Anda di halaman 1dari 12

Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang

untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali


Hendra Santosa, Saptono
Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar
Jalan Nusa Indah Denpasar, Bali, 80235

ABSTRACT

This article is part of the Competitive Grants study entitled “Prototipe Gamelan Sistem Sepu-
luh Nada dalam Satu Gembyang.” The concept of ten tones in one gembyang (oktav) has once been
formulated by Raden Angga Mahyar Kusumadinata, Indonesian musicologist. In Balinese, gamelan
scales with ten-tone system are written in the Prakempa manuscript. This interesting musical con-
cept has not been thoroughly investigated. The previous research has produced a prototype set of ten
system gamelan tones in one gembyang whose try out uses the existing gending Bali.This research
is expected to provide significant contribution in supporting the creativity of Karawitan artists.
Balinese Karawitan Artists no longer need to carry a lot of gamelan to play all the Balinese gamelan
since they are already represented in the gamelan of ten tones system in one gembyang.

Keywords: gamelan, ten-tone, gembyang, prakempa

PENDAHULUAN menggabungkan dua buah gamelan/karak-


ter laras untuk membentuk rangkaian nada-
Nada-nada pada gamelan Bali pada u- nada sedemikian rupa menjadi sepuluh
mumnya digolongkan pada nada pelog dan nada. Penggabungan ini jarang mendapat
selendro. Nada pelog seperti yang kita keta- perhatian pada nilai-nilai estetis seperti
hui bersama, dalam satu gembyangnya ada nada tumbuk, teknik menabuh, karakter
yang mempunyai empat nada, lima nada, gamelan dan lain sebagainya. Dalam festi-
dan tujuh nada. Gamelan-gamelan tersebut val Gong Kebyar (lima nada) misalnya, ada
misalnya saja gamelan Angklung berlaras karya yang memaksakan kreativitas men-
selendro empat nada, gamelan Gender Wa- jadi tujuh dan sepuluh nada dengan melodi
yang berlaras selendro lima nada, Gamelan suling tetapi rangka lagunya mengguna-
Gong Kebyar, Gong Gede berlaras pelog lima kan gong kebyar. Kreativitas ini sebenarnya cu-
nada, gamelan Smar Pagulingan berlaras kup baik tetapi tidak menghiraukan karakter
pelog tujuh nada, gamelan Jegog berlaras nada, warna suara, dan kajian musikologis
pelog empat nada dan lain sebagainya. Sam- lainnya. Ada pula yang menggabungkan-
pai saat ini belum ada gamelan yang ber- nya dengan instrumen musik barat, yang
laras/tangga nada sepuluh nada dalam satu kadang karakternya berbeda dangan musik
gembyangnya, sehingga sistem tangga nada nusantara.
sepuluh menarik untuk diteliti dan direa- Berbeda halnya dengan industri in-
lisasikan dalam bentuk gamelan. strumen musik barat yang terus semakin
Banyak seniman seni karawitan di Bali berkembang, instrumen musik nusan-
khususnya merasa bimbang dalam meng- tara (gamelan) dari tahun ke tahun masih
aktualisasikan kreativitasnya dengan cara stagnan tanpa perkembangan yang berarti

