1. PRECEDENCE NETWORKING
2. HUBUNGAN KETERGANTUNGAN.
3. PERHITUNGAN PRESENDENCE NETWORK
- PERHITUNGAN KE DEPAN;
- PERHITUNGAN KE BELAKANG;
- CONTOH PERHITUNGAN.
4. FLOAT DAN JALUR KRITIS.
5. PERBANDINGAN CPM - PDM
.
PRESENDENCE DIAGRAM NETWORK (PDM)
1. PDM merupakan bentuk alternatif untuk merepresentasikan network
pekerjaan.
2. PDM sangat efektif untuk:
a. Pekerjaan yang berulang (repetitive work), seperti:
- Pembangunan unit-unit rumah;
- Pekerjaan gedung berlantai banyak;
- Jembatan panjang dengan jumlah pilar yang banyak; dll.
b. Jika banyak aktifitas dilakukan bersamaan (paralel).
3. Merupakan Activity on Node (AON) karena kegiatan proyek direpresentasikan
dalam node yang berbentuk kotak.
4. Keunggulan PDM:
- Untuk aktifitas overlap, precedence network lebih sederhana;
- Dummy tidak diperlukan lagi.
- Perhitungan network menjadi lebih sederhana, kemungkinan kesalahan
menjadi lebih kecil.
PENGGAMBARAN PRESEDENCE DIAGRAM NETWORK
1. Kegiatan dan 3. Anak panah hanya
peristiwa ditulis sebagai penghubung
dalam satu node kegiatan atau memberikan
berbentuk kotak keterangan hubungan antar
PDM kegiatan.
ES EF
Aktivitas
Durasi Aktivitas
LS LF
Start
Ketergantungan Kegiatan
Finish to Finish (FF)
Finish
Finish
Ketergantungan Kegiatan
Start to Start (SS)
Start
Ketergantungan Kegiatan
Start to Finish (SF)
Finish
Lead Time
Lead Time
→ Menghemat waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian kegiatan, tanpa perlu menunggu
kegiatan pertama selesai.
→ Ex: Kegiatan pondasi dilakukan setelah beberapa
bagian kegiatan galian dikerjakan tanpa menunggu
kegiatan galian selesai.
50% Galian
FS – 50%
Pondasi
Lag time
Lag Time
→ Tenggang waktu antara penyelesaian kegiatan
pertama dengan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
→ Ex: Kegiatan dinding dikerjakan setelah menunggu
pondasi kering bukan setelah kegiatan pondasi
selesai.
100% Pondasi
FS + 1
Dinding
PENGGAMBARAN HUB. KETERGANTUNGAN PADA
PDM
SS
FF
ES LS ES EF
Pengecoran Pengecoran
balok 3 Plat 4
TF D TF D
SF
ES LS ES EF
Urugan Galian
3 4
Pasir Tanah
TF D TF D
PENGGAMBARAN HUB. KETERGANTUNGAN PADA
PDM
FF
ES LS ES EF
Pengecoran Pengecoran
balok 3 Plat 4
TF D TF D
ES LS ES EF
Galian FS Urugan
3 4
Tanah Pasir
TF D TF D
FORWARD PASS (1)
FFij
ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj
SSij
SFij
1. Perhitungan Kedepan:
- untuk mendapatkan ES dan EF dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terbesar;
- EFi = ESi + Di
FORWARD PASS (2)
2. ESj diperoleh dari:
ES EF FSij ES EF
i DESCi Di j DESCj Dj
LS LF LS LF
SSij
SFij
FSjk
j DESCj Dj k DESCk Dk
LS LF LS LF
SSjk
SFjk
1. Perhitungan Kebelakang:
- untuk mendapatkan LF dan LS dari seluruh kegiatan;
- selalu diambil harga yang terkecil;
- LSk = LFk – Dk.
PERHITUNGAN KEBELAKANG (2)
SS(4-5)=4
4
7 14
D
LS LF
7
SS(1-2)=3 SF(2-4)=11 SS(5-6) = 5
1 2 5 6
0 5 3 9 FS(2-5)=1 11 17 16 24
A B E F
LS LF LS LF LS LF LS LF
5 6 6 8
FF(2-3)=2
3
FS(1-3)=2 7 13
C
LS LF
6
SF(3-5)=9
PERHITUNGAN PDM
FREE FLOAT
FF = EF(j) – D – ES(i)
TOTAL FLOAT
TF = LF(j) – D – ES(i)
Perbandingan CPM dan PDM
Keunggulan PDM :
• Mampu menyajikan hubungan antar kegiatan secara lebih
sederhana
• Tidak memerlukan dummy dan tambahan detail untuk
menunjukkan kegiatan yang tumpang tindih (overlap)
• Sesuai untuk digunakan pada kegiatan yang bersifat reperitif
(berulang) seperti pada konstruksi jalan raya atau konstruksi
gedung bertingkat
Keunggulan CPM :
• Mampu menyajikan hubungan yang berlangsung di antara
dua kegiatan yang secara parsial berlangsung bersamaan,
• Lebih mudah untuk mengukur keterlambatan (delay) serta
mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
T
THANK YOU...