Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN ACARA V


METODE LINE INTERCEPT

Oleh:
Nama : Maria Regina Celia Celista Winarto
NIM : 22/499764/SV/21363
Co Ass : Cut Devina
Kelompok : 5A

LABORATORIUM KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
I. PENDAHULUAN
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk. Dengan analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu
komunitas tumbuhan. Untuk kepentingan deskripsi vegetasi, ada tiga
macam parameter kuantitatif yang penting yaitu densitas, frekuensi
dan kelindungan. Kelindungan yang dimaksud adalah parameter
dominansi (Kusmana, 1997).
Vegetasi biasanya terdiri dari beberapa jenis tumbuhan yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme
lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta
dinamis (Marsono, 1997).
Line-Intercept Sampling merupakan salah satu metode
pengambilan sampel dalam analisis vegetasi, dimana metode ini dapat
digunakan untuk vegetasi berupa semak dan herba. Dengan Line-
Intercept Sampling, dapat diperoleh taksiran total dan kerapatan
populasi yang tak bias berdasarkan n garis transek. Taksiran ini
menggunakan ide awal berupa Horvitz-Thompson Estimator
berdasarkan satu garis transek. Taksiran total dan kerapatan populasi
yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai parameter vegetasi.
Selanjutnya nilai parameter vegetasi digunakan untuk memperoleh
suatu nilai yang dapat merepresentasikan dominansi suatu jenis
tumbuhan pada area yang diamati yang disebut dengan Indeks Nilai
Penting (Siwi, 2015)

II. TUJUAN
Acara praktikum ini bertujuan untuk :
1. Menerapkan metode line intercept dalam menganalisis
vegetasi
2. Dapat mengetahui struktur kuantitatif komunitas tumbuhan
bawah berdasarkan jenis penyusun dan persen
penutupannya.

III. METODE PELAKSANAAN


3.1. Waktu dan Lokasi Praktik
A. Waktu : Selasa, 27 September 2022
B. Lokasi : Arboretum Fakultas Kehutanan UGM

Gambar 3.1.1. Lokasi pelaksanaan praktikum


3.2. Alat dan Bahan
Dalam melaksanakan praktikum ini diperlukan alat dan
bahan diantaranya adalah :
A. Alat :
1. Roll meter untuk mengukur petak yang akan dibuat,
2. Phiband untuk mengukur diameter dan keliling,
3. Haga untuk mengukur tinggi pohon,
4. Alat tulis kertas untuk mencatat data lapangan, dan
5. Kompas untuk menentukan arah mata angin.
B. Bahan :
Bahan yang digunakan yaitu komunitas tumbuhan semak dan
herba.
3.3. Prosedur Pelaksanaan
Praktikum analisis tumbuhan bawah dengan metode Line
Intercept dilaksanakan pada hari Selasa, 27 September 2022 yang
berlokasi di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM. Langkah awal yang
dilakukan adalah menentukan target lokasi pengukuran. Setelah itu,
membentangkan tali plastik sepanjang 20 m diatas tumbuhan bawah.
Kemudian mencatat semua jenis tumbuhan bawah (nama lokal dan
nama ilmiahnya) yang menyentuh tali. Tanah yang tidak bervegetasi
dianggap sebagai tanah kosong dan panjang tali yang menyentuhnya
juga diukur. Lanjutkan pengukuran dengan cara memindahkan tali
plastik dan membentangkannya di atas tumbuhan bawah sedemikian
rupa sehingga tali tadi sejajar dengan posisi tali pertama. Jarak antar
tali dan jumlah bentangan tali disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan
kegiatan. Pada praktikum ini misalnya jarak antar tali 5 m dan
dilakukan 3 kali pengulangan pengambilan data. Sebagai ilustrasi,
susunan bentangan tali plastik dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 3.3.1. Ilustrasi tali atau transek yang digunakan dalam metode line
intercept
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data
A. Tali 1
Tabel 4.1.1. Data Analisis Metode Line Intercept Tali 1
No No Jenis/Spesies Panjang
Ruas Individu Nama Lokal Nama Ilmiah Intercept (cm)
1 1 Tanah kosong 60
2 Karuk Piper sarmentosum 200
3 Tanah kosong 20
4 Karuk Piper sarmentosum 10
5 Tanah kosong 40
6 Karuk Piper sarmentosum 20
7 Tanah kosong 20
8 Karuk Piper sarmentosum 40
9 Tanah kosong 50
10 Karuk Piper sarmentosum 140
11 Tanah kosong 500
12 Psychotria nervosa 100
13 Tanah kosong 450
14 Psychotria nervosa 60
15 Tanah kosong 50
16 Psychotria nervosa 140
17 Tanah kosong 100

Tabel 4.1.2. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Line Intercept Pada


Tali 1
Nomor Jumlah panjang intersep
Spesies atau tanah kosong
spesies per spesies (cm)
1 Tanah kosong 1290
2 Piper sarmentosum 410
3 Psychotria nervosa 300
Jumlah 2000

Tabel 4.1.3. Hasil Analisis Vegetasi Metode Line Intercept Pada


Tali 1
Nomor Spesies atau tanah kosong Persen penutupan (%)
1 Tanah kosong 64,5
2 Piper sarmentosum 20,5
3 Psychotria nervosa 15
Jumlah 100

B. Tali 2
Tabel 4.1.4. Data Analisis Metode Line Intercept Tali 2
No No Jenis/Spesies Panjang
Ruas Individu Nama Lokal Nama Ilmiah Intercept (cm)
2 18 Tanah kosong 250
19 Psychotria nervosa 50
20 Tanah kosong 500
21 Karuk Piper sarmentosum 120
22 Tanah kosong 60
23 Ginje Cascabela thevetia 30
24 Sarai Caryota mitis Lour 70
25 Tanah kosong 350
26 Karuk Piper sarmentosum 120
27 Tanah kosong 200
28 Sarai Caryota mitis Lour 40
29 Tanah kosong 100
30 Ginje Cascabela thevetia 60
31 Karuk Piper sarmentosum 50

Tabel 4.1.5. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Line Intercept Pada


Tali 2
Nomor Jumlah panjang intersep
Spesies atau tanah kosong
spesies per spesies (cm)
1 Tanah kosong 1460
2 Psychotria nervosa 50
3 Piper sarmentosum 290
4 Cascabela thevetia 90
5 Caryota mitis Lour 110
Jumlah 2000

Tabel 4.1.6. Hasil Analisis Vegetasi Metode Line Intercept Pada


Tali 2
Nomor Spesies atau tanah kosong Persen penutupan (%)
1 Tanah kosong 73
2 Psychotria nervosa 2,5
3 Piper sarmentosum 14,5
4 Cascabela thevetia 4,5
5 Caryota mitis Lour 5,5
Jumlah 100

C. Tali 3
Tabel 4.1.7. Data Analisis Metode Line Intercept Tali 3
No No Jenis/Spesies Panjang
Ruas Individu Nama Lokal Nama Ilmiah Intercept (cm)
3 32 Tanah kosong 360
33 Karuk Piper sarmentosum 30
34 Tanah kosong 180
35 Sarai Caryota mitis Lour 50
36 Karuk Piper sarmentosum 40
37 Karuk Piper sarmentosum 120
38 Tanah kosong 160
39 Karuk Piper sarmentosum 10
40 Tanah kosong 170
41 Karuk Piper sarmentosum 10
42 Tanah kosong 190
43 Sarai Caryota mitis Lour 50
44 Tanah kosong 320
45 Ginje Cascabela thevetia 15
46 Tanah kosong 295

Tabel 4.1.8. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Line Intercept Pada


Tali 3
Nomor Jumlah panjang intersep
Spesies atau tanah kosong
spesies per spesies (cm)
1 Tanah kosong 1675
2 Piper sarmentosum 210
3 Caryota mitis Lour 100
4 Cascabela thevetia 15
Jumlah 2000

Tabel 4.1.9. Hasil Analisis Vegetasi Metode Line Intercept Pada


Tali 3
Nomor Spesies atau tanah kosong Persen penutupan (%)
1 Tanah kosong 83,75
2 Piper sarmentosum 10,5
3 Caryota mitis Lour 5
4 Cascabela thevetia 0,75
Jumlah 100

4.2. Pembahasan
Tumbuhan bawah pada suatu areal dapat dianalisis
menggunakan metode line intercept. Metode line intercept
dilakukan dengan cara membentangkan tali sepanjang 30 meter
pada lantai hutan kira-kira setinggi 3-5 meter. Data yang diambil
adalah panjang tumbuhan bawah yang menyentuh line atau tali dan
tinggi tumbuhan bawah. Hasil analisis data vegetasi tumbuhan
bawah. Hasil analisis data vegetasi tumbuhan bawah dengan
menggunakan metode line intercept di Arboretum Fakultas
Kehutanan UGM disajikan dalam tabel pada subbab 4.1. Dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa vegetasi tumbuhan bawah
penyusun hutan Arboretum Fakultas Kehutanan UGM terdiri dari 4
jenis, yaitu Piper sarmentosum, Psychotria nervosa, Cascabela
thevetia, dan Caryota mitis Lour.
Pengambilan sampel pada praktikum ini dilakukan di Arboretun
Fakultas Kehutanan. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 4 spesies
tumbuhan bawah yang masing-masing berada pada tali 1, tali 2, dan tali
3. Pada tali 1 tanah kosong memiliki panjang intersep 1290 cm dan
persen penutupan 64,5 %, Piper sormentosum dengan panjang intersep
410 cm dan persen penutupan 20,5 %, Psychotria nervosa dengan
panjang intersep 300 cm dan persen penutupan 15%. Lalu pada tali 2
tanah kosong memiliki panjang line intersep 1460 cm dan persen
penutupan 73%, Psychotria nervosa memiliki panjang line intersep 50
cm dan persen penutupan 2,5%, Piper sarmentosum memiliki panjang
line intersep 290 cm dan persen penutupan 14,5 %, Cascabela thevetia
memiliki panjang line intersep 90 cm dan persen penutupan 4,5%, dan
yang terakhir Caryota mitis Lour memiliki panjang line intersep 110 cm
dan persen penutupan 5,5%. Lalu di tali terakhir yaitu tali 3. Pada tali 3
tanah kosong memiliki panjang line intersep 1675 cm dan persen
penutupan 83,75%, Piper sarmentosum memiliki panjang line intersep
210 cm dan persen penutupan 10,5%, Caryota mitis Lour memiliki
panjang intersep 100 cm dan persen penutupan 5%, Cascabela theyetia
memiliki panjang line intersep 15 cm dan persen penutupan 0,75%.
Berdasarkan data yang diperoleh, tumbuhan bawah yang
mendominasi lahan di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM adalah
spesies Piper sarmentosum. Namun, yang menjadi tutupan paling
dominan hingga mencapai 80% dari keseluruhan lahan adalah tanah
kosong. Hal ini dikarenakan seresah pada lantai hutan yang cukup
banyak sebagai akibat dari tajuk yang lebat sehingga cahaya matahari
tertutup dan meminimalisir pertumbuhan tumbuhan bawah.
V. KESIMPULAN
Metode Line Intercept merupakan metode yang digunakan
untuk menganalisis vegetasi berupa tumbuhan bawah. Metode ini juga
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui struktur kuantitatif komunitas
tumbuhan bawah berdasarkan spesies penyusun dan persen
penutupannya. Pada praktikum yang dilakukan di Arboretum Fakultas
Kehutanan, diperoleh hasil spesies tumbuhan bawah yang paling
mendominasi adalah Piper sarmentosum. Namun tutupan tanah kosong
masih jauh lebih besar daripada tutupan tumbuhan bawah. Hal ini
dikarenakan tutupan seresah di lantai hutan Arboretum Fakultas
Kehutanan yang cukup tinggi dan tajuk yang lebat sehingga cahaya
matahari kurang sampai ke lantai hutan.

DAFTAR PUSTAKA
Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove. Bogor: Jurusan
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Marsono, 1997. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta
Siwi, Gandaria Restu. 2015. Line Intercept Sampling pada Masalah Vegetasi
Semak. Universitas Indonesia. Depok.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai