Anda di halaman 1dari 25

PRESEDENCE DIAGRAM METHOD

Indah ria riskiyah, st., mt


OVERVIEW

1. PRECEDENCE NETWORKING
2. HUBUNGAN KETERGANTUNGAN.
3. PERHITUNGAN PRESENDENCE NETWORK
- PERHITUNGAN KE DEPAN;
- PERHITUNGAN KE BELAKANG;
- CONTOH PERHITUNGAN.
4. FLOAT DAN JALUR KRITIS.
5. PERBANDINGAN CPM - PDM

.
PRESENDENCE DIAGRAM NETWORK (PDM)
1. PDM merupakan bentuk alternatif untuk merepresentasikan network
pekerjaan.
2. PDM sangat efektif untuk:
a. Pekerjaan yang berulang (repetitive work), seperti:
- Pembangunan unit-unit rumah;
- Pekerjaan gedung berlantai banyak;
- Jembatan panjang dengan jumlah pilar yang banyak; dll.
b. Jika banyak aktifitas dilakukan bersamaan (paralel).
3. Merupakan Activity on Node (AON) karena kegiatan proyek direpresentasikan
dalam node yang berbentuk kotak.
4. Keunggulan PDM:
- Untuk aktifitas overlap, precedence network lebih sederhana;
- Dummy tidak diperlukan lagi.
- Perhitungan network menjadi lebih sederhana, kemungkinan kesalahan
menjadi lebih kecil.
PENGGAMBARAN PRESEDENCE DIAGRAM NETWORK
1. Kegiatan dan 3. Anak panah hanya
peristiwa ditulis sebagai penghubung
dalam satu node kegiatan atau memberikan
berbentuk kotak keterangan hubungan antar
PDM kegiatan.

ES EF

Aktivitas

Durasi Aktivitas

LS LF

2. Peristiwa 4. Jenis hubungan


merupakan ujung- antar dua kegiatan
ujung kegiatan baik dituliskan diatas
awal maupun akhir anak panah
kegiatan
Ketergantungan Kegiatan
Finish to Start (FS)

→ Suatu kegiatan baru dapat dikerjakan


jika kegiatan sebelumnya telah
selesai.
→ Ex: Kegiatan pondasi baru dapat
dimulai setelah kegiatan galian
Finish
selesai.

Start
Ketergantungan Kegiatan
Finish to Finish (FF)

→ Suatu kegiatan harus selesai bersamaan


dengan selesainya kegiatan lain.
→ Ex: Kegiatan taman selesai bersamaan
dengan kegiatan pagar.

Finish

Finish
Ketergantungan Kegiatan
Start to Start (SS)

→ Suatu kegiatan harus dimulai bersamaan


dengan kegiatan lainnya.
→ Ex: Kegiatan pembersihan lapangan
bersamaan dengan kegiatan direksikeet.
Start

Start
Ketergantungan Kegiatan
Start to Finish (SF)

→ Suatu kegiatan baru dapat diakhiri jika


kegiatan lain dimulai.
→ Ex: Kegiatan pembuangan sampah ke dalam
lubang diakhiri bila kegiatan penimbunan
lubang akan dimulai.
Start

Finish
Lead Time
Lead Time
→ Menghemat waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian kegiatan, tanpa perlu menunggu
kegiatan pertama selesai.
→ Ex: Kegiatan pondasi dilakukan setelah beberapa
bagian kegiatan galian dikerjakan tanpa menunggu
kegiatan galian selesai.

50% Galian

FS – 50%
Pondasi
Lag time
Lag Time
→ Tenggang waktu antara penyelesaian kegiatan
pertama dengan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
→ Ex: Kegiatan dinding dikerjakan setelah menunggu
pondasi kering bukan setelah kegiatan pondasi
selesai.

100% Pondasi
FS + 1

Dinding
PENGGAMBARAN HUB. KETERGANTUNGAN PADA
PDM
SS
FF

ES LS ES EF
Pengecoran Pengecoran
balok 3 Plat 4

TF D TF D

SF

ES LS ES EF

Urugan Galian
3 4
Pasir Tanah

TF D TF D
PENGGAMBARAN HUB. KETERGANTUNGAN PADA
PDM
FF

ES LS ES EF
Pengecoran Pengecoran
balok 3 Plat 4

TF D TF D

ES LS ES EF

Galian FS Urugan
3 4
Tanah Pasir

TF D TF D
FORWARD PASS (1)
FFij

ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj

SSij
SFij

1. Perhitungan Kedepan:
- untuk mendapatkan ES dan EF dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terbesar;
- EFi = ESi + Di
FORWARD PASS (2)
2. ESj diperoleh dari:

