Anda di halaman 1dari 8

PR UJIAN LISAN

Nama : Pande Dedit Pramana

NIM : 018.06.0057

Penguji : dr. Dewa Gede Benny Raharja Prabawa. M.BIOMED, SP.M

1. Diagnosa banding untuk mata merah dengan penurunan visus dan mata
merah dengan visus normal mencakup berbagai kondisi yang mungkin
memiliki beberapa gejala yang serupa tetapi disebabkan oleh penyebab
yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan diagnosa untuk kedua
kondisi tersebut:
A. Mata Merah dengan Penurunan Visus
a. Uveitis: Peradangan pada uvea (lapisan tengah mata) yang bisa
menyebabkan mata merah dan penurunan visus.
b. Keratitis: Infeksi atau peradangan kornea yang dapat menyebabkan mata
merah, nyeri, fotofobia, dan penurunan ketajaman visual.
c. Glaukoma Akut: Kenaikan mendadak tekanan intraokular yang
menyebabkan mata merah, sakit kepala, mual, dan penurunan visus yang
tajam.
d. Abrasions atau Ulkus Kornea: Kerusakan pada permukaan kornea dari
trauma, infeksi, atau pemakaian lensa kontak yang tidak tepat.
e. Endoftalmitis: Infeksi intraokular yang serius, menyebabkan mata merah,
nyeri, dan penurunan visus yang signifikan.
f. Trauma Mata: Cedera langsung ke mata yang bisa menyebabkan mata
merah dan berbagai derajat penurunan visus.
B. Mata Merah dengan Visus Normal
a. Konjungtivitis: Peradangan pada konjungtiva, sering kali karena infeksi
virus atau bakteri, atau alergi. Biasanya menyebabkan mata merah tanpa
penurunan visus yang signifikan.
b. Blefaritis: Peradangan pada kelopak mata yang bisa menyebabkan mata
merah dan iritasi, tetapi biasanya tidak mempengaruhi visus.
c. Subkonjungtiva Hemorrhage: Pecahnya pembuluh darah kecil di bawah
konjungtiva, menyebabkan penampilan mata merah yang dramatis tetapi
biasanya tidak mempengaruhi visus.
d. Episkleritis: Peradangan lapisan episklera mata, menyebabkan mata merah
dan mungkin sedikit nyeri, tetapi visus biasanya tidak terpengaruh.
e. Keratokonjungtivitis Sikka (Dry Eye Syndrome): Kondisi mata kering yang
menyebabkan iritasi dan kemerahan, tetapi visus sering kali tetap normal
kecuali jika terjadi kerusakan permukaan kornea.

Penting untuk melakukan evaluasi medis yang tepat untuk menentukan


penyebab spesifik dari mata merah, apakah itu disertai dengan penurunan visus
atau tidak. Pemeriksaan oleh dokter spesialis mata (oftalmolog) akan mencakup
anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik, dan mungkin beberapa tes diagnostik
untuk menentukan diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai.

2. Penurunan visus atau penurunan ketajaman penglihatan pada pasien


dengan pterigium terjadi karena beberapa alasan:
A. Astigmatisme: Pterigium yang tumbuh dari konjungtiva ke kornea dapat
menyebabkan perubahan bentuk kornea, yang mengarah ke astigmatisme.
Astigmatisme terjadi ketika kornea tidak sepenuhnya bulat, menyebabkan
cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan benar, yang dapat
menurunkan ketajaman penglihatan.
B. Penutupan pada sumbu penglihatan: Jika pterigium tumbuh cukup besar, ia
dapat menutupi pupil atau sumbu penglihatan utama, secara langsung
menghalangi penglihatan.
C. Perubahan permukaan kornea: Pterigium dapat menyebabkan perubahan
pada permukaan kornea, termasuk ketidakrataan atau kerusakan pada
lapisan terluar kornea (epitel), yang dapat memengaruhi kualitas
penglihatan.
D. Penglihatan kabur: Pertumbuhan pterigium dapat menyebabkan lapisan air
mata tidak tersebar dengan merata di atas kornea, yang dapat menyebabkan
penglihatan menjadi kabur.
E. Peradangan: Pterigium dapat menyebabkan peradangan di mata yang juga
dapat memengaruhi penglihatan.

Dalam beberapa kasus, pterigium yang kecil mungkin tidak menyebabkan


penurunan visus yang signifikan, tetapi pertumbuhan yang besar atau yang terletak
sentral di kornea dapat secara serius memengaruhi penglihatan. Pengobatan
pterigium, terutama jika menyebabkan penurunan visus atau ketidaknyamanan
yang signifikan, seringkali melibatkan pembedahan untuk mengangkat
pertumbuhan tersebut.

3. Kelenjar air mata yang memproduksi lipid, musin, dan aqueous adalah
kompleks kelenjar air mata yang bekerja bersama untuk menghasilkan film air
mata. Komponen-komponen air mata dihasilkan oleh kelenjar yang berbeda:
A. Lipid: Diproduksi oleh kelenjar Meibomius yang terletak di kelopak mata.
Lapisan lipid ini membantu mencegah penguapan air mata terlalu cepat dan
memberikan stabilitas pada film air mata.
B. Musin: Diproduksi oleh sel goblet dan kelenjar aksesori (kelenjar Krause
dan Wolfring) yang terletak di konjungtiva. Musin membantu menyebarkan
air mata secara merata di permukaan mata dan membantu air mata melekat
pada permukaan mata.
C. Aqueous (air): Bagian utama air mata ini diproduksi oleh kelenjar air mata
utama (kelenjar lakrimal). Lapisan aqueous mengandung air, elektrolit,
protein, dan berbagai faktor pertumbuhan yang penting untuk nutrisi kornea
dan konjungtiva serta menjaga kelembaban mata.

Ketiga komponen ini bekerja bersama untuk membentuk film air mata yang
melindungi, melembabkan, dan membersihkan mata. Gangguan pada salah satu
komponen dapat menyebabkan masalah pada mata seperti mata kering.
4. Tatalaksana glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular
(TIO) guna mencegah atau memperlambat kerusakan saraf optik dan kehilangan
lapang pandang. Pendekatan pengobatannya dapat berbeda tergantung pada jenis
glaukoma dan tingkat keparahannya. Berikut ini adalah beberapa strategi umum
dalam tatalaksana glaukoma:
A. Terapi Obat-obatan

Tetesan Mata Penurun Tekanan: Ini adalah lini pertama pengobatan untuk
kebanyakan glaukoma. Obat-obatan ini, termasuk prostaglandin, beta-blocker,
agonis alfa, inhibitor karbonik anhidrase, dan kombinasi obat, bertujuan untuk
menurunkan TIO dengan meningkatkan aliran keluar humor aqueous atau
mengurangi produksinya.

B. Terapi Laser

Trabekuloplasti Laser Selektif (SLT): Digunakan untuk glaukoma terbuka, di mana


laser digunakan untuk merawat jaringan trabekular mata untuk meningkatkan
drainase humor aqueous.

Iridotomi Laser Perifer: Digunakan untuk glaukoma sudut tertutup, prosedur ini
membuat lubang kecil di iris untuk memperbaiki aliran humor aqueous.

C. Prosedur Bedah

Trabekulektomi: Operasi ini membuat jalur baru untuk drainase humor aqueous dari
mata.

Implan Saluran Drainase: Perangkat kecil ditempatkan dalam mata untuk


membantu drainase humor aqueous.

Minimally Invasive Glaucoma Surgery (MIGS): Prosedur yang lebih baru dan
kurang invasif yang bertujuan untuk mengurangi risiko terkait dengan operasi
glaukoma tradisional sambil menurunkan TIO.

D. Pengawasan
Pengawasan Rutin: Pengukuran tekanan intraokular, pemeriksaan lapang pandang,
dan pemeriksaan saraf optik secara teratur diperlukan untuk memantau
progresivitas penyakit dan menyesuaikan pengobatan.

E. Gaya Hidup dan Pengobatan Rumahan

Latihan Fisik: Latihan rutin dapat membantu menurunkan TIO pada beberapa
pasien.

Pengaturan Pola Makan: Konsumsi makanan kaya antioksidan dan nutrisi penting
dapat mendukung kesehatan mata.

Hindari Kegiatan yang Meningkatkan TIO: Menghindari mengangkat beban berat


atau posisi kepala yang sangat rendah untuk waktu yang lama.

Pendekatan pengobatan glaukoma harus disesuaikan untuk setiap individu,


mempertimbangkan jenis glaukoma, tingkat keparahannya, dan respons pasien
terhadap terapi. Kolaborasi erat antara pasien dan dokter mata sangat penting untuk
mengelola glaukoma secara efektif.

5. Operasi katarak bertujuan untuk menggantikan lensa mata yang keruh


dengan lensa buatan (IOL, Intraocular Lens) untuk memulihkan penglihatan. Ada
beberapa teknik bedah yang digunakan untuk mengangkat katarak, masing-masing
dengan kelebihan dan keterbatasannya sendiri. Berikut adalah jenis-jenis operasi
katarak yang umum:

A. Phacoemulsification (Phaco)

Ini adalah teknik paling umum dan paling sering digunakan untuk operasi katarak
saat ini. Melalui sayatan kecil (2-3 mm), dokter menggunakan perangkat ultrasonik
untuk memecahkan (emulsifikasi) dan kemudian menghisap keluar lensa yang
keruh dari mata. Setelah itu, lensa intraokular (IOL) dilipat dan dimasukkan melalui
sayatan yang sama.
B. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)

Dalam ECCE, lensa katarak diangkat secara utuh tanpa memecahkannya terlebih
dahulu. Sayatan yang dibuat lebih besar dibandingkan dengan phacoemulsification,
dan setelah pengangkatan lensa yang keruh, lensa buatan dimasukkan. Teknik ini
kurang sering digunakan saat ini karena pemulihan lebih lama dibandingkan dengan
phacoemulsification.

C. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)

Teknik ini melibatkan pengangkatan seluruh lensa beserta kapsulnya dari mata.
Sayatan yang dibuat cukup besar, dan karena risiko komplikasi yang lebih tinggi
serta periode pemulihan yang lebih panjang, teknik ini jarang digunakan saat ini,
terutama dalam kasus-kasus tertentu yang tidak cocok untuk phacoemulsification
atau ECCE.

D. Operasi Katarak dengan Laser

Penggunaan laser femtosecond dalam operasi katarak merupakan kemajuan


teknologi terbaru. Laser digunakan untuk membuat sayatan di mata, membuka
kapsul yang menahan lensa, dan memecah katarak. Setelah itu, pecahan lensa
dihisap keluar, dan lensa buatan dimasukkan. Operasi katarak dengan laser ini
bertujuan untuk meningkatkan presisi dan mungkin mengurangi risiko tertentu yang
terkait dengan metode tradisional, meskipun tidak semua pasien cocok atau
memerlukan pendekatan ini.

Pemilihan Jenis Operasi

Pilihan teknik operasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk tahap


katarak, kondisi kesehatan mata secara keseluruhan, dan preferensi atau
rekomendasi dokter spesialis mata. Phacoemulsification saat ini merupakan standar
emas untuk operasi katarak karena minim invasif, memiliki waktu pemulihan yang
lebih cepat, dan umumnya menghasilkan komplikasi yang lebih sedikit.
6. Diagnosa banding untuk katarak melibatkan mempertimbangkan kondisi lain
yang dapat menyerupai gejala atau tanda katarak, seperti penurunan visus atau
penglihatan yang kabur. Diagnosa banding penting untuk memastikan pengobatan
yang tepat dan mengidentifikasi jika terdapat kondisi mata lain yang mungkin
memerlukan perawatan. Beberapa kondisi yang termasuk dalam diagnosa banding
katarak antara lain:
A. Glaukoma

Khususnya glaukoma sudut tertutup akut, yang dapat menyebabkan penurunan


visus mendadak dan nyeri mata yang parah, namun biasanya disertai dengan gejala
lain seperti mata merah dan pandangan halo sekitar lampu.

B. Degenerasi Makula

Kondisi ini mempengaruhi makula, bagian dari retina yang bertanggung jawab
untuk penglihatan sentral, menyebabkan penurunan visus, terutama pada
penglihatan detail seperti membaca atau mengenali wajah.

C. Retinopati Diabetik

Penyakit mata yang terkait dengan diabetes, menyebabkan kerusakan pada


pembuluh darah retina yang bisa mengakibatkan penurunan visus dan pada
akhirnya kebutaan jika tidak dikelola dengan baik.

D. Opasitas Kornea

Kerusakan atau penyakit pada kornea, seperti keratitis atau ulkus kornea, bisa
menyebabkan penglihatan kabur yang mungkin disalahartikan sebagai katarak.

E. Miopia, Hipermetropia, dan Astigmatisme

Kesalahan refraksi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur yang mungkin mirip
dengan gejala awal katarak. Perbedaannya, kesalahan refraksi biasanya dapat
dikoreksi dengan kacamata atau kontak lens.
F. Presbiopi

Kondisi yang umum terjadi akibat penuaan, di mana mata kehilangan


kemampuannya untuk fokus pada objek dekat, sering disalahartikan sebagai
katarak.

G. Pterygium

Pertumbuhan jaringan pada konjungtiva yang dapat menutupi kornea dan


mempengaruhi penglihatan, meskipun biasanya tidak menyebabkan penurunan
visus yang signifikan seperti katarak.

H. Vitreous Degeneration

Perubahan pada vitreous (zat gelatin yang mengisi mata) dapat menyebabkan
floaters dan penglihatan kabur, namun biasanya tidak seberat dampak katarak pada
penglihatan.

Penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis


mata untuk membedakan katarak dari kondisi lain dengan gejala yang serupa.
Diagnostik yang tepat akan memastikan bahwa pasien menerima pengobatan yang
paling sesuai dengan kondisi mereka.

Anda mungkin juga menyukai