
Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi 16

tradisional gandrang dimainkan oleh lebih dari dengan pakaian lengkap berwarna merah di
empat musisi atau lebih dari 3 instrumen musik tempat yang sudah disediakan oleh
tidak seperti yang dimainkan oleh kelompoknya. penyelenggara acara yaitu di depan pintu utama
Namun karena disesuaikan dengan badget serta rumah sehingga mudah untuk dilihat dari dalam
waktu luang para pemain musik sehingga hanya dan luar rumah.
empat orang yang bermain dengan menggunakan
instrumen musik pui’-pui’, gendang dan gong. Pembahasan
Namun tidak akan mengurangi performa para
1. Bentuk tabuhan musik tradisional gandrang
musisi tradisi yang mampu mendukung suasana saat mengiringi prosesi akkorongtigi.
sakral akkorongitgi dan menghibur
penyelenggara acara beserta masyarakat sekitar. Beberapa penelitian sebelumnya, terdapat
beberapa nama tabuhan musik tradisional
Kelompok musik tradisional gandrang gandrang yang dimainkan dalam prosesi
biasanya terdiri dari tujuh pemain dengan akkorongtigi adat Makassar yaitu Jundana (2017)
instrumen musik pui’pui’ yang ditiup, tabuhannya yakni tunrung pannyungke, tunrung
ana’baccing dan kancing yang dimainkan pamanca’ dan tunrung pannongko’. Selanjutnya
temuan dari Razak (1998) nama tabuhannya
dengan cara dibenturkan antar satu dan lainnya.
yaitu: 1) tunrung pa'balle (tabuhan pa’balle), 2)
Lea-lea dimainkan dengan cara dibenturkan pada tunrung rua (tabuhan rua) dan 3) tunrung
sebuah bambu yang dialasi dengan dua buah pakanjara (tabuhan pakanjara). Berikutnya hasil
bantal kecil masing-masing di kedua sudutnya, dari Taufik (2013) ada 2 jenis Tundrung atau
dua jenis gendang yang ditabu, serta Gong pukulan yaitu : Tundrung Bale’sumanga’ Tallu
dimainkan dengan cara dipukul pada sisi bagian Jarang dan Tundrung Kanjara’.
tengahnya. Dalam konteks penelitian Jundana (2017)
ketiga tabuhan tersebut diperuntukkan sebagai
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis
wujud penghormatan terhadap rekan atau
kepada Bapak Samsuddin selaku penyelenggara saudara seperguruan yang telah melangsungkan
acara yang mengundang kelompok musik perkawinan. Dalam penelitian ini juga pada
tradisional gandrang di rumahnya, sengaja konteks perkawinan namun lebih khusus ke
menampilkan kesenian tradisi tersebut karena prosesi akkorongtigi dan bukan sebagai wujud
senang dengan musik tradisional Sulawesi penghormatan seperguruan tetapi mengiringi
Selatan serta mudah mendatangkannya karena pemberian daun pacar sebagai simbol untuk
mendoakan kebahagiaan calon pengantin pria,
ketua kelompok musik tersebut juga bekerja dimana nama dan jumlah tabuhan yang
ditempat yang sama dengan Bapak Samsuddin. ditemukan pada penelitian ini jelas berbeda.
Dari pengamatan penulis juga, pertunjukan
kelompok musik tradisional gandrang mampu Pada penelitian Razak (1998) yang
membuat acara lebih meriah karena direspon ditampilkan di Kabupaten Gowa acara
perkawinan memiliki kesamaan pada tabuhan
secara kinetik oleh keluarga dan masyarakat
akhir kelompok musik yang tampil yaitu
setempat merasa terhibur dan turut bergembira tundrung pakanjara’ namun dengan awalan
merayakan malam korongtigi calon pengantin tabuhan yang berbeda dimana Razak
pria, didukung oleh pendapat tokoh masyarakat menemukan dua tabuhan yaitu tunrung pa’balle
setempat yang senang dengan adanya sajian dan tunrung rua sedangkan penelitian ini
musik tradisional gandrang. menemukan satu tabuhan yang diawali dengan
tundrung bale’sumanga’
Penyajian kelompok musik tradisional
Penelitian selanjutnya walau dengan lokasi
gandrang dilakukan setelah sholat isya dan penelitian berbeda tetapi asal kelompok musik
menunggu kelompok barazanji selesai. Namun dari Kabupaten yang sama sehingga pola tabuhan
pukul 19.30 WITA para musisi sudah siap tampil yang ditemukan hampir sama yaitu nama
Nuansa Journal of Arts and Design, Volume 4 Nomor 2 September 2020

tabuhan dari temuan Taufik (2013) berjumlah penelitian ini menggunakan quarter not dan eight
dua jenis ; tundrung bale’sumanga’ tallu jarang, not. Nama tabuhan yang ditemukan pada
dan tundrung kanjara’ yang dimainkan oleh penelitian ini yaitu tundrung bale’sumanga’ dan
tujuh orang. Sedangkan dalam penelitian ini juga tundrung pakanjara’.
terdapat dua nama tabuhan yaitu tundrung
bale’sumanga’, dan tundrung pakanjara’ yang 2. Penyajian kelompok musik tradisional
dimainkan oleh empat orang. Secara notasi gandrang saat mengiringi prosesi
musik juga berbeda sajiannya terutama pada akkorongtigi.
tundrung bale’sumanga’, Taufik membuat
partitur pada aplikasi Sibelius 7 dengan Penelitian terkait pembahasan ini Jundana
komposisi tujuh instrumen musik dimana pui’- (2017) pertunjukan manca’ kanrejawa adalah
pui’ dengan letak notasi yang berbeda dengan jenis kesenian pencak silat beladiri khas
penelitian ini, selanjutnya motif ritmik yang Makassar, menyajikan seseorang hingga dua
berbeda pada instrumen gendang dan gong. orang melakukan gerak silat. Selain itu,
Penulis masih menggunakan aplikasi Sibelius 6 pertunjukan manca’ kanrejawa, memiliki musik
dalam pembuatan partitur notasi musik dengan
iringan yang disebut dengan ganrang pamanca’
komposisi empat instrumen sebanyak 8 bar.
Untuk tabuhan kanjara’ pada penelitian Taufik dalam upacara perkawinan adat Makassar.
berbeda tempo dengan penelitian ini, dimana Sedangkan pada penelitian ini, prosesi
tabuhan pakanjara’ penelitian ini lebih lambat akkorongtigi yang merupakan bagian dari
walaupun dengan motif yang sama di instrumen upacara perkawinan adat Makassar, pertunjukan
gendang dan gong tetapi berbeda gaya musik musik tradisional gandrang disajikan untuk
instrumen tiup pui’pui’ yang dimainkan oleh mengiringi keluarga atau tamu saat memberikan
musisi masing-masing.
daun pacar ke calon mempelai pria. Penelitian
Dari teori Langer (1988) yang digunakan, terdahulu selanjutnya yaitu Razak (1998)
bahwa bentuk adalah struktur, artikulasi sebuah penyajiannya menggunakan tiga macam
hasil kesatuan yang menyeluruh dari suatu instrument musik yaitu gandrang, puik-piuk dan
hubungan sebagai faktor yang saling terkait. dengkang. Dan penelitian ini, juga memiliki
Pada penelitian, ini, bentuk tabuhan musik
instrumen musik yang sama yaitu gendang, pui’-
tradisional gandrang telah dianalisis secara
keseluruhan saat memulai prosesi akkorongtigi pui’ dan gong. Sedangkan Pada penelitian Taufik
diawali dengan tabuhan bale’sumanga’ semua (2013) penyajiannya menggunakan enam
instrumen mulai di bar pertama, pui’-pui’ dengan instrumen musik yaitu gandrang, puik-puik, lae-
teknik trill, gendang 1 dengan tiga motif, lae, ana baccing, kancing, dan gong atau
gendang 2 dan gong dengan masing-masing satu dengkang. Dan menjadi sebuah kewajiban
motif. Pada tabuhan tundung pakanjara’ seluruh dikalangan keluarga kerajaan Marusu’,
instrumen juga dimulai di bar pertama, pui’-pui’
sedangkan penelitian ini tidak hanya sebatas
dengan teknik trill, gendang 1 dengan dua motif,
gendang 2 dan gong dengan masing-masing satu kewajiban tetapi juga kecintaan terhadap musik
motif. Dari repetisi dan improvisasi yang tradisi.
dilakukan oleh para musisi tradisi, bentuk
tabuhan musik pada penelitian ini bertekstur Teori penyajian yang diungkapkan oleh
heteroponik karena melodi tunggal dibunyikan Djelantik (1999) yaitu bagaimana kesenian
oleh pui’-pui’ dan dimainkan bersama ritmik disuguhkan kepada yang menyaksikan,
gendang dan gong. penonton, para pengamat, pendengar, pembaca,
serta khalayak ramai pada umumnya. Dalam
Terdapat juga pada bar pertama pada kedua penelitian ini, penampilan kelompok musik
partitur jenis tabuhan, pui’-pui’ menggunakan tradisional gandrang menyajikan pertunjukan
whole not, begitu juga pada gong tundrung berpakaian jas tutup warna merah, celana dan
pakanjara’. Sedangkan pada tundrung sarung untuk bawahan, serta mengenakan
bale’sumanga’ instrumen gong menggunakan patonro’ berwarna merah di kepala. Seluruh
dua not yaitu quarter not dan eight not, begitu pemain musik duduk assulengka di depan pintu
juga untuk instrumen gendang 1 dan gendang 2 utama rumah Bapak Samsuddin mengiringi
pada kedua jenis tabuhan yang ditemukan pada prosesi akkorongtigi. Pertunjukan disaksikan
Sri Wahyuni Muhtar
Penyajian Musik Tradisional Gandrang dalam Prosesi Akkorongtigi 18

oleh seluruh keluarga, tamu, dan masyarakat pui’dan satu lagi patunrung dengkang.
setempat di lokasi penelitian dengan ceria karena
direspon dengan teriakan gembira dan gerakan Terdapat juga dua instrumen gendang
badan seperti “joget” sehingga membuat acara sebagai properti pertunjukan. Susunan penyajian
menjadi meriah. Susunan penyajian diawali diawali dengan tundrung bale’sumanga’ saat
dengan tundrung bale’sumanga’ saat mengiringi mengiringi pemberian daun pacar ke calon
pemberian daun pacar ke calon pengantin pria pengantin pria dan ditutup dengan tundrung
dan ditutup dengan tundrung pakanjara’ pakanjara’ menghibur penonton atau pendengar
menghibur penonton atau pendengar yang berada yang berada di dalam dan luar rumah Bapak
di dalam dan luar rumah. Kelompok musik Samsuddin selaku penyelenggara acara.
tradisional juga meletakkan dua cadangan
instrumen musik gendang sebagai properti. DAFTAR RUJUKAN

Menurut Poerwodarminto (1989), bentuk Djelantik, A. M. 1999. Estetika Sebuah


penyajian diartikan sebagai cara menyampaikan Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni
Indonesia.
suatu pergelaran atau pertunjukan. Yaitu, cara
kelompok musik tradisional menyampaikan Hendriyanto, Rachmat. 2011. Musik Tradisional
pertunjukan mengenakan kostum adat daerah Jamjaneng Awak Tugu Manunggal di Desa
Makassar berwarna merah, menggunakan tiga Kutowinangun Kecamatan Kutowinangun
macam instrumen musik dimana gendang 1 dan Kabupaten Kebumen. Harmonia: Journal
gendang 2 dimainkan oleh pemusik yang Of Arts Research And Education, 9(2).
berbeda, sehingga pemain musik berjumlah Jundana. 2017. Ganrang Pamanca’ Dalam
empat orang. Menyajikan dua jenis tabuhan serta Upacara Perkawinan Adat Makassar Di
posisi duduk assulengka mengiringi prosesi Gowa Sulawesi Selatan. Skripsi, Institut
akkrongtigi di Jalan Kelapa Tiga Kota Makassar. Seni Indonesia Yogyakarta.

KESIMPULAN Langer, Susanne K. 1988. Probelimatika Seni


(Terjemahan Widaryanto). Bandung : Asti.
Temuan penelitian yang menjawab rumusan
masalah bentuk tabuhan musik tradisional Poerwodarminto. 1989. Kamus Besar Bahasa
gandrang saat mengiringi prosesi akkorongtigi Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
adalah bertekstur heteroponik karena melodi
tunggal dibunyikan oleh pui’-pui’ dan dimainkan Razak, Amir. 1998. Gandrang Pa'balle Dalam
bersama ritmik gendang dan gong, terdapat dua Pesta Upacara Perkawinan di Daerah
jenis tabuhan yaitu tundrung bale’sumanga’ dan Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
tundrung pakanjara’. Ditemukan juga pada Sulawesi Selatan : Satu Tinjauan
kedua tabuhan menggunakan whole not, quarter Etnomusikologis. Skripsi, Institut Seni
not dan eight not. Temuan selanjutnya menjawab Indonesia Yogyakarta.
pertanyaan kedua penelitian terkait penyajian
kelompok musik tradisional gandrang saat Staruss, Anselm & Juliet C. 2003. Dasar-dasar
mengiringi prosesi akkorongtigi yaitu Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh
menggunakan tiga instrumen musik termasuk Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien.
gendang, pui’pui’, dan gong. Kelompok musik Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
tradisional juga berpakaian jas tutup warna
merah, celana dan sarung untuk bawahan, serta Taufik, 2013. Gandrang Bale’sumanga’ Dalam
Prosesi Akkorongtigi Pada Upacara
mengenakan patonro’ berwarna merah di kepala.
Dalam pertunjukannya mereka juga dalam posisi Perkawinan Adat Masyarakat Makassar
duduk assulengka memainkan dua instrumen Di Maros. Skirpsi, Universitas Negeri
gendang, satu pui-pui’, dan satu gong. Dimana Makassar.
kelompok musik tradisi tersebut berjumlah
empat orang, dua pagandrang, satu pappui’-
Nuansa Journal of Arts and Design, Volume 4 Nomor 2 September 2020

Usman, Husain & Purnomo S. 2011. Metodologi


Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai