Anda di halaman 1dari 38

NETWORK PLANNING

CRITICAL PATH
METHOD
Widi Hartono
Jurusan Teknik Sipil UNS
Surakarta
Pengaruh Keterlambatan Sebuah Kegiatan

Keterlambatan Kegiatan (T) adalah jarak


waktu antara saat realisasi penyelesaian
kegiatan dengan saat rencana penyelesaian
kegiatan dari sebuah kegiatan tertentu. Dalam
hal ini tidak diperhatikan sebab keterlambatan.
Istilah Dalam Penjadwalan
 Kegiatan Pengikut adalah kegiatan yang mengikuti langsung kegiatan
yang terlambat penyelesaiannya. Jadi kegiatan yang terlambat
merupakan kegiatan pendahulu (predecessor) dari kegiatan pengikut,
atau kegiatan pengikut merupakan successor dari kegiatan yang
terlambat penyelesaiannya.
 Sumberdaya adalah semua macam masukan (input) yang diperlukan
dalam proses pelaksanaan kegiatan. Sumberdaya (resources) dibagi
menjadi: manusia, bahan, alat, overhead, dan (semuanya tadi bisa
dinilai berupa) biaya.
 Pola kebutuhan sumberdaya adalah suatu gambaran yang
menyatakan hubungan antara kebutuhan sumberdaya dengan waktu.
Ada dua macam pola kebutuhan sumberdaya, yaitu berupa histogram
dan kurva S.
 Histogram adalah gambaran yang menyatakan tingkat kebutuhan
sumberdaya tertentu untuk satu satuan waktu.
 Kurva S adalah gambaran yang menyatakan tingkat kumulatif
kebutuhan sumberdaya tertentu mulai dari saat awal (proyek mulai)
sampai dengan saat tertentu.
Syarat Menilai Keterlambatan
Sebuah Kegiatan
Syarat yang harus dipenuhi agar dapat melakukan
penilaian pengaruh keterlambatan sebuah kegiatan
terhadap penyelenggaraan proyek adalah:
 Network diagram yang tepat dan lengkap telah tersedia.
Network diagram lengkap bila lama kegiatan perkiraan
tiap kegiatan, saat paling awal (SPA) dan saat paling
lambat (SPL) tiap peristiwa diketahui.
 Semua tenggang waktu kegiatan, yaitu Total Float (TF),
Free Float (FF), dan Independent Float (IF), sudah
dihitung untuk setiap kegiatan.
 Besar keterlambatan kegiatan (T) diketahui.
Penilaian Keterlambatan
Kegiatan
Kasus 1. Keterlambatan lebih kecil atau sama
dengan Free Float (T  FF):
 Umur proyek tetap;

 Lintasan kritis tetap;

 Saat mulai kegiatan pengikut tetap;

 Pola kebutuhan sumberdaya berubah.


Penilaian Keterlambatan
Kegiatan

Kasus 2. Keterlambatan:
a. lebih besar daripada Free Float (T > FF):
b. lebih kecil daripada Total Float (T < TF):

 Umur proyek tetap;


 Lintasan kritis tetap;
 Saat mulai kegiatan pengikut diundur;
 Pola kebutuhan sumberdaya berubah.
Penilaian Keterlambatan
Kegiatan

Kasus 3. Keterlambatan sama dengan Total Float


(T = TF):
 Umur proyek tetap;
 Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang
terlambat bermuara ke lintasan kritis yang ada),
atau bertambah (bila kegiatan yang terlambat
tidak bermuara ke lintasan kritis yang telah ada).
Bila kegiatan pengikutnya mempunyai
Independent Float, maka lintasan yang
mengikutinya tidak akan menjadi kritis;
 Saat mulai kegiatan pengikut diundur;
 Pola kebutuhan sumberdaya berubah.
Penilaian Keterlambatan
Kegiatan

Kasus 4. Keterlambatan lebih besar daripada


Total Float (T > TF):
 Umur proyek bertambah;

 Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang


terlambat bermuara ke lintasan kritis yang ada),
atau berubah (bila kegiatan yang terlambat tidak
bermuara ke lintasan kritis yang telah ada);
 Saat mulai kegiatan pengikut diundur;

 Pola kebutuhan sumberdaya berubah.


Kesimpulan
1. Keterlambatan satu atau beberapa kegiatan:
a. Belum tentu merubah umur proyek;
b. Pasti mengubah pola kebutuhan
sumberdaya.
2. Perubahan pola kebutuhan sumberdaya:
a. Pasti memperlambat satu atau beberapa
kegiatan;
b. Belum tentu mengubah umur proyek.
3. Umur proyek bertambah bila ada satu atau
beberapa kegiatan terlambat lebih besar
daripada Total Float (TF)-nya
Contoh

Diminta:
Menilai pengaruh keterlambatan kegiatan D terhadap penyelenggaraan
proyek. Keterlambatan tersebut masing-masing sebagai berikut:
1. Kasus 1: kegiatan D terlambat dua hari.
2. Kasus 2: kegiatan D terlambat enam hari.
3. Kasus 3: kegiatan D terlambat sembilan hari.
4. Kasus 4: kegiatan D terlambat lima belas hari.
Jawab:
Untuk kegiatan D diketahui:
a. Lama kegiatan perkiraan, L = 5
b. Saat paling awal peristiwa, SPAi = SPA2 = 12
c. Saat paling lambat peristiwa awal, SPLi = SPL2 = 14
d. Saat paling awal peristiwa akhir, SPAj = SPA4 = 20
e. Saat paling lambat peristiwa akhir, SPLj = SPL4 = 26
maka didapat:
1. Total Float (TF) = SPLj - L - SPAi
= 26 - 5 -12 =9
2. Free Float (FF) = SPAj - L - SPAi
= 20 - 5 - 12 = 3
3. Independent Float (IF) = SPAj - L - SPLi
= 20 - 5 -14 = 1
Kasus 1.
 Kegiatan D terlambat dua hari, sehingga bisa
dianggap lama kegiatan perkiraannya
menjadi tujuh hari. Terlambat dua hari ini
lebih kecil daripada Free Float (FF) kegiatan
D = tiga hari.
 Akibat perubahan lama kegiatan ini bisa
dilihat pada network diagram di bawah ini:
Pembahasan
 Saat paling awal dan saat paling lambat peristiwa akhir
network diagram, semula SPA8 = SPL8 = 55, pada Kasus 1
menjadi SPA8 = SPL8 = 55. Jadi tidak ada perubahan dan ini
berarti umur proyek tidak berubah.
 Kegiatan pengikut dari kegiatan D adalah kegiatan-kegiatan G
dan I. Saat mulai paling awal dari kegiatan-kegiatan pengikut
ini sama dengan saat paling awal peristiwa awalnya (peristiwa
nomor 4) yaitu SPA4, semula SPA4 = 20, pada Kasus 1 tetap
20. Jadi tidak terdapat perubahan saat mulai kegiatan
pengikut.
 Kegiatan-kegiatan sesudah kegiatan D, yaitu kegiatan-
kegiatan G, I, J, dan K tidak mengalami perubahan sifat, yaitu
yang semula kritis tetap kritis. Berarti lintasan kritis tidak
berubah atau bertambah.
MEMPERCEPAT UMUR PROYEK
Syarat Mempercepat Umur
Proyek
 Telah ada network diagram yang tepat.
 Lama kegiatan perkiraan masing-masing
kegiatan telah ditentukan.
 Berdasarkan ketentuan di atas, dihitung
saat paling awal (SPA) dan saat paling
lambat (SPL) semua peristiwa.
 Ditentukan pula umur rencana proyek
(UREN)
Prosedur Mempercepat Umur
Proyek
1. Buat network diagram dengan nomor-nomor peristiwa sama
seperti untuk kondisi awal dengan perkiraan yang baru
2. Dengan dasar saat paling awal peristiwa awal, SPA1 = 0,
dihitung saat peristiwa awal lainnya. Umur perkiraan proyek
(UPER) = saat paling awal peristiwa akhir (SPAm, m adalah
nomor peristiwa akhir network diagram atau nomor maksimal
peristiwa).
3. Dengan dasar saat paling lambat peristiwa akhir network
diagram (SPLm) = umur proyek yang direncanakan (UREN),
dihitung saat paling lambat semua peristiwa.
4. Hitung Total Float (TF) semua kegiatan yang ada. Bila tidak
ada Total Float (TF) yang berharga negatif, proses
perhitungan selesai. Bila masih ada Total Float (TF) berharga
negatif, lanjutkan ke langkah berikut:
Prosedur Mempercepat Umur
Proyek

5. Cari lintasan atau lintasan-lintasan yang terdiri


dari kegiatan-kegiatan yang Total Float (TF)
masing-masing besarnya:
Total Float (TF) = UREN - UPER
= SPLm – SPAm
= SPL1 – SPA1
semua berharga negatif
6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut di atas
adalah Ln, n adalah nomor urut kegiatan
tersebut dalam satu lintasan, n = 1, 2, 3, ...... z.
Prosedur Mempercepat Umur
Proyek
7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut di atas
(langkah ke-5 dan 6) dengan menggunakan rumus:

L (lama)
L (baru)  L (Lama)  n x(UREN  UPER)
n n L
i
dimana
Ln (baru) = lama kegiatan baru
Ln (lama) = lama kegiatan lama
Li = jumlah lama kegiatan-kegiatan pada satu
lintasan yang harus dipercepat
UREN = umur rencana proyek
UPER = umur perkiraan proyek

7. Kembali ke langkah 1
CONTOH
 Sebuah network diagram suatu proyek yang telah dilengkapi
dengan: lama kegiatan perkiraan semua kegiatan, saat paling
awal dan saat paling lambat semua peristiwa. Dari network
diagram tersebut diketahui bahwa umur perkiraan proyek
(UPER) = 61 hari.
 Karena satu dan lain hal, proyek tersebut harus dipercepat
penyelesaiannya, sehingga umur rencana proyek (UREN) = 50
hari.

Diminta:
 Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat waktu
pengerjaannya agar proyek dapat diselesaikan dalam waktu
50 hari?
NETWORK
Jawab
 Secara umum, cara penyelesaiannya
mengikuti prosedur seperti diuraikan
terdahulu yaitu melenyapkan Total Float
yang berharga negatif dengan cara
mendistribusikannya pada kegiatan-
kegiatan yang proporsional dengan
kegiatan yang bersangkutan.
Siklus 1:
Langkah 1-3
 Jangka waktu percepatan proyek = UREN—UPER, di mana
UPER = SPAm.
 UREN = umur rencana proyek = 50
 UPER = umur perkiraan proyek = 61
 SPA1 = saat paling awal peristiwa awal proyek = 0
 SPAm = saat paling awal peristiwa akhir proyek = 61
 SPLm = saat paling lambat peristiwa akhir proyek = 50
Langkah 4
Kegiatan SPLj Ln SPAi TF
A 1 12 0 -11
B 10 12 0 -2
C 20 25 0 -5
D 21 20 12 -11
E 32 23 12 -3
F 21 8 12 1
G 32 11 32 -11
H 35 25 12 -2
I 35 8. 32 -5
J 50 18 43 -11
K 50 15 40 -5
L 50 30 25 -5
Langkah 5, 6, dan 7

 Kegiatan A, D, G, dan J perlu dipercepat karena kegiatan A, D,


G, dan J masing-masing mempunyai TF = UREN-UPER = -11
(bernilai negatif)
 Li = 12+20+11+18 = 61

Kegiatan Lama Kegiatan (lama) Lama Kegiatan (baru)


A 12 12 + (12/61) (-11) = 10
D 20 20 + (20/61) (-11) = 16
G 11 11 + (11/61) (-11) = 9
J 18 18 + (18/61) (-11) = 15
Siklus 2:
Langkah 1-3

 UREN = umur rencana proyek = 50


 UPER = umur perkiraan proyek = 55
 SPA1 = saat paling awal peristiwa awal
proyek = 0
 SPAm = saat paling awal peristiwa akhir
proyek = 55
 SPLm = saat paling lambat peristiwa akhir
proyek = 50
Langkah 4
Kegiatan SPLj Ln SPAi TF
A 10 10 0 0
B 10 12 0 -2
C 20 25 0 -5
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 25 12 -2
I 35 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 37 -2
L 50 30 25 -5
Langkah 5, 6, dan 7

 Kegiatan-kegiatan yang perlu dipercepat adalah C


dan L dengan
 Li = 25+30 = 55, dan UREN-UPER = 50-55 = -5

Kegiatan Lama Kegiatan (lama) Lama Kegiatan (baru)


C 25 25 + (25/55) (-5) = 23
L 30 30 + (30/55) (-5) = 27
Siklus 3:
Langkah 1-3

 UREN = umur rencana proyek = 50


 UPER = umur perkiraan proyek = 52
 SPA1 = saat paling awal peristiwa awal
proyek = 0
 SPAm = saat paling awal peristiwa akhir
proyek = 52
 SPLm = saat paling lambat peristiwa akhir
proyek = 50
Langkah 4
Kegiatan SPLj Ln SPAi TF
A 10 10 0 0
B 10 12 0 -2
C 23 23 0 0
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 25 12 -2
I 50 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 37 -2
L 50 27 23 0
Langkah 5, 6, dan 7

 Kegiatan-kegiatan yang perlu dipercepat adalah B, H


dan K dengan
 Li = 12+25+15 = 52, dan UREN-UPER = 50-52 = -2

Lama Kegiatan Lama Kegiatan


Kegiatan
(lama) (baru)
B 12 12 + (12/52) (-2) = 12
H 25 25 + (25/52) (-2) = 23
K 15 15 + (15/52) (-2) = 15
Siklus 3:
Langkah 1-3

 UREN = umur rencana proyek = 50


 UPER = umur perkiraan proyek = 50
 SPA1 = saat paling awal peristiwa awal
proyek = 0
 SPAm = saat paling awal peristiwa akhir
proyek = 50
 SPLm = saat paling lambat peristiwa akhir
proyek = 50
Langkah 4
Kegiatan SPLj Ln SPAi TF
A 10 10 0 0
B 12 12 0 0
C 23 23 0 0
D 26 16 10 0
E 35 23 10 2
F 26 8 12 6
G 35 9 26 0
H 35 23 12 0
I 35 8 26 1
J 50 15 35 0
K 50 15 37 0
L 50 27 23 0
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai