ABSTRAK
Vegetasi adalah suatu sistem yang terdiri dari sekelompok besar tumbuhan yang
tumbuh dan menghuni suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui komposisi dan struktur komunitas vegetasi tumbuhan di kawasan
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Pekanbaru yang dilakukan pada tanggal
10 November 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey, data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk diagram dan dianalisis secara deskriptif. Hasil
data menunjukkan bahwa di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim
Pekanbaru indeks keanekaragaman jenisnya sedang. Kerapatan jenis paling tinggi
pada strata pohon, tiang, dan pancang terdapat pada stasiun 1. Frekuensi jenis
tertinggi terdapat pada stasiun 1. Famili yang memiliki INP tertinggi pada strata
pohon, tiang, dan pancang ialah Dipterocarpaceae. Indeks dominansi strata pohon
dan tiang tinggi, artinya didominasi oleh beberapa spesies tanaman pohon dan
tiang, sedangkan dominansi jenis pancang rendah, artinya hanya didominansi oleh
satu spesies tanaman pancang. Kegunaan dari penelitian ini agar hasil yang
diperoleh dapat menjadi bahan informasi serta diharapkan dapat berguna bagi
civitas akademika Universitas Riau.
PENDAHULUAN
Analisis vegetasi menurut Susanto (2012) dalam Maridi (2015), merupakan suatu
cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi.
Satuan vegetasi yang dipelajari dalam analisis vegetasi berupa komunitas
tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang
menempati suatu habitat. Hasil analisis vegetasi tumbuhan disajikan secara
deskriptif mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya (Indriyanto,
2008 dalam Maridi, 2015). Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh
hubungan antar spesies tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies
organisme.
Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Pekanbaru,
Riau. Taman Hutan Raya SSH memiliki luas 5.920 Ha. Tahura SSH dikelola oleh
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Minas Tahura Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau. Peta TAHURA dapat
dilihat pada Gambar 1.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan
pengambilan sampel secara Purposive Random Sampling dan data yang diperoleh
disajikan dalam bentuk diagram dan dianalisis secara deskriptif. Alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali rafia sepanjang 30 meter untuk
membuat plot, penggaris untuk mengukur diameter dalam sampling pohon, alat
tulis untuk mencatat segala hal yang teramati di lokasi sampling, kamera
handphone sebagai alat dokumentasi, soil tester, termometer, termohygrometer,
dan pH meter. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun yang berbeda yaitu di
daerah terbuka, tansisi, dan tertutup. Jumlah plot bervariasi, dengan ukuran 20 x
10 untuk strata pohon, 10 x 10 untuk strata tiang, dan 5 x 5 untuk strata pancang.
Faktor lingkungan terukur meliputi temperatur udara, suhu tanah, intensitas
cahaya, kelembaban udara, dan kelembaban tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari diagram di atas memperlihatkan kerapatan pada setiap stasiun yang berbeda-
beda. Kerapatan vegetasi strata pohon tertinggi terdapat pada stasiun 1, kemudian
diikuti oleh stasiun 2 dan 3. Stasiun 1 dengan vegetasi kerapatan yang tinggi
dianggap sebagai jenis yang rapat serta tersebar luas. Pada analisis kuantitatif
yang dilakukan terhadap vegetasi pohon di kawasan TAHURA SSH Pekanbaru
yang dianalisis menggunakan indeks Shannon-Wiennerr, diperoleh hasil rerata
indeks keanekaragamannya adalah 2,26 artinya bahwa nilai 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga
indeks keanekaragamannya dikatakan sedang. Selanjutnya, perhitungan indeks
dominansi Simpson menunjukkan rerata indeks dominansi pada setiap stasiun
adalah 3,9. Angka tersebut menunjukkan indeks dominansi menjauhi 0 yang
menurut Ludwid dan Reynold (1988) hasil tersebut berarti pada setiap stasiun
didominansi oleh beberapa spesies tanaman pohon.
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Moraceae
Gambar 4. Nilai INP Strata Pohon
Nilai INP tertinggi pada strata pohon ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP yang
tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum. Pohon dari
famili ini memiliki ukuran yang besar dan juga memiliki tutupan kanopi.
B. Analisis Vegetasi Strata Tiang dengan Plot 10 x 10
Kerapatan Jenis Strata Tiang Frekuensi Jenis, Indeks Keanekaragaman,
dan Dominansi Jenis Strata Tiang
0.66 5.000
0.64
0.62 4.000 Stasiun 1
0.6 3.000 stasiun 2
0.58 stasiun 3
0.56 2.000
0.54 1.000
0.52
0.5 0.000
Stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 Fi H' Di
Gambar 5. Kerapatan Jenis Starata Tiang Gambar 6. Frekuensi Jenis, Indeks
Keanekaragaman, dan Dominansi Strata Tiang
60
50
40
30
20
10
0
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Lauraceae
Gambar 7. Nilai INP Strata Tiang
Nilai INP tertinggi pada strata tiang ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP yang
tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum. Spesies dari
famili ini memiliki ukuran yang besar dan juga memiliki tutupan kanopi. Jika
tumbuhan dari famili ini berbuah, maka hampir dipastikan 90% pohon lainnya
juga akan menyusul berbuah.
C. Analisis Vegetasi Strata Pancang dengan Plot 5 x 5
Kerapatan Jenis Strata Pancang Frekuensi Jenis, Indeks Keanekaragaman,
dan Dominansi Jenis Strata Pancang
3.5 4.50
3 4.00
2.5 3.50 Stasiun 1
3.00 stasiun 2
2 2.50 stasiun 3
1.5 2.00
1 1.50
1.00
0.5 0.50
0 0.00
Stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 Fi H' Di
60
50
40
30
20
10
0
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Sapotaceae
Gambar 10. Nilai INP Strata Pancang
Nilai INP tertinggi pada strata pancang ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP
yang tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum.
KESIMPULAN
Keanekaragaman jenis vegetasi di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Kota
Pekanbaru dikategorikan sedang dan didominasi oleh strata pohon dan tiang,
untuk INP tertinggi terdapat pada filum Dipterocarpaceae
DAFTAR PUSTAKA
Cecep, Kusmana dan Anggun, Rahayu Melyanti. 2017. Keberagaman Komposisi
Jenis dan Struktur Vegetasi pada Kawasan Hutan Lindung dengan Pola
PHBM di BKPH Tampomas, KPH Sumedang, Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Barat dan Banten. Jurnal Silvikultur Tropika. 8(2) ; 123-
129.
David, B.C., Johanna, Hurtado., Sassan, S.S. 2015. Tropical Rain Forest
Structure, Tree Growth and Dynamics along a 2700-m Elevational
Transect in Costa Rica. Journal Plos one. 10(4) ; 1-18.
Kusmono, T.N., Bambang, A.N., Izzati. 2016. Struktur Vegetasi Kawasan Hutan
Alam dan Hutan Rerdegradasi di Taman Hutan Nasional Tesso Nilo Andi.
Jurnal Ilmu Lingkungan. 14(1) ; 19-26.
Laura, K., Templetona., Maile, C.N., Peter,M.G., Mary, L.C., JoeH., Sullivana.
2019. Changes in Vegetation Structure and Composition of Urban and
Rural Forest Patches in Balti from 1998 to 2015. Journal Forest Ecology
and Management. 4(4) ; 1-14.
Maradana, T.N and Owk, A.K. 2016. Tree Diversity, Stand Structure, and
Community Composition of Tropical Forests in Eastern Ghats of Andhra
Pradesh, India. Journal of Asia-Pasific Biodiversity. 9(2) ; 328-334.
Marie, Claude., Lee, Foote., Jan, JH. 2016. Vegetation Community Composition
in Wetlands Created Following Oil Sand Mining in Alberta, Canada.
Journal of Environmental Management. 17(2) ; 18-28.
Sedat., Idris., Gunay. 2016. Analysis of the changes in forest ecosystem functions,
structure and composition in the Black Sea region of Turkey. Journal For
Research. 28(2) ; 329-342.
Sundarapandian, S.M. and P.S, Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and
composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South
India. Journal of Tropical Forest Science. 12(1) ; 104-123.