Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

SKILL LAB SISTEM KARDIOVASKULER


(ELEKTROKARDIOGRAM)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
PEREKAMAN DAN INTERPRETASI EKG

A. PENDAHULUAN
EKG (Elektrokardiography) merupakan sebuah alat yang sangat penting di kllinik,
penting karena mudahnya dikuasai maupun karena alat ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat dan seringkali bahkan penting sekali mengenai berbagai situasi. Dengan
memandang sekilas saja pada rekaman EKG, sudah dapat didiagnosis infark miokard
yang sedang berkembang, dapat diidntifikasi aritmia yang mengancam jiwa, dapat
ditunjuk dengan tepat efek kronik hiprtensi berlarut-larut atau efek akut suatu embolus
paru masif, atau dengan cpat dapat diberikan pengukur guna menenangkan seseorang
yang ingin mulai mengikuti suatu program latihan jasmani.
Namun EKG hanyalah sebuah alat dan seperti alat lainnya, kemampuannya
tergantung pada kemampuan pemakainya. “ Taruhlah pahat di tangan saya, anda tak
mungkin mendapatkan patung Jendral Soedirman”.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan praktikum mahasiswa mampu melakukan perekaman dan
menginterpretasikan rekaman EKG secara tepat dan benar

2. Tujuan instruksional khusus


1) Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dan pealatan EKG
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan perekaman EKG
3) Mahasiswa mampu melakukan pemasangan elektroda EKG
4) Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin EKG
5) Mahasiswa mampu menginterpretasi rekaman EKG

C. WAKTU DAN LOKASI


Ruang laboratorium KMB/KGD PSIK UR dan sebanyak 1 x pertemuan dalam 1 minggu.
D. PRASYARAT
1. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
2. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
3. Mengetahui haemodinamik sirkulasi jantung
4. Mengetahui patofisiologi sistem kardiovaskuler
E. LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektrokardiogram (EK) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung. Kegiatan listriik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui
elektrofa-elektroda yang dipasang pada ermukaan tubuh. EKG sangat berguna dalam
membantu menegakkan diagnosa beberapa penyakit jantung akan tetapi klinis pasien
tetap menjadi pasangan yang penting dalam menegakkan diagnosa, sebab sering
kelainan EKG ditemukan pada normal atau sebaliknya gambaran EKG normal
didapat pada orang yang menderita kelainan jantung.

2. Fungsi EKG
EKG mempunyai fungsi diagnostik :
- Aritmia jantung
- Hpertrofi atrium dan ventrikel
- Iskemik dan infark miokard
- Efek obat-obatan seperti (digitalis, anti aritmia dll)
- Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
- Penilaian fungsi pacu jantung

3. Mesin EKG
Mesin EKG yang digunakan dalam praktikum ini adalah mesin FUKUDA M-E dan
mesin CARDISUNY.

4. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis horizontal dan garis
vertikal dengan jarak 1 mm = 1 kotak kecil (KK). Garis yang lebih tebal terdapat pda
setiap 5 mm = 5 KK =1 Kotak Besar (KB).
Garis horizontal menunjukkan waktu, dimana 1 KK = 0,04 detik, ini didapatkan
karena standar kecepatan perekaman EKG adalah 25 mm/detik.
Jadi 1 KK = 1 mm/ 25 mm/detik (Standar perekaman) = 0,04 detik
Sehingga jika 5 KK = 1 KB = 0,20 detik
25 KK = 5 KB = 1 detik
150 KK = 30 KB = 6 detik
1500 KK = 300 KB = 60 detik
Garis vertikal menggambarkan voltage, dimana 1 KK = 0,1 mv, nilai 0,1 juga
didapat karena standar perekaman EKG yang menggunakan kekuatan atau yang
lebih dikenal dengan istilah kalibrasi 1 dengan tanda adanya garis defleksi positif 10
mm atau 10 KK (2 KB).