ESj =ESi + SSij


= EFi + FSij

3. EFj diperoleh dari yang terbesar:


EFj = EFi + FFij
= ESj + Dj
= ESi + SFij klik

4. Jika tidak terdapat hubungan SSij dan FSij dan


kegiatan tidak boleh diputus, maka:
ESj = EFj – Dj, atau
ESj = waktu mulai proyek (jika kegiatan boleh
terputus)
PERHITUNGAN KEDEPAN
FFij

ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj
LS LF LS LF
SSij
SFij

Perhatikan jenis hubungan antara kegiatan i dengan kegiatan j.


a. Hubungan FS menunjukkan kita mulai menghitung dari EF kegiatan i
ditambahkan durasi hubungan kita letakkan di ES kegiatan J
b. Hubungan FF menunjukkan kita mulai dari EF kegiatan i kita tambahkan
durasi hubungan kita letakkan pada EF kegiatan j
c. Hubungan SS menunjukkan kita lihat nilai pada ES kegiatan i kemudian kita
tambahkan nilai pada hubungan kemudian kita letakkan pada ES kegiatan j
d. Hubungan SF Hubungan SS menunjukkan kita lihat nilai pada ES kegiatan i
kemudian kita tambahkan nilai pada hubungan kemudian kita letakkan
pada ES kegiatan j
PERHITUNGAN KEBELAKANG (1)
PERHITUNGAN KEBELAKANG PADA PRINSIPNYA SAMA HANYA JIKA PERHITUNGAN
KEDEPAN DITAMBAH UNTUK PERHITUNGAN KEBELAKANG DIKURANGI
FFjk

FSjk
j DESCj Dj k DESCk Dk
LS LF LS LF
SSjk
SFjk

1. Perhitungan Kebelakang:
- untuk mendapatkan LF dan LS dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terkecil;
- LSk = LFk – Dk.
PERHITUNGAN KEBELAKANG (2)

2. LFj diperoleh dari nilai:


LFj = LFk - FFjk
= LSk - FSjk

3. LSj diperoleh dari nilai yang terkecil:


LSj = LSk - SSjk
= LFk - SFjk
= LFj - Dj

4. Jika tidak terdapat hubungan FFjk dan FSjk dan


kegiatan tidak boleh terputus, maka:
LFj = LSj + Dj, atau
LFj = Waktu akhir proyek (jika kegiatan boleh
terputus).
JALUR KRITIS DAN FLOAT

Syarat jalur kritis pada PDM adalah :


•ES = LS
•EF = LF
•LF – ES = D
Perhitungan PDM (1)

Nama Durasi Paling Awal Paling Akhir


No Konstrain Float
Kegiatan (D) ES EF LS LF
1 A 5 - 0 5 0 5 0
2 B 6 SS(1-2)=3 3 9 3 9 0
3 C 6 FS(1-3)=2 7 13 8 14 1
FF(2-3)=2
4 D 7 SF(2-4)=11 7 14 7 14 0
5 E 6 FS(2-5)=1 11 17 11 17 0
SF(3-5)=9
SS(4-5)=4
6 F 8 SS(5-6)=5 16 24 16 24 0
PERHITUNGAN PDM

SS(4-5)=4

4
7 14
D
LS LF
7
SS(1-2)=3 SF(2-4)=11 SS(5-6) = 5

1 2 5 6
0 5 3 9 FS(2-5)=1 11 17 16 24
A B E F
LS LF LS LF LS LF LS LF
5 6 6 8
FF(2-3)=2

3
FS(1-3)=2 7 13
C
LS LF
6
SF(3-5)=9
PERHITUNGAN PDM
FREE FLOAT

FREE FLOAT adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk


suatu kegiatan boleh ditunda / terlambat, tanpa
menyebabkan keterlambatan pada kegiatan berikutnya.

FF = EF(j) – D – ES(i)
TOTAL FLOAT

TOTAL FLOAT adalah jumlah waktu yang diperkenankan


untuk suatu kegiatan boleh ditunda / terlambat, tanpa
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara
keseluruhan

TF = LF(j) – D – ES(i)
Perbandingan CPM dan PDM

Keunggulan PDM :
• Mampu menyajikan hubungan antar kegiatan secara lebih
sederhana
• Tidak memerlukan dummy dan tambahan detail untuk
menunjukkan kegiatan yang tumpang tindih (overlap)
• Sesuai untuk digunakan pada kegiatan yang bersifat reperitif
(berulang) seperti pada konstruksi jalan raya atau konstruksi
gedung bertingkat
Keunggulan CPM :
• Mampu menyajikan hubungan yang berlangsung di antara
dua kegiatan yang secara parsial berlangsung bersamaan,
• Lebih mudah untuk mengukur keterlambatan (delay) serta
mengetahui akibat yang ditimbulkannya.

T
THANK YOU...

Anda mungkin juga menyukai