Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zahrotul Mahmudah

NIM : 23106060056

Agama dan Budaya di Temanggung, Apakah Tidak Bisa Berjalan


bersama?

Daerah dataran tinggi yang dikenal sebagai kota tembakau memiliki kondisi keagamaan dengan
mayoritas beragama Islam yaitu 767.823 orang (95,84%), pemeluk agama kristen protestan 15.811 orang
(1,97% ), katolik 7.691 orang (0,96%), hindu 191 orang (0,02%), budha 9185 orang (1,14%), dan lainnya
377 orang (0,04%). Meskipun begitu, kerukunan antar umat beragama tetap terjaga dan tidak
mengganggu satu sama lain.

Penyebaran agama Islam di Temanggung sendiri terus berkembang. Data Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa pembangunan pondok pesantren di Temanggung terus bertambah. Pada tahun 2023
terdapat 2 penambahan pondok pesantren dari tahun sebelumnya. Sebanyak 193 pondok pesantren yang
tersebar di 19 dari 20 kecamatan.

Meskipun diduduki oleh mayoritas Islam, tradisi kebudayaan bisa dibilang masih kental. Salah
satunya adalah ritual pernikahan dan penghormatan terhadap mata air yang umumnya memiliki pohon
beringin yang besar. Ketika sedang melaksanakan pernikahan, keluarga pengantin akan memberikan
beberapa bunga dan uang logam (Rp 100 / Rp 200) yang dipincuk daun pisang di sepanjang jalan dengan
jarak tertentu. Dalam hal ini, makna sesajen tersebut memiliki arti tasyakuran dan diberikannya
kelancaran atau sebagai tolak bala dalam melakukan pernikahan. Ritual ini, sudah tidak umum digunakan
hanya beberapa daerah yang memiliki kepercayaan kental yang masih memegangnya.

Selain itu, penghormatan terhadap mata air memiliki banyak bentuk. Hal tersebut dipengaruhi
oleh keadaan keagamaan suatu daerah, ada yang melakukan pengajian rutin ataupun pelaksanaan seni
budaya seperti jaranan, tari leak, reog dan kesenian lainnya. Jika tidak dilakukan, dipercaya penunggu
mata air akan mengganggu warga ataupun terjadi bala. Ritual yang terkenal yaitu Ritual Manten Lurah di
Traji, Parakan yang dilakukan setiap tanggal 1 Suro. Tradisi ini dilakukan arak-arakan manten (Pak lurah
dan istrinya) menuju Sendang Sidukun. Banyak yang percaya berkah air dari sendang ini. Pasalnya,
dahulu lokasi ini pernah disinggahi salahsatu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga sehingga diyakini
memiliki karomah dan energi positif.

Peran tokoh Islam yang dipandang sebagai sosok yang berilmu harus menjadi panutan dan dapat
memutuskan suatu hal itu baik atau buruk. Karena pemuka agama dianggap sebagai role model bagi
masyarakat sekitar. Metode dakwah yang dilakukan dapat merangkul semua kalangan tanpa mengadili
dengan keras ’’keharaman’’ suatu ritual yang mungkin sudah menjadi budaya.

Dapat disimpulkan bahwa ritual yang ada telah berjalan sejak zaman nenek moyang. Bahkan Wali
songo pun tidak ada yang serta merta menghapus atau merubah budaya-budaya tersebut. Yang walisongo
lakukan hanya menambahkan nilai-nilai keislaman dan mengurangi hal-hal yang menjurus syirik. Namun
harus dengan cara yang baik. Hal tersebut yang menyebabkan Keislaman terus berkembang di Pulau
Jawa. Solusi yang baik yaitu menyeimbangkan antara agama dan kesenian yang ada, tidak berlebihan.
Peran tokoh agama sangat diperlukan dalam hal ini, karena juga menjadi seorang panutan dan orang yang
disegani sehingga dapat memberi banyak pengaruh.

Referensi:

https://temanggungkab.bps.go.id/indicator/154/37/1/penduduk-berdasarkan-agama.html Diakses pada


tanggal 11 Desember 2023 Pukul 08.00 WIB

https://data.temanggungkab.go.id/dataset/jumlah-pondok-pesantren Diakses pada tanggal 11 Desember


2023 Pukul 09.15 WIB

https://mediacenter.temanggungkab.go.id/berita/detail/malam-suro-warga-traji-gelar-tradisi-manten-lurah
Diakses pada tanggal 11 Desember 2023 Pukul 19.30 WIB

https://kl.antaranews.com/berita/10537/petani-di-lereng-sumbing-temanggung-gelar-kirab-budaya-puji-
jagat Diakses pada tanggal 11 Desember 2023 Pukul 21.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai