Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR PPL REAL

DI SMA NEGERI 1 SINGARAJA


PADA SEMESTER GANJIL 2018/2019

OLEH : TITIS ANTIKA SARI., S.Pd.


NIM : 1854805006
JURUSAN : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS : BAHASA DAN SENI

PUSAT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN INI TELAH DIBACA DAN DISETUJUI SEBAGAI KELENGKAPAN


TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL REAL)

Pada
Hari : Senin
Tanggal : 22 Oktober 2018

Singaraja, 22 Oktober 2018


Dosen Pembimbing Guru Pamong

Prof. Dr. I Made Sutama., M.Pd. Drs. Nengah Suyasa


NIP 19600 42419863 1 002 NIP

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Singaraja

I Putu Eka Wilantara, M.Pd.


Pembina Tk I
NIP 19740 71819903 1 005

ii
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami dosen pembimbing dan guru pamong dari
mahasiswa :
Nama : Titis Antika Sari
NIM : 1854805006
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tempat PPL : SMA Negeri 1 Singaraja
Menerangkan dengan sebenarnya bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanakan
pelatihan sebanyak 28 kali atas bimbingan dan penilaian guru pamong dan 2 kali atas
bimbingan dan penilaian dosen pembimbing.
Berdasarkan pengamatan terhadap kemajuan dan nilai yang dicapai mahasiswa,
kami menyepakati dan menyetujui mahasiswa tersebut maju dalam ujian PPL.

Singaraja, 13 Oktober 2018


Dosen Pembimbing Guru Pamong

Prof. Dr. I Made Sutama., M.Pd. Drs. Nengah Suyasa


NIP 19600 42419863 1 002 NIP

iii
PERNYATAAN

Dengan ini, saya :


Nama : Titis Antika Sari
NIM : 1854805006
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/FBS
Tempat PPL : SMA Negeri 1 Singaraja
Judul Laporan : Laporan Akhir PPL Real di SMA Negeri 1 Singaraja pada
Semester Ganjil 2018/2019
menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan pengungkapannya
memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan penjiplakan dan
penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan dan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam laporan saya
ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Singaraja, 13 Oktober 2018


Yang Membuat Pernyataan

Titis Antika Sari


NIM 1854805006

iv
PRAKATA

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan
Akhir PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja pada Semester Ganjil 2018/2019 ini tepat
pada waktunya dan sesuai dengan yang diharapkan. Penulisan laporan ini merupakan
persyaratan wajib setelah melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan secara Real
(PPL-Real).
Penulis menyadari bahwa rampungnya laporan ini tidak terlepas dari usaha
bersama berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Ketua LP3M UNDIKSHA beserta staf selaku penyelenggara PPL-Real
UNDIKSHA yang telah memberikan informasi dan pengarahan kepada mahasiswa
praktikan dalam melaksanakan PPL-Real.
2. I Putu Eka Wilantara, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Singaraja, selaku Kepala SMA
Negeri 1 Singaraja yang bersedia menerima penulis untuk praktek mengajar di
sekolah yang Beliau pimpin.
3. Prof. Drs. Sariyasa, M.Sc., Ph.D., Dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat mengikuti kegiatan
PPL-Real ini dengan baik.
4. Drs. Nengah Suyasa, Guru pamong yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama menjalankan program PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja.
5. Bapak/Ibu guru beserta seluruh staf pegawai di lingkungan SMA Negeri 1
Singaraja yang selalu memberikan kesempatan kepada penulis untuk ikut aktif
dalam kegiatan-kegiatan sekolah dan telah banyak memberikan pengalaman dan
informasi sehingga pelaksanaan PPL-Real ini dapat berjalan dengan lancar dan
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
6. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Singaraja yang memberikan banyak pengalaman dan
kesan berharga selama penulis melaksanakan PPL-Real.
7. Rekan-rekan PPL-Real SMA Negeri 1 Singaraja yang memberikan semangat dan
dukungan selama melaksanakan PPL-Real.

v
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang juga telah
memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Singaraja, 13 Oktober 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................ii
SURAT KETERANGAN...............................................................................................iii
PERNYATAAN.............................................................................................................iv
PRAKATA.....................................................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................................4
1.4 Manfaat ..............................................................................................................4
BAB II HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN
2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran............................................................6
2.2 Pembahasan.........................................................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................................24
3.2 Saran ................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Program Kerja
Lampiran 2. Jadwal Pembelajaran
Lampiran 3. Kalender Pendidikan Semester Ganjil dan Semester Genap
Lampiran 4. Rincian Minggu Efektif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lampiran 5. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lampiran 6. Program Tahunan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lampiran 7. Program Semester Pelajaran Bahasa Indonesia
Lampiran 8. KI dan KD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 10. Presensi Siswa
Lampiran 11. Soal Ulangan Harian
Lampiran 12. Kisi-Kisi Ulangan Harian dan Rubrik Penilaian
Lampiran 13. Dokumentasi

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran PBI ....................................................................10


Tabel 2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan
Model Pembelajaran PBI .................................................................................11
Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Sinektik .............................................................13
Tabel 4. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Sinektik ..........................................................................13
Tabel 5. Jadwal Mengajar Mahasiswa PPL-Real ..........................................................17

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan postensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian
diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Melihat pentingnya nilai-nilai yang harus
ditanamkan kepada setiap individu, maka faktor pendidikan sangat erat kaitannya
dengan pembangunan nasional Indonesia. Hal itu dikarenakan pendidikan
merupakan sebuah dasar kekuatan untuk generasi penerus agar dapat memajukan
bangsanya. Selain itu, pendidikan juga merupakan sebuah pondasi penting dalam
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karena kemajuan suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kualitas dari pendidikan bangsa tersebut.
Penyelenggaraan pendidikan, tenaga pendidik, dan peserta didik yang
berkompeten sangat penting karena dapat menunjang kemajuan bangsa. Sumber
daya manusia yang memadai sangat berperan dalam berkembangnya sistem
pendidikan di negara ini. Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan suatu
kesatuan yang terstruktur dan terpadu yang terdiri dari sejumlah komponen,
dimana komponen tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lain sesuai
dengan fungsinya masing-masing, komponen-komponen pendidikan tersebut akan
terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia
sudah cukup berkembang dengan pesat, dilihat dari banyaknya program-program
pemerintah yang membantu sektor pendidikan. Jika membahas mengenai sistem
pendidikan guru merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan.
Guru merupakan salah satu faktor terpenting untuk terlaksananya
pendidikan agar bisa meningkatkan mutu pendidikan. Guru adalah pendidik, yaitu
orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai

1
makhluk Tuhan, sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Berdasarkan UU
No.20 Tahun 2003, Pasal 39 (2), pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Guru sebagai tenaga
pendidik merupakan salah satu faktor utama dan strategis bagi terciptanya
generasi bangsa yang berkualitas baik dari segi intelektualitas maupun dari
karakter yang dimiliki. Guru tidak hanya berperan dalam memberikan informasi
kepada peserta didik, melainkan juga berperan dalam membentuk karakter peserta
didik sehingga sesuai dengan karakter bangsa yang diharapkan. Oleh karena itu,
keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan dalam mencetak generasi bangsa
yang berkualitas dan berkarakter.
Universitas Pendidikan Ganesha merupakan salah satu perguruan tinggi
negeri yang menghasilkan lulusan di bidang kependidikan yang profesional
memiliki sebuah Lembaga Pengembangan Pengalaman Lapangan (LPPL) yang
merancang Program Pengalaman Lapangan (PPL) bagi mahasiswa secara terpadu
yang meliputi PPL-Awal dan PPL-Real. Seorang guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan nasional. Oleh karena itu, dalam
melaksanakan kegiatan calon guru menitikberatkan pada aspek-aspek yang erat
kaitannya dengan masalah keguruan dan ilmu pendidikan.
Untuk mencetak guru yang profesional dan kompeten di bidangnya, maka
Universitas Pendidikan Ganesha sebagai salah satu perguruan tinggi
melaksanakan suatu program yang disebut program Pengembangan Pengalaman
Lapangan real (PPL-Real). Dalam pelaksanaannya, mahasiswa yang menempuh
jalur kependidikan atau calon guru harus mengikuti program LPPL yaitu
melaksanakan PPL-Awal, Micro Teaching, dan PPL-Real. PPL-Awal adalah
program yang terkait dengan pengenalan lingkungan yang bertujuan untuk
memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai aspek-aspek yang harus
dipahami dan dialami sebagai calon guru. Micro Teaching adalah pelatihan yang
diberikan kepada mahasiswa calon guru untuk menguasai keterampilan dasar
mengajar yang bersifat sinergik. PPL-Real adalah akumulasi atau muara dari
seluruh kurikulum pendidikan prajabatan mahasiswa calon guru yang mencakup

2
kemampuan yang terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam
program pelatihan. Program pelatihan ini berupa kinerja dalam semua hal yang
berkaitan dengan jabatan keguruan baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas
keguruan lainnya. Kegiatan-kegiatan ini diselenggarakan secara bertahap dan
terpadu dalam bentuk orientasi lapangan, pelatihan terbimbing, dan pelatihan
mandiri, yang terjadwal secara sistematis dibawah bimbingan dosen pembimbing
dan guru pamong.
Dengan adanya program PPL-Real, mahasiswa sebagai calon guru akan
mendapat kesempatan untuk menguasai dan mendalami kompetensi-kompetensi
yang harus dimiliki sebagai seorang guru, yaitu:
1. Kompetensi kepribadian yang berkaitan dengan sikap kepribadian, minat,
disiplin diri dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
tuntutan dan etika seorang guru.
2. Kompetensi profesional berupa penguasaan dan pemahaman tentang
bidang keilmuaan yang menjadi bidang pilihan, bidang pendidikan dan
pembelajaran, serta bidang lainnya yang mendukung keahliannya.
3. Kompetensi sosial berupa kemampuan untuk membina lingkungan
hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekolah maupun
masyarakat luas.
4. Kompetensi Pedagogik berupa kompetensi pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM) secara utuh untuk memperoleh hasil yang optimal.
Untuk mencapai keempat kompetensi tersebut, penulis sebagai Mahasiswa
S-1 Pendidikan bahasa Indonesia yang telah mengikuti kegiatan PPL-Awal dan
Micro Teaching, mengikuti kegiatan PPL-Real untuk melakukan pelatihan
mengajar melalui tahapan-tahapan “delapan keterampilan dasar mengajar”.
Berdasarkan sistem yang telah ditentukan oleh LPPPM Undiksha, penulis
melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja pada semester ganjil tahun
ajaran 2017/2018. Dalam pelaksanaan PPL-Real, penulis mendapatkan berbagai
pengalaman dan beberapa permasalahan terkait pembelajaran di sekolah. Oleh
karena itu, penulis sebagai mahasiswa PPL-Real mengkaji pengalaman dan
temuan tersebut dalam sebuah laporan akhir yang berjudul “Laporan Akhir PPL-
Real di SMA Negeri 1 Singaraja pada Semester Ganjil 2018/2019.”

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1) Bagaimanakah temuan permasalahan dan solusi pembelajaran yang
ditawarkan di SMA Negeri 1 Singaraja?
2) Bagaimanakah temuan pengalaman yang diperoleh selama mengajar di
SMA Negeri 1 Singaraja?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan secara Real adalah
sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan temuan dan solusi pembelajaran yang ditawarkan di
SMA Negeri 1 Singaraja.
2) Mendeskripsikan pengalaman yang diperoleh selama mengajar di SMA
Negeri 1 Singaraja.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PPL-Real adalah
sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
a. Pengalaman selama PPL-Real dapat digunakan sebagai modal dasar
dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki sebagai seorang guru
yang akan langsung terjun ke sekolah.
b. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh pada saat kuliah dengan
kondisi yang nyata dilapangan.
c. Mampu melatih mahasiswa dalam menyiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan administrasi dalam proses belajar mengajar
d. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menghadapi perilaku siswa yang
beranekaragam untuk dapat bersabar dan lebih bijaksana dalam berpikir

4
dan bertindak terhadap prilaku siswa tersebut dalam proses pembelajaran
maupun di luar proses pembelajaran.
2. Bagi Guru Pamong
Melalui kegiatan PPL-Real diharapkan guru pamong dapat bertukar
pikiran dan berdiskusi dengan mahasiswa praktikan mengenai pelaksanaan
pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan
optimal.
3. Bagi Sekolah
a. Program PPL-Real dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk saling
memberi dan menerima antara mahasiswa praktikan dan sekolah. Teori-
teori pembelajaran yang diterapkan oleh mahasiswa praktikan dalam
mengelola pembelajaran hendaknya bisa menambah variasi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran
b. Membantu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah
terkait dengan efektifitas belajar yang semakin optimal.
4. Bagi Universitas
Manfaat kegiatan PPL-Real ini bagi lembaga adalah untuk mencetak
atau menghasilkan tenaga guru (output) yang berkualitas dan profesional
dalam bidangnya.

5
BAB II
SOLUSI TAWARAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN DAN
PEMBAHASAN

2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Singaraja


2.1.1 Temuan Permasalahan Selama Pembelajaran
Pelaksanaan observasi penulis tentang kegiatan pembelajaran di SMA N 1
Singaraja dimulai pada masa observasi. Penulis mengamati kegiatan pembelajaran
yang diberikan oleh guru pamong dan beberapa guru model yakni pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI MIPA 3, bahasa Indonesia XI MIPA 4, dan
Bahasa Inggris XI MIPA 5. Metode maupun model pembelajaran yang digunakan
oleh guru model berbeda dengan guru model lainnya. Hal tersebut disesuaikan
dengan materi pelajaran dan kondisi para siswa. Selain mengamati ketiga kelas
tersebut, penulis khususnya mengamati kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
yang diberikan oleh guru pamong pada kelas XI MIPA 3, XI MIPA 4 dan XI
MIPA 5. Setelah melaksanakan observasi, penulis (mahasiswa praktikan)
melaksanakan kegiatan mengajar terbimbing dan mandiri yang telah disepakati
oleh guru pamong. Berdasarkan observasi dan kegiatan mengajar yang telah
penulis lakukan, ditemukan beberapa permasalahan terkait kegiatan pembelajaran
tersebut. Adapun permasalahan-permasalahan yang ditemukan adalah sebagai
berikut.
1. Terdapat beberapa siswa yang kurang tertarik dengan mata pelajaran
bahasa Indonesia. Siswa masih mengganggap bahasa Indonesia merupakan
pelajaran yang sulit dan penuh dengan rumus-rumus yang harus dihafal
serta siswa kurang antusias dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
diberikan. Sikap seperti ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
siswa kurang dalam memahami konsep bahasa Indonesia secara tuntas dan
belum merasakan manfaat langsung dari belajar bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Terdapat beberapa siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru, baik tugas individu maupun kelompok.

6
3. Terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru. Misalnya, terdapat siswa yang melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.
Seperti contoh, menulis hal-hal yang tidak perlu, mengerjakan tugas yang
tidak berkaitan dengan pembelajaran dan lain-lain.
4. Apabila siswa dalam pembelajaran, diberikan soal atau permasalahan yang
sedikit berbeda dengan soal yang diberikan sebelumnya, siswa
kebingungan untuk menyelesaikannya. Hal itu disebabkan karena siswa
cenderung menghafalkan rumus-rumus daripada memahami konsepnya.
5. Untuk metode diskusi yang diterapkan, ada saja siswa yang tidak serius
untuk mengerjakan LKS, karena dalam kelompok tersebut ada yang
dianggap paling bisa, sehingga anggota kelompok yang lain tidak ikut
mengerjakan.

2.1.2 Solusi yang Ditawarkan untuk Perbaikan Pembelajaran


Di dalam proses belajar mengajar, seorang guru tentunya dituntut untuk
menerapkan pembelajaran yang efektif, efisien dan dapat dipahami dengan mudah
oleh peserta didik. Solusi yang dilakukan adalah dengan memilih metode
pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat akan
mempermudahkan guru di dalam mengorganisasi kelas, dan menyampaikan
materi pembelajaran sehingga bisa diserap baik oleh siswa. Selain itu,
keberhasilan seorang guru dalam mentransfer ilmu tidak semata-mata disebabkan
oleh kehebatan kompetensi guru dalam bermain kata dan kalimat, tetapi juga
didukung oleh alat-alat bantu pembelajaran lainnya, seperti media pembelajaran,
gambar, benda, barang tiruan, film, dan peta guna menjadikan pembelajaran yang
bermakna.
Proses pembelajaran yang baik memerlukan berbagai persiapan yang
matang sebelumnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berdasarkan pada
permasalahan yang penulis temui selama kegiatan observasi, latihan mengajar
terbimbing dan mandiri agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efesien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah sebagai berikut.
1. Penyiapan/Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

7
Sebelum melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), guru
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung kondusif dan interaktif. Dengan membuat RPP
guru menjadi lebih siap melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi
dan dijabarkan dalam silabus.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus disusun secara
sistematis, utuh, dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan
penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dalam hal ini, materi
standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh siswa harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai
fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
harus terorganisasi dengan strategi yang tepat.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai berikut.
a. Fungsi Perencanaan
Sebagai fungsi perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan perencanaan yang matang
niscaya dapat melaksanakan proses pembelajaran lebih baik daripada
tanpa adanya perencanaan. Apabila guru mengajar tanpa adanya
persiapan, kegiatan pembelajaran cenderung tidak akan terarah.
b. Fungsi Pelaksanaan
Sebagai fungsi pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang direncanakan. Kompetensi Dasar yang ada akan
dikembangkan dalam beberapa indikator yang harus dilaksanakan
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, materi standar yang
dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus

8
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai
fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan
kebutuhan lingkungan sekolah.
Sehingga sebelum melaksanakan PBM (proses belajar mengajar) guru
berkewajiban menyusun/menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) agar guru memiliki perencanaan dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran dan alokasi waktu yang dipergunakan
agar pembelajaran berlangsung secara sistematis
2. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Dalam melaksanakan proses pembelajaran seorang guru perlu
memilih dan menggunakan model, pendekatan dan metode pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Pendekatan
pembelajaran merupakan suatu titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Sedangkan, metode pembelajaran merupakan cara
yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran dan sebagai alat untuk menciptakan
proses belajar mengajar.
Dalam memilih model, pendekatan dan metode guru harus
memperhatikan kondisi siswanya, serta juga harus memperhatikan mata
pelajaran yang akan dipelajari, kemudian disesuaikan dengan metode yang
bisa mendukung apa yang dipelajari. Dengan adanya pendekatan, metode
serta model pembelajaran kegiatan proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, menyenangkan, mampu menggugah rasa ingin tahu bagi peserta

9
didik, serta mampu mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, serta
permasalahan yang telah diuraikan, penulis menerapkan model
pembelajaran (PBI) dan Sinektik dengan metode diskusi kelompok, tanya
jawab dan penugasan serta menggunakan pendekatan scientific.
a. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Problem Based Instruction atau dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan nama Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran
yang menekankan pada interaksi antara stimulus dengan respons,
merupakan hubungan antara dua buah arah belajar dan lingkungan.
Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa masalah, sedangkan
sistem saraf otak berfungsi menafsirkan masukan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, dan dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari
lingkungan akan menjadi bahan dan materi guna memeroleh pengertian serta
dapat dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya (Dewey dalam Trianto
2009:67).
Problem Based Instruction menurutArends (dalam Trianto 2009:68)
suatu model pembelajaran yang mengerjakan siswa permasalahan yang
otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri, berketerampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Problem Based Instruction
menurut Ratumanan (dalam Trianto 2009:68), merupakan model yang
efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang kondisi
sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan
dasar maupun kompleks. Peran guru dalam model Problem Based
Instruction adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,
memfalisitasi penyelidikan, dialog, dan mengembangkan lingkungan kelas
yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis

10
besar Problem Based Instruction menyajikan kepada siswa situasi masalah
yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada
mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran PBI
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1: memberikan orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
tentang permasalahan menjelaskan berbagai kebutuhan logistik,
kepada peserta didik dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2: mengorganisasi Guru membantu peserta didik
peserta didik untuk meneliti mengidentifikasi dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar terkait dengan
permasalahannya.
Fase 3: membantu investigasi Guru mendorong peserta didik untuk
kelompok mendapatkan informasi yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari
penjelasan dan solusi.
Fase 4: mengembangkan dan Guru membantu peserta didik dalam
menyajikan hasil karya merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai, seperti laporan, rekaman, video,
dan lain-lain.
Fase 5: menganalisis dan Guru membantu peserta didik melakukan
mengevaluasi proses refleksi terhadap investigasinya dan
mengatasi masalah proses-proses yang mereka gunakan.
(Suprijono 2009:73).

Pada fase pertama hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan

pembelajaran bukanlah untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi

untuk menginvestigasi berbagai masalah dengan belajar mandiri. Permasalahan

atau pertanyaan yang diinvestigasi bersifat kompleks dan tidak memiliki jawaban

yang mutlak; pada fase kedua, guru diharuskan untuk mengembangkan

11
keterampilan kolaborasi di antara siswa dan membantu mereka untuk

menginvestigasi dalam memecahkan masalah secara bersama-sama. Pada tahap

ini pula guru diharuskan membantu siswa merencanakan tugas investigasi dan

pelaporannya; pada fase ketiga, guru membantu siswa menentukan metode

investigasi. Penentuan tersebut didasarkan pada sifat masalah yang hendak dicari

solusinya; pada fase keempat, penyelidikan diikuti dengan pembuatan hasil karya.

Hasil karya dapat berupa laporan tertulis yang kemudian disajikan; pada fase

kelima, tugas guru adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses

berpikir mereka serta keterampilan yang mereka gunakan dalam penyelidikan.

Tabel 2. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Model


Pembelajaran PBI
No Kegiatan Waktu Teknik

1. KEGIATAN AWAL 10 menit


 Guru mengondisikan siswa untuk
menerima pembelajaran
 Guru melakukan apersepsi terhadap
siswa
 Guru menyampaiakan materi yang akan
dipelajari Simak Dengar
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan dikaitan
kehidupan siswa
 Guru menyampaikan pokok-pokok Simak Dengar
materi
 Guru menyampaikan kerangka acuan
kegiatan pembelajaran

2. KEGIATAN INTI
 Guru membentuk kelompok kerja yang 70 Menit Simak Tulis
terdiri atas 4-5 orang
Fase 1: memberikan orientasi tentang
permasalahan kepada peserta didik.
Pada fase peertama hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah tujuan pembelajaran
bukanlah untuk mempelajari sejumlah besar

12
informasi baru tetapi untuk menginvestigasi
berbagai masalah dengan belajar mandiri.
Permasalahan atau pertanyaan yang Pemodelan
diinvestigasi bersifat kompleks dan tidak
memiliki jawaban yang mutlak dari guru.
 Siswa berdiskusi menyelidiki dan
mengembangkan masalah konteks dunia
nyata yang sedang terjadi
 Siswa membaca dan mencermati teks
Mengamati (Observing)
Fase 2: mengorganisasikan peserta didik
untuk meneliti Inkuiri

Pada fase kedua, guru diharuskan membantu


siswa dalam mengidentifikasi permasalahan.
 Siswa mencermati teks
 Siswa mengidentifikasi informasi yang
telah diperoleh
 Siswa diminta pendapatnya terkait hasil
identifikasinya untuk merumuskan
struktur dan kaidah teks (Menanya)
Inkuiri
Fase 3 : membantu investigasi mendiri
dan kelompok
Pada fase ketiga, guru membantu siswa
menentukan metode investigasi. Penentuan
tersebut didasarkan pada sifat masalah yang
hendak dicari solusinya.
 Siswa diarahkan untuk bekerja sama
untuk merumuskan pengertian teks,
dalam proses ini guru mempersilakan Tanya jawab
siswa untuk mencari referensi melalui Diskusi
koran, majalah, atau sosial media
 Siswa berdiskusi untuk menentukan
kaidah teks dan isi teks yang telah
diamati
(Mengumpulkan Informasi)
Fase 4: mengembangkan dan menyajikan
hasil karya. Berdiskusi

Pada fase keempat, penyelidikan diikuti Simak dengar


dengan hasil karya. Hasil karya dapat
berupa laporan tertulis yaitu teks.
 Siswa secara berkelompok membuat

13
susunan struktur teks Simak Tulis
 Siswa rumusan kaidah teks dan isi yang
telah didiskusikan (Mengasosiasi/ Simak Dengar
Menalar)
Fase 5: menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah. Tanya Jawab
Pada fase kelima, tugas guru adalah Berdiskusi
membantu siswa menganalisis dan
mengevaluasi proses berpikir mereka serta Tanya Jawab
keterampilan yang mereka gunakan dalam
penyelidikan.Siswa memaparkan hasil Berdiskusi
diskusi
 Siswa saling memberi tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok lain.
(Mengomunikasikan/Membuat
Jejaring)
3. Kegiatan penutup

 Siswa bersama guru menyimpulkan 10 Menit Diskusi


pembelajaran
 Guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan Tanya jawab
 Guru melakukan evaluasi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
 Siswa mencatat informasi tugas Siswa Penugasan
memimpin berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar

b. Model Pembelajaran Sinektik


Model Pembelajaran sinektik model baru yang menarik untuk
perkembangan kreativitas yang dipelopori oleh Willian J.J Gordon. Awalnya
Gordon menggunakan prosedur-prosedur sinektiks untuk mengembangkan
(kelompok-kelompok kreativitas) dalam organisasi industri. Beberapa tahun
belakangan ini Gordon mengadaptasi sinektiks untuk digunakan pada anak-anak
sekolah dan material-material yang banyak memuat aktivitas-aktivitas sinektik
yang sekarang dipublikasikan. Gordon (dalam Joyce dkk. 2011:168) berpendapat
bahwa sinektiks didasari pada empat ide yang menantang pandangan
konvensional tentang kreatifitas, yaitu:

14
1) kreativitas itu penting bagi kehidupan sehari-hari bukan kegiatan yang luar
biasa seperti seni, musik, dan penemuan baru
2) kreativitas berlangsung pemecahan masalah, ekspresi - kreatif, empati, insight
dalam hubungan sosial
3) proses kreativitas bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, malainkan dapat
dipelajari dan dimanfaatkan dalam kehidupan sekarang maupun yang akan
datang
4) kreativitas tercipta disegala bidang dan menunjukkan adanya hubungan yang
erat dengan sains dan seni
5) peningkatan berpikir kreatif individu dan kelompok sama melalui ide-ide dan
produk di berbagai hal
Gordon (dalam Joyce dkk. 2011) menyebutkan bahwa hubungan
kreativitas dengan proses sinektiks dapat memunculkan proses kreatif menuju
kesadaran dan mengembangkan secara nyata kapasitas terhadap individu dan
kelompok. Selain itu, kreativitas merupakan pola pengembangan mental yang
baru. Komponen emosional lebih penting daripada kemampuan intelektual.
Banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual; jika yang
dibantu dengan yang irrasional dan emosional akan membangkitkan ide-ide segar.
Gordon (dalam Joyce dkk. 2011:170) mengemukakan bahwa sinektiks berarti
menghubungkan atau menyambung. Oleh karena itu, model pembelajaran ini
merupakan upaya pemahaman menulis melalui proses metaforik dan analogi yang
menekankan keaktifan dan kreativitas siswa.
Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Sinektik
Tahap pertama Tahap kedua “Analogi langsung” (1)
Mendeskripsikan kondisi saat ini Siswa mengemukakan analogi
Guru meminta siswa mendeskripsikan langsung salah satu diseleksi,
situasi atau topik yang mereka lihat saat dikembangkan.
ini.
Tahap ketiga“Analogi personal” Tahap keempat“Konflik yang
dipadatkan”
Para siswa “menjadi” analogi yang telah Berdasarkan fase kedua dan fase ketiga
mereka seleksi di fase kedua (analogi siswa mengemukakan konflik

15
personal). (pertentangan) dan dipilih salah satu
untuk diangkat menjadi topik (tahap
penekanan konflik).
Tahap kelima“Analogi langsung”(2) Tahap keenam“Meninjau tugas yang
seharusnya”
Siswa mengembangkan dan menyeleksi Guru meminta siswa meninjau kembali
analogi langsung yang lain berdasar tugas dan masalah yang sebenarnya
konflik pada tahap keempat. menggunakan analogi pemecahan
terakhir sehingga masuk sebagai
pengalaman sinektik.

Berikut ini yang disajikan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran


bahasa Indonesia di kelas dengan model pembelajaran sinektik yang dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Model
Pembelajaran Sinektik
No Kegiatan Waktu Teknik

1. KEGIATAN AWAL 10 menit

 Guru mengondisikan siswa untuk menerima


pembelajaran
 Guru melakukan apersepsi terhadap siswa
 Guru menyampaiakan materi yang akan
dipelajari
Simak Dengar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan dikaitan kehidupan siswa
 Guru menyampaikan pokok-pokok materi
Simak Dengar
 Guru menyampaikan kerangka acuan
kegiatan pembelajaran teks

2. KEGIATAN INTI 70 Menit

16
 Guru menginstruksikan siswa bekerja Simak Tulis
secara berkelompok terdiri atas 4-5 orang
a. Tahap Pertama: Mendeskripsikan
kondisi saat ini

Pada tahap pertama ini tujuan pembelajaran


yang perlu ditekankan adalah untuk
membangkitkan kreativitas siswa dalam
memproduksi teks dengan cara: Pemodelan
 Siswa mengamati keadaan di sekitarnya
dan mendeskripsikannya (misalnya
konflik sosial, kebijakan publik, dan Inkuiri
permasalahan pemerintah) secara
berkelompok.
 Siswa membaca dan mencermati teks. Simak Lihat
(Mengamati)
b) Tahap Kedua : analogi langsung

Pada tahap kedua ini guru membimbing siswa


untuk mengemukakan beberapa pengandaian/
analogi atas situasi atau keadaan yang telah
mereka pilih dan mereka amati.
Tanya jawab
 Siswa mengidentifikasi informasi yang
telah diperoleh dari teks yang telah
dibaca dan memilih salah satu analogi
 Siswa diminta pendapatnya terkait
dengan struktur dan kaidah teks yang
terdapat pada teks. Berdiskusi
(Menanya)

c) Tahap Ketiga : analogi personal

Pada tahap ketiga, saat ini guru membimbing


siswa untuk menjadi analogi yang telah

17
mereka pilih pada tahap ke dua.

 Siswa berdiskusi mengenai kaidah teks


dan isi yang terdapat dalam teks.
(Mengumpulkan Informasi)
d) Tahap Keempat : konflik yang Simak dengar
dipadatkan
Pada tahap keempat ini, berdasarkan tahap ke
dua dan tahap ketiga tersebut,

 Siswa berdiskusi untuk mmengemukakan Simak Dengar


beberapa konflik/pertentangan dan memilih
Berdiskusi
salah satu untuk memahami teks. Tahap ini
siswa menentukan struktur dan kaidah teks.

Tahap Kelima : Analogi Langsung (2)

Pada tahap kelima Simak Dengar

 Siswa mengemukakan analogi langsung


berdasarkan konflik yang telah dipilih pada
tahap keempat tersebut. Ini merupakan tahap
anti klimaks atau reaksi dari teks. Berdiskusi
(Mengasosiasi/ Menalar)
e) Tahap Keenam : Meninjau tugas yang
seharusnya
 Siswa memaparkan hasil memahami teks
Simak Lihat
 Siswa saling memberi tanggapan terhadap
hasil presentasi teman lain. Berdiskusi

(Mengomunikasikan/Membuat Jejaring)
3. Kegiatan penutup 10 Menit

 Siswa bersama guru menyimpulkan Diskusi


pembelajaran
 Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan

18
yang sudah dilaksanakan Tanya jawab
 Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
 Siswa mencatat informasi tugas
 Siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri Penugasan
pembelajaran menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar

3. Media Pendukung Dalam Proses Pembelajaran


Salah satu media pendukung dalam proses pembelajaran yaitu dengan
menggunakan media. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat
diperlukan. Adapun media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
membantu proses pembelajaran bahasa Indonesia yaitu media Meme komik,
media power point, dan media LKS terbimbing, dll.
Adapun manfaat dari penggunaan media tersebut yaitu akan lebih
menarik perhatian siswa, membantu guru untuk mempercepat pemahaman
siswa dalam proses pembelajaran, memperjelas penyajian pesan agar tidak
hanya bersifat verbal, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif,
menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi
siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar, serta
meningkatkan keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Melaksanakan Evaluasi / Assessment
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau mengukur sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa. Evaluasi di awal kegiatan pembelajaran dapat diterapkan guru untuk
mencari tahu sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi-materi
sebelumnya dan/atau materi yang terkait dengan materi yang akan diajarkan.
Evaluasi di akhir kegiatan pembelajaran dapat diterapkan guru untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah
disampaikan, selain itu dengan melakukan evaluasi pada akhir proses
pembelajaran dapat meningkatkan keantusiasan/perhatian siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar.

19
Adapun tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran yaitu :
1. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu proses
pembelajaran.
2. Sebagai feedback/umpan balik bagi guru untuk pertimbangan perlu
atau tidaknya diadakan remidial.
3. Menyesuaikan proses pembelajaran agar lebih sesuai dengan kondisi
siswa
4. Menentukan hasil belajar siswa berupa angka yang selanjutnya akan
menjadi laporan kepada orang tua siswa (rapor) dan menjadikan acuan
penentu apakah siswa naik kelas atau tidak.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Pelaksanaan Kegiatan PPL-Real
Pelaksanaan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja, diawali
dengan penyerahan mahasiswa PPL-Real kepada pihak sekolah oleh ketua LPPL,
tepatnya pada tanggal 2 Juli 2018 secara simbolis di Gedung Auditorium
Universitas Pendidikan Ganesha. Dari kegiatan penyerahan tersebut, secara resmi
mahasiswa PPL-Real diterima oleh pihak sekolah untuk dapat melaksanakan
tugas yang berkaitan dengan program pengalaman lapangan. PPL-Real ini
dilaksanakan selama kurang lebih selama 4 bulan, yang dimulai dari tanggal 2 Juli
2018 sampai dengan 31 Oktober 2018.
Setelah acara penyerahan pada tanggal 2 Juli 2018 tersebut, kami segera
melaksanakan pemilihan Koordinator Sekolah (Korsek), sekretaris, dan bendahara
melalui musyawarah mufakat dengan semua mahasiswa PPL-Real di SMA Negeri
1 Singaraja.
Adapun kesepakatan dari musyawarah tersebut adalah sebagai berikut:
- I Komang Juni Antara sebagai Koordinator Sekolah
- Nofi Puji Lestari sebagai Sekretaris
- Kadek Dwipayani P. sebagai Bendahara
Hal ini dilakukan untuk mempermudah koordinasi antar mahasiswa PPL-
Real dan antar mahasiswa PPL dan pihak sekolah.

20
Mahasiswa PPL-Real mulai terjun ke sekolah pada hari Senin, 9 Juli 2018
dan langsung diterima secara resmi oleh pihak sekolah. Pada hari pertama di
sekolah, kami (Mahasiswa PPL-Real) diterima oleh Kepala Sekolah SMA Negeri
1 Singaraja dan asisten bidang akademik berkumpul di ruang kepala sekolah SMA
Negeri 1 Singaraja. Mahasiswa PPL-Real dikumpulkan untuk menerima
pengarahan berkaitan dengan:
1) Aturan berpakaian selama melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 1
Singaraja.
2) Peraturan dan kondisi sekolah secara umum, seperti jam pelajaran, ruang
kelas, jumlah tenaga pendidik dan pegawai.
3) Pembahasan mengenai guru pamong
4) Pembahasan mengenai ekstrakurikuler.
Dalam melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 1 Singaraja, penulis
dibimbing oleh seorang guru pamong dari sekolah latihan dan seorang dosen
pembimbing dari jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan
Ganesha.
Nama Guru Pamong : Drs. Nengah Suyasa
NIP. :
Nama Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Sutama, M.Pd
NIP. : 196004241986031002
Adapun jadwal mengajar selama penulis melaksanakan PPL–Real di SMA
Negeri 1 Singaraja dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Jadwal Mengajar Mahasiswa PPL-Real
Hari/Kelas
Jam ke- Waktu
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

0 06.30-07.30

1 07.30-08.15 XI MIPA 5 XI MIPA 4

2 08.15-09.00 XI MIPA 5 XI MIPA 4

3 09.00-09.45 XI MIPA 3

21
ISTIRAHAT

4 10.05-10.50 XI MIPA 3 XI MIPA 5

5 10.50-11.35 XI MIPA 4 XI MIPA 5

6 11.35-12.20 XI MIPA 4

ISTIRAHAT

7 12.40-13.25

8 13.25-14.10

ISTIRAHAT

9 14.30-15.15 XI MIPA 3

10 15.15-16.00 XI MIPA 3

Setelah penerimaan , penulis melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi


awal di SMA Negeri 1 Singaraja. Adapun kegiatan yang penulis lakukan pada
kegiatan observasi awal yaitu menyusun dan membimbingkan program kegiatan
PPL-Real, mengamati fasilitas sekolah, mengamati keadaan guru dan siswa,
mengamati fasilitas pendukung pembelajaran (ruang kelas, laboratorium, ruang
komputer, perpustakaan dan lapangan), mengenal dan berlatih membuat persiapan
mengajar dan administrasi. Selain itu, sebelum memasuki kegiatan pelatihan
mengajar terbimbing dan mandiri, mahasiswa diwajibkan untuk mengamati
minimal 3 guru model dengan mata pelajaran yang berbeda agar mahasiswa
mendapatkan gambaran dalam mempersiapkan diri sebelum melaksanakan
pelatihan mengajar terbimbing dan mandiri. Adapun ketentuan untuk guru model
adalah satu guru model dengan mata pelajaran yang diampu sama dengan jurusan
mahasiswa yaitu Bahasa Indonesia, serta dua guru model dengan mata pelajaran
yang berbeda dengan jurusan mahasiswa. Adapun guru yang menjadi guru model
untuk penulis amatai adalah sebagai berikut.
Guru Model 1

22
Nama Guru : Drs. Nengah Suyasa
Kelas : XI MIPA 3
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menyusun Teks Prosedur
Jam Pelajaran : 12.55 – 14.25 WITA
Tanggal : 19 Juli 2018
Guru Model 2
Nama Guru :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Materi :
Jam Pelajaran : 10.20 – 11.50 WITA
Tanggal :
Guru Model 3
Nama Guru :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Materi :
Jam Pelajaran : 12.55 – 14.25 WITA
Tanggal :
Adapun kegiatan pembelajaran secara umum yang penulis amati dari ketiga
guru model adalah sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Saat guru memasuki kelas, siswa mengucapkan salam. Guru
melakukan presensi kepada siswa. Setelah itu, guru menanyakan materi
pada pertemuan sebelumnya yang berhubungan dengan materi yang akan
dipelajari siswa selanjutnya. Kemudian guru memberikan apersepsi
menghubungkan pemahaman siswa dengan materi yang akan dipelajari
selanjutnya. Kegiatan ini berlangsung sekitar 15 menit.
b. Inti
Guru meminta siswa untuk membuka buku pelajaran dan LKS
bersama-sama mengamati materi pelajaran. Guru menjabarkan pokok

23
materi kemudian menyuruh siswa untuk membaca dan memahami sejenak
agar siswa memiliki kemandirian dalam belajar. Setelah itu, guru
memberikan kesempatan pada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-
soal latihan dengan berdiskusi bersama teman-temannya. Siswa ditunjuk
acak oleh guru untuk mengerjakan soal-soal latihan di papan tulis,
sementara guru ikut memberikan arahan maupun bimbingan untuk
mengkonfirmasi jawaban yang telah dibuat oleh siswa tersebut.
Penulis juga menemukan pada kegiatan inti pembelajaran oleh guru
model yaitu siswa melaksanakan presentasi tugas praktek yang telah
dikerjakan sebelumnya. Guru meminta siswa yang lain untuk bertanya
maupun menanggapi jalannya presentasi tersebut. Beberapa siswa ada
yang menjawab, guru kemudian memberikan reinforcement berupa
penghargaan kepada siswa yang menjawab. Hal ini agar siswa memiliki
mental dan motivasi tinggi saat belajar. Setelah siswa menjawab,
kemudian guru akan mengkonfirmasi jawaban siswa dan memberikan
pengertian yang benar tentang materi.
c. Penutup
Pada kegiatan penutup, ada kegiatan refleksi dimana siswa diajak
untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari agar memiliki
pemahaman yang pasti mengenai materi. Kemudian, guru memberikan
tugas kepada siswa. Sebagai penutup pembelajaran, guru bersama-sama
dengan siswa mengucapkan salam penutup.

2.2.2 Hasil Temuan


2.2.2.1 Latihan Mengajar Terbimbing
Setelah mahasiswa praktikan melakukan observasi dan orientasi
awal di SMA Negeri 1 Singaraja, mahasiswa melaksanakan pelatihan
mengajar terbimbing. Pelatihan mengajar terbimbing dilaksanakan selama 4
minggu. Kelas yang menjadi tempat mahasiswa (penulis) latihan mengajar
terbimbing adalah di kelas XI MIPA 3 yang telah disepakati bersama
dengan guru pamong. Pelaksanaan pelatihan mengajar terbimbing
direncanakan pada tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan tanggal 30 Juli

24
2018. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa sudah diperbolehkan oleh guru
pamong mengajar mandiri pada minggu ketiga kegiatan latihan mengajar
terbimbing. Namun, guru pamong tetap ikut mengontrol dan mengawasi
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan.
Sebagai proses persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran,
penulis mempersiapkan administrasi keguruan seperti merancang Analisis
Waktu Efektif, Program Tahunan (Prota), Program Semester (Promes), dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir). Selain itu, penulis
mengkonsultasikan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
bersama guru pamong baik itu berupa RPP, LKS, maupun materi
pembelajaran. Selama latihan terbimbing, guru pamong senantiasa
memantau pembelajaran di kelas dengan ikut serta duduk di kelas saat
penulis melakukan latihan mengajar terbimbing.
Secara rutin setelah pengajaran terbimbing dilaksanakan, penulis
meminta evaluasi dari guru pamong dan menyampaikan masalah-masalah
apa yang diperoleh selama mengajar, serta memberikan form penilaian
berupa APKCG yang tujuannya untuk peningkatan pelaksanaan penulis
mengajar dikelas. Guru pamong memberikan saran kepada penulis, baik dari
segi pembagian indikator, pengelolaan kelas, penggunaan alat yang
diperlukan dalam mengajar, kerapian berpakaian, ketepatan waktu,
penilaian, cara mengenal karakteristik siswa, cara menghadapi siswa yang
nakal, pemberian penguatan dan banyak hal lainnya yang bisa menjadi
acuan pembelajaran berikutnya agar lebih baik lagi, guru pamong selalu
mengingatkan tentang penyampaian materi di kelas agar memperhatikan
perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan baik dan
semua indikator dapat tercapai dengan maksimal. Dengan demikian,
mahasiswa praktikan akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada
pada dirinya selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2.2.2.2 Latihan Mengajar Mandiri


Setelah mahasiswa praktikan melakukan latihan mengajar secara
terbimbing, mahasiswa melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri.

25
Pelatihan mengajar secara mandiri ini direncanakan untuk dilaksanakan
dimulai pada tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 30 Juli 2018. Pelaksanaan
kegiatan mengajar mandiri dilaksanakan di kelas XI MIPA 4 sampai tanggal
5 Oktober 2018. Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan mengajar mandiri pada
tanggal 5 Oktober 2018 dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 berdasarkan
kesepakatan bersama dengan guru pamong.
Dalam pelatihan mengajar mandiri ini memiliki tahap yang hampir
sama dengan kegiatan mengajar terbimbing. Perbedaannya terletak pada
partisipasi kehadiran guru pamong dalam mengawasi mahasiswa praktikan
mengajar di kelas. Dalam latihan mengajar mandiri mahasiswa diberikan
kesempatan dan kepercayaan oleh guru pamong untuk membuat persiapan
mengajar sendiri, menentukan pengelolaan kelas, dan evaluasi. Namun,
mahasiswa praktikan tetap berkonsultasi dengan guru pamong terkait
dengan RPP dan materi ajar yang akan diberikan. Guru pamong tetap
mengawasi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
namun peranan guru pamong disini hanya sebagai penilai saat mahasiswa
mengajar di kelas. Selama pelaksanaan pelatihan mengajar mandiri,
mahasiswa banyak menerima kritik dan saran yang membangun dari guru
pamong, dosen pembimbing dan peserta didik.

2.2.2.3 Kegiatan Non Mengajar


Selain kegiatan mengajar, mahasiswa PPL juga melakukan
kegiatan non mengajar antara lain sebagai berikut.
1. Interaksi Sosial
Selama mahasiswa melakukan PPL-Real tentunya mahasiswa
menjalin interaksi sosial dengan kepala sekolah, para wakasek, guru
pamong, dewan guru, staf pegawai dan siswa-siswi di SMA Negeri 1
Singaraja. Interaksi sosial yang dilakukan memberikan beberapa
informasi mengenai karakter kepala sekolah, para wakasek, dewan guru,
staf pegawai dan semua warga sekolah. Interaksi sosial inilah yang
menjadi tonggak dasar untuk memperoleh pengalaman mengajar di
lapangan.

26
2. Kegiatan Upacara Bendera dan Sembahyang Purnama/Tilem
Upacara Bendera dilaksanakan setiap hari Senin. Upacara
pengibaran bendera dilaksanakan Senin pagi hari pukul 07.00 WITA.
Selain itu, mahasiswa juga mengikuti kegiatan persembahyangan
Purnama/Tilem di Padmasana SMA Negeri 1 Singaraja bersama dengan
warga sekolah.
3. Kegiatan Literasi di SMA Negeri 1 Singaraja
Kegiatan literasi di SMA Negeri 1 Singaraja berlangsung setiap hari
Selasa sampai dengan hari Kamis dimulai pada pukul 07.00-07.30
WITA. Kegiatan literasi diikuti oleh seluruh warga sekolah di lapangan
hijau SMA Negeri 1 Singaraja. Seluruh warga sekolah diwajibkan
membawa sebuah buku bacaan yang akan dibaca selama kurang lebih 15
menit dan akan ditunjuk secara bergilir dengan tiga orang perwakilan
yang salah satunya adalah perwakilan dari mahasiswa PPL-Real.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan maanfaat kepada seluruh
warga sekolah khususnya dapat melatih keterampilan siswa dalam
mengumpulkan informasi, mengolah informasi, menggorganisasikan
informasi, menggunakan informasi dan mengomunikasikan informasi.
4. Membina dan Mendampingi Ekstrakurikuler
Mahasiswa PPL-Real sebagai calon guru juga ikut serta dalam
membina kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Singaraja. Penulis
memilih untuk mendampingi ekstrakurikuler jurnalistik Mekar.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik serentak dilaksanakan
dengan ekstrakurikuler lainnya yaitu setiap hari Jumat dimulai pukul
15.00 WITA-16.30 WITA. Setelah selesai melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler, seluruh warga sekolah melakukan kegiatan olahraga
yang biasa diadakan yaitu jalan santai dan senam sehat.
5. Memperingati HUT SMA Negeri 1 Singaraja
Dalam memperingati HUT SMA Negeri 1 Singaraja dilaksanakan
kegiatan tengah semester I yang diisi dengan perayaan HUT SMA Negeri

27
1 Singaraja pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 1 November 2018.
Puncak pelaksanaan HUT SMA Negeri 1 Singaraja dilaksanakan pada
tanggal 1 Novermber 2018. Sebagai mahasiswa PPL-Real SMA Negeri 1
Singaraja, mahasiswa ikut membantu maupun berpartisipasi dalam
mempersiapkan lomba-lomba yang akan diselenggarakan oleh pihak
sekolah.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan pada BAB II, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Temuan permasalahan yang diamati oleh penulis/mahasiswa praktikan
selama melakukan praktik mengajar di SMA Negeri 1 Singaraja secara
umum menyangkut sikap dan minat siswa, kemampuan siswa dalam
menyerap materi, dan karakter setiap siswa sebagai individu yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lainnya. Adapun solusi yang ditawarkan oleh
penulis sebagai mahasiswa praktikan adalah dengan menerapkan model
pembelajaran PBI dan sinektik dengan metode diskusi kelompok, tanya
jawab dan penugasan dengan harapan dapat meningkatkan ketertarikan
siswa dalam belajar dan mengadakan variasi dalam pembelajaran.
2. Kegiatan PPL-Real sangat tepat dilaksanakan untuk mengaplikasikan
berbagai ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah sebagai latihan dalam
pembentukan tenaga guru yang profesional. Dalam kegiatan PPL-Real ini
mahasiswa PPL-Real benar-benar merasakan dan bertindak sebagai seorang
guru, sehingga segala tugas guru yang berhubungan dengan kegiatan
mengajar dan non mengajar menjadi tugas mahasiswa PPL-Real itu sendiri.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran seorang guru harus membuat
persiapan seperti program tahunan, program semester, RPP, dan media yang
diperlukan. Selain itu diperlukan juga penguasaan materi dan pengelolaan
kelas yang baik di samping itu manajemen waktu, pengelolaan kelas, serta
pendekatan terhadap siswa juga sangat diperlukan.
3.2 Saran
Melihat situasi dan kondisi serta pengalaman yang didapat selama PPL,
penulis dapat menyarankan beberapa hal yang tiada lain bertujuan untuk
meningkatkan hasil dan mutu proses pelaksanaan PPL-Real di SMA Negeri 1
Singaraja, yaitu sebagai berikut.

29
1. Mahasiswa diharapkan memahami karakterisktik peserta didik dan tidak
menyamakan karakteristik siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik
memiliki karakteristiknya masing-masing sebagai seorang individu.
2. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu model pembelajaran PBI maupun sinektik dan dalam
proses pembelajaran menggunakan media-media yang inovatif dan kreatif
agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar bahasa Indonesia.
3. Untuk dapat meningkatkan mutu pelaksanaan PPL-Real di masa yang akan
datang, penulis menyarankan agar diadakan evaluasi hasil pelaksanaan
PPL-Real yang telah dilaksanakan, sehingga dengan adanya evaluasi
tersebut mahasiswa dapat betul-betul menyalurkan ilmu yang
didapatkannya di bangku kuliah kepada siswa-siswi didikannya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta : Dirjen Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Diknas.

Joyce, Bruce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching:
Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marhaeni, dkk. 2016. Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Singaraja : LPPL Undiksha.

Merdhana, I Nyoman. 2007. Petunjuk Praktis PPL-Real Universitas Pendidikan


Ganesha. LPPL IKIP Negeri Singaraja (tidak diterbitkan).

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Konstruktivistik. Jakarta : Perstasi Pustaka.

Trianto. 2007. Model- Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai