DI SMA N 2 BANJAR
PADA SEMESTER GANJIL 2019/2020
NIM : 1613021045
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir PPL-Real
di SMA Negeri 2 Banjar pada Semester Ganjil 2019/2020 ini tepat pada waktunya dan
sesuai dengan yang diharapkan. Penulisan laporan ini merupakan persyaratan wajib setelah
melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan secara Real (PPL-Real).
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak terlepas dari usaha bersama
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak berikut.
1. Ketua LP3M UNDIKSHA beserta staf selaku penyelenggara PPL-Real UNDIKSHA
yang telah memberikan informasi dan pengarahan kepada mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan PPL-Real.
2. I Gede Damar, S.Pd., M.Ag selaku Kepala SMA Negeri 2 Banjar, yang telah berkenan
menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba begitu banyak
ilmu, pengetahuan, dan pengalaman di sekolah yang dipimpin
3. Drs Iwan Suswandi, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan
sepenuh hati membimbing penulis dalam melaksanakan PPL-Real. Tanpa bimbingan
dan arahan Bapak, tentu penulis tidak dapat melaksanakan PPL-Real dengan baik.
4. I Wayan Bhaktiyasa, S.Pd.,M.Pd, selaku guru pamong bagi penulis selama
melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar yang telah memberikan arahan dan
bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Terima kasih atas motivasi, arahan,
kerja keras, kesabaran, dan kesungguhan Bapak dalam membimbing penulis.
5. Wakasek, seluruh staf dewan guru, dan pegawai SMA Negeri 2 Banjar yang telah
dengan tulus ikhlas membantu penulis dalam mengumpulkan dan menggali informasi
penting selama pelaksanaan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar.
6. Seluruh siswa SMA Negeri 2 Banjar yang memberikan banyak pengalaman dan kesan
berharga selama penulis melaksanakan PPL-Real.
7. Rekan-rekan PPL-Real SMA Negeri 2 Banjar yang memberikan semangat dan
dukungan selama melaksanakan PPL-Real.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang juga telah memberikan
bantuan dalam penyusunan laporan ini.
ii
Penulis menyadari bahwa keterbatasan penulis menyebabkan laporan ini memiliki
beberapa kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Penulis
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pada
Hari : Jumat
Tanggal : 27 September 2019
Dosen Pembimbing,
Guru Pamong,
iv
PERNYATAAN
v
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viiI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
kepribadian diri yang baik. Berbagai karakter dan kepribadian baik yang dimiliki
seorang guru tentunya akan menjadi teladan bagi peserta didik sehingga guru
senantiasa harus menunjukan karakter yang patut untuk dicontoh oleh peseta
didiknya.
Perguruan tinggi sebagai pencetak calon tenaga pendidik diarapkan
mampu menciptakan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi yang mumpuni
dalam bidangnya dan juga memiliki keterampilan diluar bidangnya. Keterampilan
yang diharapkan dimiliki oleh seorang guru yaitu keterampilan alam pengelolaan
kelas agar proses belajar mengajar mampu berjalan dengan menyenangkan dan
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru juga harus menunjukan sikap sosial
yang baik terhadap lingkungan sekitar. Sehingga sangat penting utuk diingat
tenaga pendidik harus memiliki jiwa dan kemauan yang tinggi dalam
mengabdikan dirinya terhadap profesinya. Dalam rangka mempersiapkan calon
tenaga pendidik yang kompeten, Perguruan Tinggi mempersiapkan program
latihan mengajar untuk mengembangkan kemampuan seorang calon tenaga
pendidik dalam mengajar dan mengolah kelas. Salah satu perguruan tinggi
pencetak tenaga pendidik adalah Universitas Pendidikan Ganesha. Undiksha
sebagai salah satu perguruan tinggi pendidikan memiliki program latihan bagi
calon tenaga pendidik yang disebut dengan Program Pengalaman Lapangan Real
(PPL-Real). PPL- Real ini bertujuan untuk mengenalkan dan juga melatih calon
tenaga pendidik secara langsung bagaimana proses penyusunan administrasi
mengajar, mengajar dan juga mengelola kelas. Program ini dirasa sangat penting
dalam pembentukan kompetensi dan profesionalisme calon tenaga pendidik. PPL-
Real ini dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan di sekolah yang sudah dipilih
oleh calon tenaga pendidik.
Melalui kegiatan PPL-Real yang dilaksanakan oleh Undiksha diharapkan
mahasiswa calon tenaga pendidik memiliki 4 kompetensi pendidik yang menjadi
fondasi untama dalam rangka menjadi guru yang profesional. Empat kompetensi
dasar yang wajib dimiliki adalah kompetensi pedagogik yaitu kompetensi yang
berkaitan dengan pengelolaaan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara utuh untuk
memperoleh hasil yang optimal, kompetensi profesional yaitu penguasaan
pemahaman tentang bidang keilmuan yang menjadi pilihannya, bidang pendidikan
3
dan pembelajaran serta bidang lain yang mendukung keahlian calon guru,
kompetensi personal yaitu berhubungan dengan sikap kepribadian, minat dan
disiplin diri dalam mengemban tugas dan tanggung jawan sesuai dengan etika
seorang guru, kompetensi sosial yaitu kemampuan untuk membina lingkungan
atau hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekolah maupun masyarakat
luas.
Berdasarkan empat kompetensi tersebut dapat diketahui bahwa guru harus
memiliki berbagai keterampilan bukan hanya semata mata terampil dalam
bidangnya saja. Guru sebagai pendidik diharapkan menjunjung tinggi
profesionalisme dalam mengajar dan mampu memisahkan urusan pribadi dan juga
urusan pekerjaan ketika sedang mengajar di kelas. Sikap profesionalisme ini
tentunya harus dibentuk sejak awal. Rasa profesionalisme ini tentunya akan
berimbas pada peserta didik, ketika seorang guru sudah mampu profesional maka
tentunya akan dapat mendidik dengan baik sehingga akan terbentuk peserta didik
yang memiliki karakter yang baik dan berkualitas guna untuk meningkatkan
kualitas hidup dari Bangsa dan juga kesejateraan Bangsa.
Dalam rangka berlatih untuk menjadi guru profesional, maka hal pertama
yang dilakukan adalah merealisasikan suatu tujuan pembelajaran. Adapun
tahapan-tahapan dalam mewujudkan tujuan pembelajaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan ini sangat memerlukan sifat kreatif
guru agar mampu membuat sebuah pembelajaran yang menarik untuk siswa.
Pengelolaan kelas yang baik menyebabkan siswa senang belajar. Dengan
demikian, siswa mampu mengerti materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Kemampuan mengelola kelas ini memang harus dimiliki setiap
calon pendidik agar siswa mampu menerima materi yang diajarkan dengan baik
tanpa adanya rasa terpaksa dan tertekan dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PPL-Real harus dilaporkan secara tertulis kepada
Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan kepada pihak lembaga penyelenggara
yang dalam hal ini adalah LPPPM. Laporan ini digunakan sebagai bentuk
akuntabilitas dan bahan pertimbangan dalam menentukan kelulusan mahasiswa
praktik.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipapakan diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagi berikut.
1.2.1 Apa saja temuan permasalahan dan solusi pembelajaran yang ditawarkan
di SMA N 2 Banjar?
1.2.2 Bagaimanakah solusi tawaran perbaikan pembelajaran untuk
permasalahan- permasalahan tersebut?
5
mengembangkan kemampuan dalam menganalisis pendektan yang
cocok digunakan dalam Proses Belajar Mengajar agar semua peserta
didik mampu menerima pelajaran dengan baik.
3) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL- Real dapat digunakan
sebagai modal dasar dalam mengembangkan sikap profesionalisme
dan kompetensi tenaga pendidik yang nantinya akan digunakan ketika
sudah benar- benar menjadi seorang guru di masa mendatang.
4) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real dapat digunakan
sebagai ajang pembentukan pengenalan lingkungan fisik dan sosial
sekolah tempat pelaksanaan kegiatan.
5) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real ini dapat digunakan
sebagai bekal dimasa depan agar mampu menjadi tenaga pendidik
yang dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Guru yang baik
adalah guru yang mampu mendidik dan memberikan teladan pada
peserta didik.