85
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016 -

dan cenderung bergerak ke arah kepunah- Machjar Angga Kusumadinata dari Sunda
an. Perkembangan musik barat ditunjang menjabarkan bahwa pelog sepuluh nada ini
dengan penggunaan teknologi, sehing- mempunyai jarak yang sama antara nada
ga perkembangan musik seiring dengan yang satu dengan nada yang lainnya, yaitu
perkembangan teknologi. Kreativitas seni- 120 cent, sehingga satu gembyangnya mem-
man karawitan di nusantara yang tinggi se- punyai jarak 1200 cent.
perti pada uraian terdahulu perlu ditunjang Berbagai latar belakang tersebut me-
dengan perkembangan media (gamelan) nunjukan bahwa penelitian ini penting un-
untuk menuangkan kreativitasnya. tuk dilakukan mengingat banyaknya ma-
Dasa Nada adalah sebuah konsep sistem hasiswa karawitan khususnya dan seniman
nada dengan menggunakan sistem 10 nada karawitan di luar lingkungan kampus yang
pada satu gembyang. Konsep sistem nada mencari-cari instrumen dengan nada lebih,
ini dirumuskan oleh etnomusikolog Indo- padahal instrumen dan ensembel di Bali
nesia yaitu oleh Raden Machjar Angga Ku- sangatlah beragam dan masing-masing mem-
sumadinata dengan teori larasnya. Konsep punyai keunikan dan kekhasan tersendiri.
10 nada didukung pula oleh etnomusikolog Penelitian ini akan berdampak dan berkon-
lainnya seperti Atik Sopandi dengan teori tribusi pada khazanah musik Indonesia
lingkaran kempyung, R. Hardjo Subroto de- karena bersifat rekayasa gamelan dengan
ngan teori skema larasnya, walaupun se- sistem sepuluh nada. Seniman karawitan
cara fisik belum ditemukan hasil percobaan akan dapat bereksperimen dalam pencipta-
dari kedua etnomusikolog tersebut. Sistem an musik-musik baru, daya kreativitas seni-
tangga nada sembilan dan sepuluh nada man karawitan akan semakin bertambah.
dalam satu gembyang, tersirat pula pada se- Penelitian ini memakan waktu selama
buah manuskrip lontar tentang gamelan di enam tahun yang terbagi dalam tiga tahap-
Bali yang bernama Lontar Aji Gurnitha dan an yang masing-masing lama penelitiannya
Lontar Prakempa yang termaksud dalam dua tahun. Target penelitian tahap pertama
konsep Pengider Bhuana. antara lain adalah terbentuknya prototipe
Pengider Bhuana adalah konsep dasar instrumen 10 nada baik secara virtual mau-
dari berbagai macam tindakan, merupakan pun petuding (panduan) nada-nada yang
unsur pokok dalam pembentukan nada- terbuat dari kayu, dan sebagian instrumen
nada pada gamelan Bali. Disebutkan bah- gamelan Dasa Nada. Adapun untuk tahun
wa laras nada-nada pelog dan selendro di- kedua targetnya adalah penambahan in-
cantumkan dalam sebuah urutan lingkaran strumen dan diseminasi prototipe dengan
dengan delapan arah mata angin di tambah melibatkan mahasiswa dalam praktik lagu-
satu untuk bagian pusat (tengah) ini adalah lagu lama. Instrumen yang dibuat ben-
konsep untuk tangga nada sembilan nada tuknya akan mirip dengan gangsa gamelan
dalam satu gembyang, dan untuk konsep Gong Kebyar, yaitu bilahnya digantung.
sepuluh nada dalam satu gembyang adalah Tahap kedua, memerlukan waktu selama
sebuah lingkaran dengan delapan arah dua tahun adalah dengan tujuan membuat
mata angin ditambah dua nada di pusat gending-gending baru sebanyak 6 buah gen-
bagian atas dan bawah. Kalau nada-nada ding yang tentunya dipadukan pula dengan
tersebut disusun dimulai dari tengah men- gending yang sudah ada dan hasilnya dapat
jadi ndong, dung, ndung, dang, ndang, ding, didiseminasikan baik berupa pementasan
nding, deng, ndeng, ding, nding, dan dong. langsung maupun berupa rekaman audio
Musikolog yang pernah menuliskan video. Penelitian tahap ketiga dilakukan
teori tentang interval nada pada pelog sepu- selama 2 tahun dan fokus pada perbaikan
luh nada dalam satu gembyang yaitu Raden prototipe gamelan seperti penambahan bi-

86
- Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang -

lah, penambahan instrumen bilah dan pen- terapan yang bersifat kualitatif yang harus
con, dan tidak menutup kemungkinan menggunakan pendekatan multi-disiplin.
penambahan reportoar gending. Dengan Pendekatan multi-disiplin ilmu yang di-
terbentuknya prototipe gamelan 10 nada lakukan adalah pendekatan matematis un-
maka diharapkan para kreator karawi- tuk mengukur interval, pendekatan estetis
tan tidak perlu bersusah payah mencari untuk menentukan nada dasar, pendekat-
gamelan yang berlaras pelog dan gamelan an ilmu sampling nada pada sofware Fruity
berlaras selendro yang kemudian digabung- loops untuk membuat sampler nada-nada
kan menjadi satu, tetapi cukup menggu- secara virtual, pendekatan ilmu pembuatan
nakan gamelan bernada 10 untuk keper- gamelan atau organologis untuk mewu-
luan kreativitasnya. judkan nada-nada dalam instrumen, dan
Penelitian ini bertujuan untuk mening- pendekatan musikologis untuk mengeta-
katkan perkembangan dunia karawitan hui teknik menabuh gamelan.
baik secara teoritis maupun praktis. Dilihat Prototipe instrumen 10 nada yang ter-
dari segi teoritis dapat mengembangkan buat dari kayu akan dieksplorasi sedemiki-
pengetahuan instrumentasi, pengetahuan an rupa melalui berbagai macam percobaan
pembuatan gamelan, pengetahuan konsep dengan cara memainkan berbagai lagu
dasar nada, sehingga nantinya diharapkan yang telah ada. Instrumen-instrumen dari
pengguna hasil penelitian ini akan kembali prototipe gamelan dasa nada dibuat dengan
pada sumber teori musik Indonesia yang memerhatikan berbagai faktor teknis mena-
sangat beragam. Penelitian ini berdasarkan buh. Hasil dari percobaan ini merupakan
beberapa teori, antara lain teori nada ber- dasar penetapan model ensambel dari pe-
dasarkan arah mata angin (lontar prakem- runggu yang akan dibuat.
pa), teori laras oleh Raden Machjar Angga Bahan pertimbangan prototipe gamelan
Kusumadinata, lingkaran kempyung oleh 10 nada adalah: 1) Bahan instrumen yang
Atik Sopandi, dan teori skema laras oleh dibuat tahun pertama terbuat dari kayu,
R Hardjo Subroto. Dengan penerapan be- dan prototipe gamelan akan dibuat dari
berapa teori tersebut, maka penelitian ini perunggu. 2) Jumlah nada dalam satu
dapat mewujudkan sebuah gamelan baru gembyang biasanya 5 nada dan atau 7 nada
yang mempunyai sistem 10 (sepuluh) nada berubah menjadi 10 nada. 3) Bilah-bilah
dalam satu gembyang. instrumen apakah akan digantung atau
Hadirnya gamelan yang mempunyai 10 ditancapkan. 4) Teknik menabuh apakah
nada dalam satu gembyang, akan menambah menggunakan 2 tangan atau satu tangan. 5)
kemampuan praktis penabuh karawitan, Pemukul yang dipergunakan apakah kayu
berlanjut pada pertambahan pengetahuan polos atau kayu dengan pelembut.
karawitan, daya cipta seni karawitan, dan Pada penelitian “Nawa Swara: Gamelan
keterampilan teknik bermain karawitan. Sistem Sembilan Nada dalam Satu Gembyang”,
Tujuan penelitian dalam dua tahun beri- lima bahan pertimbangan tersebut terea-
kutnya mendapatkan prototipe gamelan 10 lisasikan pada saat sudah mulai mencoba
nada dan telah terdiseminasikan pada ma- menabuh gamelan Nawa Swara dengan
syarakat. menggunakan lagu-lagu yang sudah ada.
Pendekatan yang dilakukan untuk Pada saat itu diperlukan perubahan ben-
menjawab permasalahan sistem tangga tuk instrumen dan penempatan posisi bilah
nada, interval nada, bentuk/perwujudan bernada tinggi maupun bernada rendah,
gamelan menggunakan 10 nada dalam satu tetap menggunakan satu pemukul kayu
gembyangnya, jelas merupakan penelitian polos, gaung yang ditimbulkan tidak se-

87
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016 -

perti gamelan Bali karena memang tidak HASIL DAN PEMBAHASAN


dibuat ngumbang-ngisep. Percobaan me-
Penelitian Pendahuluan
nabuh gamelan sangat diperlukan untuk
melihat faktor kesulitan menabuh, karena Rd Machjar Angga Kusumadinata yang
akan terjadi kemungkinan adanya loncatan mengenal ilmu musik dengan relung-relung
nada dari yang tidak berjarak tanpa (antara hitungannya, mulai dengan ukuran centi
jarak dalam rangkaian nada pada instru- sampai dengan interval-intervalnya, kemu-
men) sampai dengan yang jaraknya dua dian mengukur susunan tangga nada (laras)
bilah. Oleh karena jarak akan berpengaruh Sunda, pada waditra (instrumen) gamelan,
pada kecepatan memukul bilah yang satu secara cermat dan teliti. Berdasarkan tela-
dengan bilah yang lainnya. ahannya akhirnya membuahkan hasil bah-
Berdasarkan uji coba instrumen, dibuat wa swarantara (interval) pada tangga nada
6 buah instrumen berbentuk bilah ngum- karawitan Sunda, berbeda dengan interval
bang-ngisep. Instrumen yang akan dibuat musik. Mulailah beliau berguru pada seni-
antara lain dua buah instrumen gangsa man gamelan, sekaligus mengenal tabuh
gantung dengan jumlah bilah sebanyak 14 dan lagu gamelan di pendopo Kabupaten
Sumedang. Dengan terjun langsung belajar,
bilah, dan gambang 2 oktaf 28 bilah. Pem-
baik vokal dan tabuhannya, akhirnya Rd
buatan instrumen-instrumen ini harganya
Machjar AK membuat kesimpulan, bahwa
diperkirakan lebih tinggi antara 30% – 50%
antara musik dan karawitan teu harib-harib
dari harga pasaran yang berlaku. Dengan
acan! (jangankan sama, mendekati pun ti-
berbagai pertimbangan pula, maka pem-
dak). Itulah sekelumit uraian Rd Machjar
buatan gamelan akan dilakukan di bengkel
AK yang mengawali latar belakang beliau
perapen di Surakarta (pande Cukrik) kare-
menggeluti karawitan Sunda, seperti yang
na telah mempunyai pengalaman dalam
diungkapkannya dalam buku Pangawikan
membuat gamelan Nawa Swara yang mem-
Rinengga Swara, dan Sari Raras. Konon se-
punyai sistem 9 nada. Percobaan yang di-
jak tahun 1916 Rd Machjar AK (RMK) mu-
lakukan pada prototipe gamelan Dasa Nada
lai merintis penelitiannya yang kemudian
adalah melalui praktek menabuh gamelan dikembangkan menjadi teori karawitan
dengan menggunakan sampel dari repor- Sunda. Dibuatlah serat kanayagan (notasi)
toar karawitan Bali, Jawa, dan Sunda, un- Da Mi Na Ti La, yang membedakan dengan
tuk sistem analisa musikologis pada berba- musik yang mempergunakan Do Re Mi Fa
gai gending yang sudah ada di Nusantara, So La Ti Do. Untuk mencoba penggunaan
dan untuk artkel ini khusus menggunakan serat kanayagan yang dibuatnya, RMK men-
gending yang berasal dari Bali saja. coba mengajarkannya kepada Abdul Gafur
Prototipe gamelan Dasa Nada didisemi- orang Sumatera Barat, dengan lagunya Suba
nasikan prototipe dengan cara mengajak Kastawa. Ternyata Abdul Gafur bisa mem-
alumni program studi seni karawitan yang bacanya dengan baik dan legalah hatinya
berkecimpung dalam seni karawitan untuk karena apa yang dibuatnya ternyata tidak
membuat gending-gending yang khusus un- sia-sia. Selanjutnya Rd Machjar AK mulai
tuk gamelan Dasa Nada. Dengan demikian menuliskan lagu-lagu Sunda dengan serat
maka diseminasi dan gending khusus untuk kanayagan ciptaannya. Tangga pada pelog
prototipe dapat dilaksanakan dengan baik. ditentukan jumlahnya 9 swara. Salendro
Diseminasi yang dilaksanakan dengan me- pada awalnya jumlahnya beragam, ada
libatkan mahasiswa dengan menggunakan yang 10 swara, 12 swara, 15 swara, dan 17
gending-gending yang sudah ada. swara. Di mana akhirnya ditetapkan bahwa

88
- Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang -

Tabel 1. Perbandingan Nada-nada


Sistem Notasi Notasi
Dasa Nada B O I S G M P A U L B
Damina 1 5+ 0 5 4 3 3- 2 1
Kepatihan 6 7 1 2 3 4 5 6
Ding dong a Ai i o e eu u A

Tabel 2. Interval Sistem Dasa Nada RMAK


Nda B O I S G M P A L B
Interval 120 120 120 120 120 120 120 120 120

tangga nada salendro jumlahnya 17 swara Lontar prakempa dalam bukunya berjudul
(Herdini, 2002). Literature of Java dalam kelompok wariga
Susunan nada-nada dalam pelog Dasa (Wariga, Tutur, Kanda, dan Usada) karena
Nada RMK, jika dibandingkan dengan nada isinya tentang gejolak dunia yang berkait-
pada sistem notasi Kepatihan, sistem no- an dengan bunyi gamelan Bali. Lontar
tasi Damina dan sistem notasi Dingdong, di- prakempa juga mempunyai tutur (nasehat)
peroleh hasil seperti dapat dilihat pada tabel Bhagawan Gottama (Bandem, 1986:8-9).
1. Perbandingan tersebut mengungkapkan Pada syair nomor 7, tersurat: Adapun
bahwa dalam berbagai sistem notasi yang di sekeliling dan di tengah-tengahnya ada
ada (Damina, Kepatihan, dan Dingdong tidak cahaya beraneka warna disertai dengan ak-
terdapat nada-nada mutlak lainnya seperti sara dan bunyinya:
yang ada dalam susunan nada Nawa Nada. Di Timur rupanya putih aksaranya Sang
Oleh karenanya pada sistem notasi Damina dan suaranya dang
ada nada sisipan antara nada 5+ dan nada 5 Di Tenggara rupanya dadu, aksaranya
Nang dan suaranya ndang
serta nada antara nada 3 dan 3-. Pada sistem Di Selatan rupanya merah, aksaranya Bang,
notasi Kepatihan terdapat 2 nada sisipan dan suaranya ding
Di Barat Daya rupanya jingga, aksaranya
yaitu nada antara nada 7 dan 1 serta nada Mang, dan suaranya nding
sisipan antara nada 3 dan 4. Adapun tabel 2 Di Barat, rupanya kuning, aksaranya Tang,
merupakan tabulasi teori RMK yang menye- dan suaranya deng
Di Barat Laut rupanya hijau, aksaranya
butkan nada dalam sistem 10 nada dalam Sing, dan suaranya ndeng
satu gembyang mempunyai jarak yang sama Di Utara rupanya hitam, aksaranya Ang,
dan suaranya dung
yaitu 120 cent (Sopandi, 1975:34). Di Timur-Laut rupanya biru, aksaranya
Kita tinggalkan dahulu teori yang di- Wang, dan suaranya ndung
ungkapkan oleh RMK. Berikut ini adalah Di tengah rupanya lima warna, aksaranya
Ing, di tengah atas I di tengah Bawah Y, dan
suratan teori yang diungkapkan dalam suaranya di atas dong, dan di bawah ndong
Lontar Prakempa dan Lontar Aji Gurnita. (Bandem, 1986:33).
Lontar prakempa merupakan sebuah karya
prosa yang terdiri dari 84 alinea, berba- Gambaran dari konsep Pengider Bhuana
hasa Jawa Kuna dan ditulis dalam huruf dapat dilihat pada gambar 1. Untuk meng-
Bali yang sejajar dengan bahasa yang di- urai konsep 10 nada dalam lontar prakempa
pergunakan dalam babad-babad Bali yang maka dilakukan pengukuran nada-nada
diperkirakan muncul pada pertengahan pada gamelan yang mempunyai laras selen-
abad ke-18, namun diperkirakan jauh le- dro dan mengambil beberapa contoh dari
bih muda lagi. Pigeaud mengelompokan gamelan Jawa dan Gender Wayang.

