MAKALAH TA FISKOM Febria Ningsih (20034007) Dan Gustika Yonanda (20034010)
MAKALAH TA FISKOM Febria Ningsih (20034007) Dan Gustika Yonanda (20034010)
DOSEN PEMBIMBING:
Drs.Akmam., M.Si
DISUSUN OLEH:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah dengan
judul “Penyelesaian Masalah Fisika Mengenai Rangkaian Listrik Rlc Seri Dan
Paralel Dengan Menggunakan Metoda Runge-Kutta Orde 4 (Rk-4) Pada Aplikasi
Matlab”. Makalah ini kami buat untuk pemenuhan tugas akhir mata kuliah Fisika
Komputasi. Semoga tulisan kami ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk ataupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Fisika Komputasi.
Kami juga berharap somoga tulisan ini juga dapat membantu menambah
pengetahuan tentang penyelesaian masalah fisika dengan metoda numerik pada
aplikasi Matlab.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Rio Anshari S.Pd., M.Si selaku dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam pembelajaran dan tidak lupa
ucapan terima kasih kami untuk semua pihak yang karyanya telah menjadi
referensi bagi kami.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman dan literasi
yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca
untuk memberi masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini sehingga tujuan pembuatan tulisan ini tercapai.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 1. Hasil nilai tegangan kapasitor yang mengalir selama 0,5 detik (0 ≤ 𝑡 ≤ 0,5) ...... 24
Tabel 2. Hasil nilai arus induktor yang mengalir selama 0,5 detik (0 ≤ 𝑡 ≤ 0,5) ............... 33
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Pada rangkaian listrik RLC seri dan parallel terdapat persamaan yang
rumit.
2
2. Permasalahan yang ada pada rangkaian listrik RLC seri dan parallel ini
membutuhkan metode numerik yang tepat yaitu metode runge kutta orde
4.
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dari makalah ini yaitu untuk meneliti rangkaian listrik
RLC seri dan paralel yang dibatasi dengan menggunakan metode runge kutta
orde 4.
D. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Persamaan Diferensial?
2. Apa yang dimaksud dengan Rangkaian RLC?
3. Bagaimana Penerapan Metode Numerik pada Rangkaian Seri dan Paralel?
4. Bagaimana Metode Penyelesaian Masalah Rangkaian RLC?
E. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Persamaan Differensial
2. Untuk mengetahui Rangkaian RLC
3. Untuk mengetahui Penerapan Metode Numerik pada Rangkaian Seri dan
Paralel
4. Untuk mengetahui Metode Penyelesaian Masalah Rangkaian RLC
F. Manfaat Penulisan
1. Mempermudah dalam melakukan penyelesaian rangkaian RLC yang rumit
2. Memberikan informasi yang akurat untuk menyelesaikan rangkaian RLC
dengan metode runge kutta orde 4.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Rangkaian RLC
4
B. Persamaan Differensial
5
persamaan diferensial secara numerik ialah Metode Runge-Kutta. Metode
Runge-Kutta memberikan hasil ketelitian yang tinggi dan tidak memerlukan
turunan dari fungsi.
Metode Runge-Kutta orde 4 banyak digunakan karena mempunyai
ketelitian lebih tinggi dibandingkan dengan metode RungeKutta orde yang
lebih rendah. Metode ini mempunyai bentuk:
𝟏
𝒚(𝒊+𝟏) = 𝒚𝒊 + (𝐤𝟏 + 𝟐𝐤𝟐 + 𝟐𝐤𝟑 + 𝐤𝟒)
𝟔
𝟏
𝒛(𝒊+𝟏) = 𝒛𝒊 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
Dengan
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒕𝒊,𝒚𝒊,𝒛𝒊)
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝒊,𝒚𝒊,𝒛𝒊)
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙𝒊 + 𝒉, 𝒚𝒊 + 𝒌𝟏, 𝒛𝒊 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙𝒊 + 𝒉, 𝒚𝒊 + 𝒌𝟏, 𝒛𝒊 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙𝒊 + 𝒉, 𝒚𝒊 + 𝒌𝟐, 𝒛𝒊 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙𝒊 + 𝒉, 𝒚𝒊 + 𝒌𝟐, 𝒛𝒊 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐
6
D. Penerapan Metode Numerik pada Rangkaian Seri
Hal pertama yang harus dilakukan dalam mencari solusi rangkaian ini
adalah mencari persamaan rangkaian. Karena rangkaian mengandung C dan L,
maka ada dua peubah status, yaitu tegangan kapasitor dan arus induktor, yang
dapat dipilih untuk digunakan dalam mencari persamaan rangkaian.
𝐸𝑅
𝐼= (1)
𝑅
7
I : Arus listrik (Ampere)
R : Resistor (Ohm)
Sehingga :
ER = IR (2)
𝑑𝐼
𝐸𝐿 = (3)
𝑑𝑡
EL + ER + EC = E(t)
Maka :
𝑑𝐼
𝐿 + 𝐼𝑅 + 𝐸𝐶 = 𝐸 (𝑡)
𝑑𝑡 (4)
𝑑𝐸𝑐
Karena I= IC = C , sehingga persamaan (4) menjadi :
𝑑𝑡
𝑑 2 𝐸𝑐 𝑑𝐸𝐶
𝐿𝐶 + 𝑅𝐶 + 𝐸𝑐 = 𝐸(𝑡)
𝑑𝑡2 𝑑𝑡 (5)
8
Persamaan di atas merupakan persamaan diferensial orde kedua, yang
merupakan diskripsi lengkap rangkaian, dengan tegangan kapasitor 𝐸𝑐 sebagai
variabel terikat dan t sebagai variabel bebas.
𝑑𝐸𝐶 1
𝐼 = 𝐼𝐶 = 𝐶 → 𝐸𝑐 = ∫ 𝐼 𝑑𝑡 (6)
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝐼 1
𝐿 + 𝐼𝑅 + 0′ 𝐼 𝑑𝑡 = 𝐸(𝑡)
𝑑𝑡 𝐶 (7)
1 𝑑𝐸 (𝑡)
𝐿𝐼" + 𝑅𝐼′ + =
𝐶 𝑑𝑡 (8)
Pada persamaan (5) dan (8) bentuknya sama, hanya berbeda di peubah
sinyalnya. Hal ini berarti bahwa tegangan kapasitor ataupun arus induktor
sebagai peubah akan memberikan persamaan rangkaian yang setara. Kita
cukup mempelajari salah satu diantaranya
9
Dalam penerapannya, kedua kondisi awal ini harus dijadikan satu,
artinya Vc dinyatakan dalam i L atau sebaliknya iL dinyatakan dalam Vc ,
tergantung dari apakah peubah y pada berupa tegangan kapasitor ataukah arus
induktor.
V R = VL = VC = VS (9)
IR + IL + IC = IS (10)
10
𝑑𝐼
V = VL = L
𝑑𝑡 (11)
Sehingga :
𝑉 𝑑𝑉
IR = dan IC =
𝑅 𝑑𝑡 (12)
Sehingga hubungan resistor (R), induktansi (L), kapasitor (C), dan Arus yang
mengalir pada rangkaian adalah :
V dV
+I+C = IS
R dt
Atau
𝑑2 𝐼 𝐿 𝑑𝐼
𝐿𝐶 + + 𝐼 = IS
𝑑𝑡2 𝑅 𝑑𝑡 (13)
Dengan demikian jika peubah y adalah arus induktor, dua kondisi awal yang
harus diterapkan adalah :
𝑉𝐶
𝐼𝐿 (0+) = 𝐼𝐿 (0−) dan 𝑑𝑖𝐿 (0+) = (0+)
𝑑𝑡 𝐿 (15)
Hal ini menunjukkan dalam sistem rangkaian RLC Paralel arus induktor
merupakan fungsi kontinu.
11
BAB III
1) Permasalahan Fisika
Sebuah rangkaian RLC seri memiliki R = 3 Ohm, L = 0,5 Henry, C
= 1 Farad dihubungkan dengan sumber listrik E = 12 Volt. Hitunglah
10
Penyelesaian:
Dengan I(0)=0 Ampere dan Ec(0) = 0 volt. Karena I=Ic=C. dEc/dt maka
E’C (0) = 0. Sehingga rangkaian dapat dimodelkan ke persamaan
diferensial tingkat dua.