5. Sandapan EKG
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada
tempat- tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan,
karena penempatan yang salah akan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2 jenissandapan (lead) pada EKG.
1. Sandapan Bipolar
2. Sandapan Unipolar
Sandapan Bipolar
Yaitu merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, memandang jantung secara arah
ventikel (ke atas-bawah, dan ke samping).
a. Lead I/ sadapan I: merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA)  tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
b. Lead II/ sadapan II: merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
kaki kiri (LF)  tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
c. Lead III/ sadapan III: merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan
kaki kiri (LF)  tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Ketiga sadapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segitiga sama sisi yang
disebut segitiga EINTHOVEN

Pada umumnya perekaman EKG dibuat , tetapi pada keadaan tertentu dapat dibuat
sampai 17 lead meliputi V7, V8, V9, V3R dan V4R. EKG 12 lead terdiri dari:
 Lead I, aVL, V5, V6  menunjukkan bagian lateral jantung
 Lead II, III, aVF  menunjukkan bagian inferior jantung
 Lead V1 s/d V4  menunjukkan bagian anterior jantung
 Lead aVR  hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar.

Sandapan Unipolar
Sandapan unipolar ini terbagi dua yaituu sandapan ekstremitas dan sandapan unipolar
prekordial
Untuk mendapatkan sandapan unipolar, gabungan dari
sandapan I,II,III disebut terminal sentral dan anggap
berpontensial nol. Bila potensial dari suatu elektroda dibandingkan
dengan terminal sentral , maka didapatkan potensial mutlak elektroda tersebut dan
sandapan yang diperoleh disebut sandapan unipolar Sadapan unipolar ekstremitas:
a. Lead aVR: merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri
dan kaki kiri  tangan kanan bermuatan (+)
b. Lead aVL: merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan
dan kaki kiri  tangan kiri bermuatan (+)
c. Lead aVF: merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan 
tangan kiri bermuatan (+)

Sandapan Unipolar Prekordial

Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda yang ditempatkan
dibeberapa tempat dinding dada. Elektroda Indiferen diperoleh dengan
menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas. Sesuai dengan nama elektrodanya,
sandapan-sandapan prekordial disebut V1, V2, V3, V4, V5 dan V6.

6. Kurva EKG
Kurva EKG mengambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel.
Proses listrik terdiri dari:
1. Depolarisasi atrium  tampak dari gelombang P
2. Repolarisasi atrium  tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel
3. Depolarisasi ventrikel  tampak dari kompleks QRS
4. Repolarisasi ventrikel  tampak dari segmen ST

Gambaran EKG Normal:


 Gelombang P  merupakan depolarisasi repolarisasi atrium, yang diaktivasi oleh
SA Node secara otomatis menghantarkan impuls melalui internodal pathway di
atrium kanan dan melalui bachman bundle ke atrium kiri yang menghasilkan
depolarisasi pada kedua atrium, dan menghasilkan gelombang kecil.
Normalnya: lebar ≤ 0,12 detik, tinggi ≤ 0,3 mV, selalu positif (+) di lead II, dan selalu
negatif (-) di lead aVR
 Gelombang QRS (kompleks QRS)  merupakan gambaran depolarisasi
ventrikel. Nilai normal: lebar 0,04-0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q: defleksi negatif pertama gelombang QRS, lebar < 0,04 detik, dalam
< 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R: defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya positif di
lead II, V5 dan V6, di lead aVR, V1 dan V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada
sama sekali.
Gelombang S: defleksi negatif sesudah gelombang R, terlihat lebih dalam di lead
aVR dan V1, dan V2, V3, V4, V5, dan V6 makin menghilang atau berkurang
dalamnya.
 Gelombang T  merupakan proses repolarisasi ventrikel. Bentuk gelombang T
yang normal sedikit asimetris, dimana defleksi positif terjadi perlahan sampai
mencapai puncak dan kemudian menurun curam. Umumnya gelombang T positif
dihampir semua lead kecuali di aVR
Nilai normal: tinggi gelombang T minimal 1 mm, bila < 1mm disebut gelombang T
datar/ flat, maksimal tinggi gelombang T tidak boleh lebih dari 10 mm di lead
precordial dan tidak lebig dari 5 mm di lead ekstremitas.
 Gelombang U  defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun
diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikuler
 Interval PR  saat arus listrik sampai di AV Node, depolarisasi akan tertunda
beberapa saat, dalam rekaman EKG akan gterlihat garis isoletrik yang disebut juga
PR segmen. Hal ini terjadi untuk memberikan kesempatan pengisian pada ventrikel.
Interval PR merupakan gambaran dari waktu yang dibuthkan untuk depolarisasi
atrium dan jalannya arus listrik melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi
ventrikel. Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik  merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui HIS sampai permulaan
depolarisasi ventrikuler.
Segmen ST  merupakan gambaran repolarisasi ventrikel yang berbentuk garis
horizontal atau kadang-kadang akan sedikit deviasi keatas atau kebawah dari garis
isoelektris, atau sedikit cekung dari titik J (titik dimana gelombang S berakhir).
Segment ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T.
Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari
-0,5 sampai
+2mm. Segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST Elevasi dan yang turun
dibawah garis isoelektris disebut ST Depresi

F. ALAT DAN BAHAN


1. Mesin EKG yang dilengkapi :
- Kabel untuk listrik
- Kabel untuk bumi (ground)
- Kabel elektroda (ekstremitas dan Dada)
o Sadapan ekstremitas (4 buah)
 Tangan kiri (LA)
 Tangan kanan (RA)
 Kaki kiri (LL)
 Kaki kanan (RL)
o Sadapan dada: V1, V2,V3,V4,V5,V6
- Plat elektroda ekstremitas/ karet pengikat
- Balon penghisap elektroda dada
2. Kertas EKG
3. Kabel sadapan yang terdiri dari
4. Elektroda: ekstremitas (4 buah), dan dada (6 buah)
5. Jelly atau krim
6. Tisu
7. Bengkok
8. Pulpen

G. SISTEMATIKA PEMERIKSAAN EKG


a. Irama
b. Frekuensi jantung
c. PR-Interval
d. Morfologi
1. Gelombang P
2. Kompleks QRS
3. ST Segment
4. Gelombang TQRS Interval
5. VAT
6. QT Rasio
e. Kesimpulan EKG
H. LOKASI PEMASANGAN ELEKTRODA
Lead V1: Elektrode ditempatkan pada interkostal IV, garis sternum kanan
Lead V2: elektrode ditempatkan pada interkonstal IV, garis sternum kiri
Lead V3: elektrode ditempatkan pada pertengahan antara V2 dan V4
Lead V4: elektrode ditempatkan pada interkostal V, garis midklavikula
kiri Lead V5: elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila depan
Lead V6: elektrode ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila tengah

I. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 1 set EKG pada tempat yang sudah ditentukan
2. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien
3. Nyalakan mesin EKG
4. Pasien tidur terlentang dalam keadaan riileks dan dada terbuka
5. Bersihkan tempat pemasangan elektroda dengan alkohol
6. Oleskan jelly di tempat pemasangan elektroda
7. Kecepatan perekaman 25 mm/detik dengan kalibrasi 1 cm = 1 mVolt
8. Perekaman dimulai secara manual dari lead I, II, III, AVR, AVL, AVF DAN V1-V6
9. Elektroda dilepas dari pasien dan dibersihkan
10. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
11. Matikan mesin EKG
12. Catat: Nama pasien, umur, jam, tanggal perekaman dan tahun perekaman, nama
masing-masing lead dan nama pemeriksa.
13. Bersihkan dan rapikan alat.
J. MENILAI EKG
a. Tentukan frekuensi
Menetukan Frekuensi (300/kotak besar RR atau 1500/Kotak kecil RR)
Strip panjang 6 detik, hitung QRS dikalikan 10

b. Tentukan irama jantung


Dalam menetukan irama jantung urutan yang ditentukan sebagai berikut:
- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)
- Tentukan gelompang P normal atau tidak
- Tentukan interval PR normal atau tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
- Interpretasi
Catatan: irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, disebut
irama sinus (Sinus Rhytem = SR)
c. Tentukan sumbu jantung
Axis normal terletak antara -30 s/d +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -
30 s/d -90 derajat dan deviasi ke kanan (RAD) antara +110 s/d -180 derajat.
d. Tentukan ada tidaknya tanda hypertrofi
Pembesaran Atrium
Lihat gelombang P di sadapan II dan V1
Pembesaran atrium kanan ditandai oleh:
- Peningkatan amplitudo pada bagian pertama gelombang P
- Tidak ada perubahan durasi gelombang P
- Kemungkinan deviasi aksis gelombang P ke
kanan Pembesaran atrium kiri ditandai oleh:
- Kadang-kadang, peningkatan amplitudo pada komponen terminal gelombang P
- Yang lebih konsisten, peningkatan durasi gelombang P
- Tidak ada deviasi aksis yang bermakna
Pembesaran Ventrikel
Lihat kompleks QRS di semua sadapan
Pembesaran Ventrikel kanan ditandai oleh:
- Deviasi aksis ke kanan > 100º
- Rasio amplitudo gelombang R dengan amplitudo gelombang S > 1 di V1 dan < 1
di V6
Pembesaran Ventrikel kiri ditandai oleh banyak kriteria . semakin banyak yang ada,
semakin besar kemungkinan adanya hypertrofi ventrikel kiri
e. Tentukan adanya tanda-tanda iskemia/ infark miokard
LOKASI ISKEMIA
BERDASARKAN PERUBAHAN DI SANDAPAN
EKG

NO SANDAPAN LOKASI ISKEMIA/INFARK


1. II ,III, aVF Inferior
2. V1,V2,V3 Anteroseptal
3. V1-V4 Anterior
4. V1- V6 Anterior ekstensif
5. I,aVL ,V5,V6 Lateral
6. I, V6 Apikal
7. V7-V9 Posterior
8. V4R Ventrikel kanan

Catatan: tentukan adanya tanda akibat gangguan seperti efek obat-obatan atau
gangguan keseimbangan elektrolit

K. CONTOH
1. Sinus Rhytme
Irama : Normal
Frekuensi (HR) : 60-100 x/mnt
Gelompang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Normal
2. Sinus Takikardi
Irama : Normal
Frekuensi (HR) : 100-150 x/mnt
Gelompang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Normal

3. Sinus Bradikardi
Irama : Normal

Frekuensi (HR) : < 60 x/mnt

Gelompang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T

Interval PR : Normal

Gelombang QRS : Normal

4. Sinus Aritmia
Irama : Tidak Teratur
Frekuensi (HR) : 60-100 x/mnt
Gelompang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Normal
5. Sinus Arrest
Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang
Frekuensi (HR) : biasanya 60 x/mnt
Gelompang P : Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR : Normal
Gelombang QRS : Normal

L. ARITMIA
Bedasarkan Penyebab:
1) Gangguan pembentukan impuls (sumber:pacemaker: SA Node, AV Node, Purkinje)
2) Gangguan hantaran/ Konduksi. (infark,infeksi, kardiomegali
3) Kedua-duanya.
Berdasarkan Pembentukan Impuls
1) Nodus SA (takikardi, Bradikardi,Sinus Aritmia, Sinus Arest
2) Atrium (Atrial ekstrasistole, atrial takikardi,Atrial Flutter,atrial Fibrilasi)
3) Nodus AV(Irama Junctional. Ekstrasitol Junctional,Takikardi Jungctional
4) Supraventrikel (Ekstrasistol Supraventrikel, Takikardi supraventrikel)
5) Ventrikel (Irama Idioventrikuler,Ventrikel ekstrasistol,Ventrikel takikardi,Ventrikel
Fibrilasi
Berdasarkan Penghantaran Impuls
1) Nodus SA (Sinoatrial Blok)
2) Nodus AV (AV Blok derajat 1,2,derajat 2 mobitz,derajat 2 mobitz II, Derajat 3 atau
total Av Blok)
3) Interventrikuler = Bundle branch Block (RBBB & LBBB)
Berdasarkan Prognosa
1) Aritmia minor: aritmia yang tidak mengancam jiwa, (ex. Sinus takikardi)
2) Aritmia mayor: Mengganggu, perlu terapi. Jika tidak akan berlanjut (VES
konsikutif, Slow ventricular respon)
3) Aritmia letal: Aritmia yang mengancam jiwa. (1.Ventrikel fibrilasi, 2.Ventrikel
takikardi tanpa nadi, 3.Asistole tdk ada aktivitas jantung (pastikan asistole atau tidak
dengan FLP: Flate Line Protocol, cek sumber energi, 4. PEA (Pulsles Electrical
Activity) : tdk ada nadi)

M. REFERENSI
Ganong, W.F. (2003). Buku ajar fisiologi kedokteran: Edisi 3. Jakarta: EGC
Harkreader & Hogan. (2000). Fundamental of nursing: Caring and clinical judgement. St.
Louis: Saunders
INKAVIN. (2012). Pelatihan elektrokardiografi. Jakarta : Rumah Sakit Jantung nasional
Harapan Kita.
Lembaga Kajian Keperawatan Indonesia. (2011). Buku panduan pelatihan: Basic trauma
cardiac life support. LKKI
Team INTC. (2014). Basic trauma cardiac life support (BTCLS) in disaster. Jakarta:
Sagung Seto
Thaler, M.S. (2000). Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Edisi 2. Jakarta:
Hipokrates.

Anda mungkin juga menyukai