Anda di halaman 1dari 7

FIQIH RAMADHAN

1. Apa Dalil Wajibnya Puasa Ramadhan?


Jawab :
a. QS. Al-Baqarah Ayat 183

b. QS. Al-Baqarah Ayat 185

c. HR. Bukhori No. Hadist :

NB : Puasa Ramadhan adalah kewajiban pokok agama yang terpenting atau disebut
sebagai maka orang yang ingkar terhadap
kewajibannya di Hukumi Kafir, kecuali dia baru masuk Islam atau kehidupannya jauh
dari para Ulama. Dan bagi yang tidak berpuasa tanpa uzur, maka bagi pemimpin
(Hukum Islam) untuk memenjarakannya dan tidak diberi makan dan minum pada
siang hari agar dia sama seperti orang yang puasa.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 549}


2. Apa Penyebab Wajibnya Puasa Ramadhan ?
Jawab : Puasa Ramadhan Wajib bila memenuhi salah satu dari 2 syarat :
1. Sempurnanya Sya’ban 30 hari
2. Terlihtnya hilal pada malam ke 30 Sya’ban

(HR. BUKHORI )

{Sumber Kitab Baijury Hal. 549}

NB : Untuk kapan masuknya Ramadhan alangkah baiknya kita mengikuti pemerintah


dalam hal ini yang memiliki kapasitas baik dari segi alat dll, untuk memperkirakan
terlihatnya hilal atau tidak.

3. Kapan Diwajibkan / Difardukannya Puasa Ramadhan ?


Jawab : Ketika Bulan Sya’ban Tahun ke-2 Hijriah.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 549}

4. Apa Syarat Wajibnya Puasa ?


Jawab : Ada 4
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Mampu menjalaninya baik secara kekuatan jasmani atau secara ketentuan syari’at
sehingga orang sakit dia boleh untuk tidak berpuasa dan diganti pada bulan yang
lain.
QS. Al-Baqarah Ayat 185 :

Adapun orang yang haid dan nifas dia haram untuk berpuasa dan dia wajib
mengganti di hari yang lain.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 551/552}


5. Apa Sajakah Fardu-fardu nya Puasa ?
Jawab : Ada 4
1. Niat : Niat Puasa Ramadhan dilaksanakan pada malam hari (mulai tenggelamnya
matahari hingga terbitnya fajar shodiq).
Adapun Niat Puasa letaknya didalam hati, sehingga bila kita mengucapkan niat
tanpa disertai hati yang berniat maka belum mencukupi.
Adapun lafaznya Niat Puasa Ramadhan:

Artinya :
“Saya niat puasa besok hari untuk menunaikan puasa fardu ramadhan karena
Allah ta’ala”

2. Menahan diri dari makan dan minum.


3. Menahan diri dari jima’.
4. Menahan diri dari muntah secara sengaja.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 556}

6. Apa Saja Perkara Yang Membatalkan Puasa ?


Jawab : Ada 10 Perkara
1. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh dengan sengaja melalui lubang yang terbuka
(mulut, hidung, dan lain-lain).
2. Atau melalui jalan yang tertutup seperti benda yang masuk ke otak mealui kepala.
3. Mengobati orang sakit melalui 2 jalan (Qubul / Dubur).
4. Muntah dengan sengaja.
5. Jima’.
6. Keluarnya mani karena istimna’ kecuali keluar mani karena tidur, maka tidak
membatalkan.
7. Haid.
8. Nifas.
9. Gila.
10. Murtad

{Sumber Kitab Baijury Hal. 560}


7. Apa Saja Sunnah-sunnah Puasa ?
Jawab : Sunnah-sunnah Puasa ada 3

1. : Mempercepat berbuka, disunnahan berbuka


dengan kurma, kalau tidak ada maka dengan air.

2. : Mengakhirkan sahur hingga waktu yang


sekiranya tidak ada timbul keraguan.