89
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016 -

Hasil pengukuran pada instrumen de-


mung dan saron laras Selendro, didapat pula
penemuan baru untuk sistem 10 nada dalam
satu gembyang, intervalnya berbeda dengan
teori RMK. Teori RMK menyebutkan bahwa
interval untuk laras selendro 10 nada mempu-
nyai jarak yang sama yaitu 120 cent (Sopan-
di, 1975:34) dalam temuan baru ini interval
antara nada satu dengan nada-nada lainnya
mempunyai jarak yang berbeda hal ini di-
lakukan dengan menyi-sipkan nada-nada
di antara lima nada laras selendro. Sistem 10
nada dalam satu gembyang yang dihasilkan
Gambar 1. Pengider Bhuana (Bandem, 1986:42-43) dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 3. Hasil pengukuran instrumen Saron Slendro pada Saron Gamelan Jawa

Saron 1 Slendro Saron 2 Slendro


Nada Tuner Interval Nada Tuner Interval
6 A#+45 6 A#+45
255 260
1 C# 1 C#+5
245 225
2 D#+45 2 D#+35
235 250
3 F#-20 3 F#-20
240 240
5 G#+20 5 G#+20
230 230
6 B-50 6 B-50
260 260
1 C#+10 1 C#+10

Tabel 4. Hasil pengukuran instrumen Gender pada Gamelan Gender Wayang


Pemade Pengumbang Kantilan Pengumbang
Nada Tuner Interval Nada Tuner Interval
E F-30 E F+30
250 230
U G+20 U G#-40
270 250
A A#-10 A A#+10
240 240
I C+30 I C#-50
260 270
O D#-10 O D#+20
250 210

90
- Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang -

E F+40 E F+30
220 290
U G#-40 U G#+20
260 230
A A#+20 A B-50
230 230
I C#-50 I C#-30
220 310
O D#-30 O E-20

Tabel 5. Temuan Tangga Nada Sistem Sepuluh


Nada dalam Satu Gembyang

Demung Temuan sistem 10 nada


Selendro Perkiraan Perkiraan
nada interval
6 A#+45
125
6+ C-30
130
1 C#
Gambar 2. Petuding Prototipe Gamelan
120 Sistem 10 Nada
(Sumber: Santosa, 2015)
1+ D-25
125
2 D#+45 lebih lanjut lagi melalui metoda sampler
115 nada, tahap pembentukan instrumen, sam-
2+ F-40 pai pembuatan prototipe gamelan. Namun
120 terlebih dahulu dibuatkan petuding (lihat
3 F#-20 gambar 2) sebagai panduan dalam menen-
120 tukan nada-nada yang akan dipergunakan
3+ G dalam prototipe gamelan sistem sepuluh
120 nada dalam satu gembyang.
5 G#+20 Berdasarkan percobaan, diperoleh tiga
115 macam interval pelog lima nada seperti
5+ A+30 pada gambar 3, gambar 4, dan gambar 5.
115 Dari petuding yang telah dibuat dan ber-
6 A#+45 dasarkan teori lingkaran kwint dengan
mengikuti pola interval A: X - - X X - X - -
X, (seperti pada gambar 3) maka berbagai
Interval nada-nada berkisar antara 115 nada yang ada dalam prototipe gamelan
sampai 130 cent. Interval seperti di atas 10 nada tersebut didapat 10 susunan nada-
banyak dipergunakan dalam nada-nada nada laras pelog 5 nada (Gong Kebyar dan
gamelan di Bali. Nada dalam tabel di atas Gong Gede), secara teori diperoleh hasil
belum tentu seperti itu, perlu pembuktian seperti dapat dilihat pada tabel 6.

91
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016 -

Tabel 6. Susunan Interval Pelog Lima Nada dalam Gamelan Sistem 10 Nada

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Nada dasar


1. a i o 3 u A 1=A
2. u a i o e U 1=U
3. u a i o e 2=U
4. u a i o e 3= U
5. e u a i o E 1=E
6. e u a i o 2=E
7. o e u a i O 1=O
8. i o e u i I 1=I
9. i o e u a 2=I
10. i o e u a 3=I

Gambar 3. Interval A Pelog 5 nada Gambar 4. Interval B Pelog 5 nada


(Sumber: Santosa, 2015) (Sumber: Santosa, 2015)

Berdasarkan percobaan pertama, dite- X X X X – X X. Jika susunan nada diato-


mukan pula ragam laras diatonis, namun nis ini diurutkan berdasarkan nada dasar
nada 2 (re) pada notasi Chever (angka) ter- pada notasi Sunda Buhun, maka diperoleh
kesan melayang atau tidak pas. Pola inter- susunan 10 nada dasar seperti dapat dili-
val nada diatonis yang terliput dalam nada hat pada tabel 7.
pada gamelan Nawa Swara ini adalah X – X

Tabel 7. Susunan Interval Pelog Tujuh Nada dalam Gamelan Sistem 10 Nada

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Nada dasar


1. a ai i o e eu u A 1=A
2. u a ai i o e eu u 1=U
3. eu u a ai i o e eu 1 = EU
4. eu u a ai i o e 2 = EU
5. e eu u a ai i o E 1=E
6. e eu u a ai i o 2=E
7. o e eu u a ai i o 1=O
8. i o e eu u a ai I 1=I
9. i o e eu u a ai 2=I
10. ai i o e eu u a ai 1 = AI

92
- Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang -

Gambar 6. Prototipe Gamelan Sistem 10 Nada


Gambar 5. Interval C Pelog 5 Nada dalam Satu Gembyang
(Sumber: Santosa, 2015) (Sumber: Santosa, 2015)

Permasalahan rasa antara pelog Jawa de- mat mungkin dengan kualitas yang cukup
ngan pelog Degung pada gamelan Degung, baik, sesuai dengan perhitungan ketika
dalam praktek/menabuh dengan meng- membuat prototipe gamelan Nawa Swara
gunakan gamelan Jawa pada nada 3 (lu) yang dibuat di Jawa, yaitu antara Pande
dan nada 3 (na) gamelan Degung berbeda. Cukrik di Kandang Sapi Jebres Solo, maka
Menurut R. Machjar A. K., menyebutkan keputusan membuat prototipe gamelan 10
bahwa laras/nada pada gamelan Degung nada karena pertimbangan tersebut. Per-
bukan berasal atau turunan dari laras pelog timbangan lainnya karena Pande Cukrik
melainkan berasal dari laras selendro. Hal ini juga telah berpengalaman membuat alat
menyebabkan perbedaan rasa karena nada musik hampir dari seluruh Nusantara.
3 (lu) pada gamelan Jawa lebih rendah dari Setelah berdiskusi dengan Pande Cukrik
nada (3) na pada gamelan Degung. Berdasar- maka Prototipe gamelan sepuluh nada ini
kan pola interval pada gamelan jawa dengan akan mengambil format gamelan-gamelan
sistem notasi kepatihan adalah X X - X X X - X kuno yang ada di Bali yaitu yang memadu-
XX, sedangkan nada dalam gamelan Degung kan antara gamelan bahan logam dengan
memiliki pola intervalnya adalah X - - X X bilah bambu maupun kayu seperti gamelan
- X – X, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambang dan gamelan Gong Luang.
perbandingannya pada tabel 8. Pada tahun pertama mengingat per-
bandingan biaya maka yang dapat dibuat
Prototipe Gamelan Sistem Sepuluh Nada adalah gangsa gantung dua buah dan ding-
klik kayu dua buah. Standar atau tungguh
Pembuatan prototipe gamelan sistem yang dipergunakan merupakan modifi-
10 nada dilakukan melalui berbagai perhi- kasi antara teknik menabuh berdiri dan
tungan antara lain biaya yang harus dike- teknik menabuh duduk di kursi, sehingga
luarkan, bahan yang dipergunakan, bentuk
kedua teknik menabuh dapat diperguna-
instrumen, dan kerumitan dalam mena-
kan dalam memainkan prototipe gamelan
buh. Dari segi biaya, diperhitungkan sehe-
sistem sepuluh nada.

Tabel 8. Perbandingan nada-nada dalam interval gamelan Degung dan Gamelan Jawa

Sunda Buhun B O I S G P M A U L B O I Nada dasar


Gamelan Jawa 6 7 1 2 3 4 5 6 7 6=B
Gamelan Degung 1 5 4 3 2 1 1=B

93
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016 -

Tabel 9. Interval Nada Gamelan Jegog dalam Sistem 10 Nada

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 Nada dasar


1. e u a i e 1=e
2. e u a i 2=e
3. e u a i 3=e
4. I e u a i 1=i
5. I e u a 2=i
6. A i e u a 1=a
7. a i e u 2=a
8. U a i e u 1=u
9. u a i E 2=u
10. u a i E 3=u

Pada sesi konsultasi dengan Pande 1. Tabuh Gegilakan, Jegog.


