Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI DI KAWASAN

TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PEKANBARU, RIAU

Ayu Ning Arsy


Email : ayu.ning3837@student.unri.ac.id

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Riau, Pekanbaru

ABSTRAK

Vegetasi adalah suatu sistem yang terdiri dari sekelompok besar tumbuhan yang
tumbuh dan menghuni suatu wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui komposisi dan struktur komunitas vegetasi tumbuhan di kawasan
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Pekanbaru yang dilakukan pada tanggal
10 November 2019. Penelitian ini menggunakan metode survey, data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk diagram dan dianalisis secara deskriptif. Hasil
data menunjukkan bahwa di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim
Pekanbaru indeks keanekaragaman jenisnya sedang. Kerapatan jenis paling tinggi
pada strata pohon, tiang, dan pancang terdapat pada stasiun 1. Frekuensi jenis
tertinggi terdapat pada stasiun 1. Famili yang memiliki INP tertinggi pada strata
pohon, tiang, dan pancang ialah Dipterocarpaceae. Indeks dominansi strata pohon
dan tiang tinggi, artinya didominasi oleh beberapa spesies tanaman pohon dan
tiang, sedangkan dominansi jenis pancang rendah, artinya hanya didominansi oleh
satu spesies tanaman pancang. Kegunaan dari penelitian ini agar hasil yang
diperoleh dapat menjadi bahan informasi serta diharapkan dapat berguna bagi
civitas akademika Universitas Riau.

Kata Kunci : Komposisi, Komunitas, Struktur, TAHURA , Vegetasi

PENDAHULUAN

Vegetasi adalah sekelompok tumbuhan atau komunitas tumbuhan yang hidup


bersama-sama dalam suatu ekosistem dan saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya sehingga mampu memodifikasi habitatnya, mampu memperkaya tanah di
sekitarnya, dan dapat mengurangi pancaran sinar matahari (Weaver dan Clements,
1980 dalam Remigius, 2017). Bentuk vegetasi merupakan hasil interaksi faktor-
faktor lingkungan seperti tanah, iklim, topografi, kelembaban, pH, suhu, dan
intensitas cahaya (Asdak, 2002 dalam Remigius, 2017).

Analisis vegetasi menurut Susanto (2012) dalam Maridi (2015), merupakan suatu
cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi.
Satuan vegetasi yang dipelajari dalam analisis vegetasi berupa komunitas
tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang
menempati suatu habitat. Hasil analisis vegetasi tumbuhan disajikan secara
deskriptif mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya (Indriyanto,
2008 dalam Maridi, 2015). Struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh
hubungan antar spesies tetapi juga oleh jumlah individu dari setiap spesies
organisme.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Pekanbaru,
Riau. Taman Hutan Raya SSH memiliki luas 5.920 Ha. Tahura SSH dikelola oleh
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Minas Tahura Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau. Peta TAHURA dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Tahura


SSH (DLHK Riau)

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan
pengambilan sampel secara Purposive Random Sampling dan data yang diperoleh
disajikan dalam bentuk diagram dan dianalisis secara deskriptif. Alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tali rafia sepanjang 30 meter untuk
membuat plot, penggaris untuk mengukur diameter dalam sampling pohon, alat
tulis untuk mencatat segala hal yang teramati di lokasi sampling, kamera
handphone sebagai alat dokumentasi, soil tester, termometer, termohygrometer,
dan pH meter. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun yang berbeda yaitu di
daerah terbuka, tansisi, dan tertutup. Jumlah plot bervariasi, dengan ukuran 20 x
10 untuk strata pohon, 10 x 10 untuk strata tiang, dan 5 x 5 untuk strata pancang.
Faktor lingkungan terukur meliputi temperatur udara, suhu tanah, intensitas
cahaya, kelembaban udara, dan kelembaban tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Vegetasi Strata Pohon dengan Plot 20 x 10

Kerapatan Jenis Strata Pohon Frekuensi Jenis, Indeks Keanekaragaman,


dan Dominansi Jenis Strata Pohon
0.4
7.000
0.35
0.3 6.000
Stasiun 1
0.25 5.000
stasiun 2
0.2 4.000
stasiun 3
0.15 3.000
0.1 2.000
0.05 1.000
0 0.000
Stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 Fi H' Di
Gambar 2. Kerapatan Jenis Starata Pohon Gambar 3. Frekuensi Jenis, Indeks
Keanekaragaman, dan Dominansi Strata Pohon

Dari diagram di atas memperlihatkan kerapatan pada setiap stasiun yang berbeda-
beda. Kerapatan vegetasi strata pohon tertinggi terdapat pada stasiun 1, kemudian
diikuti oleh stasiun 2 dan 3. Stasiun 1 dengan vegetasi kerapatan yang tinggi
dianggap sebagai jenis yang rapat serta tersebar luas. Pada analisis kuantitatif
yang dilakukan terhadap vegetasi pohon di kawasan TAHURA SSH Pekanbaru
yang dianalisis menggunakan indeks Shannon-Wiennerr, diperoleh hasil rerata
indeks keanekaragamannya adalah 2,26 artinya bahwa nilai 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga
indeks keanekaragamannya dikatakan sedang. Selanjutnya, perhitungan indeks
dominansi Simpson menunjukkan rerata indeks dominansi pada setiap stasiun
adalah 3,9. Angka tersebut menunjukkan indeks dominansi menjauhi 0 yang
menurut Ludwid dan Reynold (1988) hasil tersebut berarti pada setiap stasiun
didominansi oleh beberapa spesies tanaman pohon.

INP Famili Strata Pohon

60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Moraceae
Gambar 4. Nilai INP Strata Pohon
Nilai INP tertinggi pada strata pohon ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP yang
tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum. Pohon dari
famili ini memiliki ukuran yang besar dan juga memiliki tutupan kanopi.
B. Analisis Vegetasi Strata Tiang dengan Plot 10 x 10
Kerapatan Jenis Strata Tiang Frekuensi Jenis, Indeks Keanekaragaman,
dan Dominansi Jenis Strata Tiang
0.66 5.000
0.64
0.62 4.000 Stasiun 1
0.6 3.000 stasiun 2
0.58 stasiun 3
0.56 2.000
0.54 1.000
0.52
0.5 0.000
Stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 Fi H' Di
Gambar 5. Kerapatan Jenis Starata Tiang Gambar 6. Frekuensi Jenis, Indeks
Keanekaragaman, dan Dominansi Strata Tiang

Dari diagram di atas memperlihatkan kerapatan vegetasi strata tiang tertinggi


terdapat pada stasiun 1, kemudian diikuti oleh stasiun 2 dan 3. Stasiun 1 dengan
vegetasi kerapatan yang tinggi dianggap sebagai jenis yang rapat serta tersebar
luas. Pada analisis kuantitatif yang dilakukan terhadap vegetasi tiang di kawasan
TAHURA SSH Pekanbaru, dianalisis menggunakan indeks Shannon-Wiennerr,
diperoleh hasil rerata indeks keanekaragamannya adalah 3,21 artinya bahwa nilai
H’≥3, sehingga indeks keanekaragamannya dikatakan tinggi. Selanjutnya,
perhitungan indeks dominansi Simpson menunjukkan rerata indeks dominansi
pada setiap stasiun adalah 1,8. Angka tersebut menunjukkan indeks dominansi
menjauhi 0 yang menurut Ludwid dan Reynold (1988) hasil tersebut berarti pada
setiap stasiun didominansi oleh beberapa spesies tanaman tiang.

INP Famili Strata Tiang

60
50
40
30
20
10
0
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Lauraceae
Gambar 7. Nilai INP Strata Tiang

Nilai INP tertinggi pada strata tiang ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP yang
tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum. Spesies dari
famili ini memiliki ukuran yang besar dan juga memiliki tutupan kanopi. Jika
tumbuhan dari famili ini berbuah, maka hampir dipastikan 90% pohon lainnya
juga akan menyusul berbuah.
C. Analisis Vegetasi Strata Pancang dengan Plot 5 x 5
Kerapatan Jenis Strata Pancang Frekuensi Jenis, Indeks Keanekaragaman,
dan Dominansi Jenis Strata Pancang
3.5 4.50
3 4.00
2.5 3.50 Stasiun 1
3.00 stasiun 2
2 2.50 stasiun 3
1.5 2.00
1 1.50
1.00
0.5 0.50
0 0.00
Stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 Fi H' Di

Gambar 8. Kerapatan Jenis Starata Pancang Gambar 9. Frekuensi Jenis, Indeks


Keanekaragaman, dan Dominansi Strata Pancang

Kerapatan vegetasi strata pancang tertinggi terdapat pada stasiun 1. Stasiun 1


dengan vegetasi kerapatan yang tinggi dianggap sebagai jenis yang rapat serta
tersebar luas. Pada analisis kuantitatif yang dilakukan terhadap vegetasi pancang,
dianalisis menggunakan indeks Shannon-Wiennerr, diperoleh hasil rerata indeks
keanekaragamannya adalah 2,73 artinya bahwa nilai 1 ≤ H’ ≤ 3, sehingga indeks
keanekaragamannya dikatakan sedang. Selanjutnya, perhitungan indeks
dominansi Simpson menunjukkan rerata indeks dominansi pada setiap stasiun
adalah 0,54. Angka tersebut menunjukkan indeks dominansi mendekati 0 yang
menurut Ludwid dan Reynold (1988) hasil tersebut berarti pada setiap stasiun
didominansi oleh satu spesies tanaman pancang.
INP Famili Strata Pancang

60
50
40
30
20
10
0
Dipterocarpaceae Euphorbiaceae Sapotaceae
Gambar 10. Nilai INP Strata Pancang
Nilai INP tertinggi pada strata pancang ialah dari famili Dipterocarpaceae. INP
yang tinggi menunjukkan peran spesies dalam komunitas secara umum.

KESIMPULAN

Keanekaragaman jenis vegetasi di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Kota
Pekanbaru dikategorikan sedang dan didominasi oleh strata pohon dan tiang,
untuk INP tertinggi terdapat pada filum Dipterocarpaceae

DAFTAR PUSTAKA
Cecep, Kusmana dan Anggun, Rahayu Melyanti. 2017. Keberagaman Komposisi
Jenis dan Struktur Vegetasi pada Kawasan Hutan Lindung dengan Pola
PHBM di BKPH Tampomas, KPH Sumedang, Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Barat dan Banten. Jurnal Silvikultur Tropika. 8(2) ; 123-
129.

David, B.C., Johanna, Hurtado., Sassan, S.S. 2015. Tropical Rain Forest
Structure, Tree Growth and Dynamics along a 2700-m Elevational
Transect in Costa Rica. Journal Plos one. 10(4) ; 1-18.

Dereje, Atomsa and Duguma, Dibbisa. 2019. Floristic Composition and


Vegetation Structure of Ades Forest, Oramia Regional State, West Hararghe
Zone, Ethiopia. Journal of Tropical Plant Research. 6(1) ; 139-147.

Kusmono, T.N., Bambang, A.N., Izzati. 2016. Struktur Vegetasi Kawasan Hutan
Alam dan Hutan Rerdegradasi di Taman Hutan Nasional Tesso Nilo Andi.
Jurnal Ilmu Lingkungan. 14(1) ; 19-26.

Laura, K., Templetona., Maile, C.N., Peter,M.G., Mary, L.C., JoeH., Sullivana.
2019. Changes in Vegetation Structure and Composition of Urban and
Rural Forest Patches in Balti from 1998 to 2015. Journal Forest Ecology
and Management. 4(4) ; 1-14.

Maradana, T.N and Owk, A.K. 2016. Tree Diversity, Stand Structure, and
Community Composition of Tropical Forests in Eastern Ghats of Andhra
Pradesh, India. Journal of Asia-Pasific Biodiversity. 9(2) ; 328-334.

Maridi., Alanindra, Saputra., Putr, Agustina. 2015. Analisis Struktur Vegetasi di


Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Jurnal Bioedukasi. 8(1) ; 28-42.

Marie, Claude., Lee, Foote., Jan, JH. 2016. Vegetation Community Composition
in Wetlands Created Following Oil Sand Mining in Alberta, Canada.
Journal of Environmental Management. 17(2) ; 18-28.

Oday., Ashrf., Raif., Yasser. 2018. Vegetation Composition Related to


Environmental Factors along the International Highway-West Alexandria,
Egypt. Journal Annual Research & Review in Biology. 30(1) ; 1-15.

Sedat., Idris., Gunay. 2016. Analysis of the changes in forest ecosystem functions,
structure and composition in the Black Sea region of Turkey. Journal For
Research. 28(2) ; 329-342.
Sundarapandian, S.M. and P.S, Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and
composition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South
India. Journal of Tropical Forest Science. 12(1) ; 104-123.

Tadesse, Zerihun., Kelbessa, Ensermu., Bekelle, Tamrat. 2017. Floristic


Composition and Plant Community Analysis of Vegetation in Ilu Gelan
District, West Shewa Zone of Oromia Region, Central Ethiopia. Journal
Tropical Plant Research. 4(2) ; 335-350.

Fengping, Yanga., Maria, Ignatieya.,Jorgen, Wisman., Karin,Ahrnec., Shouxin,


Zhangd., Siying, Zhue. 2019. Relationships Between Multu-Scale Factors,
Plant and Poll in at Ordiversity,and Composition of Park Lawns and other
Herbaceous Vegetation in a Fast Growing Mega City of China. Journal
Landscape and Urban Planning. 18(5) ; 117-126.

Anda mungkin juga menyukai