a. Mata merah visus normal 1) Skleritis 2) Episkleritis 3) Pterigium 4) Konjungtivitis 5) Perdarahan subkonjungtiva 6) Dry eye b. Mata merah visus turun 1) Keratitis akut 2) Ulkus kornea 3) Uveitis anterior 4) Glaukoma akut 5) Endoftalmitis
2. Tatalaksana glaukoma yaitu :
a. Karbonik anhidrase inhibitor Asetazolamid, merupakan pilihan yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut. Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan menghambat produksi humour akuos, sehingga sangat berguna untuk menurunkan tekanan intraokular secara cepat. b. Beta bloker Beta bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi produksi humor akuos. Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi tertinggi di bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 – 60 menit setelah pemberian topikal. c. Cholinergic Pilokarpin 2% atau 4% 4 x 1 tetes pemberian sebagai inisial terapi. Pilokarpin cara kerjanya membuka ruang di trabekular meshwork sehingga meningkatkan outflow trabekular meshwork. Penggunaannya tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini karena muskulus sfingter pupil sudah mengalami iskemik sehingga tidak dapat berespon terhadap pilokarpin. d. Definitive Treatment: Jika pengobatan konservatif tidak berhasil, tindakan bedah mungkin diperlukan. Trabeculectomy, implant, atau prosedur laser lainnya dapat menjadi pilihan.
3. Tindakan operatif pada katarak yaitu :
a. Fakoemulsifikasi Inti lensa dihancurkan didalam kapsul dan sisa massa lensa dibersihkan dengan irigasi dan aspirasi menggunakan mesin fako. b. Ekstracapsular Cataract Extraction (ECCE) Operasi ini dilakukan dengan sayatan lebih besar pada mata. Massa lensa dikeluarkan dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian posterior. c. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) Pada metode ini, lensa yang keruh beserta kapsulnya diangkat secara keseluruhan. Teknik ini jarang digunakan karena risiko komplikasi lebih tinggi. d. Small Incision Cataract Surgery (SICS) Ekstraksi katarak dengan insisi kecil.
4. Diagnosis banding katarak yaitu :
Katark merupakan mata tenang visus turun perlahan, adapun kondisi lain yang mata tenang dengan visus turun perlahan yaitu : a. Retinopati diabetik b. Retinopati hipertensi c. Kelainan refraksi
5. Lapisan air mata beserta kelenjar penghasilnya yaitu :
a. Lapisan Minyak (Lipid) Dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terletak di kelopak mata. Fungsinya membantu mencegah penguapan berlebih dari permukaan air mata dan memastikan stabilitas lapisan air. b. Lapisan Air (Aqueous) Diproduksi oleh kelenjar lakrimal yang terletak di bagian atas dan luar bola mata. Fungsinya air mata mengandung nutrisi dan oksigen untuk sel-sel mata, serta membantu membersihkan permukaan mata dari benda asing. c. Lapisan Lendir (Mucin) Dihasilkan oleh sel goblet pada konjungtiva. Fungsinya membantu air mata menyebar merata di permukaan mata dan memastikan adhesi yang baik antara air mata dan kornea.
6. Penyebab penurunan visus pada kasus pterigium yaitu :
Pterigium dapat menyebabkan penurunan visus karena pertumbuhannya yang dapat mengganggu bagian kornea mata. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya : a. Penutupan Bagian Kornea Pterigium tumbuh dari konjungtiva dan dapat menutupi bagian kornea. Kornea adalah lapisan transparan di depan mata yang memfokuskan cahaya ke retina. Jika pterigium menutupi bagian kornea, cahaya tidak dapat masuk dengan baik, mengakibatkan penglihatan kabur. b. Distorsi Permukaan Kornea Pterigium dapat menyebabkan perubahan bentuk permukaan kornea. Permukaan yang tidak rata dapat mengganggu fokus cahaya, mengurangi ketajaman penglihatan. c. Iritasi dan Radang Pterigium dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mata. Ini dapat mempengaruhi kenyamanan dan kualitas penglihatan. d. Astigmatisme Pterigium yang memengaruhi bentuk kornea dapat menyebabkan astigmatisme. Astigmatisme adalah kondisi di mana mata tidak dapat fokus dengan baik pada semua jarak, mengakibatkan penglihatan buram.