3. : Meninggalkan omongan yang tidak baik.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 560}

8. Bagaimana Hukum Orang yang Jima’ Pada Siang Hari Bulan Ramadhan dan
Apa Konsekuensinya ?
Jawab : Hukumnya Haram dan Berdosa.
Dan dia wajib mengqodo’ serta kafaroh yaitu : memerdekakan seorang budak wanita
mu’minah, kalau tidak mampu maka dengan puasa 2 bulan berturut-turut, kalau tidak
mampu maka memberi makan pada 60 fakir miskin dan setiap orang mendapat 1 mud.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 568}

9. Bagaimana Bila Seorang Mati, Dia Memiliki Qodo’an Puasa ?


Jawab : Di perinci menjadi 4 bagian.
1. Kalau dia wafat dan memiliki Qodo’an Ramadhan dengan uzur seperti sakit, dan
dia tidak ada waktu untuk mengqodo’nya maka tidak wajib mengqodo’ dan tidak
wajib membayar fidyah.
2. Kalau dia wafat dan memiliki Qodo’an Ramadhan dengan uzur, tapi dia ada atau
punya waktu untuk mengqodo’ tapi dia tidak mengqodo’nya maka dia wajib
membayar fidyah.
3. Kalau dia wafat dan memiliki Qodo’an Ramadhan bukan karena uzur dan tidak
ada waktu untuk mengqodo’ maka wajib membayar fidyah.
4. Kalau dia wafat dan memiliki Qodo’an Ramadhan, bukan karena uzur dan waktu
untuk mengqodo’ tapi tidak mengqodonya, maka wajib membayar fidyah.

NB : Untuk membayar fidyah ini tidak cara satu-satunya karena dalam Qoul Qodim Imam
Syafi’i : dibolehkan memilih antara membayar fidyah atau walinya yang mengqodo’nya
bahkan yang kedua ini yang mu’tamad.
Sebagaimana HR. Shohih Muslim :

Dan HR. Muslim :

{Sumber Kitab Baijury Hal. 571}

10. Berapa Jumlah Pembayaran Fidyah ?


Jawab : Fidyah adalah satu mud makanan pokok dan 1(satu) mud = 6 ons.

NB : Setiap satu hari yang tertinggal sebagaimana pada soal No.9 maka diganti
dengan 1 Mud (6 ons) makanan pokok yang di serahkan pada faqir miskin.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 573}

11. Bagaimana Hukum Orang Sakit Yang Tidak Diharapkan Kesembuhannya


Sehingga Tidak Dapat Puasa atau Orang Yang Sangat Tua, Lemah Yang Tidak
Dapat Berpuasa ?
Jawab : Dia boleh untuk tidak berpuasa dan membayar 1 mud setiap harinya yang
diserahkan pada fakir miskin.
Sebagaimana QS. Al-Baqarah ayat 184 :

{Sumber Kitab Al-Baijury Hal. 575}

12. Bagaimana Hukum Wanita Hamil dan Menyusui Tidak Berpuasa ?


Jawab : Diperinci
a. Bila wanita hamil atau yang menyusui itu tidak berpuasa karena khawatir terhadap
dirinya maka dia boleh untuk tidak berpuasa dan hanya wajib Qodo’ saja.
b. Bila tidak puasa khawatir terhadap anaknya atau kandungannya saja maka wajib
Qodo dan Kafaroh.
c. Bila tidak puasa khawatir pada dirinya dan anaknya atau kandungannya maka
wajib Qodo saja.
NB : Adapun kafarohnya adalah satu mud makanan pokok yang diserahkan pada faqir
miskin.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 577}

13. Bagaimana Hukum Orang Yang Safar Untuk Tidak Puasa ?


Jawab : Bila safarnya panjang ( 2 marhala lebih / 90 s/d 100 km lebih ) dan dia safar
sebelum fajar maka dia boleh untuk tidak berpuasa, akan tetapi puasa lebih utama
baginya bila tidak membahayakan dirinya.
Bila membahayakan dirinya, maka tidak puasa lebih utama, bahkan haram hukumnya
dia puasa bila di yakini dengan puasa dia akan mengalami sakit atau yang lainny.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Gozali dalam Kitab Al-Mustasfa dan
sebagaimana pula dalam H.R Bukhory Muslim :

{Sumber Kitab Baijury Hal. 577}

14. Bagaimana Hukum Orang Sakit (Sakit Yang Diharapkan Sembuh) Untuk Tidak
Puasa ?
Jawab : Dia boleh untuk tidak puasa hanya saja setiap malam hendaknya dia niat
puasa dan berusaha semampunya untuk puasa. Dan bila tidak mampu, ia boleh
langsung di perbolehkan berbuka dan nanti setelah sehat dia wajib mengqodo’nya.

{Sumber Kitab Baijury Hal. 578}

Anda mungkin juga menyukai