𝑑 2 𝐸𝐶 𝑑𝐸𝐶
0,5 + 3 + 10𝐸𝐶 = 120
𝑑𝑡2 𝑑𝑡
𝑑 2 𝐸𝐶 𝑑𝐸𝐶
+ 6 + 20𝐸𝐶 = 240
𝑑𝑡2 𝑑𝑡
Misalkan: Ec = y
12
Maka dapat ditulis:
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑑𝑡 2+ 6 𝑑𝑡
+ 20𝑦 − 240 = 0
13
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝟎,𝒚𝟎,𝒛𝟎)
𝑙1 = 0,1 𝑔(0,0,0)
𝑙1 = 0,1 (240 − 20(0) − 6(0))
𝑙1 = 0,1(240)
𝒍𝟏 = 𝟐𝟒
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟎 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟎 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟎 + 𝟐 𝒍𝟏)
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟎 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟎 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟎 + 𝟐 𝒍𝟏)
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟎 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟎 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟎 + 𝟐 𝒍𝟐)
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟎 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟎 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟎 + 𝟐 𝒍𝟐)
14
𝑙3 = 0,1𝑔 (0 + 1 (0,1), 0 + 1 (1,2),0 + 1 (16,8))
2 2 2
𝟏
𝒚𝟏 = 𝒚𝟎 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒)
𝟔
1
𝑦1 = 0 + (0 + 2(1,2) + 2(0,84) + 1,776)
6
𝒚𝟏 = 𝟎, 𝟗𝟕𝟔
𝟏
𝒛𝟏 = 𝒛𝟎 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
1
𝑧1 = 0 + (24 + 2(16,8) + 2(17,76) + (11,664)
6
𝒛𝟏 = 𝟏𝟕, 𝟒𝟔𝟒
15
Iterasi ke-2 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒕𝟏,𝒚𝟏,𝒛𝟏)
𝑘1 = 0,1 𝑓(0,1; 0,976; 17,464)
𝑘1 = 0,1(17,464)
𝒌𝟏 = 𝟏, 𝟕𝟒𝟔𝟒
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝟏,𝒚𝟏,𝒛𝟏)
𝑙1 = 0,1 𝑔(0,1; 0,976; 17,464)
𝑙1 = 0,1 (240 − 20(0,976) − 6(17,464))
𝑙1 = 0,1(115,696)
𝒍𝟏 = 𝟏𝟏, 𝟓𝟔𝟗𝟔
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟏 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟏 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑘2 = 0,1𝑓 (0,1 + (0,1); 0,976 + (1,7464); 17,464 + (11,5696))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟏 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟏 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑙2 = 0,1𝑔 (0,1 + (0,1); 0,976 + ( 1,7464); 17,464 + (11,5696))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟏 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟏 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑘3 = 0,1𝑓 (0,1 + (0,1); 0,976 + ( 2,32488) ; 17,464 + (6,35232))
2 2 2
16
𝑘3 = 0,1(20,64016)
𝒌𝟑 = 𝟐, 𝟎𝟔𝟒𝟎𝟏𝟔
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟏 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟏 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑙3 = 0,1𝑔 (0,1 + (0,1); 0,976 + ( 2,32488); 17,464 + (6,35232))
2 2 2
𝟏
𝒚𝟐 = 𝒚𝟏 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒)
𝟔
1
𝑦2 = 0,976 + (1,7464 + 2(2,32488) + 2(2,064016) + 2,4809)
6
𝒚𝟐 = 𝟑, 𝟏𝟒𝟑𝟓
𝟏
𝒛𝟐 = 𝒛𝟏 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
17
1
𝑧2 = 17,464 + (11,5696 + 2(6,35232) + 2(7,345024) + 3,03455)
6
𝒛𝟐 = 𝟐𝟒, 𝟒𝟔𝟑𝟖
Iterasi ke-3 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒕𝟐,𝒚𝟐,𝒛𝟐)
𝑘1 = 0,1 𝑓(0,2; 3,1435; 24,4638)
𝑘1 = 0,1(24,4638)
𝒌𝟏 = 𝟐, 𝟒𝟒𝟔𝟒
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝟐,𝒚𝟐,𝒛𝟐)
𝑙1 = 0,1 𝑔(0,2; 3,1435; 24,4638)
𝑙1 = 0,1 (240 − 20(3,1435) − 6(24,4638))
𝑙1 = 0,1(30,3472)
𝒍𝟏 = 𝟑, 𝟎𝟑𝟒𝟕𝟐
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟐 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟐 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑘2 = 0,1𝑓 (0,2 + (0,1); 3,1435 + (2,4464); 24,4638 + (3,03472))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟐 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟐 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑙2 = 0,1𝑔 (0,2 + (0,1); 3,1435 + (2,4464); 24,4638 + (3,03472))
2 2 2
18
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟐 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟐 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑘3 = 0,1𝑓 (0,2 + (0,1); 3,1435 + (2,59812); 24,4638 + (−0,3221))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟐 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟐 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑙3 = 0,1𝑔 (0,2 + (0,1); 3,1435 + (2,59812); 24,4638 + (−0,3221))