Cukrik di Surakarta, terdapat temuan in- [[ . a e . a e a i . e i e .iai
. e i e . i . a .iei . a .(u)]]
terval D untuk wilayah nada pada gamelan
Jegog. Namun setelah Bapak Ketut Sudana
Jika dimainkan dengan menggunakan
(ahli Jegog) yang juga merupakan anggota
sistem sepuluh nada dengan mengguna-
peneliti melakukan percobaan, maka per-
kan wilayah nada jegog seperti di atas yai-
cobaan tersebut menghasilkan wilayah
tu dengan menggunakan 1=e, maka akan
nada sebagai berikut,
menghasilkan nada-nada sebagai berikut,
0-0-0- u–0–a–0–i–0–0–e–0- 0 [[ . 6 1 . 6 1 6 8 . 1 8 1 .868
. 1 8 1 . 8 . 6 .818 . 6 .(4)]]
Selanjutnya menurut teori hasilnya da-
lam sistem sepuluh nada ini akan menghasil- Kemudian jika gending Gilak dalam ga-
kan interval wilayah nada dalam gamelan melan Jegog dimainkan dengan menggu-
Jegog seperti dapat dilihat pada tabel 9. nakan 2 = e maka akan diperoleh susunan
nada sebagai berikut,
Praktek Menabuh
Sistem sepuluh nada:
Pada tahap percobaan ini mahasiswa 1- 2-3 -4-5-6-7-8-9-0-1
mempraktekkan beberapa repertoar tabuh
Wilayah nada Jegog:
yang masing-masing dapat mewakili en-
0-e-0- 0–u–0–a–0–i–0–0
sambel Jegog, Smar Pagulingan, dan ang-
klung. Wilayah nada laras Jegog yang sesuai
Jika diterapkan maka gendingnya akan
dengan urutan bilah gangsa adalah urutan
menjadi:
pada bilah ke 1, 4, 6, dan 8 dengan nada u,
a, i, dan e. Adapun untuk repertoar tabuh [[ . 2 5 . 7 2 7 9 . 2 9 2 .979
dari ensambel jegog yang diujicobakan . 2 9 2 . 9 . 7 .929 . 7 .(5)]]
adalah tabuh gegilakan.
Sistem sepuluh nada: Selanjutnya reportoar tabuh ke dua me-
1- 2-3 -4-5-6-7-8-9-0-1 wakili ensambel Smar Pagulingan. Untuk
wilayah nada laras Smar Pagulingan sesuai
Wilayah nada Jegog:
dengan urutan nada sebagai berikut:
e-0-0- u–0–a–0–i–0–0–e

94
- Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang -

Percobaan praktek lagu ketiga adalah


reprrtoar tabuh yang mewakili ensambel
angklung. Adapun untuk repertoar tabuh
dari ensambel Angklung yang diujico-
bakan adalah sebagai berikut:

3. Tabuh Angklung laras slendro


. i o e . u . e oioe o i o e oioe
. o . e . i . i .o.e . e o e oeio
e i o e . o i . oe.o . i . o ei.i
Gambar 7. Praktek menabuh . i . e o i o e uoue o i o e uioe
Sumber: Santosa, 2015)
. i . e . o . i oe.u i . o e .o.i

Urutan sistem 10 nada: Untuk wilayah nada laras Angklung


1- 2-3 -4-5-6-7-8-9-0-1 sesuai dengan urutan bilah gangsa adalah
urutan pada bilah ke 1, 5, 7, dan 8, dengan
Wilayah nada Smrpglgn:
nada i, o, e, dan u.
a – ai – 0 – i – o – 0 – e- eu - 0 – u – a
Susunan sistem 10 nada:
Adapun untuk reportoar tabuh dari en- 1- 2-3 -4-5-6-7-8 -9-0-1
sambel Smar Pagulingan yang diujicobakan
adalah tabuh selisir. Wilayah nada Angklung:
u-0-0- 0- i-0- o–e–0–0- u
2. Tabuh Selisir, dengan nada wilayah laras
Smar Pagulingan. Maka gending Tabuh Angklung men-
jadi seperti berikut:
Kawitan:
o . e u u e. u a . u e o . e u e u e o e (u) . 5 7 8 .1.8 7578 7 5 7 8 7878
[[. e . a . e . o .e.a . e . u]] . 7 . 8 . 5 . 5 .7.8 . 8 7 8 7857
8 5 7 8 . 7 5 . 78.7 . 5 . 7 85.5
ueea a u e o oeea aeeu
. 5 . 8 7578 1718 7 5 7 8 1578
. 5 . 8 . 7 . 5 78.1 5 . 7 8 . 7 . 5.
Gending tersebut dipraktekan dengan
sistem 10 dengan menggunakan wilayah
SIMPULAN
nada di atas maka hasilnya menjadi seperti
berikut, Pengukuran nada-nada secara mate-
Urutan sistem 10 nada: matis tidaklah tepat dipergunakan dalam
1- 2-3 -4-5- 6-7-8- 9-0-1 pembuatan prototipe gamelan sistem sepu-
Wilayah nada Smrpglgn: luh nada. Hal ini terjadi ketika apa yang
a – ai – 0 – i – o – 0 – e- eu - 0 – u – a ditemukan dalam penelitian gamelan Nawa
Swara yang kemudian diwujudkan dalam
Kawitan:
5 . 7 0 0 7. 0 1 . 0 7 5 . 7 0 7 0 7 5 7 (0) bentuk petuding, ternyata dari sisi rasa tera-
[[. 7 . 1 . 7 . 5 . 7 . 1 . 7 . 0]] sa ada yang tidak pas walaupun secara laras
0 7 7 1 1 0 7 5 5 7 7 1 1770 selendro sudah benar namun ternyata nada
sisipannya yang menggunakan hitungan
Bilah Gangsa: matematis terasa tidak enak didengar dan
1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13
terasa kurang pas untuk nada-nada pelog.
Wilayah nada Angklung: Walaupun baru memasuki tahun ke-
0-0-0- 0- i-0- o–e–0–0- u -0 - 0 tiga, penelitian tentang rekayasa gamelan

95
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 1 No. 2 Desember 2016

dengan menggunakan sistem sepuluh media Jilid 1. Denpasar: Jurusan Ka-


nada dalam satu gembyang telah memberi- rawitan STSI Denpasar.
kan harapan besar terhadap kreativitas
berkarawitan. Hal ini disebabkan berhasil- ---------------. 2007. Laporan penelitian hibah
nya sistem sepuluh nada dalam memberi- bersaing tahun 1 “Nawa Swara: ga-
kan alternatif gamelan terhadap sebuah melan sembilan nada dalam satu
rekonstruksi untuk memberikan contoh gembyang”, dibiayai DP2M Dikti.
terhadap berbagai jenis gamelan yang ada
di Bali karena dapat terwakili oleh gamelan ---------------. 2008. Laporan penelitian hibah
dengan sistem sepuluh nada yang sedang bersaing tahun 2 “Nawa Swara: ga-
dalam tahap penelitian memasuki tahun ke melan sembilan nada dalam satu
tiga, yang kemudian pada akhirnya seni- gembyang”, dibiayai DP2M Dikti.
man tidak perlu repot-repot membawa ber-
---------------. 2008. “Nawa Swara: 9-Tone Ga-
bagai gamelan dalam olah kreativitasnya
melan Music Under Construction.”
karena ingin menampilkan gamelan Bali
Mudra Special Editiom 2008.
yang begitu banyak macam dan jenisnya.

---------------. 2013. “Mencari Prototive Ga-


Daftar Pustaka melan Sembilan Nada dalam Satu
Gembyang”, Bheri, Jurnal Ilmiah
Arnawa, I Made. 2004. Pendro, Sebuah Karawi-
Musik Nusantara. Vol 12 No. 1 Sep-
tan Hibrid. Denpasar: Program Due-
tember 2013.
Like Batch IV STSI Denpasar.
---------------. 2015. Eksplorasi Gending da-
Bandem, I Made. 1986. Prakempa sebuah Lon- lam Gamelan Nawa Swara. Kalang-
tar gamelan Bali. Denpasar: ASTI wan, Jurnal Seni Pertunjukan Vo-
Denpasar. lume 1 Nomor 2 Desember 2015.

Kusumadinata, Raden Machjar Angga. 1967. Soedarsono, R.M. 2001. Metodologi Penelitian
Pangawikan Rinengga Swara. Ban- Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Cet.
dung: Pelita Bandung. 2, Bandung: Masyarakat Seni Per-
tunjukan Indonesia.
---------------. 1973. Titilaras. Bandung.
Sopandi, Atik, 1975. Pengetahuan Dasar Ka-
Martopangrawit. 1975. Pengetahuan Karawi- rawitan. Bandung: Proyek pengem-
tan, jilid I, II. Surakarta: ASKI Surakarta. bangan budaya Sunda.

Rai, I Wayan. 1997. Standarisasi Laras (Tuning ----------------. 1988. Pengetahuan Titi laras.
Sistem) Gamelan Gong Kebyar Game- Bandung: ASTI Bandung.
lan Gong Kebyar. Denpasar: UPM
STSI Denpasar. webtografi:

---------------. 1997. Peranan Sruti dalam pe- Herdini, Heri. 2002. Gamelan Ki Pembayun,
patutan Gamelan Smar Pagulingan Bukti Sejarah yang Hilang tanpa Jejak
Saih Pitu, dalam Mudra, Jurnal Budaya. http://www.pikiran-rakyat.com/ce-
tak/0902/26/khazanah/utama2.htm,
Santosa, Hendra. 2005. Pengetahuan Multi- diakses tanggal 26 Agustus 2006
pukul 13.30 WITA.

96

Anda mungkin juga menyukai