Anda di halaman 1dari 13

TERM OF REFERENCE

METODOLOGI DESAIN ARSITEKTUR

DISUSUN OLEH:
NAMA: Akhtar Malik Muzakkir
NIM/KELAS: 230211501013 / 03

PRODI ARSITEKTUR
PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
2 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................................5
2.2 Tinjauan Umum......................................................................................................5
BAB III: ACUAN PERANCANGAN............................................................................6
3.1 Lokasi......................................................................................................................6
3.3 Pengelompokan ruang.............................................................................................7
3.4 Besaran Ruang.........................................................................................................7
3.5 Konsep Penentuan lokasi tapak..............................................................................9

3
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga untuk para siswa pengajaran siswa/murid di bawah
pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang
umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa mengalami kemajuan melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Tujuannya yaitu Meningkatkan kemampuan siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana menentukan lokasi/site yang tepat untuk membangun gedung
sekolah dasar?
b) Bagaimana menentukan jumlah dan jenis kebutuhan ruang agar dapat
menampung kegiatan yang direncanakan sesuai lahan yang ada?
c) Bagaimana menentukan jenis struktur dan sistem utilitas pada bangunan
sekolah dasar?
2 Tujuan
a) Untuk mengetahui cara menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan
gedung sekolah dasar
b) Untuk mengetahui jumlah dan jenis kebutuhan ruang untuk bangunan gedung
sekolah dasar
c) Untuk mengetahui struktur dan sistem utilitas apa saja yang digunakan dalam
pembangunan gedung sekolah dasar

4
BAB II: PEMBAHASAN
2.2 Tinjauan Umum
Gedung Sekolah memiliki fungsi sebagai tempat berinteraksinya antara siswa dan
guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Proses pendidikan dan pengajaran di
lingkungan sekolah tidak bisa terlepas dari faktor ketersedian sarana-prasarana,
salah satunya adalah gedung sekolah.
Dalam pembangunan gedung sekolah, terdapat kriteria ketentuan suatu daerah
untuk setiap satuan pendidikan, diantaranya
≈ Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan
darurat.
≈ Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis
sempadan sungai dan jalur kereta api.
≈ Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.
a) Pencemaran air, sesuai dengan PP RI No. 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air
b) Kebisingan, sesuai dengan Kepmen Negara KLH
nomor
94/MENKLH/1992 tcntang Baku Mutu Kebisingan.
c) Pencemaran udara, sesuai dengan Kepmen Negara KLH Nomor 02/MEN
KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan.

5
BAB III: ACUAN PERANCANGAN
3.1 Lokasi
Mengingat bahwa bangunan yang direncanakan merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai sekolah dasar, maka ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan dalam menentukan lokasi bangunan, yaitu:
1) Kemudahan pencapaian
2) Fasilitas terdekat yang cukup lengkap
3) Lokasi dekat dengan permukiman
4) Lokasi tapak harus sesuai dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)
3.2 Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang ditentukan oleh:
a. Jenis/macam kegiatan yang ada
b. Sifat kegiatan
c. Kebutuhan pelaku kegiatan
d. Pengelompokan pelaku kegiatan
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki kebutuhan ruang
a) Ruang Pelayanan Akademik:
1. Ruang Guru
2. Ruang Tata Usaha
3. Ruang Pimpinan
4. Aula
5. Pos Satpam
b) Ruang Akademik
1. Ruang Kelas
c) Ruang Penunjang Akademik Non Kurikuler
1. Perpustakaan
2. Mushollah
3. UKS
4. Kantin
5. Taman
d) Ruang Penunjang Lainnya
1. Toilet
2. Gudang
3. Lapangan Upacara/Olahraga
4. Tempat Parkir

6
3.3 Pengelompokan ruang
Pengelompokan ruang berdasarkan fungsi dan peruntukan pelaku kegiatan a.
Kelompok Ruang Pelayanan Akademik
Adalah suatu rangkaian yang saling terkait dan terstruktur untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan sekolah.
b. Kelompok Ruang Akademik
Adalah ruangan untuk interaksi akademik antara siswa-siswi dan guru didalam
kegiatan akademik, seperti belajar.
c. Kelompok Ruang Penunjang Akademik Non Kurikuler
Adalah ruangan untuk interaksi akademik antara siswa-siswi dan guru diluar
kegiatan akademik, seperti beribadah atau yang lainnya.
d. Kelompok Ruang Penunjang Lainnya
Adalah ruangan yang diperuntukkan untuk interaksi diluar akademik antara
siswa-siswei dan guru, seperti diparkiran atau yang lainnya.
3.4 Besaran Ruang
Dasar pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan ukuran besaran
ruangruang dalam perencanaan asrama mahasiswa ini adalah jumlah pelaku
kegiatan (pengguna ruang), jumlah dan ukuran perabot yang digunakan yang
disesuaikan dengan ukuran standar besaran ruang dan perabot.
RUANG PELAYANAN AKADEMIK
Kebutuhan Perabot Kapasit Jumlah Luas Standar Sumber
Ruang as Ruang
Ruang 1 meja kerja 5 orang 1 ruang 20m² 20m² SKP
Pimpinan 1 kursi kerja
1 Set Meja
dan kursi
tamu
1 Lemari
Ruang 2 kursi 2 orang 1 ruang 24m² 24m² AP
Tata 2 meja kerja
Usaha 1 lemari
1 rak

Ruang 18 meja 18 1 ruang 81m² 8m²/ora SKP


Guru kerja orang ng
18 kursi
18 rak buku
18 tempat
sampah
Aula 50 kursi 150 1 ruang 90m² 0.6m²/o LSB
1 sound orang rang

7
system
1 podium
Pos 1 meja 2 2 orang 1 ruang 4m² 4m² AP
Satpam kursi

RUANG AKADEMIK
Kebutuhan Perabot Kapas Jumlah Luas Stand Sum
Ruang itas Ruang ar ber
Ruang Kelas 28 Kursi 29 18 64m² 2m²/o LSB
1A 1B 1C siswa orang ruang rang
2A 2B 2C 28 Meja
3A 3B 3C siswa
4A 4B 4C 1 Kursi guru
5A 5B 5C 1 Meja guru
6A 6B 6C 1 Lemari
1 tempat
sampah

RUANG PENUNJANG AKADEMIK NON KURIKULER


Kebutuhan Perabot Kapasit Jumlah Luas Standar Sumber
Ruang as Ruang
Perpustaka 5 rak buku 20 1 ruang 56m² 64m² SKP
an 4 meja orang
panjang
10 kursi
1 kursi dan
meja
pengelola
Mushollah 1 lemari 15 1 ruang 15m² 2m/ora LSB
orang ng²
UKS 4 kasur 5 orang 1 ruang 15m² 1m²/ora LSB
1 meja kerja ng
1 lemari
kursi
Kantin 5 meja 30 2 ruang 20m² 18m² AP
panjang orang
30 kursi
Taman 4 kursi 1 area 10m² 6m² AP
taman

8
RUANG PENUNJANG AKADEMIK NON KURIKULER
Kebutuhan Perabot Kapasit Jumlah Luas Standar Sumber
Ruang as Ruang
Toilet 1 ember 1 1 orang 8 ruang 2m² 2m² LSB
kloset
Gudang 2 lemari 2 orang 1 ruang 6m² 6m² AP
Lapangan 400 1 area 300m² 1m²/ora AP
(Upacara orang ng
dan
olahraga)
Tempat 20 unit 1 area 200m² 15m²/u AP
Parkir motor nit
4 unit
mobil

3.5 Konsep Penentuan lokasi tapak


Lokasi merupakan hal utama yang perlu diperhatikan. Lokasi menjadi salah satu
faktor penting dan sangat diperhatikan dalam sebuah perancangan. Dalam lokasi
perencanaan, kita harus memilih lokasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor
pemilihan lokasi. a) Lokasi Tapak
Wilayah yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunan sekolah dasar ini akan
diuraikan dengan unsur- unsur pendukungnya sebagai berikut:
Kelurahan Tidung
 Merupakan kawasan permukiman juga terdapat kawasan pendidikan.
 Lokasi yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sedang dan kumuh
kecil.
 Dalam kelurahan tidung memiliki 4 bangunan sekolah dasar

9
Lokasi berada di Jalan Bendungan bili-bili, kelurahan Tidung, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar. Lokasi ini termasuk daerah kawasan pendidikan dan
perumahan tingkat sedang. Lokasi ini dapat dicapai dari berbagai arah.. Lahan ini
memiliki luas sebesar 5475 m² yang berdiri ditengah tengah padang rumput/lahan
kosong.
b) Analisa tapak
Analisa terhadap lokasi tapak dilakukan agar sesuai dengan peruntukan bangunan
sekolah dasar dengan dasar pertimbangan yaitu sebagai berikut:
1) Orientasi Matahari
2) Orientasi Arah Angin
3) Orientasi Curah Air Hujan
4) Kebisingan
5) Vegetasi dan Topografi
6) Kondisi Eksisting
7) View
8) Utilitas
c) Konsep Bentuk
Konsep bentuk dasar bangunan ini berbentuk persegi panjang, mengikuti bentuk
sekolah pada umumnya. Untuk Gedung sekolah memiliki bentuk huruf “U” yang
diinterpretasi melalui unsur bentuk. Unsur bentuk merupakan pengenalan objek
pada citra berdasarkan konfigurasi atau kerangka objek. d) Konsep struktur
1. Atap.
Atap merupakan salah satu bagian yang penting untuk sebuah bangunan.
Elemen ini berfungsi sebagai pelindung bangunan dari berbagai perubahan
cuaca dari panas matahari hingga hujan dan dari angin sampai debu.
Bangunan ini akan menggunakan atap pelana. Atap pelana merupakan model
atap yang memiliki dua sisi miring bubung. Jenis atap ini sangat cocok untuk

10
diterapkan di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Sedangkan untuk rangka
atap menggunakan rangka baja ringan yang terbuat dari aluminum. Rangka
baja ringan memiliki kelebihan seperti materialnya yang awet, dan tahan
karat, serta memiliki bobot yang ringan membuat proses pengerjaannya
terbilang mudah.
2. Dinding.
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu
area, membatasi suatu bangunan, dan menyokong struktur lainnya. Bangunan
Ini akan menggunakan bata merah yang memiliki sifat tahan lama, kokoh,
dan harganya yang terjangkau.
3. Kolom.
Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang berfungsi untuk meneruskan
beban aksial dan diteruskan ke pondasi.
4. Sloof.
Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi dan memiliki
fungsi untuk meratakan beban pondasi serta sebagai pengunci dinding
sehingga jika terjadi pergeseran tanah, maka dinding tidak mudah untuk
rubuh.
5. Pondasi.
Pondasi adalah elemen struktur bangunan yang langsung berhubungan
dengan tanah dan berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur diatasnya
kelapisan tanah pendukung atau batuan yang ada dibawahnya.
e) Konsep utilitas
Utilitas adalah kelengkapan penting bagi bangunan untuk mempermudah
pengguna gedung dalam mencukupi kebutuhan dasarnya, misalnya kenyamanan,
keselamatan, hingga mobilitas. Guna mencapai kebutuhan dasar tersebut, seorang
arsitek harus mempertimbangkan semua sistem utilitas bangunan sejak awal
perencanaan pembangunan. Dengan begitu, semua kebutuhan dasar akan bisa
terpenuhi. Hal tersebut juga akan mempengaruhi terhadap fungsi dari bangunan
yang tidak akan maksimal apabila sebuah bangunan bagus tidak memiliki utilitas
lengkap.
Sebuah bangunan dan kawasan secara operasional akan berjalan dengan lancer
bila didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung berupa jaringan utilitas.
Jaringan utilitas ini sendiri meliputi sistem air bersih dan air kotor, sistem sanitasi,
sistem elektrikal, sistem pencegah kebakaran, sistem penangkal petir, sistem
keamanan dan persampahan.
i. Sistem air bersih
Sistem distribusi air bersih menggunakan PDAM dan sumur bor yang
ditampung ditangki air dan menuju ke ruangan yang memiliki distribusi
air.

11
ii. Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi untuk air limbah kamar mandi seperti air yang bercampur
kotoran dialirkan kedalam floor drain kemudian dialirkan ke sumur
resapan.
Untuk kotoran langsung dialirkan kedalam septic tank.
iii. Sistem Elektrikal
Sistem Elektrikal ada kaitannya dengan sumber tenaga. Sumber tenaga
listrik yang diperlukan tentunya dari PLN. Namun, tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan sumber genset untuk mengantisipasi
adanya gangguan.
iv. Sistem pembuangan air kotor
Untuk sistem pembuangan air kotor limbah cair dan air hujan akan
diteruskan ke pembuangan atau riol kota.
v. Sistem penangkal petir
Penangkal petir adalah sebuah instalasi listrik yang berfungsi untuk
melindungi rumah, gedung ataupun bangunan di sekitar dari sambaran
petir. Instalasi ini bertujuan untuk mengalirkan sambaran petir ke dalam
tanah (Grounding) sehingga listrik tersebut tidak merusak peralatan
elektronik yang terpasang pada instalasi rumah dan gedung.
vi. Sistem pencegah kebakaran
Solusi terbaik untuk tetap menjaga keamanan area sekolah dari timbulnya
kebakaran yang besar adalah dengan menyediakan alat pemadam
kebakaran atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR). APAR sendiri
merupakan alat keamanan sekolah yang cukup ampuh dalam melindungi
gedung sekolah, peralatan sekolah dan lainnya dari api. Pihak sekolah juga
dapat memasang Safety Alarm yang berguna untuk menginformasikan
keadaan darurat saat sedang terjadinya kebakaran kecil hingga besar.
Investasi keamanan yang cukup murah ini mampu mengendalikan api
ukuran kecil dan mencegah api membesar. Untuk perawatannya APAR
cukup disimpan di area yang aman dan tidak mudah dimainkan oleh pihak
yang tidak berwajib atau muridmurid. APAR yang disimpan dalam kotak
penyimpanan dan dapat diletakan di setiap sudut area gedung sekolah.
vii. Sistem Keamanan
Untuk sistem keamanan, selain menggunakan jasa dari satpam, bangunan
ini juga didukung oleh sistem keamanan cctv. cctv atau closed circuit
television menggunakan sinyal bersifat tertutup, jadi bukan seperti televisi
biasa. Fungsi utama cctv yaitu meningkatkan keamanan juga berarti upaya
pencegahan terhadap tindak kriminal dan kejahatan. Cctv merekam dan
menampilkan video secara langsung memantau suatu tempat.
viii. Sistem Persampahan

12
Sistem pembuangan sampah setelah dipisahkan, akan dikumpulkan ditps,
lalu ke tpa. Setelah itu sampah plastik yang masih bisa didaur ulang akan
dikelola kembali dan sampah lainnya akan berakhir di landfill.

13

Anda mungkin juga menyukai