Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
kelompok A
Dahliani 2311316006
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Antenal pada Ibu dengan Abortus”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi
persyaratan mata kuliah Keperawatan Kesehatan reproduksi.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, tim penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata tim penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusan masalah
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Antenal pada Ibu dengan Abortus?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan antenal pada ibu
dengan abortus
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep kehamilan
b. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep abortus
c. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep asuhan keperawatan dengan
abortus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Semoga apa yang tim penulis tuangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa keperawatan dan semoga dapat memperdalam pengetahuan serta
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam penerapan asuhan keperawatan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Semoga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan di perpustakaan untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan antennal pada ibu dengan
abortus dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi civitas akademik dalam
memningkatkan kualitas Pendidikan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
4. Status Gizi
Ibu dengan status gizi baik tidak akan mengalami kejadian abortus dikarenakan
gizi yang diperoleh janin melalui ibu telah menunjang untuk kesejahteraan janin
dan status gizi hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan karena
berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta pertumbuhan dan
perkembangan janin.
5. Penyakit Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan melalui plasenta.
a) Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria dan sifilis.
b) Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan gangguan peredaran O2 menuju
sirkulasi retroplasenter.
c) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
dan penyakit diabetes melitus kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim
merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadan abnormal
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retroplesia
uteri, servik inkompeten, bekas operasi pada serviks (kolisasi, amputas
serviks), robekan serviks postpartum
E. Manifestasi klinis
Ada beberapa manifestasi klinis pada abortus, yaitu;
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a) Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
b) Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium
c) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri
d) Hasil pemeriksaan kehamilan masih positif (Harsismanto, 2019).
F. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis, kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam.
Sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales sudah
menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada janin yang telah
meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, dimana janin
mengering dan cairan amnion menjadi berkurang, sehingga janin gepeng dan
pada tindak lanjut menjadi sangat tipis seperti kertas. Pada kemungkinan yang lain
pada janin mati tidak lekas dikeluarkan akan terjadi kulit terlepas, tengkorak
menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh tubuh
janin berwarna kemerah-merahan.
G. Penatalaksanaan
1. Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram
a) Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi
rangsangan mekanis, terutama bagi yang pernah mengalami abortus sampai
perdarahan benar-benar berhenti
b) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau
memasukkan sesuatu ke dalam vagina
c) Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme
2. Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit
a) Evaluasi tanda-tanda vital
b) Pemeriksaan Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining
vaginitis dan servisistis : observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong
ketuban, bekuan darah, atau bagian – bagian janin
c) Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta
kondisi ketuban
3. Jika pemeriksaan negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk
menentukkan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin
untuk menenangkan wanita.
4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala
bahaya dan pertahankan nilai normal
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil
pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal
H. Pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion
I. Komplikasi
Abortus dapat mengakibatkan komplikasi yang serius seperti perdarahan, infeksi,
syok dan ketidakberdayaan.
1. Perdarahan
Pada abortus komplit perdarahan akan terjadi banyak dan akan mengakibatkan
kematian. Sedangkan pada abortus inkomplit, perdarahan akan terjadi secara terus
menerus sehingga dapat menyebabkan gangguan koagulasi (Disminated
Intravascular Coagulation) yang pada akhirnya akan menyebabkan anemia dan
kematian.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika terjadi perdarahan, yaitu ;
a) Perhatikan banyaknya perdarahan, warna, intensitas, segar dengan atau
tanpa bekuan
b) Darah membasahi pakaian, kain atau selimut
c) Pucat (kongjuntiva, palpebral, tangan dan bibir)
d) Pusing, kesadaran menurun
2. Infeksi
Dampak pada perdarahan yang banyak dapat mengakibatkan volume darah
berkurang, pasien menjadi anemia dan daya tahan tubuh menurun mengakibatkan
kuman mudah masuk dan berkembang. Beberapa tanda jika terjadi infeksi, yaitu :
a. Demam tinggi (>38oC) menggigil, berkeringat
b. Secret vagina bau
c. Kaku dan tegang pada dinding perut bawah
d. Cairan mukopurulen melalui ostium serviks
e. Nyeri goyang serviks
3. Perforasi akibat kuretase
Dampak dari kuretase akan menyebabkan perforasi pada dinding uterus yang
mengakibatkan gangguan pada kehamilan berkurang.
a. Syok
Terjadi akibat hemoragik, syok hipovolemik dan infeksi berat
1) Nadi cepat lelah
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Biasanya berisikan tentang identitas klien dan penanggung yang meliputi :
nama, usia, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanyaperkawinan dan alamat.
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan adanya bercak atau flek, nyeri pada perut
terasa saat atau tidak beraktifitas, nyeri hilang timbul seperti kontraksi, skala
nyeri 3-7, perdarahan, atau perdarahan yang disertai keluarnya gumpalan-
gumpalan darah.Perlu di identifikasi kapan terjadinya perdarahan, berapa lama,
banyaknya, dan aktivitas yang mempengaruhinya, serta karakteristik dara;
misalnya merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah, dan lendir.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada abdomen dan adanya perdarahan
pervaginam.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya ibu mempunyai riwayat abortus, atau riwayat infeksi, atau riwayat
penyakit menahun seperti DM atau Hipertensi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya berisikan mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga dan riwayat abortus dalam keluarga
6. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Biasanya berisikan tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,
sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kapan menopause terjadi,
dan gejala serta keluahan yang menyertainya.
7. Riwayat Kehamilan
Biasanya berisikan tentang primi atau multi gravida, serta perkembangan selama
kehamilan.Biasanya jarak kehamilan yang pendek berpengaruh terhadap
terjadinya abortus dan biasanya terjadi di usia kehamilan <20 minggu.
8. Pola Aktifitas Sehari-hari
Biasanya berisikan tentang nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan
BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Biasanya berisikan pola aktivitas pasien yang dapat mempengaruhi terjadinya
abortus seperti aktivitas berat, kelelahan, dan stress
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Biasanya keadaan umum pasien meliputi : kesadaran, tekanan darah, tanda-
tanda vital
b. Pemeriksaan Khusus Maternitas
1) Kepala
Biasanya kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, warna rambut cokelat
atau hitam, dan bentuk kepala simetris.tidak ada massa dan tidak ada
nyeri tekan
2) Muka
Biasanya kedua mata simetris, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik,
reflek cahaya positif, terdapat cloasma gravidarum
3) Mulut dan gigi
Biasanya mukosa bibir tampak pucat, tidak ada sianosis
4) Hidung
Biasanya lubang hidung simetris kanan dan kiri, biasanya tidak ada
pernapasan cuping hidung, biasanya tidak ada secret, dan tidak ada nyeri
tekan.
5) Telinga
Biasnaya simetris kanan dan kiri, tidak ada darah atau sekren, tidak ada
nyeri, biasanya pendengaran baik
6) Leher
Biasanya leher simetris, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
7) Dada
i. Jantung
I : Biasanya denyut iktus cordis biasanya tidak terlihat
P : Biasanya denyut iktus cordis teraba
P : Biasanya terdengar suara pekak.
A : Biasanya bunyi jantung I terletak di RIC 5 dekstra,dipotong
Dengan midklavikula dekstra, biasanya bunyi jantung II
terletak di RIS 2 sinistra dan RIC 2 dekstra
ii. Paru-paru
I : Biasanya gerakan dinding dada simetris, perhatikan adanya
luka bekas operasi. Biasanya tidak ada retraksi dinding dada
dan penggunaan otot bantu pernafasan, biasanya bentuk dada
normal.
P : Biasanya taktil fremitus teraba simetris
P : Biasanya hasil perkusi normal adala resonan
A : Biasanya hasil auskultasi adalah bunyi nafas vesikuler
iii. Payudara
Biasanya terdapat pembesaran payudara pada ibu hamil akibat
produksi ASI dan area papilla mamae dan aerola biasanya berwarna
cokelat
8) Abdomen
I : Biasanya terdapat striae gravidarum, linea alba, tidak ada lesi
P : Biasanya tidak ada pembesaran hepar dan limfe, tidak ada nyeri
tekan. Biasanya pemeriksaan leopold I sudah dapat dilakukan dan
dapat ditentukan tinggi fundus uteri
A : Biasanya bunyi jantung janin belum dapat didengar dan biasanya
bising usus 5-35 x/menit
9) Ekstremitas
Biasanya tidak ada edema, biasanya perifer pucat, CRT <2 detik,
Biasanya akral hangat
10) Genitalia
Biasanya terdapat perdarahan pervaginam sebagai tanda pasti ibu
mengalami abortus
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu pasien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nursalam, 2016).
Implementasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen:
1. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan
2. Diagnosis keperawatan
3. Tindakan keperawatan berdasarkan Intervensi keperawatan
4. Tanda tangan perawat pelaksana
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan catatanpaling atas tentang indikasi kemajuan
pasien terhadap tujuan yang dicapai. Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan
perawatan dan untuk mengomunikasikan status pasien dari hasil tindakan
keperawatan (Basri Burhanuddin, 2020).
BAB IV
TELAAH JURNAL
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Desmansyah. (2021 ). Hubungan Status Gizi, Anemia, Dan Riwayat Abortus Dengan
Kejadian Abortus. Fakultas Kebidanan dan Keperawatan Universitas Kader Bangsa,
Vol 2 No 1, 72-79.
Pratiwi, I. (2017). Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Nyeri Akut Pada Abortus Inkomplit
Pre & Post kuretase di bagian Kebidaan Budi Rahayu RSUD Tidar Kota Magelang.
Magelang: Internet.
PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indicator Diagnostic,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI