Footnote :
Footnote :
(1) Bila orang kafir (bukan karena murtad) masuk islam pada siang hari maka
disunnahkan baginya imsak (menahan dari pembatal puasa) hingga maghrib.
(2) Adapun bila hilang akal karena pingsan, bius, atau epilepsy, maka ada perincian
khusus terkaitnya di pembahasan pembatal puasa, in-syaa’a Allah.
(3) Bila seorang wanita suci dari haidh pada waktu siang, maka ia disunnahkan pula
untuk imsak hingga maghrib.
(4) Bila ia berpuasa di hari yang diharamkan berpuasa, seperti hari ‘id, maka puasanya
tidak sah.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Keterangan :
Untuk mengambil keringan (rukhshah) kebolehan
berbuka / tidak berpuasa , ia tidak harus menunggu
ketetapan dari dokter muslim yang adil, namun
cukup baginya dengan adanya dugaan kuat atau
pengalaman yang ia ketahui.
Lebih utama baginya tidak Lebih utama baginya tetap Wajib baginya tidak
berpuasa berpuasa berpuasa (berbuka)
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
1
Safarnya adalah safar yang jauh (thawil)
yakni 2 marhalah (kurang lebih 82 km)
1 Niat
Footnote :
(1) Hal ini berdasarkan hadits Nabi ﵌yang diriwayatkan oleh Hafshah :
ِ ِ
َل ا ْل َف ْجر َف ََل ص َيا َم ل ُه ب َ
ق م اي الصِ ت
ْ ِ
ي ب ي م َ
ل ن م
َ ْ َ َ ِّ ِّ َ ُ ْ َ ْ
“Barangsiapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar,
maka tidak ada puasa untuknya.”
Faidah : hukum asalnya waktu niat adalah bersamaan dengan awal melakukan
ibadah, seperti ketika dalam sholat, maka waktu berniat adalah ketika takbiratul
ihram, namun berbeda dalam puasa fardhu, bila seseorang berniat bersamaan
dengan awal puasa (yakni terbitnya fajar) maka tidak sah puasanya berdasarkan
hadits Hafshah di atas.
(2) Hal ini dikarenakan puasa pada setiap harinya adalah ibadah tersendiri, yang tidak
ada kaitannya antara satu hari dengan yang lainnya.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
❑Wajib menentukan puasa yang ❑ Tidak wajib ta’yin, kecuali puasa yang
dilakukan (ta’yin) memiliki waktu tertentu, seperti puasa
‘Arafah.
Misalkan menggabung antara Bila puasa sunnahnya ghaira Keduanya sah dan mendapat
niat puasa qadha’ dengan maqshudah li dzatihi (tidak pahala , dengan syarat puasa
puasa kaffarah, maka diperintahkan syariat secara khusus) tsb ghaira maqshudah li
keduanya tidak sah. maka sah, dan mendapat pahala dzatihi, seperti menggabungkan
keduanya, seperti menggabung antara puasa ayyamul bidh
puasa qadha’ dengan puasa senin. dengan puasa senin.
(*) Perincian tentang masalah ini bisa merujuk ke kitab “al-Qowaid al-Fiqhiyyah”
karya Syaikh Abdurrahman as-Saqqaf, terbitan darud dhiya, hal. 144 -161
PEMBATAL-PEMBATAL PUASA
(bagian 1)
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Pembatal-Pembatal Puasa
1 Ghibah 2 Namimah
8
Muntah karena disengaja,
walaupun sedikit
Footnote :
(1) Bila ia melakukan pembatal nomer 4-6, dalam keadaan tidak sengaja, lupa, atau
dipaksa, atau tidak tahu akan keharamannya.. maka puasanya tidak batal.
(2) Ketidaktahuan (jahil) yang dimaafkan dalam perkara ini hanya untuk 2 golongan saja :
1) Orang yang baru masuk islam
2) Orang yang tinggal di pedalaman, jauh dari ulama atau ustadz yang memberinya
pengajaran.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Jima’
Memerdekakan Bila tak mampu Puasa 2 bulan Bila tak mampu Memberi makan
budak mukmin berturut-turut. 60 orang miskin.
Yakni bulan hijriyah setiap satu orang 1 mudd.
o Kaffarah ini hanya wajib untuk suami, adapun istri hanya wajib menqadha’.
o Bila ia tidak mampu melakukan semuanya, maka kewajiban kaffarah tidak gugur
atasnya, namun menjadi hutang yang harus ia tunaikan saat telah mampu.
o Bila terjadi jima’ lebih dari sekali dalam satu hari, maka hanya wajib satu kaffarah,
berbeda ketika jima’ pada hari yang berbeda, maka setiap satu hari, satu kaffarah.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Jima’ yang Puasanya batal Pada bulan Puasa yg batal adalah Ia berdosa
sempurna (tam) karena jima’ Ramadhan 1 hari sempurna dengan jima’ ini
Yakni jima’ yang bila puasanya batal Tidak wajib kaffarah yakni ia masih termasuk Maka tidak wajib
mewajibkan mandi karena makan apabila di selain ahli wujub hingga kafarah, jika berjima’
janabah, misalkan, kemudian Ramadhan, maghrib, bila ia gila / saat safar atau sakit,
sebagimana berjima’, maka walaupun itu puasa meninggal sebelum sebab ia tidak berdosa
dijelaskan pada tidak wajib wajib, seperti puasa maghrib, maka tidak bila membatalkan
poin 1. kaffarah. qadha’ wajib atasnya kaffarah puasa pada kondisi tsb
Jarum
Suntik
Menelan
Dahak
Menelan ludah
Masuknya air ke
tubuh
Masuknya air
saat berkumur
Membatalkan
Dengan mubalaghah Tanpa mubalaghah
Meskipun tanpa mubalaghah
Catatan :
Pendapat 1 Pendapat 2
Membatalkan puasa, karena telinga Tidak membatalkan puasa, karena
adalah manfadz maftuh telinga bukan manfadz maftuh
3
Benda yang masuk karena
paksaan yang memenuhi syarat.
6
Debu tepung dan sejenisnya yang
masuk ke mulut atau hidung.
7
Lalat atau sejenisnya yang
terbang dan masuk ke dalam tubuh.
MASALAH – MASALAH KONTEMPORER
SEPUTAR PEMBATAL PUASA
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Mukaddimah
Hampir seluruh permasalahan kontemporer tentang pembatal puasa, berkaitan
dengan pembatal “masuknya benda (ain) ke dalam tubuh (jauf) melalui rongga
yang terbuka (al-manfadz al-maftuh)”, oleh karenanya kita kan kuatkan lagi
pembahasan tentang makna dan kriteria masing-masing istilah ini.
Pasta gigi
Footnote :
❖ Maksud “tidak ada khilaf” disini adalah antara ulama Syaf’iyyah saja, artinya ulama
syafi’iyyah tidak ada perbedaan pendapat bahwa perkara tersebut membatalkan puasa.
❖ Pembagian ini kami ambil dari kitab mandhumah tentang pembatal-pembatal puasa
yang ditulis oleh Syaikh Aliy al-Qudaimiy –hafidhahullah- .
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Membatalkan
(tanpa ada khilaf atau perincian)
Tidak Membatalkan
(tanpa ada khilaf atau perincian)
Referensi
Kitab
At-Taqrirat as-Sadidah fil Masa’il al-Mufidah, Hasan bin Ahmad al-Kaff, darul mirats
an-nabawiy.
Hasyiyah al-Bajuriy ‘ala Fathil Qaribil mujib, Ibrahim al-Bajury, darul Minhaj.
Al-Fiqhi al-Manhaji ala Madzhabil Imam asy-Syaf’iy, Musthafa al-Bugha, Musthafa al-
Khan, Darul Musthafa.
Mu’nisul Jalis bi Syarhil Yaqutin Nafis, Musthofa bin Ahmad asy-Syafi’i, Darud dhiya’
At-Ta’liq ‘ala mandhumah al-Mufatthirat al-Mu’ashirah, Labib Najib.
Website
Halodoc.com
Aladokter.com
Wikipedia.org
Muslimafiyah.com
Nu.or.id
HAL-HAL YANG DISUNNAHKAN
& DIMAKRUHKAN SAAT BERPUASA
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
2
Berbuka dengan kurma basah
Sunnah- (ruthob) dengan jumlah yang ganjil.
Sunnah
Puasa 3 Sahur, meskipun dengan seteguk air.
4
Mengakhirkan sahur, namun tidak
sampai terlalu mendekati subuh.
Footnote :
(1) Apabila masih ragu-ragu, maka wajib berhati-hati dengan mengakhirkannya sampai
benar-benar yakin.
(2) Urutan keutamaan makanan dalam berbuka :
1 2 3
Air putih, yang paling Hulwun (makanan manis Halwa (makanan manis
utama dg zam-zam yang tidak diproses dg api) yang diproses dg api)
(3) Waktu sahur mulai dari tengah malam, dan yang paling utama sahur dengan kurma.
(4) Disunnahkan untuk berhenti makan & minum sebelum fajar dengan jarak yang
cukup untuk membaca 50 ayat (sekitar 15 menit), sebagai bentuk kehati-hatian,
sebab akurasi jadwal imsakiyah adalanya berubah-ubah, baik terlalu cepat atau
terlalu lambat.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Puasa
Mandi Janabah sebelum fajar
7 (3)
(bila junub di malam hari)
(4)
8 Memperbanyak tilawah al-Qur’an.
9
Melaksanakan Sholat tarawih sejak
malam pertama hingga terakhir
(1) Seseorang bisa mencukupkan dengan membaca satu riwayat saja, atau membaca
keseluruhannya, dan ini yang lebih utama.
(2) Yakni dengan memberi hidangan yang mengenyangkan, bila tidak mampu maka bisa
dengan satu gelas air, atau sebutir kurma.
(3) Untuk menghindari masuknya air ke dalam telinga atau mulut saat ia mandi dalam
keadaan sudah puasa.
(4) Yang paling utama dengan mudarasah, yakni seseorang membaca Al-Quran dan orang
lain menyimaknya, kemudian dilakukan secara bergantian.
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
❑ Perkara-perkara di atas bisa menjadi mubah bila dilakukan karena ada kebutuhan,
seperti ketika seseorang mencicipi masakan untuk mengetahui cita rasanya.
❑ Bila ada perselisihan diantara ulama, sebagian mengatakan batal, dan sebagian
mengatakan tidak, maka yang lebih utama adalah meninggalkannya,
sebagaimana permasalahan nomer (3) , ulama hanabilah mengatakan berbekam
atau membekam orang lain membatalkan puasa, sedangkan mayoritas ulama,
termasuk syafi’iyyah mengatakan tidak batal.
❑ Perkara-perkara mubah yang diduga bisa mengantarkan kepada pembatal puasa
saat dilakukan, maka menjadi makruh, seperti permasalahan nomer (1) dan (4)
MEREKA YANG DISYARIATKAN
IMSAK (MENAHAN) SAMPAI MAGHRIB
#Serial Fikih Ramadhan Kitab Puasa
Niatkan I’tikaf
Setiap Masuk Masjid
Syaikh Said Al-Jabiri -hafidhahullah- berkata :
I’tikaf paling minimal adalah
berdiam diri sekadar seseorang disebut
menetap (ukuf), yakni dengan berdiam
di atas kadar tuma'ninah dalam ruku'
(1)
dan semisalnya, dan tidak disyaratnya
(2)
berpuasa untuk keabsahan i’tikaf.
beliau meneruskan …
Referensi :
beliau meneruskan …
Referensi :