Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN MALAKA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WEOE
Jalan Gajah Mada No.1, Desa Weoe, Wewiku - Malaka,
Nusa Tenggara Timur, Kode Pos : 85763
e-mail : puskesmasweoe1@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WEOE


NOMOR : /SK/PUSK/W/WWK/I/2023

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS WEOE

KEPALA PUSKESMAS WEOE

Menimbang : a. bahwa pelayanan farmasi di Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan farmasi pasien di Puskesmas memperhatikan
mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan farmasi dilaksanakan secara
konsisten sesuai huruf (a) dan (b) maka perlu disusun Kebijakan
Pelayanan Farmasi Puskesmas Weoe;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WEOE TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS WEOE;
Kesatu : Kegiatan pelayanan farmasi dilaksanakan dengan baik dan benar
secara konsisten sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini;
Kedua : Penyelenggaraan farmasi dilaksanakan oleh staf yang berwenang dan
berkompeten yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Weoe;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian
hari ditemukan kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Weoe
Pada tanggal : 04 Januari 2023
Kepala Puskesmas Weoe

MELKHIOR KLAU
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WEOE
NOMOR : /SK/PUSK/W/WWK/I/2023
TANGGAL : 04 JANUARI 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS WEOE

PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS WEOE

Pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi 2 ( dua ) kegiatan yaitu pengelolaan


sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik, kegiatan
tersebut harus didukung sumber daya manusia dan sarana prasarana.
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Weoe dilakukan oleh :
a. 1 orang Apoteker sebagai penanggung jawab
b. 2 orang Tenaga Kefarmasian
c. 1 orang Tenaga Manajemen Kefarmasian
B. Jadwal Pelayanan Farmasi Pelayanan farmasi rawat jalan
Jam pelayanan mulai jam 08.00 sampai dengan selesai di Puskesmas Weoe
C. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
a. perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai
yang mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui evaluasi
indikator POR setiap bulan; dan
c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di
puskesmas dilaksanakan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga
harus mengacu pada Formularium Nasional dan Formularium
Puskesmas. Proses perencanaan kebutuhan Obat dilakukan secara
berjenjang (bottom- up) Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat
puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang
tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock,
serta menghindari stok berlebih. Penyediaan obat yang menjamin
ketersediaan harus mengikuti Standard Prosedur Operasional
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat agar tidak terjadi
kekosongan obat, tapi apabila terjadi kekosongan obat akan dilakukan
pengadaan dengan dana kapitasi.
2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi
kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas, sesuai
dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Gudang Farmasi
Kabupaten setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan LPLPO.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan
dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari Gudang Farmasi
Kabupaten (GFK) sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas. Semua petugas
yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas
ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
obat dan bahan medis habis pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya. Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan
terhadap obat dan bahan medis habis pakai yang diserahkan, mencakup
jumlah kemasan/peti, jenis, jumlah obat dan tanggal kadaluwarsa sesuai
dengan isi dokumen LPLPO dan faktur bukti barang keluar.
4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar
mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan memperhatikan :
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d. Narkotika/Psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan
terkunci ganda
Langkah – langkah penyimpanan obat antara lain :

 Petugas obat menyimpan Obat di dalam almari terkunci / rak.


 Petugas Obat menyimpan obat dengan satuan paket besar di atas
lantai harus dilapisi / didasari dengan palet.
 Petugas obat mengelompokkan obat berdasarkan jenis, bentuk
sediaan dan suhu penyimpanan, Petugas obat menyusun obat
secara alfabetis
 Petugas obat merotasi dengan system FIFO (jika obat tidak ada
tanggal ED-nya maka obat yang diterima lebih awal digunakan
lebih dulu) dan FEFO (jika obat ada tanggal ED- nya lebih pendek
digunakan lebih dulu).
 Petugas obat menyimpan Narkotika & Psikotropik dalam almari
khusus terkunci.
 Petugas menyimpan obat LASA (Look Alike Sound Alike) artinya
rupa / nama (bunyi ) hampir sama, dipisahkan .
 Petugas obat menyimpan Obat dengan menjaga dan
mengontrol kelembaban
 Petugas obat menyimpan Obat dengan menghindari sinar
matahari langsung
5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis pakai secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi
Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi
kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat dilakukan
setiap bulan dengan memakai LPLPO sub unit. Sub-sub unit di
Puskesmas dan jaringannya antara lain: Puskesmas Pembantu, Polindes
dan Poskesdes.
6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Obat
terdiri dari:
 Pengendalian persediaan;

 Pengendalian penggunaan; dan

 Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.


7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penata laksanaan obat dan bahan medis habis pakai
secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:
 Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
telah dilakukan;
 Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan

 Sumber data untuk pembuatan laporan.


8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis
habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
 mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
 memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai; dan
D. Penulisan resep, penyediaan dan penggunaan obat
1. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pasien di
Puskesmas Weoe :

 Dokter umum yang telah memiliki ijin praktek dokter di


Puskesmas Weoe
 Perawat umum yang telah memiliki ijin praktek keperawatan di
Puskesmas Weoe dan diberi wewenang
 Perawat gigi yang telah memiliki ijin praktek perawat gigi di
Puskesmas Weoe dan diberi wewenang
 Bidan telah memiliki ijin praktek kebidanan di Puskesmas Weoe
dan diberi wewenang
2. Peresepan Narkotika dan Psikotropika:
 Peresepan psikotropika dan narkotika hanya dilakukan oleh
dokter sesuai diagnosis dengan terapi penggunaan obat
 Penulisan resep harus lengkap dan jelas serta ditanda tangani
dokter penulis resep
 Bila resep tidak jelas harus dilakukan konfirmasi kedokter penulis
resep
 Resep psikotropik dan narkotika diberi tanda khusus ( garis merah )
3. Penyediaan Obat Emergensi juga harus dilakukan di Ruang Tindakan
dan di persalinan yang penggunaannya harus segera dan bersifat
menyelamatkan jiwa dan hidup pasien (live saving).

Ditetapkan di Weoe
Pada tanggal : 04 Januari 2023
Kepala Puskesmas Weoe

MELKHIOR KLAU
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WEOE
NOMOR : /SK/PUSK/W/WWK/I/2023
TANGGAL : 04 JANUARI 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS WEOE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA


PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PUSKESMAS)

A. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN RESEP


a. Menerima resep dan memberi nomor
b. Melakukan skrining resep :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,
nomor surat izin praktik (SIP), paraf/tandatangan dokter, tanggal
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, aturan pakai, nama, umur,
berat badan, jenis kelamin dan alamat/no. telp pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmaseutik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi, inkompatibilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian indikasi, alergi, efek
samping,interaksi dan kesesuaian dosis.
c. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya, bila perlu meminta persetujuan setelah pemberitahuan.

B. PROSEDUR TETAP PERACIKAN OBAT


a. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
b. Mengambil obat/bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan alat yang
sesuai misalnya sendok/spatula, nama dan jumlah obat sesuai yang diminta,
memeriksa mutu secara organoleptis dan tanggal kadaluarsa obat.
c. Untuk sediaan :
a. Sirup kering
Memberikan sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah dicampur
air matang sesuai dengan takarannya pada saat akan diserahkan
kepada pasien
b. Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai berikut :

 Menghitung kesesuaian dosis

 Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai


dengan kebutuhan
 Menyiapkan dan mengambil obat sesuai kebutuhan
 Tidak mencampur antibiotika dengan obat lain dalam 1 (satu)
sediaan
 Menghindari penggunaan alat yang sama untuk mengerjakan
sediaan yang mengandung beta laktam dan non beta lactam
 Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu,
lalu digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar,
digerus sampai homogen.
 Membagi obat dengan merata.

 Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan dokter

 Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.


d. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai pada etiket yang
sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan dapat dibaca.
Etiket putih untuk obat dalam, etiket biru untuk obat luar, dan label kocok
dahulu untuk sediaan emulsi dan suspensi.
e. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada resep,
lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar terjaga mutunya.

C. PROSEDUR TETAP PENYERAHAN OBAT


a. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
b. Memanggil dan memastikan nomor urut/nama pasien.
c. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat (PIO)
d. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat.

D. PROSEDUR TETAP PELAYANAN INFORMASI OBAT


a. Dalam Pelayanan Resep :
Memberi informasi kepada pasien saat penyerahan obat, terdiri dari :

1. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam


sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini
termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.

2. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus
dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.

3. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan


pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes
hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim/salep
rektal dan tablet vagina.
4. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat,
mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing berubah
warna dan sebagainya.

5. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan obat
lain atau makanan tertentu dan kontraindikasi obat tertentu dengan diet
rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
b. Menerima dan menjawab pertanyaan :
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung atau tidak
langsung dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan
bijaksana melalui penelusuran literatur secara sistematis untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan.
2. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat secara
sistematis
3. Menyediakan dan memasang poster, booklet, leaflet yang berisi informasi
obat pada mpat yang mudah dilihat oleh pasien.

E. PROSEDUR TETAP PENANGANAN OBAT RUSAK ATAU KADALUARSA


a. Mengidentifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
b. Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan disimpan pada tempat terpisah
dari penyimpanan obat lainnya
c. Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa obat yang
rusak dan/atau kadaluarsa
d. Melaporkan dan mengirim laporan pemusnahan berupa BAP pemusnahan
yang disertai saksi-saksi dan mengirimkan BAP tersebut pada Dinas
Kesehatan Kabupaten.
e. Mendokumentasikan pencatatan tersebut.

F. PROSEDUR TETAP PENCATATAN DAN PENYIMPANAN RESEP


a. Mencatat jumlah resep harian berdasarkan jenis pelayanan (umum, JKN, dsb)
b. Mengelompokkan resep berdasarkan urutan, tanggal, nomor resep dan
kelompok pembiayaan pasien
c. Mencatat dan mengelompokkan resep narkotik/psikotropik
d. Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran kembali.
G. PROSEDUR TETAP PEMUSNAHAN RESEP
a. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama minimal 3 (tiga) tahun
b. Tata cara pemusnahan:
a. Resep narkotika dihitung lembarannya
b. Resep lain ditimbang
c. Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar
c. Membuat berita acara pemusnahan sesuai dengan format terlampir yang
disaksikan oleh 2 (dua) orang dari instansi terkait dan ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas
d. Mengirimkan berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan.

H. PROSEDUR REKONSILIASI OBAT


a. Menyiapkan obat sesuai resep dokter
b. Menanyakan riwayat pengobatan sebelumnya.
c. Mengkonsultasikan obat yang dibawa oleh pasien atau keluarga pasien
memiliki kelas terapi yang sama dengan yang diresepkan dokter.
d. Memberikan informasi obat mana yang boleh diminum dan mana yang tidak
boleh diminum pasien.
e. Memberikan informasi tentang aturan pakai obat yang sama jika ada
peningkatan dosis atau penurunan dosis sesuai resep terbaru
f. Mendokumentasikan kegiatan.

I. PROSEDUR PENYEDIAAN DAN MONITORING OBAT EMERGENSI


a. Penyediaan Obat Emergensi
1. Memeriksa persediaan obat emergensi yang dikelola di ruang tindakan/vk
secara periodik.
2. Membuat permintaan obat emergensi yang persediaannya telah menipis
atau habis.
3. Menyampaikan permintaan obat emergensi kepada petugas farmasi.
4. Menyiapkan obat emergensi yang dibutuhkan untuk pelayanan di tiap unit
sesuai kebutuhan.
5. Menerima obat yang disediakan oleh petugas farmasi.
6. Mencatat obat tersebut ke dalam buku stok obat di masing-masing unit.
J. MONITORING OBAT EMERGENSI
1. Memeriksa persediaan obat pelayanan gawat darurat di ruang UGD dan
VK
2. Memeriksa buku stok pelayanan di ruang UGD dan VK
3. Mengevaluasi kesesuaian stok obat dengan buku stok.
4. Bila ada obat yang kurang, maka di adakan dari kefarmasian
5. Menyiapkan obat yang dibutuhkan
6. Menyerahkan obat yang diminta ke petugas ruang UGD dan VK
7. Menyimpan obat tersebut ke dalam emergensi kit
8. Mencatat obat tersebut ke dalam buku stok.

Ditetapkan di Weoe
Pada tanggal : 04 Januari 2023
Kepala Puskesmas Weoe

MELKHIOR KLAU
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WEOE
NOMOR : /SK/PUSK/W/WWK/I/2023
TANGGAL : 04 JANUARI 2023
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
WEOE

DAFTAR OBAT EMERGENSI DI UNIT PELAYANAN

1. RUANG UNIT GAWAT DARURAT


NO NAMA OBAT DAN BMHP SATUAN JUMLAH
1. Dispo 1 ml Buah 2
2. Dispo 3 ml Buah 2
3. Dispo 5 ml Buah 2
4. Dispo 10 ml Buah 2
5. Abocath No.20 Buah 2
6. Abocath No.22 Buah 2
7. Abocath No.24 Buah 2
8. Asam Traneksamat Injeksi 100 mg/ ml Ampul 2
9. Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul 2
10. Deksametason injeksi 5 mg/ml Ampul 2
11. Difenhidramin injeksi 10mg/ml Ampul 2
12. Epinefrin injeksi 0,1 %-1ml Ampul 2
13. Lidocain HCL injeksi 2%-2ml Ampul 2
14. Fitomenadion injeksi 2 mg/ml Ampul 2
15. Ketorolak injeksi 30 mg/ml Ampul 2
16. Salbutamol Inhalasi 2,5 mg/2,5 ml Ampul 2
17. Ondansetron injeksi 4mg/2 ml Ampul 2
18. Ranitidine injeksi 50mg/ 2ml Ampul 2
19. Aquadest steril 25 ml Ampul 2
20. Infus set dewasa Buah 2
21. Infus set anak Buah 2
22. Kantong urine Buah 2
23. Folley cateter no 16 Buah 2
24. Alcohol swab Box 1
25. Blood lancet Buah 2
26. Ringer Laktat Botol 2
27. Dextrose 10% Botol 2
28. Tabung EDTA Buah 2
2. RUANG PERSALINAN / VK
NO NAMA OBAT DAN BMHP SATUAN JUMLAH
1. Dispo 3 ml Buah 2
2. Dispo 5 ml Buah 2
3. Dispo 10 ml Buah 2
4. Abocath No.18 Buah 2
5. Asam Traneksamat Injeksi 100 mg/1 ml Ampul 2
6. Calcium glukonas 10 mg/ ml Ampul 2
7. Deksametason injeksi 5 mg/ml Ampul 2
8. Difenhidramin injeksi 10 mg/ml Ampul 2
9. Epinefrin injeksi 0,1%- 1 ml Ampul 2
10. Fitomenadion injeksi 2 mg/ml Ampul 2
11. Magnesium sulfat injeksi 20 % 20 mg/ml Botol 2
12. Magnesium sulfat injeksi 40 % 40 mg/ml Botol 2
13. Oxytosin injeksi 10 UI/ml Ampul 2
14. Methylergometrin injeksi 0,2 mg/ml Ampul 2
15. Nifedipine tablet 10 mg Tablet 10
16. Salbutamol Inhalasi 2,5 mg/2,5 ml Ampul 2
17. Aquadest steril 25 ml Botol 2

Ditetapkan di Weoe
Pada tanggal : 04 Januari 2023
Kepala Puskesmas Weoe

MELKHIOR KLAU

Anda mungkin juga menyukai