Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KOMUNITAS DAN STRUKTUR VEGETASI

UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN


DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA)

Herma Willia Safitri


Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau Pekanbaru 28293
Email: herma.willia3823@student.unri.ac.id

ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim
(TAHURA SSH) Minas, Provinsi Riau, pada tanggal 10 November 2019. Tujuan
penelitian adalah menganalisis komunitas dan struktur vegetasi untuk
menentukan indeks keanekaragaman tumbuhan dan pengukuran
faktor fisika, kimia dan biologi lingkungan di kawasan taman hutan
raya Sultan Syarif Hasyim. Metode yang digunakan adalah metode survei
dan pengambilan sampel secara Purposive Random Sampling dilakukan
pada 3 stasiun. Dibuat plot ukur (a) 20x10 m2 (pengamatan tingkat
pohon). Di dalam petak ukur 20x10 m2 terdapat petak ukur (b) 10x10
m2 (pengamatan tingkat tiang), dan (c) 5x5 m 2 (pengamatan tingkat
pancang). Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa Indeks
keanekaragaman pada vegetasi pohon dan vegetasi tiang tergolong
tinggi yaitu sebesar 3.41 dan 3,15. Sedangkan Indeks
keranekaragaman pada vegetasi pancang tergolong sedang yaitu
sebesar 2,95.

Kata kunci : Komunitas, vegetasi tumbuhan, keanekaragaman

PENDAHULUAN
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH) merupakan kawasan
konservasi yang berada di Provinsi Riau dan memiliki ekosistem hutan hujan tropika
dataran rendah serta menyimpan keanekaragaman spesies tumbuhan hutan. Kawasan
TAHURA seluas 5.920 Ha ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 1994 melalui Kepala
Daerah Tingkat I Riau, setelah dilakukan tata batas, Menteri Kehutanan dan Perkebunan
menetapkannya menjadi Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim dengan SK No.
348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999 seluas 6.172 Ha.
Pengelolaan Tahura SSH dilakukan oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Minas Tahura Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi
Riau. Kawasan konservasi Tahura yang terbentang di Kota Pekanbaru, Kabupaten
Kampar dan Siak. Namun, kawasan TAHURA SSH saat ini sudah semakin rusak
karena adanya aktivitas manusia berupa penebangan liar (illegal logging) dan
pembukaan perkebunan kelapa sawit.
Menurut narasumber di TAHURA terdapat beberapa jenis fauna yang masih
dilindungi, diantaranya yaitu : Harimau (Panthera tigris), Beruang (Ursidae sp), Gajah
sumatera (Elephas maximus sumatrensis). Beberapa jenis satwa yang dijumpai saat itu
yaitu Kera (Macaca fascicularis), Tupai Coklat (Tupaia gilis), dan beberapa jenis
burung yang menarik.
Menurut Erwin, dkk (2017). Keadaan vegetasi di areal hutan merupakan tipe
hutan hujan tropis dengan didominasi oleh tumbuhan jenis pohon. Untuk
menganalisis komunitas dan struktur vegetasi dan menentukan
indeks keanekaragaman tumbuhan di kawasan taman hutan raya
Sultan Syarif Hasyim maka penelitian ini dilakukan.

METODE PRAKTIKUM
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim
(TAHURA SSH) Minas, Provinsi Riau. Adapun waktu pelaksanaan pada penelitian ini
yaitu pada tanggal 10 November 2019. Alat yang digunakan adalah pancang,
tali rafia, gunting, meteran, penggaris, alat tulis, soil tester, thermometer
dan termohygrometer.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dan
pengambilan sampel secara Purposive Random Sampling, pengambilan
sampel dilakukan pada 3 stasiun. Dengan masing-masing stasiun di buat
transek sepanjang 200 M dengan panjang plot 20 x 10 M. . Sepanjang
transek dibuat plot ukur (a) 20x10 m2 (pengamatan tingkat pohon). Di
dalam petak ukur 20x10 m2 terdapat petak ukur (b) 10x10 m2
(pengamatan tingkat tiang), dan (c) 5x5 m2 (pengamatan tingkat
pancang). Diamati, dihitung jumlah vegetasi, dianalisis
keanekaragaman vegetasi dan mengukur factor lingkungannya,
meliputi temperature udara, suhu tanah, intensitas cahaya,
kelembaban udara, dan kelembaban tanah.
Analisis data hasil penelitian dilakukan secara deskriftif. Untuk
menganalisis data parameter yang dicari diantaranya : Kerapatan
Jenis (Ki), Kerapatan Relatif (RKi), Frekuensi jenis (Fi), Frekuensi relatif (RFi),
Dominansi jenis (Di), Dominansi relatif (RDi), Indeks Nilai Penting (INP), dan indeks
Keanekaragaman (H’).
Kriteria indeks keanekaragaman menurut Fachrul dalam Mariana dan Fatimah (2016)
Tabel 1. Kriteria Indeks Keanekaragaman
INDEKS KRITERIA
H’< 1 Rendah
1 ≤ H’ ≤ 3 Sedang
H’> 3 Tinggi
(Sumber: Mariana dan Fatimah, 2016)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan jumlah data vegetasi tingkat pohon, tiang, pancang,
dan semai dapat dilihat pada diagram berikut ini:
90
80
70
60
Jumlah individu

50 Pohon
40 Tiang
Pancang
30
20
10
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Gambar 1 : Grafik Perbandingan Data Vegetasi

Vegetasi tingkat pohon terdapat 38 spesies dengan jumlah 144


individu, jenis pohon yang mendominasi antara lain: Meranti (Shorea
sp), Balam (Palaquium haxandrum), dan Sendok-sendok (Endospermum
diadenum).

Vegetasi tumbuhan untuk tingkat tiang terdapat 36 spesies dengan jumlah 182 individu,
jenis tiang yang mendominasi antara lain: Tampui (Baccaurea deflexa), Petatal
(Ochanostachys amentacea), dan Tapis (Polyalthia hypoleuca).

Vegetasi tumbuhan tingkat pancang terdapat 33 spesies dengan


jumlah 204 individu, jenis pancang yang mendominasi antara lain:
Sendok-sendok (Endospermum diadenum), Meranti (Shorea sp), dan
Petatal (Ochanostachys amentacea).
Strata Pohon
350
4 3.41
300 3.1
3 2.8
250
2
200 Stasiun 1
150
1 Stasiun 2
100 Stasiun 3
0
50 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
0
Pi Ki RKi Fi RFi DiH’RDi INP H’

Gambar 2 : Struktur Vegetasi Gambar 3 : Indek


Strata pohon Keanekaragaman (H’)
Vegetasi pohon
Indeks keanekaragaman pada vegetasi pohon di stasiun 1
sebesar 3,41, pada stasiun 2 sebesar 3,1 dan pada stasiun 3 sebesar
2,8. Bila dilihat dari nilai keanekaragaman (H’) tingkat vegetasi pohon
di kawasan Taman Hutan Raya terlihat bahwa keanekaragaman
spesies untuk di wilayah hutan ini pada stasiun 1 dan 2 adalah tinggi,
sedangkan pada stasiun 3 keanekaragaman spesies yaitu sedang.
Nilai keanekaragaman tertinggi sebesar 3.41. Dalam kriteria indeks
keanekaragaman (H’) masuk ke dalam kategori tinggi.
Stata Tiang
350
3.16 3.15
3.14
300
3.12
250
3.1
3.1
200 Stasiun 1
3.08
3.08
150 Stasiun 2
3.06
100 Stasiun 3
3.04
50
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
0
H’ Di RDi INP H’
Pi Ki RKi Fi RFi

Gambar 4 : Struktur Vegetasi Gambar 5 : Indek


Strata Keanekaragaman
Tiang (H’) Vegetasi
Tiang

Indeks keranekaragaman pada vegetasi tiang stasiun 1 sebesar 3,08, pada stasiun
2 sebesar 3,15 dan pada stasiun 3 sebesar 3,1. Bila dilihat dari nilai keanekaragaman
(H’) tingkat vegetasi tiang di kawasan Taman Hutan Raya terlihat bahwa
keragaman spesies untuk di wilayah hutan ini Tinggi. Nilai keranekaragaman tertinggi
sebesar 3,15. Dalam kriteria indeks keanekaragaman (H’) masuk ke dalam kategori
Tinggi.
3503 Strata Pancang
300 2.95 2.95
2.95
250
2.9
200 Stasiun 1
2.85
150 2.82 Stasiun 2
2.8
100 Stasiun 3
50
2.75
0 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Pancang

Gambar 6 : Struktur Vegetasi Gambar 7 : Indek


Strata Keanekaragaman (H’)
Pancang Vegetasi Pancang

Indeks keragaman pada vegetasi pancang stasiun 1 sebesar


2,95, pada stasiun 2 sebesar 2,95 dan pada stasiun 3 sebesar 2,82.
Bila dilihat dari nilai keanekaragaman (H’) tingkat vegetasi pancang
di kawasan Taman Hutan Raya terlihat bahwa keragaman jenis tingkat
pancang di wilayah hutan ini tergolong sedang . Nilai keragaman
tertinggi sebesar 2,95. Dalam kriteria indeks keanekaragaman
jenis (H’) masuk ke dalam kategori sedang.
Pada pengukuran faktor ligkungan di dapat hasil temperature
udara pada stasiun 1 yaitu 28,2°C, pada stasiun 2 yaitu 30,5°C, dan
pada stasiun 3 yaitu 31,9. Suhu tanah pada stasiun 1 yaitu 26,5°C,
pada stasiun 2 sebesar 27°C dan pada stasiun 3 yaitu 25,5°C.
Intensitas cahaya pada stasiun 1 sebesar 208, pada stasiun 2 yaitu
201, dan pada stasiun 3 yaitu 121. Kelembaban udara pada stasiun 1
yaitu 81%, pada stasiun 2 yaitu 83%, dan pada stasiun 3 yaitu 79,5%.
Kelembaban tanah pada stasiun 1 yaitu 6,5%, pada stasiun 2 yaitu
4% dan pada stasiun 3 yaitu sebesar 30%
KESIMPULAN
Pada vegetasi tingkat pohon terdapat 38 spesies dengan jumlah
144 individu, pada vegetasi tiang terdapat 36 spesies dengan jumlah 182 individu,
dan pada vegetasi pancang terdapat 33 spesies dengan jumlah 204
individu. Indeks keanekaragaman pada vegetasi pohon dan vegetasi
tiang tergolong tinggi yaitu sebesar 3.41 dan 3,15. Sedangkan Indeks
keranekaragaman pada vegetasi pancang tergolong sedang yaitu
sebesar 2,95.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Namazi Ali. 2019. Effects of Plant-Plant Interactions and Herbivory on the Plant
Community Structure in an arid environment of Saudi Arabia. Saudi Journal of
Biological Sciences 26, 1513-1518
Djoko SM, Sri Rahayu, Endry Wijayanti. 2019. Vegetation Analysis Of
Highland Tropical Rainforest In The Conservation Area.
Erwin, Afif Bintoro, dan Rusita. 2017. Keragaman Vegetasi Di Blok Pemanfaatan
Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu (Hpkt) Tahura Wan Abdul Rachman,
Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari 5(3), 1-11
Geng Shoubao, et al. 2019. Diversity of Vegetation Compotision Enhances Ecosystem
Stability Along Elevational Gradients in The Taihang Mountains, Chin.
Biological indicators. 104(1),594-603
Mariana dan Fatimah Wardani.W. 2016. Analisis Komposisi Dan
Struktur Vegetasi Untuk Menentukan Indeks Keanekaragaman
Di Kawasan Hutan Kota Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Biologi
3(2), 90-96
Mustaid Sirega, et al. 2019. Vegetation analysis of tree communities
at some forest patches in North Sulawesi, Indonesia. Journal
Biodiversitas 20(1), 2085-4722
Sundarapandian SM dan P. S. Swamy. 2015. Forest Ecosystem Structure And
Composition Along An Altitudinal Gradient In The Western Ghats, South India.
Journal of Tropical Forest Science 12(1), 104-122

Anda mungkin juga menyukai