2 2 2
𝟏
𝒚𝟑 = 𝒚𝟐 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒)
𝟔
1
𝑦3 = 3,1435 + (2,4464 + 2(2,59812) + 2(2,4303) + 2,4997)
6
19
𝒚𝟑 = 𝟓, 𝟔𝟒𝟑𝟗𝟗
𝟏
𝒛𝟑 = 𝒛𝟐 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
1
𝑧3 = 24,4638 + (3,03472 + 2(−0,3221) + 2(−0,143895) − 2,1458)
6
𝒛𝟑 = 𝟐𝟒, 𝟒𝟓𝟔𝟔
Iterasi ke-4 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒕𝟑,𝒚𝟑,𝒛𝟑)
𝑘1 = 0,1 𝑓(0,3; 5,64399; 24,4566)
𝑘1 = 0,1(24,4566)
𝒌𝟏 = 𝟐, 𝟒𝟒𝟓𝟕
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝟑,𝒚𝟑,𝒛𝟑)
𝑙1 = 0,1 𝑔(0,3; 5,64399; 24,4566)
𝑙1 = 0,1 (240 − 20(5,64399) − 6(24,4566))
𝑙1 = 0,1(−19,6194)
𝒍𝟏 = −𝟏, 𝟗𝟔𝟏𝟗𝟒
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟑 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟑 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑘2 = 0,1𝑓 (0,3 + (0,1); 5,64399 + ( 2,4457); 24,4566 + (−1,96194))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟑 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟑 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑙2 = 0,1𝑔 (0,3 + (0,1); 5,64399 + ( 2,4457); 24,4566 + (−1,96194))
2 2 2
20
𝑙2 = 0,1 (−38,18978)
𝒍𝟐 = −𝟑, 𝟖𝟏𝟖𝟗𝟖
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟑 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟑 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑘3 = 0,1𝑓 (0,3 + (0,1); 5,64399 + ( 2,34756); 24,4566 + (−3,81898))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟑 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟑 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑙3 = 0,1𝑔 (0,3 + (0,1); 5,64399 + ( 2,34756); 24,4566 + (−3,81898))
2 2 2
21
𝟏
𝒚𝟒 = 𝒚𝟑 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒)
𝟔
1
𝑦4 = 5,64399 + (2,4457 + 2(2,34756) + 2(2,25471) + 2,1293)
6
𝒚𝟒 = 𝟕, 𝟗𝟒𝟎𝟓𝟖
𝟏
𝒛𝟒 = 𝒛𝟑 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
1
𝑧4 = 24,4566 + (−1,96194 + 2(−3,81898) + 2(−3,163866) − 4,57304)
6
𝒛𝟒 = 𝟐𝟏, 𝟎𝟑𝟗𝟖
Iterasi ke-5 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒕𝟒,𝒚𝟒,𝒛𝟒)
𝑘1 = 0,1 𝑓(0,4; 7,94058; 21,0398)
𝑘1 = 0,1(21,0398)
𝒌𝟏 = 𝟐, 𝟏𝟎𝟑𝟗𝟖
𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒕𝟒,𝒚𝟒,𝒛𝟒)
𝑙1 = 0,1 𝑔(0,4; 7,94058; 21,0398)
𝑙1 = 0,1 (240 − 20(7,94058) − 6(21,0398))
𝑙1 = 0,1(−45,0504)
𝒍𝟏 = −𝟒, 𝟓𝟎𝟓𝟎𝟒
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟒 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟒 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑘2 = 0,1𝑓 (0,4 + (0,1); 7,94058 + ( 2,10398); 21,0398 + (−4,50504))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟒 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝟐 𝒌𝟏, 𝒛𝟒 + 𝟐 𝒍𝟏)
1 1 1
𝑙2 = 0,1𝑔 (0,4 + (0,1); 7,94058 + ( 2,10398); 21,0398 + (−4,50504))
2 2 2
22
𝑙2 = 0,1 𝑔(0,45; 8,99257; 18,78728)
𝑙2 = 0,1 (240 − 20(8,99257) − 6(18,78728))
𝑙2 = 0,1 (−52,57508)
𝒍𝟐 = −𝟓, 𝟐𝟓𝟕𝟓𝟏
𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒕𝟒 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟒 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑘3 = 0,1𝑓 (0,4 + (0,1); 7,94058 + ( 1,87873); 21,0398 + (−5,25751))
2 2 2
𝟏 𝟏 𝟏
𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒕𝟒 + 𝟐 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝟐 𝒌𝟐, 𝒛𝟒 + 𝟐 𝒍𝟐)
1 1 1
𝑙3 = 0,1𝑔 (0,4 + (0,1); 7,94058 + ( 1,87873); 21,0398 + (−5,25751))
2 2 2
23
𝒍𝟒 = −𝟓, 𝟑𝟎𝟑𝟑𝟒
𝟏
𝒚𝟓 = 𝒚𝟒 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒)
𝟔
1
𝑦5 = 7,94058 + (2,10398 + 2(1,87873) + 2(1,84111) + 1,62333)
6
𝒚𝟓 = 𝟗, 𝟖𝟎𝟏𝟕𝟓
𝟏
𝒛𝟓 = 𝒛𝟒 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟔
1
𝑧5 = 21,0398 + (−4,50504 + 2(−5,25751) + 2(−4,80653) − 5,30334)
6
𝒛𝟓 = 𝟏𝟔, 𝟎𝟓𝟎𝟑𝟗
Jadi, nilai tegangan kapasitor yang mengalir dalam rangkaian selama 0,5 detik
(0 ≤ 𝑡 ≤ 0,5) setelah rangkaian ditutup dengan menggunakan metoda Runge-
Kutta orde-4 adalah:
T Ec(t)
0 0
0,1 0,976
0,2 3,1435
0,3 5,64399
0,4 7,94058
0,5 9,80175
Tabel 1. Hasil nilai tegangan kapasitor yang mengalir selama 0,5 detik (0 ≤ 𝑡 ≤
0,5)
24
3) Penyelesaian dengan Program Matlab
25
B. Permasalahan Fisika Rangkaian RLC Paralel
1) Permasalahan Fisika
Sebuah rangkaian RLC paralel memiliki R = 3 ohm, L = 0,5 Henry, C
= 1 Farad, dihubungkan dengan sumber listrik E = 12 volt dan i = 5,15 A.
10
Hitunglah arus induktor yang mengalir dalam rangkaian selama 0,5 detik
(0≤ 𝑡 ≤ 0,5) setelah rangkaian ditutup dengan metode Runge-Kutta orde-
4 dengan periode pengamatan 0,1 detik (h = 0,1). Pada saat t = 0 kuat arus
𝑖𝐿(0) = 0 A dan tegangan pada kapasitor Ec(0) = 0 volt.
5 𝑑2 𝑖 0,5 𝑑𝑖
+ + 𝑖 = 5,15
100 𝑑𝑡2 3 𝑑𝑡
5 𝑑2 𝑖 0,5 𝑑𝑖
− 𝑖
100 𝑑𝑡 2 = 5,15 − 3 𝑑𝑡
𝑑2𝑖 10 𝑑𝑖
− 20𝑖
𝑑𝑡 2 = 103 − 3 𝑑𝑡
𝑑𝑖
Dengan 𝑖𝐿 (0)= 0 Ampere dan Ec (0) = 0 volt. Karena 𝑣 = 𝑣𝐿 = 𝐿 𝑑𝑡
Sehingga
𝑑𝑖
12 = 0,5
𝑑𝑡
𝑑𝑖
= 24
𝑑𝑡
26
𝑖𝐿’(0) = 24
Misalkan: 𝑖𝐿 = y
Maka dapat ditulis:
𝑑2𝑖 10 𝑑𝑖
− 20𝑖
𝑑𝑡 2 = 103 − 3 𝑑𝑡
10
𝑦′′ = 103 − 𝑦′ − 20𝑦
3
𝑑𝑦
= 𝑦′ = 𝑧
𝑑𝑡
𝑑2 𝑦
= 𝑦" = 𝑧′
𝑑𝑡2
Diperoleh:
𝑦′ = 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)
10
𝑧′ = 103 − 𝑧 − 20𝑦 = 𝑔 (𝑥, 𝑦, 𝑧)
3
27
Iterasi ke-1 :
𝒙𝟎 = 𝟎, 𝒚𝟎 = 𝟎, 𝒛𝟎 = 𝟐𝟒
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒙𝟎,𝒚𝟎,𝒛𝟎) 𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒙𝟎,𝒚𝟎,𝒛𝟎)
𝑘1 = 0.1 𝑓(0,0,24) 𝑙1 = 0.1 𝑔(0,0,24)
𝑘1 = 0.1(24) 𝑙1 = 0.1(23)
𝒌𝟏 = 𝟐, 𝟒 𝒍𝟏 = 𝟐, 𝟑
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏) 𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏)
𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟐, 𝒛 + 𝒍𝟐) 𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟐, 𝒛 + 𝒍𝟐)
𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐 𝟎 𝟐
𝟏 𝟏
𝒚𝟏 = 𝒚 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒) 𝒛𝟏 = 𝒛 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟎 𝟔 𝟎 𝟔
𝒚𝟏 = 𝟐, 𝟒𝟐𝟖𝟎𝟑𝟕 𝒛𝟏 = 𝟐𝟑, 𝟕𝟕𝟔𝟐𝟔𝟓
28
Iterasi ke-2 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒙𝟏,𝒚𝟏,𝒛𝟏) 𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒙𝟏,𝒚𝟏,𝒛𝟏)
𝑘1 = 0.1 𝑓(0,1; 2,428037; 23,776265) 𝑙1 = 0.1 𝑔(0,1; 2,428037; 23,776265)
𝑘1 = 0.1(23,77627) 𝑙1 = 0.1(−24,81496)
𝒌𝟏 = (𝟐, 𝟑𝟕𝟕𝟔𝟐𝟕) 𝒍𝟏 = −𝟐, 𝟒𝟖𝟏𝟒𝟗𝟔
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏) 𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏)
𝟏 𝟐 𝟏 𝟐 𝟏 𝟐 𝟏 𝟐 𝟏 𝟐 𝟏 𝟐
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙𝟏 + 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟏 + 𝒍𝟐) 𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟏 + 𝒉, 𝒚𝟏 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟏 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝑘3 = 0,1 𝑓(0,15; 3,554813; 21,5535) 𝑘3 = 0,1 𝑔(0,15; 3,554813; 21,5535)
𝑘3 = 0,1(21,5535) 𝑙3 = 0,1(−39,94124)
𝒌𝟑 = 𝟐, 𝟏𝟓𝟓𝟑𝟓 𝒍𝟑 = −𝟑, 𝟗𝟗𝟒𝟏𝟐𝟒
𝟏 𝟏
𝒚𝟐 = 𝒚 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒) 𝒛𝟐 = 𝒛 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟏 𝟔 𝟏 𝟔
𝒚𝟐 = 𝟒, 𝟔𝟐𝟑𝟔𝟒𝟒 𝒛𝟐 = 𝟏𝟗, 𝟔𝟑𝟗𝟑𝟐𝟓
29
Iterasi ke-3 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒙𝟐,𝒚𝟐,𝒛𝟐) 𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒙𝟐,𝒚𝟐,𝒛𝟐)
𝑘1 = 0.1 𝑓(0,2; 4,623644 ; 19,639325) 𝑙1 = 0.1 𝑔(0,2; 4,623644 ; 19,639325)
𝑘1 = 0.1(19,639325) 𝑙1 = 0.1(−54,9373)
𝒌𝟏 = 𝟏, 𝟗𝟔𝟑𝟗𝟑𝟐5 𝒍𝟏 = −𝟓, 𝟒𝟗𝟑𝟕𝟑
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟐 + 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝒌𝟏, 𝒛𝟐 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐
𝑘2 = 0.1 𝑓(0,25; 5,60561; 16,89246) 𝑙2 = 0,1 𝑔(0,25; 5,60561; 16,89246)
𝑘2 = 0.1 (16,89246) 𝑙2 = 0.1 (−65,42041)
𝒌𝟐 = 𝟏, 𝟔𝟖𝟗𝟐𝟒𝟔 𝒍𝟐 = −𝟔, 𝟓𝟒𝟐𝟎𝟒𝟏
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙𝟐 + 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟐 + 𝒍𝟐) 𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟐 + 𝒉, 𝒚𝟐 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟐 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝑘3 = 0,1 𝑓(0,25; 5,468267; 16,3683) 𝑘3 = 0,1 𝑔(0,25; 5,468267; 16,3683)
𝑘3 = 0,1(16,3683) 𝑙3 = 0,1(−60,92636)
𝒌𝟑 = 𝟏, 𝟔𝟑𝟔𝟖𝟑 𝒍𝟑 = −𝟔, 𝟎𝟗𝟐𝟔𝟑𝟔
𝟏
𝒚𝟑 = 𝒚 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒) 𝟏
𝒛𝟑 = 𝒛 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟐 𝟔 𝟐 𝟔
𝒚𝟑 = 𝟔, 𝟐𝟖𝟓𝟒𝟑𝟕 𝒛𝟑 = 𝟏𝟑, 𝟑𝟖𝟗𝟑𝟗𝟐
30
Iterasi ke-4 :
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒙𝟑,𝒚𝟑,𝒛𝟑) 𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒙𝟑,𝒚𝟑,𝒛𝟑)
𝑘1 = 0.1 𝑓(0,3; 6,285437 ; 13,389392 ) 𝑙1 = 0.1 𝑔(0,3; 6,285437 ; 13,389392 )
𝑘1 = 0.1(13,389392) 𝑙1 = 0.1(−67,34004)
𝒌𝟏 = 𝟏, 𝟑𝟑𝟖𝟗𝟑𝟗 𝒍𝟏 = −𝟔, 𝟕𝟑𝟒𝟎𝟎𝟒
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏)
𝟑 𝟐 𝟑 𝟐 𝟑 𝟐 𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟑 + 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝒌𝟏, 𝒛𝟑 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐
𝑘2 = 0.1 𝑓(0,35; 6,954907; 10,02239) 𝑙2 = 0,1 𝑔(0,35; 6,954907; 10,02239)
𝑘2 = 0.1 (10,02239) 𝑙2 = 0.1 (−69,50609)
𝒌𝟐 = 𝟏, 𝟎𝟎𝟐𝟐𝟑𝟗 𝒍𝟐 = −𝟔, 𝟗𝟓𝟎𝟔𝟎𝟗
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙𝟑 + 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟑 + 𝒍𝟐) 𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟑 + 𝒉, 𝒚𝟑 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟑 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝑘3 = 0,1 𝑓(0,35; 6,786557; 9,914088) 𝑘3 = 0,1 𝑔(0,35; 6,786557; 9,914088)
𝑘3 = 0,1( 9,914088) 𝑙3 = 0,1(−65,77808)
𝒌𝟑 = 𝟎, 𝟗𝟗𝟏𝟒𝟎𝟗 𝒍𝟑 = −𝟔, 𝟓𝟕𝟕𝟖𝟎𝟖
𝟏
𝒚𝟒 = 𝒚 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒) 𝟏
𝒛𝟒 = 𝒛 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟑 𝟔 𝟑 𝟔
𝒚𝟒 = 𝟕, 𝟐𝟖𝟔𝟔𝟔𝟗 𝒛𝟒 = 𝟔, 𝟔𝟕𝟎𝟐𝟏𝟔
31
Iterasi ke-5 :
𝒙𝟒 = 𝟎, 𝟒, 𝒚𝟒 = 𝟕, 𝟐𝟖𝟔𝟔𝟔𝟗, 𝒛𝟒 = 𝟔, 𝟔𝟕𝟎𝟐𝟏𝟔
𝒌𝟏 = 𝒉𝒇(𝒙𝟒,𝒚𝟒,𝒛𝟒) 𝒍𝟏 = 𝒉𝒈(𝒙𝟒,𝒚𝟒,𝒛𝟒)
𝑘1 = 0.1 𝑓(0,4; 7,286669 ; 6,670216 ) 𝑙1 = 0.1 𝑔(0,4; 7,286669 ; 6,670216 )
𝑘1 = 0.1(6,670216) 𝑙1 = 0.1(−64,96743)
𝒌𝟏 = 𝟎, 𝟔𝟔𝟕𝟎𝟐𝟐 𝒍𝟏 = −𝟔, 𝟒𝟗𝟔𝟕𝟒𝟑
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟐 = 𝒉𝒇 (𝒙 + 𝒉, 𝒚 + 𝒌𝟏, 𝒛 + 𝒍𝟏)
𝟒 𝟐 𝟒 𝟐 𝟒 𝟐 𝒍𝟐 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟒 + 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝒌𝟏, 𝒛𝟒 + 𝒍𝟏)
𝟐 𝟐 𝟐
𝑘2 = 0.1 𝑓(0,45; 7,62018; 3,421845) 𝑙2 = 0,1 𝑔(0,45; 7,62018; 3,421845)
𝑘2 = 0.1 (3,421845) 𝑙2 = 0.1 (−60,80974)
𝒌𝟐 = 𝟎, 𝟑𝟒𝟐𝟏𝟖𝟒 𝒍𝟐 = −𝟔, 𝟎𝟖𝟎𝟗𝟕𝟒
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒌𝟑 = 𝒉𝒇 (𝒙𝟒 + 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟒 + 𝒍𝟐) 𝒍𝟑 = 𝒉𝒈 (𝒙𝟒 + 𝒉, 𝒚𝟒 + 𝒌𝟐, 𝒛𝟒 + 𝒍𝟐)
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝑘3 = 0,1 𝑓(0,45; 7,457761; 3,629729) 𝑘3 = 0,1 𝑓(0,45; 7,457761; 3,629729)
𝑘3 = 0,1( 3,629729) 𝑙3 = 0,1(−58,25432)
𝒌𝟑 = 𝟎, 𝟑𝟔𝟐𝟗𝟕𝟑 𝒍𝟑 = −𝟓, 𝟖𝟐𝟓𝟒𝟑𝟐
𝟏
𝒚𝟓 = 𝒚 + (𝒌𝟏 + 𝟐𝒌𝟐 + 𝟐𝒌𝟑 + 𝒌𝟒) 𝟏
𝒛𝟓 = 𝒛 + (𝒍𝟏 + 𝟐𝒍𝟐 + 𝟐𝒍𝟑 + 𝒍𝟒)
𝟒 𝟔 𝟒 𝟔
𝒚𝟓 = 𝟕, 𝟔𝟒𝟔𝟗𝟕𝟏 𝒛𝟓 = 𝟎, 𝟕𝟑𝟖𝟒𝟕𝟕
32
Jadi, arus induktor yang mengalir dalam rangkaian selama 0,5 detik (0≤ 𝑡 ≤ 0,5)
setelah rangkaian ditutup dengan metode Runge-Kutta orde-4 dan periode
pengamatan 0,1 detik (h = 0,1) adalah sebagai berikut :
0 0
0,1 2.428037
0,2 4.623644
0,3 6.285437
0,4 7.286669
0,5 7.646971
Tabel 2. Hasil nilai arus induktor yang mengalir selama 0,5 detik (0 ≤ 𝑡 ≤ 0,5)
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan tulisan ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu insyaallah kedepannya kami akan lebih baik lagi.
Semoga dengan tulisan ini, kita lebih memahami tentang penyelesaian
masalah fisika Rangkaian RLC seri dan paralel menggunakan metoda runge-
kutta 4 (RK-4).
34
DAFTAR PUSTAKA
Arga. 2020. Rangkaian RLC (Seri dan Paralel) beserta Contoh Soalnya.
https://pintarelektro.com/rangkaian-rlc/ (diakses 26 Juni 2021).
Mulud, Harijono Teguh dan Dwiyana Hendrawati. 2009. Teknik Listrik II.
Semarang: Politeknik Negeri Semarang.
Sari Wahyuni, Fitri. 2020. Analisis dan Penyelesaian Model Matematika Pada
Rangkaian Listrik Orde Dua. Journal of Mathematics Education and
Science. 6(1). 23-31.
35
LAMPIRAN
For i = 1 : 6
Output
If i ==1
text
Output
If i ==2 text
If i ==3 Output
text
Output
If i ==4
text
Output
If i ==5 text
Output
If i ==6 text
Pause(1)
For i = 1 : 2
Output
text
Pause(1) a 36
a
%bagian program utama
Input
y,z,a,b,c,h
i <= n
i=I+1
If i ==1 x = 0, y = a, Output
z=b iterasi,x,y,z
x = x, y = y, z = z
k1 = h*(feval(f,x,y,z))
l1 = h*(feval(g,x,y,z))
k2 = h*(feval(f,(x+(h/2)),(y+(k1/2)),(z+(l1/2))))
l2 = h*(feval(g,(x+(h/2)),(y+(k1/2)),(z+(l1/2))))
k3 = h*(feval(f,(x+(h/2)),(y+(k2/2)),(z+(l2/2))))
l3 = h*(feval(g,(x+(h/2)),(y+(k2/2)),(z+(l2/2))))
k4 = h*(feval(f,(x+h),(y+k3),(z+l3)))
l4 = h*(feval(g,(x+h),(y+k3),(z+l3)))
x = x+h
y = y+((k1+(2*k2)+(2*k3)+k4)/6)
z = z+((l1+(2*l2)+(2*l3)+l4)/6)
Output
iterasi,x,y,z,k1,l1,
k2,l2, k3,l3, k4,l4
Output
y
37
%bagian fungsi persamaan differensial biasa
38
Lampiran 2. Pseudecode Program
clc
clear
%bagian pembuka
disp('\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\');
disp(' ');
for i=1:6
if i==1
disp(' ');
else if i == 2
else if i == 3
else if i == 4
disp(' ');
if i == 5
disp(' ');
disp('dibuat oleh');
else if i == 6
disp(' ');
disp('Febria
Ningsih dan
Gustika Yonanda');
39
end
40
end
end
end
end
end
pause(1);
end
for i=1:2
disp(' ')
pause(1);
end
disp('\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\');
clc
n = (c-0)/h;
i = 0;
fprintf('\n n x y y`(z) k1 l1 k2 l2 k3 l3
k4 l4\n');
while i<=(n)
i = i+1;
41
if i==1
x = 0;
y = a;
z = b;
else
x = x;
y = y;
z = z;
k1 = h*(feval(f,x,y,z));
l1 = h*(feval(g,x,y,z));
k2 = h*(feval(f,(x+(h/2)),(y+(k1/2)),(z+(l1/2))));
l2 = h*(feval(g,(x+(h/2)),(y+(k1/2)),(z+(l1/2))));
k3 = h*(feval(f,(x+(h/2)),(y+(k2/2)),(z+(l2/2))));
l3 = h*(feval(g,(x+(h/2)),(y+(k2/2)),(z+(l2/2))));
k4 = h*(feval(f,(x+h),(y+k3),(z+l3)));
l4 = h*(feval(g,(x+h),(y+k3),(z+l3)));
x = x+h;
y = y+((k1+(2*k2)+(2*k3)+k4)/6);
z = z+((l1+(2*l2)+(2*l3)+l4)/6);
fprintf ('%6d %12.3f %12.6f %10.6f %10.6f %10.6f %10.6f %10.6f %10.6f %10.6f
%10.6f %10.6f\n',(i-1),x,y,z,k1,l1,k2,l2,k3,l3,k4,l4);
end
end
42
43