Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN OBAT SECARA MANDIRI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman :

RSUD-SR/SPO/FARM/034

1
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Plt Direktur RSUD Sabu Raijua
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr Ester Junita Djari
NIP. 19850601 2020212 2 002
Suatu tindakan pemberian obat yang di lakukan secara mandiri oleh
PENGERTIAN
pasien di bawah pengawasan perawat.
TUJUAN Sebagai acuan langkah dalam penggunaan obat secara mandiri.

1. Peraturan Direktur nomor 800/109/KEP/RSUD-SR/V/2019


KEBIJAKAN Tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Sabu Raijua

1. Perawat / bidan menetapkan obat yang boleh di gunakan secara


mandiri oleh pasien berdasarkan kriteria yang ditetapkan yaitu :
a. Obat yang boleh digunakan secara mandiri oleh pasien
dibawah pengawasan perawat antara lain obat tetes mata,
inhaler, insulin, salep krim dan sirup.
b. Obat yang tidak boleh digunakan secara mandiri antara lain
adalah obat yang sangat toxic (paralysis otot, indeks terapi
sempit) narkotika, psikotropika, obat dengan aturan pakai
rumit/diberikan secara khusus.
PROSEDUR c. Semua obat yang digunakan secara mandiri harus disimpan
secara sentral diruangan obat masing-masing ruangan
perawatan.
2. Perawat / bidan harus memastikan (berdasarkan kondisi fisik dan
psikisnya) bahwa pasien dapat menggunakan obat secara mandiri.
3. Sebelum menggunakan obat secara mandiri, pasien harus
mendapatkan edukasi tentang cara penggunaan obat yang benar
dan dilakukan pemantauan.
4. Perawat mendokumentasikan semua edukasi yang diberikan di
form yang tersedia di rekam medis.
INSTALASI 1. Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Bidan dan
TERKAIT Farmasi
PENGGUNAAN OBAT SECARA MANDIRI
No. Dokumen : No. Revisi Halaman :

RSUD-SR/SPO/FARM/033

1 dari 2
Tanggal Terbit : Ditetapkan :
Plt Direktur RSUD Sabu Raijua
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr Ester Junita Djari
NIP. 19850601 2020212 2 002
1. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien adalah
pengelolaan/pemakaian obat-obat yang dibawa pasien atau
keluarganya yang pengadaanya tidak melalui Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
2. Insatalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah Unit kerja dirumah
PENGERTIAN sakit yang melaksanakan pengelolaan farmasi / farmasi klinik
3. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah dokter yang
bertugas mengelola rangkaian asuhan medis.
4. Petugas farmasi adalah tenaga kefarmasian yang terdiri dari atas
Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker).
Untuk menjamin keamanan pengunaan obat di lingkungan Rumah
TUJUAN
Sakit Umum Daerah Sabu Raijua.

Peraturan Direktur nomor 800/109/KEP/RSUD-SR/V/2019 Tentang


KEBIJAKAN Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Sabu Raijua

PROSEDUR 1. Pasien mendapat rekomendasi untuk rawat inap oleh DPJP, yang
membawa obat sendiri harus menyerahkan obat yang dibawa
kepada DPJP untuk mendapatkan persetujuan penggunaan.
2. DPJP memberikan rekomendasi penggunaan obat yang dibawa
oleh pasien
a. Jika setuju : DPJP membuat memo persetujuan untuk
penggunaan obat tersebut serta membuat surat untuk verifikasi
identitas obat kepada Instalasi Farmasi RSIA Puri Betik Hati
b. Jika tidak setuju : DPJP membuat memo untuk penyimpanan
obat tersebut kepada Instalasi Farmasi selama pasien dirawat
3. Perawat atau bidan menyerahkan memo beserta obat kepada
instalasi farmasi
4. Jika memo merupakan memo persetujuan penggunaan obat yang
dibawa oleh pasien, petugas farmasi (apoteker atau AA
penanggung jawab) melakukan identifikasi, yaitu:
a. Kemasan terdiri dari nama obat, kekuatan sediaan, bentuk
sediaan, tanggal kadaluarsa, dan nama pabrik.
b. Fisik obat : Bentuk, warna dan bau.
c. Jika hasil identifikasi memenuhi ketentuan yang berlaku maka
obat disiapkan dan dikemas kembali sesuai dengan instruksi
DPJP.
d. Lakukan penyerahan obat sesuai dengan SPO Penyerahan
Perbekalan Farmasi Untuk Pasien Rawat Inap
5. Jika memo merupakan memo tidak setuju penggunaan obat yang
dibawa oleh pasien maka Instalasi Farmasi menyimpan obat
tersebut pada tempat tersendiri dan dilengkapi dengan identitas
pasien (nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir)
6. Bila pasien sudah diperbolehkan pulang, sisa obat tersebut
diberikan oleh Instalasi Farmasi kepada perawat atau bidan.
7. Penyerahan kembali obat pasien yang disimpan di Instalasi Farmasi
kepada pasien dilakukan pada saat akan pulang dari rumah sakit
oleh perawat atau bidan.
INSTALASI Instalasi Farmasi, Bidang Keperawatan
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai