Anda di halaman 1dari 34

MODUL 1

TEKNIK PEMBIAKAN TANAMAN

SMKN 1 POCO RANAKA

OLEH :

SISILIA NOFITA DUE SEDU, SP

MODUL 1
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
2023

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 1


KATA PENGANTAR

Dengan menyatakan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atasTuntunanNya,
modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF ini dapat diselesaikan dengan baik.
Modul ini disusun dan digunakan untuk menyiapkan calon Trainer pada Sekolah Menengan
Kejuruan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya pada kompetensi Agribisnis Tanaman
Pangan Dan Holtikultura dalam memenuhi Program SMK Plus di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

Modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF ini digunakan sebagai


pedoman kegiatan belajar peserta Trainer SMK Program keahlian : Agribisnis Tanaman
Pangan Dan Holtikultura untuk mencapai salah satu kompetensi, yaitu : Memahami Teknik
Pembiakan Tanaman Secara Generatif. Penekanan Orientasi Pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan Partisipasi aktif dari peserta trainer.

Modul ini akan memberikan latihan untuk mempelajari cara-cara PEMBIAKAN


TANAMAN SECARA GENERATIF. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, antara lain :
Kegiatan belajar 1 berisi teori Pembiakan Tanaman Secara Generatif baik secara konvensional
sampai modern 2 berisi tentang Teknik Pembiakan Tanaman Secara Generatif.

Dengan harapan setelah mempelajari modul ini peserta trainer mampu melakukan
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF sendiri tanpa bimbingan instruktur.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada TIM Pembimbing
Penyusunan Modul SMK Plus untuk arahan dan bimbingannya sehingga modul ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran
dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak
memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya peserta trainer SMK Plus Bidang Keahlian
Agribinis Tanaman Pangan dan Holtikultura.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 2


DAFTAR ISI

Halaman

Halaman 1
Sampul ........................................................................................................................
Kata 2
Pengantar .......................................................................................................................
.
Daftar 3
Isi ........................................................................................................................
Peta Kedudukan 5
Modul ........................................................................................................................
Glosarium ...................................................................................................................... 5
...
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 7
..............
A. Elemen dan Capaian 7
Pembelajaran ...................................................................................................
......
B. Deskripsi ......................................................................................................... 7
C. Tujuan 7
Akhir .........................................................................................................
D. Profil Pembelajaran Pancasila 7
E. Peta Kedudukan Modul 8
F. Pengetahuan Prasyarat 9
G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi 9
II PEMBELAJARAN .............................................................................................. 10
................
a. Rencana Belajar Peserta 10
Didik ........................................................................................................
b. Media/ Alat/Bahan............................................................................ 10
c. Lingkup 10
Materi ........................................................................................................
d. Skema pembelajaran pola Taking Learning to tasks ......................... 10
1. Tahap Telaah 10
(T1) ....................................................................................................
2. Tahap Teliti 11
(T2) ...................................................................................................
3. Tahap Tata 12
(T3) ..................................................................................................
4. Tahap Tutur (T4) .......................................................................... 12
e. Rangkuman .........................................................................................
12

f. Tugas .................................................................................................. 13
g. Uraian 15
Materi....................................................................................................
III EVALUASI ............................................................................................... 28

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 3


A. Tes kognitif .......................................................................................... 28
B. Tes Psikomotor ................................................................................... 29
C. Penilaian Sikap ................................................................................... 30
D. Penutup……………………………………………………………… 31
Daftar Pustaka ......................................................................................... 32

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 4


PETA KEDUDUKAN MODUL

Teknik Pembiakan Tanaman

Pembiakan Tanaman Secara Generatif

Macam Pembiakan Tanaman Secara Generatif

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 5


GLOSARIUM

Bunga : Organ reproduksi tanaman yang menghasilkan benang sari


dan putik.
Serbuk sari : Struktur kecil yang dihasilkan oleh bunga yang mengandung
sel-sel sperma tanaman.
Putik : Bagian bunga yang berfungsi untuk menangkap serbuk sari.
Pembuahan 1.: Proses penyatuan sel sperma dengan sel telur dalam bunga,
sehingga membentuk biji.

Biji : Struktur reproduksi tanaman yang terbentuk setelah proses


pembuahan.
Polinasi : Proses pemindahan serbuk sari dari bunga jantan ke bunga
betina yang dapat menghasilkan biji.
Self-polinasi 2.: Proses polinasi yang terjadi pada bunga yang mengandung
kedua organ kelamin (benang sari dan putik) atau pada bunga
yang terpisah namun berasal dari satu tanaman.

Cross-polinasi 3.: Proses polinasi yang terjadi antara bunga yang berasal dari
tanaman yang berbeda.

Hibridisasi : Proses persilangan antara dua tanaman yang berbeda, yang


menghasilkan keturunan dengan karakteristik yang berbeda
pula.
Pemuliaan : Proses seleksi dan pengembangan varietas tanaman baru
tanaman dengan cara memilih tanaman-tanaman terbaik dengan
karakteristik yang diinginkan.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 6


I. PENDAHULUAN
BIDANG KEAHLIAN : AGRIBISNIS

KOMPETENSI KEAHLIAN : AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

MATA PELAJARAN : PEMBIAKKAN TANAMAN

A. Capaian pembelajaran, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pemebelajaran

Elemen Capaian Pembelajaran


Pembiakan Tanaman Pada akhir fase E peserta didik
dapat menjelaskan tentang
pembiakan tanaman secara
generative dan vegetative baik
konvensional maupun modern.

B. Deskripsi

Modul PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF, ini terdiri dari dua kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang teori Pembiakan Tanaman Secara
Generatif baik secara konvensional sampai modern, 2 berisi tentang Teknik Pembiakan Tanaman
Secara Generatif. Setelah mempelajari Modul ini diharapkan peserta pelatihan/ calon trainer
dapat memahami, menerapkan dan mengaplikasikan teknik Pembiakan Tanaman Secara
Generatif.

C. Tujuan akhir (Performance objective)


Tujuan akhir yang akan di capai oleh siswa/calon trainer setelah selesai mempelajari modul
ini adalah dapat Mengetahui serta memahami Pembiakan Tanaman Secara Generatif.
D. Profil Pelajar Pancasila

Dimensi Profil Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang


Pelajar Pancasila:
Maha Esa, dan Berakhlak Mulia;
Berkebinekaan Global; Bergotong Royong;
Bernalar Kritis; Kreatif

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 7


E. PETA KEDUDUKAN MODUL

Teknik Pembiakan Tanaman

Pembiakan Tanaman Secara Generatif

Macam Pembiakan Tanaman Secara Generatif

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 8


F. Pengetahuan Prasyarat

Prasyarat
Syarat Umum
Anda harus belajar dan berlatih kompetensi dengan rumus Tepuk Disko yaitu Teratur,
Percaya diri, Ulet, kreatif, disiplin dan konsentrasi.

Syarat Khusus
Sebelum mempelajari modul ini calon trainer diharapkan sudah mempelajari dan menguasai
materi tentang 1).Memahami Teori Pembiakan tanaman secara generatif, 2). Memahami
teknik pembiakan tanaman secara generative.
G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

Sebagai cek penguasaan awal terhadap satandar kompetensi yang akan dipelajari dalam
modul ini, berilah tanda contreng (√) pada daftar pertanyaan berikut ini.

Lembar Kerja : 0.1

Tanda
Catatan
Tangan
No. Pernyataan Ya Tidak Guru
Guru
Pembimbing
Pembimbing
1 Apakah saya sudah dapat
membaca tentang pembiakan
tanaman
2 Apakah saya sudah dapat
mengidentifikasi pembiakan
tanaman
3 Apakah saya sudah dapat
mengidentifikasi teknik
pembiakan tanaman secara
generative
4 Apakah saya sudah dapat
mengenal tentang pembiakan
tanaman secara generative
5 Apakah saya dapat mengamati
pembiakan tanaman secara
generative yang menggunakan
biji
6 Apakah saya dapat mengetahui
syarat – syarat biji atau benih

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 9


yang akan digunakan pada
proses budidaya tanaman

II. PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik


Setelah mempelajari modul ini, Peserta didik dapat menjelaskan tentang pembiakan
tanamab secara genaratif
B. Media/Alat/Bahan
Media yang digunakan:

1) Internet dan Infokus


2) Alat atau bahan yang digunakan: HP, Buku Tulis, Fulpen
C. Lingkup Materi Materi

Pembiakan Tanaman
Generatif

Pembiakan Tanaman

Macam Pembiakan
Tanaman Generatif

D. Skema Pembelajaran pola Talking Learning to tasks

Tahap Telaah (T1)

 Pelajari Buku Pembiakan Tanaman Kelas X, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, makalah


Teknologi Budidaya Tanaman,Buku serta telusuri google dan youtube dengan kata kunci
Pembiakan Tanaman Secara Generatif.

 Pelajari dan pahami secara materi tentang pembiakan tanaman secara generatif diatas
serta sumber-sumber lain yang relevan.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 10


 Berdasarkan hasil telaahan anda pada buku-buku sumber, internet dan reveferensi lain
yang relevan sesuai topik, kemukakan pendapat anda dari materi yang telah dipelajari
dengan menjawab beberapa pertanyaan pada lembar kerja berikut

LK 1.1
Hasil telaahan peserta didik/calon trainer pada sumber-sumber belajar yang relevan sesuai
kompetensi yang ingin dicapai

No. Pertanyaan Jawaban Peserta Keterangan


didik/calon trainer
1 Jelaskan Pengertian Pembiakan
Tanaman Secara Generatif
2 Jelaskan syarat biji / benih yang baik
dalam pembiakan tanaman secara
generative
3 Jelaskan prinsip pembiakan tanaman
secara generative
4 Sebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih
5 Jelaskan bagaimana peleburan gamet
jantan dan gamet betina dalam proses
pembiakan tanaman secara generatif
6 Jelaskan syarat benih unggul dan
bermutu
7 Kemukakan Pendapat anda tentang
potensi yang dihasilkan dari
pebenihan tanaman
8 Kemukakan pendapat anda peran
perbenihan di bidang pertanian
9 Kemukakan pendapat anda tentang
alat perkembangbiakan generatif
pada tanaman
10 Kemukakan pendapat anda tentang
benih ortodok dan benih rekkalsitran

Tahap Teliti (T2)

a. Pelajari dengan saksama dan teliti tentang pembiakan tanaman generatif


b. Buatlah langkah- langkah persemaian biji atau benih.
c. Pelajarilah buku Pembiakan Tanaman dan Dasar Budidaya Tanaman atau modul-
modul,Internet,Youtube yang sesuai dengan langkah kerja

Kegiatan Belajar 1 :Pembiakan Tanaman Secara Generatif


1. Pengertian pembiakan tanaman secara generative

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 11


2. Potensi dan peran perbenihan

Kegiatan Belajar 2 : Teknik pembiakan tanaman secara generative.

1. Syarat Biji atau benih

2. Tipe Perkecambahan

TAHAP TATA (T3)

Setelah melewati tahap telaah dan teliti, jelaskan/terangkan secara lengkap dan benar tentang
konten (Isi) dari Kompetensi Dasar/Topik berikut. Penjelasan yang disampaikan adalah hasil
telaah Anda terhadap materi yang telah dipelajari

LK 3.1. Mengaplikasikan pendapat calon trainer hasil Telaah dan Teliti

KONSTRUKSI
CATATAN
NO TEMA PENDAPAT/ARGUMENA
PEMBIMBING
TASI CALON TRAINER
Identifikasikan
Pembiakan
1
Tanaman Secara
Generatif
Jelaskan Teknik
2 Pembiakan tanaman
Secara Generatif
Langkah-langkah
3 perlakuan benih
generarif
Jelaskan tipe
4.
perkecambahan

TAHAP TUTUR T4

Peserta Trainer mampu mempresentasikan Pembiakan Tanaman Secara Generatif serta


mampu mengaplikasikan langkah – langkah perlakuan benih.

e. Rangkuman

1. Ciri – ciri benih generative adalah berkecambah sebelum menjadi tanaman.


Perkecambahan benih dipngaruhi oleh dua factor, yaitu factor internal ( dormansi,
kemasakan biji, ukuran benih, dan factor zat penghambat); sedangkan factor eksternal
( air, cahaya, temperature, media kecambah).

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 12


2. Potensi pembenihan anatara lain :
a. Potensi pengembangan usaha pembenihan tanaman untuk memenuhi kebutuhan benih
dalam negeri.
b. Potensi pengembangan usaha pembenihan tanaman untuk ekspor
c. Potensi kerja sama perusahaan benih dengan petani penangkar benih
3. Polinasi/ penyerbukan yaitu proses melekatnya serbuk sari di kepala putik pada tumbuhan
berbiji tertutup ( Angiospermae) , melekatnya serbuk sari langsung pada bakal biji pada
tumbuhan berbiji terbuka ( Gymnospermae).
4. Benih bermutu harus melalui uji kemurnian benih, uji kadar air, dan uji daya kecambah.
5. Tipe perkecambahan ada dua yaitu Epigeal dan Hypogeal.

f. Tugas 1

1. Perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar diatas menunjukan tipe perkecambahan….

2.Gambar dibawah menunjukan tipe perkecambahan…

Tugas 2

Jenis Media Tanam Kelebihan Kekurangan

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 13


Sabut Kelapa

Arang Sekam

Batang pakis

Rockwoll

Job Sheet Praktik

Pembuatan Media Tanam dari Arang Sekam

Tujuan

Peserta Didik Dapat :

1. Mengidentifikasi bahan dan alat yang akan digunakan


2. Memahami proses pembuatan arang sekam
3. Mengaplikasikan arang sekam sebagai media tanam

ALAT

1. Drum
2. Masker
3. Sarung Tangan

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 14


4. Baju Lengan Panjang
5. Sekop
6. Seng bekas

BAHAN

1. Sekam padi
2. Kayu bakar

WAKTU

1. instruksi : ½ jam
2. Latihan : 8 jam

KESELAMATAN KERJA:

- Hati-hati sewaktu melakukan pembakaran


- Hindari bara panas dari kepulan arang
- Selalu menggunakan masker

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan arang sekam:

1. Siapkan sekam padi yang akan dijadikan bahan baku. Pastikan sekam dalam kondisi
kering dan bersih.
2. Siapkan alat pembakar, bisa menggunakan drum bekas atau alat pembakar
lainnya. Pastikan alat pembakar bersih dan bebas dari sisa-sisa bahan bakar sebelumnya.
3. Isi alat pembakar dengan sekam hingga setinggi ¾ dari volume drum. Jangan
terlalu penuh karena arang sekam akan membesar saat dipanaskan.
4. Tutup alat pembakar rapat dan nyalakan api di bawahnya. Biarkan sekam terbakar
selama kurang lebih 1-2 jam hingga habis terbakar dan menjadi arang.
5. Jangan membuka tutup alat pembakar selama proses pembakaran karena akan
mempengaruhi suhu pembakaran dan kualitas arang yang dihasilkan.
6. Setelah selesai terbakar, matikan api dan biarkan arang sekam mendingin.
7. Cek kualitas arang yang dihasilkan. Arang sekam yang baik memiliki warna hitam pekat,
permukaan halus, dan tidak mudah hancur.
8. Jika arang sekam telah memenuhi kriteria kualitas yang baik, maka arang tersebut
siap digunakan. Namun jika kualitasnya masih kurang baik, maka bisa diproses kembali
dengan cara mengulangi proses pembakaran dari awal.
9. Simpan arang pada tempat yang kering.

Uraian materi

PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Pembibitan tanaman secara generatif dilakukan dengan menggunakan benih atau biji
sebagai bahan tanam. Berikut adalah beberapa tahap dalam pembibitan tanaman secara generatif:

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 15


1. Pemilihan benih atau biji yang berkualitas Pilihlah benih atau biji yang berkualitas baik,
dengan cara memilih benih yang berukuran seragam, berwarna sama, dan bebas dari
kerusakan dan hama.
2. Perendaman benih atau biji Beberapa jenis tanaman perlu direndam dalam air selama
beberapa jam atau bahkan semalam sebelum ditanam. Hal ini dilakukan agar biji dapat
menyerap air dengan baik sehingga bisa cepat tumbuh.
3. Persiapan media tanam Persiapkan media tanam yang sesuai dengan jenis tanaman yang
akan ditanam. Media tanam bisa berupa tanah, campuran antara tanah dan pasir, atau
substrat khusus.
4. Penanaman benih atau biji Tanamkan benih atau biji pada kedalaman tertentu sesuai
dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Kemudian, siram dengan air secukupnya.
5. Pemeliharaan bibit Setelah benih atau biji ditanam, perhatikan pemeliharaannya dengan
baik. Berikan air secara teratur, jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jangan lupa
memberikan nutrisi yang cukup dan menjaga agar bibit tetap bebas dari hama dan penyakit.
6. Penyulaman bibit Setelah bibit tumbuh, jika terdapat bibit yang tidak tumbuh, segera
lakukan penyulaman agar lahan dapat terisi dengan tanaman yang sama.
7. Penanaman ke lahan Setelah bibit cukup besar dan kuat, bibit siap ditanam ke lahan
secara permanen. Pastikan lahan yang dipilih sudah dipersiapkan dengan baik agar tanaman
dapat tumbuh dengan optimal
Perkecambahan biji
Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil
perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses
pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan
berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan
yaitu hipogeal dan epigeal.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 16


a) Hipogeal
Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil
yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
diatas tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya kecambah
jagung.

b) Epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya
kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga
kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau. Perbanyakan
generatif melalui biji memiliki kelebihan yaitu bibit yang diperoleh
dalam jumlah banyak dengan pertumbuhan yang seragam. Namun
kelemahan perbanyakan dengan cara ini ialah dibutuhkan waktu relatif
lebih lama hingga diperoleh bibit yang siap tanam. Karena itulah cara ini
jarang digunakan.

Gambar 3. Perkecambahan hipogeal dan epigeal.


(Sumber: smakita.net & blog.uad.ac.id)

b. Teknik penyiapan bahan tanam/benih

Setelah biji dikeluarkan dari buah bersihkan daging buah dan lendir yang
menempel. Biji kemudian dipilih sesuai dengan kriteria benih yang baik yaitu
padat, bernas, bentuk dan ukurannya seragam, tidak cacat dan tidak terkena
hama dan penyakit.
MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 17
Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera ditanam setelah dikeluarkan
dari buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan nama biji rekalsitrans
yaitu biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama atau
bahkan tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contoh biji rekalsitrans adalah : biji
Meranti, Mahoni, Mimba, Mangga, Durian, Adenium.

Untuk biji yang berukuran besar seperti biji mangga atau durian, pembersihan
cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih. Sementara itu,
untuk biji berukuran kecil seperti biji jambu, atau biji yang terbungkus lapisan
pembungkus (pectin) seperti biji pepaya, pembersihan dilakukan dengan
meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang, lalu
dicuci dengan air bersih.

Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang
memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan
ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji
hasil seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini
menandakan daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang
terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara
generatif.

Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam larutan
fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3
gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1%
dengan dosis sesuai dengan aturan yang tertera di label kemasan. Ada
beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari
buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji
yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan
tidaka akan tumbuh jika dikeringkan. Contohnya adalah biji kemiri, meranti,
mahoni, mangga, durian, dan nangka.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 18


Namun, ada juga biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah
dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang
lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan
kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji
sayuran seperti cabai dan tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti
semangka, melon, dan pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti jati dan
sengon.

Teknik penyiapan bahan tanam/benih dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

1) Pilih benih bermutu, tidak ada infestasi OPT di persemaian maupun di


pertanaman, tidak keracunan unsur kimia berlebihan, tidak terjadi defisiensi
unsur hara, bibit sehat dan tegar, bibit lebih cepat tumbuh, bibit tumbuh
seragam.
2) Seleksi benih dengan perendaman dalam air bersih, benih yang terapung
dibuang, atau hanya yang tenggelam saja yang digunakan. Benih dibilas,
direndam 24 jam lalu diperam / ditiriskan 48 jam.(contoh benih padi)
3) Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar-benar baik, maka
uji kembali benih tersebut dengan memasukkannya ke dalam air yang sudak
diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah
larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih
yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan
tersebut. Benih yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam
kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga
keluar calon tunas.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 19


Gambar 4. Seleksi benih dengan perendaman
(Sumber; benih cybex. deptan.go.id)

Menentukan benih berkualitas (contoh jagung) dapat dilihat dari beberapa


aspek, yaitu :

1) Fisik
a) Ukuran benih seragam.
b) Bebas jamur/hama gudang.
c) Daya kecambah baik.
2) Morfologis
a) Sifat yang khas dan tanaman seragam.
b) Tahan cekaman lingkungan.
3) Pertumbuhan
a) Pertumbuhan awal/vigor kokoh.
b) Tahan hama dan penyakit.
c) Tanggap terhadap pemupukan.
d) Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.
4) Hasil
e) Kelobot tertutup rapat.
f) Ukuran tongkol besar.
g) Produksi dan rendemen tinggi.
h) Biji rapat dan berat.
i) Biji tertata rapi.

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 20


Supaya produksi yang dihasilkan tinggi, maka benih yang digunakan sebaiknya
benih yang bermutu dari varietas unggul, benih bermutu adalah benih yang
mempunyai daya kecambah tinggi, tidak tercampur dengan varietas lain, tidak
mengandung kotoran warna dan berat biji seperti dikehendaki, tingkat
keseragaman tinggi, bebas dari kerusakan biji dan bebas dari penyakit benih
bawaan. Benih bermutu dapat diperoleh apabila kita menggunakan benih
bersertifikat, sedangkan varietas unggul mempunyai sifat produksi tinggi, umur
pendek, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap hama dan penyakit
beradaptasi baik pada berbagai lingkungan.

Sebaiknya setiap penanaman menggunakan benih baru, apabila benih mahal dan
sulit diperoleh maka benih unggul yang ditanam dapat digunakan sampai
beberapa kali turunan. Benih yang digunakan dapat berasal dari panen sendiri
atau beli di toko, tetapi lebih baik menggunakan benih/bibit sendiri karena tidak
semua penjual benih/bibit dapat dipercaya megenai mutu seleksi yang
dilakukannya.

Biasanya penjual benih/bibit telah memilih bibit yang baik untuk keperluan
sendiri sehingga yang dijual kepada umum adalah sisanya yang kemungkinan
mutunya sudah tidak dapat dipertanggung- jawabkan.

Pengangkutan dapat merusakkan benih/bibit dan dapat mendatangkan hama dan


penyakit.

Benih yang baik memenuhi tiga kriteria yaitu kriteria secara genetis, kriteria
secara fisiologis dan kriteria fisik.

Kriteria benih yang baik secara fisik adalah :

1) Tingkat kebersihan benih


Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang ditentukan adalah
tingkat kebersihan dan segala kotoran baik kotoran dari sisa-sisa

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 21


bagian tanaman maupun kotoran lain (biji-biji herba gulma, butiran- butiran
tanah pasir).

2) Ukuran dan keseragaman


Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir
benih. Benih yang berukuran seragam akan memiliki struktur embrio yang
baik dan cadangan makanan yang cukup.

c. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman hasil dari pembiakan secara generatif

Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak


dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran
dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya
perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.

Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan


sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
merupakan proses yang tidak dapat diukur. Perkembangan bersifat kualitatif,
tidak dapat dinyatakan dengan angka.

Biji dari berbagai spesies tumbuhan akan berkecambah apabila, suhu


menguntungkan, persediaan oksigen memadai dan kelembaban media tumbuh
cukup dan kontak secara langsung dengan biji. Pada beberapa spesies walaupun
kondisi di atas terpenuhi tetapi biji tidak dapat berkecambah. Hal tersebut
disebabkan oleh belum tuntasnya masa dormansi (istirahat) biji tersebut. Biji-
biji kelompok ini umumnya beasal dari daerah beriklim sub tropis. Periode
dormansi yang telah dilewati akan menyebabkan perkecambahan biji pada
kondisi suhu yang optimal, adanya persediaan oksigen dan air.

Perkecambahan dapat terjadi walaupun tanah atau media semai tidak


mengandung unsur hara karena di dalam biji sudah mengandung cukup

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 22


persediaan makanan agar lembaga dapat tumbuh selama masa persemaian.
Benih akan berkecambah, setelah keluar kotiledon harus ditambahkan air dan
beberapa unsur hara pada media tanamnya. Suhu yang paling optimal untuk

perkecambahan biji adalah 15-38oC. Oksigen bebas sangat diperlukan untuk


respirasi yang akan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman. Ketidak-tersediaan oksigen akan memperlambat atau mencegah
perkecambahan benih.

Kelembaban media tanam yang terlalu berlebihan akan menghambat proses


perkecambahan. Kondisi inipun akan mempertinggi kemungkinan benih
terserang oleh organisme pengganggu tanaman, terutama dari golongan bakteri
dan fungi, dan akan mengakibatkan benih mati atau tumbuh tidak normal. Benih
harus mendapatkan jumlah air yang tepat untuk berkecambah, kondisi kelebihan
air akan menyebabkan oksigen keluar dari dalam sel dan benih tidak dapat
berkecambah.

Sebaliknya jika kelembaban media kurang optimal, benih tidak akan dapat
menguraikan cadangan makanan dalam biji (jaringan endosperma) sehingga
epikotil dan hipokotil tidak akan tumbuh dan berkembang, dalam keadaan yang
menguntungkan untuk proses perkecambahan, benih mengabsorpsi air sehingga
benih menjadi menggembung dan kulit biji pecah, dengan segera air memasuki
sel-sel jaringan lembaga dan endosperma. Kandungan air dalam sel benih akan
naik dari tingkat praperkecambahan sebesar 8-14% menjadi lebih dari 90%.
Pada saat protoplasma sel menyerap uap air, maka berbagai proses kehidupan
akan berlangsung. Hormon pertumbuhan dan perkembangan seperti asam indol
asetat akan mulai berfungsi. Hormon ini mengatur pertumbuhan dan
perkembanga hipokotil dan epikotil.

Sumber makanan yang tersimpan dalam endosperma dan kotiledon akan segera
diproses melalui respirasi sehingga menghasilkan energi kimia yang penting
untuk pembelahan sel, produksi protoplasma, dan proses-proses

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 23


pertumbuhan lainnya. Ketika terjadi proses penyerapan cadangan makanan
pada biji, respirasi dan asimilasi nutrisi ke dalam protoplasma, maka sel-sel
pada ujung epikotil dan hipokotil mulai membelah dan membentuk sel-sel baru.
Sel-sel ini mulai membesar pada saat menyerap air, kemudian protoplasma yang
baru akan terbentuk. Ujung hipokotil muncul melalui suatu celah pada kulit biji.
Ujung hipokotil tumbuh menjadi akar primer. Akar primer akan menyerap air
dan unsur hara dari tanah, sehingga dapat mensuplai epikotil tumbuh dengan
baik dan akan menjadikan calon batang pertama.

Akar primer yang tumbuh akan mengasilkan akar-akar sekunder, kemudian


tumbuh dan berkembang lagi menjadi akar tersier, dari epikotil akan tumbuh
batang yang akan menghasilkan daun-daun serta berbagai cabang.

Tingkat perkecambahan biji sangat bervariasi, dalam kondisi lingkungan yang


paling baik, akar-akar primer akan tumbuh, kemudian kecambah akan terus
tumbuh menjadi tanaman dewasa.. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai
faktor seperti ketebalan dan struktur kulit biji dan masa dormansi biji.
Kecambah akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman dewasa, dalam
proses ini pertumbuhan akan melibatkan pembuatan sel-sel baru dari sel-sel
yang sudah ada sebelumnya.

Disamping itu terdapat proses pembesaran sel yang baru terbentuk, sehingga sel
akan membesar dan menjadi jaringan tanaman.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan normal adalah


tersedianya energi kimia yng berasal dari proses respirasi. Tumbuhan yang
sedang tumbuh harus memiliki protein dan senyawa organik lain untuk
membangun protoplasma. Tumbuhan ini harus memiliki selulosa dan beberapa
senyawa organik untuk membentuk dinding sel. Sel yang baru terbentuk
dengan cepat akan meningkat

ukurannya karena adanya asimilasi makanan ke dalam protoplasma. Fase


pertumbuhan yang berikutnya perkembangan sel, yaitu dengan ditandai
terbentuknya jaringan-jaringan baru seperti silem, floem, jaringan penguat,
MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 24
jaringan pembuat makanan, dan jaringan peyimpanan.

Pada umumnya, sel dan jaringan yang sudah matang tidak akan membelah diri
lagi, akan tetapi proses kehidupan yang terjadi hanya mempertahankan ciri
spesifiknya serta fungsinya sepanjang masa hidup tumbuhan. Pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan dikendalikan secara umum oleh hormon yang disintesis oleh
tumbuhan dan terdapat pada semua jaringan. Hormon pertumbuhan IAA (Indol
Acetic Acid) berfungsi dalam pembesaran sel, gugurnya daun dan jatuhnya
buah, pertumbuhan buah dari bakal bunga menjadi bunga dan buah, interaksi
timbal-balik tunas dan berbagai pertumbuhan lainnya.Salah satu contoh IAA
adalah giberelin. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, tumbuhan
memerlukan air, unsur hara, karbondioksida dan oksigen, serta cahaya. Selama
masa tersebut, organ-organ vegetatif seperti daun, batang, dan cabang tumbuhan
akan tumbuh dan berkembang sampai akhirnya terbentuk organ generatif. Organ
generatif tumbuhan yang minimal adalah terdiri dari benang sari dan putik.
Proses perkembangbiakan secara generatif dimulai dari terjadinya pertemuan
butir-butir serbuk sari dengan putik. Di dalam putik, butiran serbuk sari
membentuk tabung, kemudian menjadi bakal biji yang terletak dalam bakal
buah. Kondisi ini menandai adanya calon generasi tumbuhan berikutnya.

Pembibitan tanaman

Proses produksi tanaman dimulai dengan benih ditanam, kemudian tanaman


dipelihara dan hasil tanaman (akar, umbi, batang, pucuk, daun, bunga, dan buah)
dipanen. Kegiatan produksi pertanian memerlukan unit pembibitan tanaman.
Pembibitan tanaman adalah suatu proses penyediaan

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 25


bahan tanaman yang berasal dari benih tanaman (biji tanaman berkualitas baik
dan siap untuk ditanam) atau bahan tanaman yang berasal dari organ vegetatif
tanaman untuk menghasilkan bibit (bahan tanaman yang siap untuk ditanam di
lapangan).

d. Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif

Perkembangbiakan secara generatif adalah perkembangbiakan dengan cara


menanam biji. Biji dihasilkan dari bunga setelah mengalami penyerbukan.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuksari pada putik.

Gambar 5. Bagian – bagian bunga sempurna


(Sumber; chanshanet.blogspot.com)

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 26


Gambar 6. Tiga macam penyerbukan
(Sumber; belajar.dindikptk.net)

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 27


Macam-macam penyerbukan

1) Penyerbukan sendiri (otogami) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal dari
bunga yang sama
2) Penyerbukan tetangga (geitonogami) terjadi bila serbuk sari dan putik
berasal dari bunga yang berbeda tetapi satu pohon
3) Penyerbukan silang (alogami) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal dari
bunga pohon lain tetapi sejenis
4) Penyerbukan bastas (hibridisasi) terjadi bila serbuk sari dan putik berasal
dari pohon lain yang berbeda jenisnya tetapi masih satu genus. Penyerbukan
ini bertujuan untuk mencari bibit unggul.
Penyerbukan terjadi dengan bantuan :

1) Angin (anemogami) contoh pada tumbuhan padi, jagung dan gandum


2) Air (Hidrogami) contoh pada tumbuhan elodia dan hydrilla
3) Hewan (zoidiogami) . hewan yang membantu penyerbukan antara lain :
serangga (kumbang, lebah, kupu-kupu), burung penghisap madu (kolibri),
kelelawar.

Gambar 7. Penyerbukan dengan bantuan serangga


(Sumber: asagenerasiku.blogspot.com)

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 28


Gambar 8. Penyerbukan dengan bantuan manusia

EVALUASI

A. Tes kognitif
1. Jelaskan pengertian Pembiakan tanaman
Jawaban : Pembiakan tanaman adalah proses pembuatan tanaman baru dengan memadukan
genetik dari dua tanaman yang berbeda untuk menghasilkan sifat-sifat yang
diinginkan, seperti ketahanan terhadap penyakit atau hasil panen yang lebih baik.
2. Jelaskan dua metode utama dalam pembiakan tanaman !
Jawaban : Ada dua metode utama dalam pembiakan tanaman, yaitu pembiakan seksual dan
aseksual. Pembiakan seksual melibatkan pembuahan antara gamet atau sel
kelamin jantan dan betina, sementara pembiakan aseksual tidak melibatkan
pembuahan dan melibatkan replikasi genetik yang sama pada tanaman
induk.Untuk melakukan pembiakan tanaman secara seksual, dibutuhkan
penyerbukan antara tanaman jantan dan betina. Biji yang dihasilkan kemudian
akan memiliki sifat-sifat gabungan dari kedua orang tua. Sedangkan untuk
pembiakan aseksual, bagian tanaman seperti daun, batang, atau akar dipotong dan
ditanam kembali untuk membentuk tanaman baru yang identik secara genetik
dengan tanaman induk.
3. Jelaskan factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembiakan tanaman !
Jawaban :Dalam pembiakan tanaman, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti
kualitas tanaman induk, waktu penyerbukan, dan kondisi lingkungan yang ideal.
Pembiakan tanaman dapat membantu meningkatkan produksi tanaman yang lebih
baik dan tahan terhadap penyakit dan lingkungan yang tidak stabil.

B.Tes Psikomotor

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 29


PENILAIAN KETRAMPILAN
Tema : Penanaman Bibit Tanaman Sawi
Bentuk : Penugasan mandiri
Jenis penilaian : Penilaian kinerja
Nama peserta didik/ calon instruktur :

Narasi Tugas
Cobalah untuk melakukan kegiatan penanaman bibit tanaman sawi
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lakukan penyeleksian bibit yang telah disediakan
3. Lakukan penyiraman

Rubrik Penskoran Kinerja


Tanda cek (√) pada kolom Skor
Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 3
1 Persiapan (skor maksimal 6)
Hadir tepat waktu √
Alat dan bahan disiapkan √
2 Proses Kerja (skor maksimal 3)
Prosedur persemaian √
Prosedur penanaman √
3 Hasil (skor maksimal 3)
Tanaman sawi ditanam dengan baik pada lahan √
4 Waktu (skor maksimal 3)
Ketepatan waktu kerja √

Penilaian Proses
Persiapan Proses Hasil Waktu Total
Skor Perolehan 6 3 3 3 12
Skor Maksimal 6 3 3 3 12
Bobot 10 40 40 10 100
Total 10 40 40 10 100

Keterangan
- Bobot total wajib 100

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 30


- Cara Perhitungan
skor perolehan
Nilai total =∑ ( × bobot )
skor maksimal

C. Penilaian sikap

No Nama siswa Disiplin Jujur Tanggung Santun


jawab

KETERANGAN
4 = JIKA EMPAT INDIKATOR TERLIHAT
3 = JIKA TIGA INDIKTOR TERLIHAT
2 = JIKA DUA INDIKATOR TERLIHAT
1 = JIKA SATU INDIKATOR TERLIHAT

DISIPLIN
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membagikan hal-hal yang tidak penting di kelas maya
JUJUR
a. Menyampaikan seseuatu sesuai keadaan
sebenarnya
b. Tidak menyontek pekerjaan orang lain
c. Memberikan informasi yang diminta dengan
jujur
d. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi

TANGGUNG JAWAB
a. Berperan aktif dalam diskusi di

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 31


kelas
b. Mengerjakan tugas sesuai dengan yang
diberikan
c. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan rapi
d. Aktif menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
SANTUN
a. Menggunakan kata-kata yang sopan saat berkomunikasi
b. Mengucapkan salam saat memulai dan mengakhiri pembicaraan
c. Mengucapkan salam saat
bertemu
d. Menggunakan kata-kata yang santun saat berkomunikasi dengan teman

D.Penutup
Penulisan modul belajar merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang
dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh peserta calon Instruktur untuk mencapai
kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar harus mengacu pada kompetensi
yang terdapat di dalam Silabus Mata Pelajaran sesuai Kurikulum SMK 2013, atau unit
kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja yang telah dikembangkan dalam format Silabus
Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya
dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti
kaidah dan elemen yang mensyaratkannya.

Daftar Pustaka

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 32


Anonim. 2005. Evaluasi Kecambah. Jakarta : Direktorat Jendral Tanaman Pangan

Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Nur Handayani. 2012. Teknik Pengambilan Contoh Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Jakarta : Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan Hortikultura. Direktorat Jendral Tanaman Pangan Kementrian Pertanian

Anggar Nugrahaningsih. 2013. Pembiakan tanaman. Jakarta : Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Chairani, Hanum. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Klaten : PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Nurwandani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih.

Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas

Gajah Mada Press

Wudianto, Rini. 1992. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar

Swadaya

KUNCI JAWABAN

1. A 11. B

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 33


1. C 12. D
2. B 13. C
3. A 14. A
4. D 15. C
5. A 16. E
6. D 17. A
7. C 18. B
8. B 19. B
9. E 20. C

MODUL PEMBELAJARAN MAPEL PEMBIAKAN TANAMAN (FASE E) Page 34

Anda mungkin juga menyukai