Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM STUDI S1

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS HASANUDDIN

MANAJEMEN PROYEK
BY
Rosmariani Arifuddin,

PERTEMUAN DUABELAS (XII)


Bahan Diskusi
Pertemuan 12

1 ANALISA PDM
PRECEDENCE DIAGRAM
METHOD
Adalah jaringan kerja yang termasuk
klasifikasi activity on node (AON), kegiatan
dituliskan dalam node yang umumnya
berbentuk persegi Panjang, sedangkan anak
panah hanya sebagai petunjuk hubungan
antara kegiatan yang bersangkutan
LAMBANG KEGIATAN PDM (W.
Irfianto, 2002)

Kegiatan dalam PDM mudah diidentifikasi, misalnya:

Pito Sumarno 4
Digambarkan sebagai berikut (Imam Suharto, 1998).

Pito Sumarno 5
BENTUK PDM MENURUT MT
CALLAHAN, 1992

Pito Sumarno 6
MENURUT HUSEN ABRAR

Pito Sumarno 7
KETENTUAN DALAM PDM
• Kotak menandai suatu kegiatan
• Dalam suatu kegiatan harus dicantumkan symbol nama kegiatan dan
durasinya
• Setiap node terdapat 2 peristiwa yaitu peristiwa awal dan akhir
• Node dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang berisi keterangan dari
kegiatan (nama, durasi, nomor, mulai, dan selesainya kegiatan)
• Dummy tidak diperlukan
• Anak panah hanya sebagai pendukung
• Garis penghubung dapat dimulai dari kegiatan kiri ke kanan atau
dari atas ke abwah
• Jika kegiatan awal teridir dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh
sejumlah kegiatan pula maka dapat ditambahkan kegiatan fiktif
START dan FINISH

Pito Sumarno 8
• Konstrain (tanda) menunjukkan hubungan antarkegiatan
dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya
• Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node
• Perhitungan ES dan EF menggunakan perhitungan ke
depan (forward analysis) atau dari kiri ke kanan
• Kegiatan predecessor adalah kegiatan I sedangkan
kegiatan yang dianalisis adalah kegiatan J (ES dan EF)
• Jiak ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam
kegiatan, amak ambil nilai terbesar

Pito Sumarno 9
• Jika tidak ada konstrain atau kegiatan splitable (FS atau SS) maka ES(j)
= EF(j)-D(j)
• Perhitungan LS dan LF dari kanan ke kiri (backward analysis)
• Sebagai kegiatan successor adalah kegiatan J sedangkan kegiatan yang
dianalisis adalah kegiatan I
• Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan,
maka ambil nilai terkecil
• Jika tidak ada konstrain atau kegiatan splitable (FF atau FS) maka LF(j)
= LS(i)+D(i)

Pito Sumarno 10
Pengertian Lag
• Link lag merupakan garis ketergantungan antara
kegiatan dalam suatu network
• Lag adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode
kegiatan J terhadap kegiatan I telah dimulai, pada
konstrain SS dan SF
• Lead adalah jumlah waktu yang mendahuluinya dari
suatu periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum
selesai pada konstrain FS dan FF

Pito Sumarno 11
4 Macam Konstrain
• Konstrain Selesai ke Mulai (FS), adalah konstrain yang
memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu
Rumus: FS(i-j) = a
Artinya: kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang
mendahuluinya (i) selesai.

• Konstrain Mulai ke Mulai (SS) adallah konstrain yang


memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu
kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu
Rumus: SS(i-j) = b
Artinya: kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan yang
terdahulu (i) mulai.
Pito Sumarno 12
• Konstrain Selesai ke Selesai (FF) adalah konstrain yang
memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu
kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu.
Rumus: FF(i-j) = c
Artinya: kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan yang terdahulu
(i) selesai

• Konstrain Mulai ke Selesai (SF) adalah konstrain yang


memberikan penjelasan hubungan antara selesianya suatu
kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu
Rumus: SF(i-j) = d
Artinya: kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan yang
terdahulu (i) mulai.

Pito Sumarno 13
Langkah-Langkah Penyusunan Jaringan
PDM
1. Membuat denah node sesuai dengan jumlah
kegiatan
2. Menghubungkan node-node tersebut dengan
anak panah sesuai ketergantungan dan konstrain
3. Menyelesaikan PDM dengan mengisi bagian-
bagian dalam node
4. Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk
mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur kritis, float,
dan waktu penyelesaian proyek.

Pito Sumarno 14
Cara Perhitungan ES dan EF
• Menghasilkan ES, EF, dan durasi waktu penyelesaian proyek.
• Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.
• Hitungan maju dari kiri ke kanan
• Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang
sedang ditinjau
• Waktu awal dianggap 0 (nol)
• Rumusnya:
ES(j) = ES (i) + SS(i-j) atau
ES(j) = ES (i) + SF(i-j) atau
ES(j) = EF (i) + FS(i-j) atau
ES(j) = EF (i) + FF(i-j)
• Rumus EF:
EF(j) = ES(j) + D(j) Pito Sumarno 15
Cara Perhitungan LS dan LF
• Menentukan LS dan LF dan kurun waktu float
• Bila lebih dari satu kegiatan diambil LS terkecil
• Notasi (i) bagu kegiatan yang sedang ditnjau sedangkan (j) adalah
kegiatan berikutnya
• Hitungan mundur dari kanan ke kiri
• Waktu awal dianggap 0 (nol)
• Rumusnya:
LF(i) = LF (j) + FF(i-j) atau
LF(j) = LS (j) + FS(i-j) atau
LF(j) = LF (i) + FS(i-j) + D(i) atau
LF(j) = LS (i) + FF(i-j) + D(j)
• Pilih angka terkecil
• Rumus LS: Pito Sumarno 16
Jalur dan Kegiatan Kritis

1. Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama


(ES=LS)
2. Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama
(EF=LF)
3. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan
perbedaan waktu selesai paling akhir dengan
waktu mulai paling awal, LF-ES=D
4. Bila hanya Sebagian dari kegiatan bersifat kritis
maka kegiatan tersebut secara utuh dianggap
kritis.
Pito Sumarno 17
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai