Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IMAN ORANG MUDA DALAM DUNIA MILENIAL

DISUSUN OLEH :
NAMA : EVELIN DOO
NIM : 2324010519
DOSEN PENGAJAR : YULIANUS KORAIN, SS., M.Fil

STPK SANTO BENEDIKTUS SORONG


2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Milenial, sebagai generasi yang tumbuh bersama dengan kemajuan teknologi


dan transformasi budaya dihadapkan pada realitas Kompleks dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dunia milenial yang penuh dengan peluang dan tantangan
menciptakan dinamika baru dalam berbagai aspek kehidupan termasuk Ranah
spiritualitas dan keimanan

Imam orang muda menjadi pokok perhatian yang semakin mendesak dalam
konteks ini. Tanpa iman seseorang tidak mungkin berkenan kepada Tuhan. Jadi
iman adalah bagian yang memungkinkan manusia berhubungan dengan Tuhan,
maka tanda-tanda kerohanian yang terlihat di luar atau eksternal, masih dalam diri
manusia atau hati seterusnya dampak pengaruhnya bergerak keluar diri manusia itu
sendiri atau eksternal bukan dari luar ke dalam

Makalah ini merinci latar belakang ini dengan menyelidiki trend dan
dinamika yang mempengaruhi Iman orang muda dalam era milenial. Perubahan-
perubahan ini mencakup pergeseran nilai, pola pikir dan pengaruh eksternal yang
dapat mempengaruhi bentuk dan kekuatan iman seseorang sebagai generasi yang
hidup di zaman teknologi orang muda dihadapkan pada tantangan baru dalam
meresapi nilai-nilai keagamaan dan menghadapi pertanyaan spiritual yang
kompleks fungsi gadget semakin terasa jika disediakan dengan layanan internet,
karena saat itu telah memasuki era Milenium ketiga atau disebut juga sebagai era
internet

Iman adalah suatu bentuk yang abstrak dalam kerohanian sehingga Ada
kemungkinan pandangan yang berbeda akan hal abstrak dengan hal yang konkret.
Iman lah dasar keselamatan umat Kristen yaitu iman yang ada di dalam diri orang
yang percaya kepada Tuhan

1
Remaja Kristen adalah calon Jemaat Kristen pada masa berikutnya sehingga
remaja kristen sangat membutuhkan Iman melalui proses pembelajaran iman
Kristen. Imanlah dasar remaja kristen untuk berhubungan dengan Tuhan

Zaman sekarang, banyak remaja cenderung lebih menyukai kesukaan


duniawi seperti bermain game, jalan-jalan ke mall, merayakan hari ulang tahun,
nongkrong bareng bersama teman-teman dan kegiatan lainnya. Remaja kristen
karena perkembangan zaman yang sangat cepat dan sangat berpengaruh mereka
menjadi lebih cenderung terdorong menyukai keinginan duniawi yang
menyenangkan daripada menerima tantangan Iman sebagai Iman terancam
merosot. Penting untuk memahami latar belakang ini guna merinci peran keimanan
dalam membantu orang muda mengatasi ketidakpastian dan menemukan makna
dalam kehidupan modern. Strategi yang dapat membantu mereka memperkuat
pondasi spiritual di tengah arus milenial. Dampak yang dimaksud yaitu bagi
perkembangan orang, terlalu lama dalam menggunakan Gadget dalam aktivitas
sehari-hari akan mengganggu perkembangan otak, sehingga menimbulkan suatu
masalah dalam berkomunikasi atau berbicara serta menghambat dalam
mengekspresikan pikiran.

Namun, di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, orang
muda juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Mereka seringkali mengalami
tekanan untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, Seperti
pendidikan, karir dan kehidupan pribadi. Selain itu, mereka juga harus menghadapi
masalah seperti ketidak pastian ekonomi, perubahan iklim dan ketidaksetaraan
sosial

Generasi milenial adalah generasi yang sangat lekat dengan kemudahan dan
keterbukaan segala bentuk informasi. berbeda dengan generasi yang terdahulu,
dengan informasi yang terbatas, dan perangkat yang belum memadai, sehingga
sedikit sulit untuk menggali informasi yang dibutuhkan. sedangkan kemudahan
teknologi yang sedang dihadapi generasi milenial saat ini memberi keuntungan
banyak dan juga tak lepas dari kerugian moral, ya benar kerugian moral. mari kita
bahas lebih lanjut akan hal ini, keterbukaan informasi membuat kebanyakan

2
generasi milenial ini mudah untuk mengembangkan potensi diri, menjadi lebih
kreatif, dan semakin menambah wawasan. sayangnya, generasi milenial yang
rentan ini sangat gampang dipengaruhi oleh tindakan sekularisme, akibat dari
semakin banyak tampilan informasi yang mempengaruhi dan memotivasi agar
terlihat sama seperti trend dunia saat ini. para elite agama diberikan tanggung jawab
besar untuk bagaimana generasi milenial ini tetap memiliki pemikiran maju yang
mengikuti zaman akan tetapi dilandasi dengan keimanan dan kepercayaan kepada
sang pencipta. kenyataannya didalam keagamaan sendiri masih kurang untuk
memberi perisai terhadap generasi ini yang gampang terpengaruh dengan semua
yang di tayangkan dan diperlihatkan kepada dunia seperti kekerasan tetapi terlihat
keren, kehidupan bebas tanpa beban, berusaha keras menjadi yang terbaik dengan
menghalalkan segala cara, mengidolakan para manusia populer yang sekuler, dan
masih banyak lagi.

Generasi milenial yang sudah termakan trend saat ini, dapat semakin jauh
dalam lingkungan kerohanian akibat pandangan "kuno" yang mereka rasakan ketika
mereka berada dalam perkumpulan pemuda se-agama. dan yang lebih parahnya
lagi, jika para generasi muda yang berada di lingkungan aktif dalam kerohanian
malah memberikan tingkat kenyamanan yang kurang kepada satu sama lain, dan
tindakan tidak suportif sehingga bisa membuat para milenial merasa lebih nyaman
dengan lingkungan sekularisme mereka. dan kasihannya lagi akan semakin terjebak
dalam lingkungan sekularisme, bisa membuat pandangan bahwa agama hanya
memberikan beban baru dalam pengembangan diri mereka. dan dengan hal ini para
penyebar paham sekularisme sangat merasa berhasil dengan segala cara yang
mereka sebarkan dalam hal musik duniawi, film duniawi, game duniawi, dan lain-
lain yang memberikan kecanduan yang sangat hebat dari pada milenial ini
memahami cerita yang alkitabiah. perlu di ingat bahwa yang ada saat ini ''para
penganut paham sekularisme'' yang mungkin ''menguasai sebagian besar media''
dalam bentuk "hiburan", yang mana sangat menjadi panutan kebanyakan milenial
saat ini, sangat berbangga dengan berbagai pencapaian yang mereka dapati, seiring
dengan semakin majunya perkembangan teknologi yang mana menjadi alat
keseharian para milenial.

3
Yang lebih buruknya lagi, tayangan kekerasan mengatasnamakan ''agama''
membuat para milenial menjadi takut, dan skeptik dalam menghadapi para fanatik
yang telah menyalahgunakan ajaran agama. hal ini bisa memicu anggapan bahwa
dengan tidak memiliki ''iman dan kepercayaan'' terhadap suatu denominasi akan
lebih baik dan lebih damai. padahal hal itu bisa menjadi tujuan para yang
bertanggung jawab diluar sana yang ''senang'' dengan tidak adanya kepercayaan
yang signifikan terhadap suatu agama.

Apalagi sejauh ini terlihat sekali lebih banyak konten sekularisme yang lebih
diminati para sebagian milenial, sehingga melakukan hal-hal yang dilarang secara
alkitabiah tidak menimbulkan rasa tidak bersalah berlebihan karena tuntutan zaman
yang semakin moderen. konten sekularisme yang sering ditunjukan, menjadikan
patokan gaya hidup oleh generasi saat ini untuk menunjukan kepada lingkungan
sekitar bahwa mereka tidak ketinggalan zaman. dan sampai saat ini belum ada
solusi untuk mencipatakan perisai yang lebih hebat dan kuat agar generasi ini tidak
semakin tenggelam dalam kemajuan zaman. karena dari pribadi masing-masing
masih kurang membangkitkan kesadaran untuk segera berbalik dan meminta ampun
dan memberikan kezeimbangan yang sesuai di antara iman dan perkembangan
zaman.

B. Rumusan Masalah

> Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Apa alasan anda mengikuti kegiatan di gereja seperti OMK / Kegiatan
rohani di gereja ? Dalam suka dan duka yang dialami kk anastasya
2. Apa itu iman dan penegasan panggilan ?
C. Tujuan

> Tujuan dari makalah ini adalah


1. untuk mengetahui alasan anda mengikuti kegiatan gereja seperti OMK
/ Kegiatan rohani di gereja, dalam suka dan duka yang dialami kk
anastasya
2. untuk mengetahui iman dan penegasan panggilan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Orang Muda

1. Alasan anda mengikuti kegiatan gereja seperti OMK / Kegiatan Rohani di


gereja
Narasumber yang pertama kita harus punya semangat dulu dan mengikuti
kegiatan kebersamaan dapat melatih sekaligus membina Iman serta karakter saya
sebagai orang beriman. suka mengajak teman, selalu mengikuti kegiatan UMK
sedangkan dukanya itu kita ajak teman untuk ikut kegiatan UMK. contohnya seperti
mereka tidak mau mengikuti kegiatan itu. namanya pemuda itu banyak tantangan
kalau kita tidak mendekati iman. itukah pasti kita terjerumus ke hal-hal yang kurang
baik. dari omk begini kan Kita bisa belajar dari situ bisa kita mendapat iman supaya
nanti kita terkait pergaulan pergaulan yang kurang baik itu kan bisa dikurangi
karena keterkaitan dengan iman. menurut saya omk itu memang penting itu
langsung macam mendekati kita padahal hal-hal yang baik karena kita ini pemuda-
pemudi berarti kita ini agen perubahan supaya kedepannya kita membangun tujuan
kita belajar kan untuk membangun negara, gereja dan masyarakat di sekitar kita

B. Apa Itu Iman Dan Penegasan Panggilan

menurut saya iman adalah kepercayaan seseorang yang ada pada hati setiap
orang yang beriman, iman bisa dilihat dari tingkah laku seseorang dalam melakukan
segala hal baik itu hal baik maupun hal buruk. Iman juga suatu keyakinan Sentral
yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan Injil atau kabar baik
sedangkan penegasan panggilan itu Ada banyak hal contohnya panggilan Om sopir
pun panggilan menikah, menjadi guru, menjadi suster atau Pastor itu juga panggilan
/bahkan seorang petani, Nelayan pun panggilan. Kalau menurut saya panggilan itu
memang hakikat dari lahir itu kita sudah yang maha kuasa sedang menghaturkan
kita seperti apa panggilan itu memang hakikat milik seseorang tapi bagaimana
untuk mengembangkan contohnya macam Adik laki-laki ini ketua KMK dari awal

5
dia juga tidak tahu bagaimana dia juga tidak tahu bagaimana dia menjadi ketua kmk
langsung terpilih. Nah itulah panggilan, panggilan itu datang dari hakikat itu sudah
ditentukan cuman bagaimana kita untuk mengasah hal itu supaya hal itu terjadi.
jadi, panggilan itu banyak bukan hanya seorang biara atau Pastor saja yang disebut
panggilan

Dalam suatu pengertian objektif, menurut teologi Katolik, iman adalah


keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang disingkapkan oleh Allah dalam Kitab
Suci dan Tradisi Suci yang diberikan Gereja kepada manusia dalam suatu bentuk
singkat di dalam keyakinan-keyakinannya. Secara subjektif, iman
merepresentasikan kebiasaan atau keutamaan/kebajikan yang melaluinya
kebenaran-kebenaran ini disetujui.

Iman adalah suatu tindakan adikodrati

Iman dinyatakan sebagai suatu tindakan adikodrati atau supranatural yang


dilakukan oleh rahmat Ilahi, yang menurut St. Thomas Aquinas merupakan
"tindakan dari intelek yang menerima suatu kebenaran Ilahi karena gerakan dari
kehendak, yang digerakkan oleh rahmat Allah".[14] Dan seperti halnya terang iman
merupakan suatu anugerah yang secara adikodrati diberikan kepada pemahaman
manusia, demikian pula gerak kehendak oleh rahmat Ilahi ini—sebagaimana
tercermin dari namanya—merupakan suatu anugerah yang juga adikodrati dan
mutlak cuma-cuma. Anugerah tersebut bukan karena kajian yang pernah dilakukan
seseorang, bukan juga diperoleh dengan usaha manusia, tetapi "Mintalah maka
kamu akan menerima".

Karena kebajikan iman "ditanamkan" (infused) oleh Allah dan tidak dapat
dicapai melalui upaya-upaya manusia, maka dari itu iman termasuk salah satu dari
kebajikan teologal.

Iman tidak buta

6
Konsili Vatikan I (III, iii) menyatakan: "Kita percaya bahwa wahyu adalah
benar, tentunya bukan karena kebenaran hakiki dari misteri-misteri dapat dilihat
dengan jelas oleh terang akal yang kodrati, tetapi karena kekuasaan Allah Yang
mengungkapkan misteri-misteri itu, sebab Ia tidak dapat memperdaya ataupun
diperdaya." Dengan demikian, sehubungan dengan tindakan iman yang umat
Kristen perbuat dalam Tritunggal Mahakudus, iman dapat dideskripsikan secara
silogistik, sehingga:

Apapun yang Allah wahyukan adalah benar

Bagi Gereja Katolik, premis mayornya tidak diragukan lagi, suatu presumsi
yang mendasari akal dan dengan demikian secara intrinsik menjadi nyata bagi akal;
premis minornya juga dipandang benar, didasarkan pada keyakinan akan
infalibilitas deklarasi-deklarasi Gereja, dan juga karena, sebagaimana disampaikan
oleh Konsili Vatikan I, "di samping bantuan Roh Kudus-Nya dari dalam, Allah
dengan senang hati memberikan kita pembuktian pasti wahyu-Nya dari luar, yaitu
fakta-fakta Ilahi, terutama mukjizat-mukjizat dan nubuat-nubuat, sebab karena hal-
hal ini memanifestasikan secara jelas pengetahuan tanpa batas dan kemahakuasaan
Allah, kesemuanya ini menyajikan pembuktian yang paling pasti dari wahyu-Nya
dan sesuai dengan kapasitas [akal] semua orang." Oleh karena itu St. Thomas
Aquinas menulis: "Seseorang tidak akan percaya kecuali ia melihat hal-hal yang
harus ia percayai, baik dengan bukti adanya mukjizat-mukjizat ataupun sesuatu
yang serupa" (II-II:1:4, ad 1). Di sini St. Thomas berbicara mengenai sebab-
musabab kredibilitas, penyebab-penyebab yang menimbulkan kepercayaan.

Pembenaran bukan oleh iman saja

Dalam Gereja Katolik, pembenaran diberikan oleh Allah pertama-tama


melalui pembaptisan,[15] tidak sekadar karena iman, dan melalui Sakramen
Rekonsiliasi setelah suatu dosa berat dilakukan.[16] Suatu dosa berat menjadikan
hilangnya pembenaran sekalipun iman masih ada. Sebelum menerima pembaptisan,

7
iman diperlukan bagi orang dewasa. Pembaptisan bayi memerlukan janji orang
tuanya untuk mewartakan iman mereka kepada sang anak. Pembaptisan disebut
Sakramen Iman.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

generasi milenial yang sangat gampang terbawa arus modernisasi dan sangat
cepat beradaptasi dengan teknologi baru perlahan-lahan mulai melupakan nilai-
nilai agama yang mulai dianggap kuno ini adalah suatu nilai yang terutama dalam
menghadapi arus modernisasi, agar kita dapat memilah mana yang baik dan mana
yang tidak. dengan generasi yang tergila-gila akan teknologi menjadi generasi
milenial yang dapat membawa perubahan bagi dunia dengan cara pemikiran mereka
yang inovatif dan kreatif dan juga menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam diri
mereka. orang muda Katolik perlu menyadari bahwa mereka adalah harapan gereja
masa kini dan masa depan. Oleh sebab itu, kita orang muda perlu memiliki
kesadaran untuk teraktif mengikuti kegiatan katekese ataupun terlibat aktif dalam
lingkungan gereja maupun masyarakat. kaum muda adalah mereka yang berada
dalam rintangan usia pertumbuhan antara tahap pencapaian menuju kedewasaan
dan penyampaian tahap kedewasaan dengan sejumlah harapan dan tantangan yang
dimiliki, antara bersifat internal maupun eksternal dalam hal ini kaum muda sendiri
mengandung dua sisi sekaligus yaitu memiliki potensi demi pengembangan
masyarakat dan dalam diri individu kaum muda sendiri

9
DAFTAR PUSTAKA

Nama : ANASTASIA TANGGAHMA


Umur : 22 Tahun
Alamat : Jl. Kampung Salak Trik

10

Anda mungkin juga menyukai