Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Penyakit Menular TBC


1. Stase : Pendidikan Promosi Kesehatan
2. Topik : Penyakit Menular TBC
3. Subtopik : Pengertian,Penyebab,Cara Penularan,
Cara pencegahan,Gejala,serta Tahapan pemeriksaan TBC.
4. Tanggal : Senin,8 Mei 2023
5. Waktu : 10.00-selesai
6. Tempat : Aula Rumah Sakit
7. Sasaran : Penderita TBC dan Masyarakat umum sekitar lingkungan RS
8. Pelaksana : Mahasiswa S1 Keperawatan ITSK Rs.Dr Soepraoen
9. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan penderita TBC dan masyarakat
umum mengetahui bagaimana gejala,cara penanganan,pencegahan dan penularan
TBC serta tahapan Pemeriksaan.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai penyakit TBC, sasaran diharapkan dapat:
- Menjelaskan pengertian TBC
- Menjelaskan penyebab terjadinya TBC
- Menjelaskan penularan TBC
- Menjelaskan cara pencegahan TBC
- Memahami Gejala-gejala Penyakit TBC
- Mengetahui tahapan pemeriksaan TBC
10. Menjelaskan Metode :
- Sosialisasi
- Diskusi tanya jawab
11. Media : Leaflet
12. Dena Tempat duduk

3 3 1
5 4 2

7 7 Pintu
Masuk

Ket :
1.Kepala rumah sakit
2.Ketua Pelaksana
3.Monitor
4.Pemateri
5.Moderator
6.Peserta
7.Pengawas Audiens

13. Strategi Pelaksanaan :

TAHAP KEGIATAN KEGIATAN ALOKASI


KEGIATAN PENGAJAR WAKTU
Pendahuluan 1. Memberi 1. Peserta 3 Menit
salam menjawab
2. Menyebutkan salam
kontrak waktu 2. Peserta
penyuluhan memperhatikan
3. Menyampaikan 3. Peserta
tujuan memperhatikan
diadakan 4. Peserta
penyuluhan memperhatikan
4. Menjelaskan
pokok materi
yang akan
dibahas dan
media yang
akan di
gunakan untuk
mencapai
tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan 1. Peserta 7 Menit
materi secara memperhatikan
benar dan jelas 2. Peserta
2. Memberikan memperhatikan
kontak dan 3. Peserta
feedback bertanya
kepada peserta 4. Peserta
3. Memberi memperhatikan
kesempatan 5. Peserta
untuk bertanya memperhatikan
4. Menjawab
pertanyaan
5. Memberikan
reinforcement
positif
Penutup 1.Menyimpulkan materi 1. Peserta 2 Menit
2.Memberikan rencana memperhatikan
selanjutnya 2. Peserta
3.Memberi salam memperhatikan
3. Peserta
menjawab
salam
14. Materi Penyuluhan

a. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC) adalah salah satu penyakit menular yang dapat menginfeksi
semua kalangan mulai dari bayi, anak-anak, remaja sampai lansia dan menimbulkan
kesakitan dan kematian lebih dari 1 juta orang setiap tahun. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri patogen yang disebut Mycobacterium tuberculosis (MTB) (Yanti B, et al., 2019).
Pada kebanyakan orang, TB menginfeksi paru, namun dapat juga ditemukan pada hampir
semua organ tubuh seperti otak, tulang belakang, dan ginjal. Indonesia negara nomor tiga
dengan angka kejadian TBC paling tinggi di dunia, pada tahun 2017 ditemukan sekitar
420.994 kejadian TBC dengan laki laki tiga kali lebih banyak dibanding perempuan
(Depkes RI. .,2018). Tuberkulosis menjadi penyebab utama kematian di antara semua
penyakit menular lainnya di dunia dan WHO melaporkan bahwa pada tahun 2010
terdapat 1,1 juta kematian karena TBC (WHO., 2018) (Amin M, et al., 2017).

b. Penyebab TBC
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan
Panjang 1 – 4 mm dan tebal 0,3 –0,6 mm. struktur kuman ini terdiri atas lipid (lemak)
yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan
fisik (Ardiansyah,2012).Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini sering disebut Basil
Tahan Asam (BTA). Kuman ini akan mati dengan sinar langsung, akan tetapi dapat
bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh,
kuman ini dapat dormant (tertidur lama) selama beberapa tahun (Mutia, 2013). Kuman ini
juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari es)
karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali menjadi lebih aktif. Selain itu
bakteri ini juga bersifat aerob. Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran
pernapasan yang vital. Bakteri Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan
paru – paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi
primer. Kemudian, di kelenjar getah bening terjadilah primer kompleks yang disebut
tuberculosis primer.
c. Penularan TBC
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman wilayah perkotaan
kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas
peningkatan jumlah kasus TB. Proses terjadinya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis
biasanya secara inhalasi, sehingga tuberkulosis paru merupakan manifestasi klinis yang
peling sering disbanding organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui
inhalasi basil yang mengandung basil tahan asam (BTA). Sudah dibuktikan bahwa
lingkungan sosial ekonomi yang baik, pengobatan teratur dan pengawasan minum obat
yang ketat dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas (Setiati, 2014). Kuman
yang berada dalam paru – paru pederita menjadi satu indikasi tercepat penularan penyakit
tuberkulosis kepada orang lain.
Penyebaran kuman tuberkulosis ini terjadi di udara melalui dahak yang berupa
droplet pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TB paru yang berbentuk droplet
yang sangat kecil ini berterbangan melalui udara dan bisa menyerang siapapun yang
mengirupnya. Droplet yang tidak masuk ke tubuh yang ditularkannya, masih bisa
bertahan di udara selama beberapa jam dan ketika droplet ini mengering, kuman yang ada
di dalamnya masih bisa ditularkan kepada orang lain. Apabila kuman ini terhirup dan
masuk ke dalam paru – paru, kuman ini dapat membelah diri dan berkembang biak. Dari
sinilah terjadi infeksi dari suatu penderita ke penderita lainnya (Ardiansyah, 2012).
d. Pencegahan TBC
Salah satu langkah untuk mencegah TBC adalah dengan menerima vaksin BCG
(Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi
wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Vaksin Bacillus Calmette Guerin atau
BCG adalah vaksin yang memberikan perlindungan terhadap infeksi tuberkulosis (TB).
Jika dalam promosi kesehatan cara pencegahannya adalah dengan, berbagai upaya harus
terus dilakukan agar dapat memutus rantai penularan, menegakkan diagnosis cepat,
mengendalikan infeksi dengan baik, dan pengobatan yang efektif merupakan hal yang
sangat penting dalam memberantas TBC di masyarakat. Secara umum diasumsikan
bahwa bila masyarakat mengetahui dan paham penyakit TBC ini maka masyarakat dapat
secara mandiri mencegah penularan penyakit TBC.
e. Gejala TBC
Bakteri TBC yang tumbuh di paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala penyakit,
seperti:

 Batuk terus-menerus yang berlangsung lama (lebih dari 2–3 minggu)


 Batuk berdarah
 Nyeri dada saat bernapas atau batuk
 Sesak napas

Selain itu, gejala penyakit TBC juga bisa berupa:

 Penurunan berat badan


 Lemas
 Demam dan menggigil
 Berkeringat di malam hari
 Tidak nafsu makan

Ketika TB terjadi di luar paru-paru, tanda dan gejala yang terjadi bisa beragam, sesuai organ
yang terinfeksi. Berikut ini adalah contoh gejala penyakit TBC di luar paru-paru:

 Nyeri punggung pada TBC tulang belakang


 Kencing darah pada TBC ginjal
 Pembengkakan kelenjar getah bening bila terkena TBC kelenjar
 Sakit perut jika mengalami TBC usus
 Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC selaput otak
 Nyeri tulang dan sendi, hingga tidak mampu bergerak, bila bakteri TBC menyerang
tulang dan sendi.

f. Pemeriksaan Tuberkulosis (TBC) yang Dinilai Efektif

1. Pemeriksaan TBC Menurut WHO pada tahun 2020, terdapat 30 negara dengan beban
tuberkulosis yang tinggi menyumbang 86% dari kasus TBC baru. Delapan negara
menyumbang dua pertiga dari total kasus, dengan India memimpin penghitungan, diikuti
oleh China, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan. Oleh
sebabnya dibutuhkan pola hidup yang sehat, menjaga kebersihan kerapihan lingkungan, dan
rutin untuk melakukan Medical Check-Up menjadi penting dan wajib untuk dilakukan.
Seperti halnya dalam mencegah dan menghindari dari penyakit yang lainnya, pemeriksaan
tuberkulosis juga harus dilakukan untuk yang bergejala.

2. Pemeriksaan Dahak Mikroskopis/BTA (Bakteri Tahan Asam) Dalam pemeriksaan


tuberkulosis, berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan
menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
berurutan sewaktu-pagi-sewaktu (SPS).

3. Pemeriksaan Darah Rutin (Darah Lengkap Otomatis & Laju Endap Darah) Hasil
pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang spesifik untuk TB pada paru-
paru. Pemeriksaan tuberkulosis dengan Laju Endap Darah (LED) jam pertama dan jam kedua
dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat kestabilan keadaan nilai
keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon terhadap
pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat penyembuhan penderita.
Demikian pula kadar limfosit dapat menggambarkan daya tahan tubuh penderita. LED 8
sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED yang normal juga tidak menyingkirkan
diagnosa TBC.

4. Pemeriksaan BACTEC Dasar teknik pemeriksaan tuberkulosis biakan dengan BACTEC


ini adalah metode radiometrik. Mycobacterium Tuberculosis memetabolisme asam lemak
yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini.
Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk
membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.

5. Pemeriksaan Lanjut untuk TB Selain dari pemeriksaan di atas, masih terdapat Tes IGRA
yang digunakan untuk memeriksa keberadaan dari TB di organ lain seperti kelenjar limfa,
tulang, hingga otak. Selanjutnya masih ada, pemeriksaan TB MDR yang disebabkan oleh
jenis TBC yang resisten terhadap obat yang paling poten/kuat yaitu INH dan rifampisin
sebagai obat anti tuberculosis.

Anda mungkin juga menyukai