1.4.2 Bagi Sekolah Mitra (SMA Negeri 2 Banjar)
7
BAB II
8
Guru. Kurangnya pasrtisipasi dan keaktifan ini dipicu oleh rasa takut salah
peserta didik. Padahal dengan adanya keaktifan ini Guru menjadi tahu
dibagian sub materi mana siswa tersebut masih kurang.
9
yang mau belajar karena juga akan terganggu karena kondisi kelas yang
tidak mendukung proses pembelajaran.
10
Selain solusi diatas, penulis memberikan beberapa sousi yang dapat
diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran dalam kelas diantaranya sebagai
berikut.
2.1.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum dilaksanakan Proses pembelajaran di kelas, guru sebagai tenaga
pendidik berkewajiban untuk menyusun atau menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar pembelajaran dikelas dapat berjalan secara terencana
dan sistematis sehingga menjadi kondusif. RPP yang disusun harus sisteatis,
runtut, utuh dan menyeluruh dan disesuaikan dengan keadaan dan kemungkinan
yang terjadi dalam kelas sehingga RPP juga bersifat fleksibel. Sehingga, RPP
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya. Tanpa adanya RPP maka pembelajaran dikelas
menjadi tidak jelas arah dan tujuannya sehingga menjadi tidak efektif.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh mahasiswa
praktikan biasanya harus dibimbingkan dengan Guru Pamong dan juga Dosen
Pembimbing. RPP yang dibuat digunakan untuk satu kali pertemuan, RPP dibuat
per- KD. Materi standar yang dikembangkan atau dijadikan bahan kajian oleh
siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta
disesuaikan dengan keberadaan alatalat yang terdapat di Laboratorium sekolah,
megandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan dalam kelas. Dengan penyusunan RPP ini diharapkan guru menjadi
lebih siap dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar
enjadi lebih sistematis dan efektif. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) haruslah mencakup beberapa pokok bahasan yang memang penting
diantaranya:
A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Materi: dalam
penyusunan sebuah indicator harus disesuaikan dengan kompetensi dasar
yang tertera pada Kurikulum yang berlaku dan mengikuti pedoman
Taksonomi Bloom.
B. Tujuan Pembelajaran: pembuatan tujuan pembelajaran harus disesuaikan
dengan indikator pembelajaran dan harus mencakup proses atau cara
pencapaian tujuan
11
C. Materi Pembelajaran: dalam matri pembelajaran biasanya mencangkup
pengetahuan konseptual tentang materi tersebut, hukum atau prinsip yang
digunakan, materi pembelajaran yang dicari dalam buku-buku standar serta
pengetahuan prosedural.
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran: pendekatan, model dan
metode yang digunakan dalm RPP harus menyesuikan dengan keadaan siswa
dalam kelas dan materi yang diajarkan, mislanya jika melaksanakan kegiatan
praktikum bisa menggunakan model pembelajaran GI dengan pendekatan
saintifik dan metode eksperimen.
E. Media dan alat pembelajaran: dalam pemilihan media dan alat pembelajaran
harus sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.
F. Sumber Belajar: pemilihan sumber belajar harus menggunakan buku- buku
standar agar materi yang diajarkan sesuai dengan konsep dan tidak
mengalami miskonsepsi.
G. Langkah- langkah Pembelajaran: langkah- langkah pebelajaran harus
disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.
H. Penilaian dan Evaluasi: berisikan penilaian- penilaian yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran seperti penilaian kognitif, psikomotor dan sikap.
Guru memiliki untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistemtis agar
pembelajarn dikelas dapat berjalan teratur, interktif, kondusif dan efektif. RPP
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan (RPP Terlampir), sehingga membuat RPP merupakan salah satu
langkah yang sangat penting dilakukan oleh setiap guru karena RPP digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
13
akan bekerja sama, saling mendukung, dan memotivasi untuk menemukan konsep
dari materi yang dipelajari. Adapun tahapan atau sintaks dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini yaitu sebagai berikut (Sadia, 2014).
1. Tahap Penyajian Materi
Tahap ini diawali dengan penyampaian indikator pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dengan
tujuan utama mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah
dipelajari sehingga siswa dapat menghubungkannya dengan materi baru yang
akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan esensi konstruktivisme yaitu siswa
dapat mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilikinya sebelumnya.
2. Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, setiap peserta didik diberi lembar tugas yang berisikan materi
baru yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa berbagi tugas dan
saling emmabntu dalam penyelesaian tugas, sehingga semua anggota
kelompok memahami materi eplajaran dnegan baik, dan hasil kerja kelompok
dikumpulkan. Peran guru pada tahap ini adalah sebagai fasilitator dan
motivator pembelajaran.
3. Tahap tes dan kuis
Pada tahap ini guru memberi tes atau kuis kepada peserta didik secara
individu dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa
baik secara individual maupun secara kelompok. Tes atau kuis diberikan pada
setiap akhir proses pembelajaran. Skor yang dicapai siswa secara individu
digunakan dalam perhitungn perolehan skor kelompok.
4. Skor peningkatan individu
Skor peningkatakn individu dihitung berdasarkan skor awal. Skor awal dapat
digunakan skor tes pada materi sbelumnya atau berdasarkan hasil evaluasi
pada semester sebelumnya. Berdasarkan skor awal, setiap peserta didik
memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan terhadap skor
maksimal bagi kelompoknya.
5. Penghargaan kelompok
14
Tim atau kelompok akan memeproleh penghargaan yang penghargaannya
didasarkan atas skor rata- rata kelompok. Skor rata-rata kelompok dihitung
dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dibagi dengan jumlah
anggota kelompoknya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD maka peserta didik
mampu bekerja sama dalam kelompoknya dan bisa membangun struktur
kognitifnya sendiri. Peserta didik dapat lebih aktif falam pembelajaran dan kreatif
dalam memecahkan suatu permasalahan.
2.1.4 Pendekatan Saintifik
Pendekatan adalah cara memandang suatu permasalahan ataupun suatu
objek kajian tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara yang ditempuh
guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan siswa. Pendekatan yang dianjurkan pada Kurikulum 2013
edisi revisi adalah pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik
ini terdiri dari lima aspek utama antara lain sebagai berikut.
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan membaca, mendnegar, menyimak atau
melihat tanpa atau dengan menggunakan alat untuk mengidentifikasi hal-hal
yang ingin diketahui. Mengamati ini bisanya menggunakan indra seperi
melihat, mendengar dan berbicara
2. Menanya
Kegiatan menanya yang dimaksudkan adalah siswa mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak dipahami dalam pembelajaran maupun untuk
mendapatkan informasi tambahan dari apa yang diamati. Selain itu kegiatan
menanya dapat juga berupa Tanya- jawab dan diskusi dengan teman atau
guru.
3. Mencoba
Mencoba dan mengekplorasi dapat dilakukan dengan membaca sumber lain
dan buku teks, mengamati objek, kejadian dan aktivitas. Mencoba dapat
berupa kegiatan eksperimen, kegiatan mencoba ini berguna untuk
menemukan informasi terbaru dan juga menambah wawasan peserta didik.
Kegiatan mencoba dapat dilakukan siswa dengan atau tanpa bimbingan guru.
15
4. Mengasosiasi
Dalam kegiatan mengasosiasi siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan melalui kegiatan mengamati dan mencoba lalu mengolah
informasi yang telah diperoleh itu dengan cara menghubungkannya ke
fenomena alam sehingga terbentuk suatu pola informasi.
5. Mengkomunikasikan
Dalam kegiatan mengkomunikasikan, siswa menyampaikan hasil olah data
pengamatannya dan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis, baik
secara lisan, tertulis, ataupun dengan media lainnya. Siswa juga diharapkan
bisa membuat suatu laporan yang berisi proses, hasil, dan kesimpulan.
16
keaktifan iswa bila diskusi tersebut meilbatkan semua anggota dalam diskusi
dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metode diskusi ini mampu
dikelola dengan baik, antusiasme peserta didik untuk terlibat dalam forum ini
akan sangat tinggi.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat digunakan apabila suatu pokok bahasan
tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam
pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang memeberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan suatu percobaan guna membuktikan
kebenaran suatu Hukum ataupun guna menemukan hal- hal baru.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan suatu
peragaan untuk memperjelas suatu proses atau suatu petunjuk melakukan
sesuatu. Metode demonstrasi ini bertujuan untuk memeberikan gambaran dari
sebuah proses. Metode demonstrasi ini dilakukan ketika sekolah kekurangan
alat dalam praktikum. Sehingga agar semua memahami maka bisa dilakukan
dengan metode demonstrasi.
Metode Tutorial atau Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan oleh guru kepada peserta
didik.
17
dengan LKPD ini peserta didik dalam proses pemecahan masalah akan berdiskusi
dengan temannya ataupun mencari informasi di berbagai sumber dan juga dapat
langsung bertanya kepada guru. LKPD ini juga dapat memabntu mengaitkan
informasi yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya dengan informasi baru
2.2 Pembahasan
18
Observasi awal di SMA Negeri 2 Banjar dilakukan pada 8 Agustus 2019
dan diterima oleh Wakasek Kurikulum. Dalam observasi awal ini mahasiswa
diberikan pengarahan mengenai keadaan sekolah secara umum, berkenalan
dengan guru pamongm dan seluruh staf di SMA Negeri 2 Banjar. Kegiatan lain
yang dilakukan penulis pada masa observasi awal yaitu menyusun dan
melegalisasi program kerja PPL-Real, mengamati lingkungan sekolah, fasilitas
yang ada di sekolah, mengamati keadaan guru dan siswa, mengamati fasilitas
pendukung pembelajaran seperti ruang laboratorium, ruang kelas, perpustakaan,
dan lain-lain. Mahasiswa juga diajarkan membuat perangkat pembelajaran dan
administrasi mengajar seperti program tahunan, program semester, hingga RPP.
Kemudian penulis melakukan observasi guru model yaitu mengamati cara
mengajar beberapa guru di SMA Negeri 2 Banjar. Kegiatan observasi ini
dilakukan dari tanggal 8 Agustus 2019 sampai 10 Agustus 2019. Untuk
mendukung kelancaran mahasiswa selama PPL-real maka terbentuklah suatu
susunan organisasi mahasiswa yang berfungsi untuk mengkoordinir setiap
kegiatan PPL-real di sekolah. Organisasi ini terdiri dari Koordinator Sekolah
(Korsek), Wakil Koordinator Sekolah (Wakorsek), Sekretaris, dan Bendahara.
Serta yang lainnya berperan sebagai anggota. Mahasiswa juga membuat daftar
piket harian yang bertugas untuk sembahyang di areal sekolah dan menjaga tamu.
Latihan mengajar yang dilakukan selama PPL-Real ini berjalan selama
enam minggu dengan rincian: tiga minggu latihan mengajar terbimbing, yang
mana dalam hal ini guru pamong akan ikut masuk ke kelas dan melihat
kemampuan mahasiswa mengajar lalu memberi komentar terkait hal-hal yang
masih kurang dan perlu diperbaiki. Kemudian tiga minggu selanjutnya dilakukan
latihan mengajar mandiri. Dalam kegiatan ini maka mahasiswa PPL-Real secara
mandiri mengajar layaknya seorang guru. PPL di SMA Negeri 2 Banjar
dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dari jam 07:00 WITA (jam masuk
siswa) hingga jam 14:00 WITA (jam pulang siswa). Selama kegiatan PPL-Real
mahasiswa diharapkan selalu hadir. Mahasiswa mengisi daftar hadir (presensi)
sebanyak dua kali yaitu satu kali di pagi hari dan satu kali saat jam pulang
sekolah. Jika mahasiswa ingin meninggalkan sekolah maka harus meminta ijin
19
terhadap koordinator sekolah, guru pamong, guru piket, dan kepala sekolah atau
Wakasek.
2.2.1 Observasi Guru Model
Selama masa obserasi dan orientasi, penulis melaksanakan pengamatan
terhadap cara mengajar tiga guru model. Masing- masing guru model ini memiliki
cara mengajar berbeda dengan metode yang berbeda- beda pula. Berikut hasil
pengamatan penulis terhadap tiga guru model.
a. Guru Model 1
Nama : Ida Komang Artisyama, S.Pd
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Materi yang Diajarkan : Asking and Giving
Kelas : XII MIPA 5
Jam Pelajaran : 5-6 (pukul 10.45 s/d 12.15)
Hari, Tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2019
a. Pembukaan Pembelajaran
Sebelum masuk ke dalam kelas, guru mempersiapkan alat dan bahan
point. Setelah guru masuk ke dalam kelas, ketua kelas memimpin siswa
dilakukan oleh guru berlangsung selama lebih kurang 5 menit, hal ini
dalam kelas berupa power point dan menyatakan garis besar materi yang
untuk membaca terlebih dahulu materi yang dipelajari dalam buku LKS
pada pelajaran. Guru aktif bertanya kepada siswa untuk memastika siswa
benar-benar membaca LKS dan juga untuk tetap menarik perhatian siswa.
guru, kemudian guru menjelaskan jawaban dari siswa tersebut agar tidak
Hal ini ditanggapi oleh guru dengan menarik kembali perhatian siswa dan
oleh guru. Hal ini membuat siswa kembali memperhatikan guru dan
sesekali guru memberikan ice breaking agar siswa tidak tegang dan tidak
c. Penutup
Kegiatan penutup ini dilakukan dengan menugaskan siswa untuk
membuat peta konsep agar siswa dapat dengan mudah memahami materi
yang harus mereka kuasai. Hal ini dilanjutkan oleh guru dengan
21
kelas memimpin siswa yang lain untuk berdiri dan mengucapkan salam
penutup.
d. Kesan Umum
Selama proses pembelajaran, penulis tertarik dengan cara guru
berlangsung dengan baik, hal ini terlihat dari antusias siswa menjawab
b. Guru Model 2
Nama : Putu Sudi Karya, S.Pd
Mata Pelajaran : Matematika
Materi yang Diajarkan : Trigonometri
Kelas : XI MIPA 3
Jam Pelajaran : Hari, Tanggal :
a. Membuka Pelajaran
Setelah memasuki ruang kelas guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan panganjali om swastyastu. Kemudian guru menanyakan
kehadiran siswa dengan menanyakan siswa yang tidak hadir serta
alasannya. Guru juga menanyakan terkait pekerjaan rumah yang dibuat
siswa pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
Guru memulai masuk ke materi pelajaran dengan cara bertanya
kepada siswa terkait materi yang akan diajarkan yaitu trigonometri. Guru
bertanya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki
setiap siswa terhadap materi trigonometri. Siswa yang bisa menjawab
pertanyaan akan diberi poin tambahan oleh guru. Dalam hal ini terjadi
proses diskusi kelas dan tanya jawab antara guru dan siswa. Guru
kemudian memberikan umpan balik dan menjelaskan konsep trigonometri
secara umum melalui sebuah permainan yang dinamakan olahraga otak.
Lalu siswa diminta membentuk kelompok yang bertujuan untuk
22
menginvestigasi materi trigonometri sehingga siswa bersama
kelompoknya memahami materi tersebut dengan baik.
c. Menutup pelajaran
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru bertanya kepada siswa
untuk memastikan bahwa setiap siswa paham tentang materi trigonometri.
Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
kurang dipahami. Setelah dirasa cukup, guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan parama santhi bersama siswa.
d. Kesan Umum
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru model 2 maka penulis
menemukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi matematika. Agar siswa
tidak bosan belajar maka guru perlu memberikan selingan berupa gurauan
atau sebuah permainan. Hal ini dapat memfokuskan siswa dan
meminimalisir siswa yang mengantuk atau tidak bersemangat belajar.
23
bahan evaluasi oleh mahasiswa PPL-Real dalam memilih model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk siswa yang bersangkutan.
2. Latihan Mengajar Mandiri
Latihan mengajar mandiri dilakukan juga selama tiga minggu dari
minggu kelima yaitu tanggal 2 September 2019 sampai minggu ke tujuh yaitu
21 September 2019. Selama kegiatan mengajar mandiri, mahasiswa PPL-Real
diberikan kesempatan untuk mengajar dan mengelola kelas secara mandiri
tanpa diawasi oleh guru pamong. Namun guru pamong dan mahasiswa PPL-
Real tetap melakukan bimbingan perangkat pembelajaran seperti RPP dan
LKPD.
Selama latihan mengajar, mahasiswa PPL-Real akan dievaluasi dan dinilai
oleh guru pamong dan dosen pembimbing melalui format APKCG yang telah
diberikan. Selain itu, ketika melakukan latihan mengajar, baik itu terbimbing
maupun mandiri maka mahasiswa PPL-Real diwajibkan mempersiapkan
administrasi guru yang terdiri dari penyusunan program tahunan, program
semester, rincian minggu efektif, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran
serta alat penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini harus disiapkan
sebelum mulai mengajar lalu dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen
pembimbing. Setelah disetujui maka barulah proses pembelajaran dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
2.2.2 Mata Pelajaran yang Dipegang
Pada kegiatan PPL-Real ini penulis mendapatkan kesempatan untuk
melakukan latihan mengajar di SMA Negeri 2 Banjar. Penulis mengampu mata
pelajaran Fisika untuk kelas MIPA, yaitu X MIPA 3 dan XI MIPA 2. Jumlah
siswa di kelas X MIPA 3 adalah 36 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas XI
MIPA 2 sebanyak 30 orang. Untuk mata pelajaran fisika kelas X di SMA Negeri 2
Banjar dibelajarkan selama tiga jam setiap minggu. Sehingga untuk kelas X
memperoleh pelajaran fisika satu kali setiap minggu. Sedangkan pelajaran fisika
kelas XI di SMA Negeri 2 Banjar dibelajarkan selama empat jam setiap minggu
yang terbagi ke dalam dua kali pertemuan.
Adapun data guru pamong yang membimbing dan dosen pembimbing
yaitu sebagai berikut.
24
1) Guru Pamong
Nama : I Wayan Bhaktiyasa, S.Pd.,M.Pd
NIP : 19650122 199002 1 002
2) Dosen Pembimbing
Nama : Drs. Iwan Suswandi, M.Si
NIP : 19600408 198703 1 002
Adapun untuk jadwal mengajar selama mengikut kegiatan PPL-Real adalah
sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Mengajar
Hari Waktu Kegiatan Tempat
Senin Jam ke-1 Upacara bendera Lapangan upacara
(07:30 - 08:15) SMA Negeri 2 Banjar
Selasa - - -
Rabu Jam ke 5,6 Mengajar Kelas XI MIPA 2
(10.45-12.15)
Kamis Jam ke 5,6 Mengajar Kelas XI MIPA 2
(10.45 - 12:15)
Jumat Jam ke 6,7,8 Mengajar Kelas X MIPA 3
(12.30 - 14:00)
Sabtu Jam ke 1 Literasi Lapangan upacara
(07:30 - 08:15) SMA Negeri 2 Banjar
25
Mahasiswa PPL-Real Undiksha selain aktif mengajar juga aktif dalam
mengikuti kegiatan non-mengajar. Beberapa kegiatan non-mengajar yang
dilakukan oleh penulis selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2
Banjar yaitu sebagai berikut.
1. Upacara Bendera
Kegiatan upacara bendera di SMA Negeri 2 Banjar dilaksanakan
setiap hari senin pagi. Upacara bendera biasanya dimulai dari pukul 07:15
WITA sampai 09:00 WITA dan bertempat di lapangan upacara SMA Negeri
2 Banjar. Petugas upacara bendera ini selalu berubah setiap minggunya.
Selain petugas upacara, pembina upacara juga bukan hanya kepala sekolah,
melainkan wakasek maupun guru-guru berkesempatan yang sama untuk
menjadi pembina upacara.
Secara umum, pelaksanaan kegiatan upacara bendera yang diikuti
penulis selama mengikuti PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar sudah berjalan
dengan baik. Siswa-siswa cukup disiplin ketika berlangsungnya upacara dan
tidak terlambat datang ke sekolah. Selain itu, setelah kegiatan upacara juga
diumumkan prestasi-prestasi yang diperoleh oleh siswa-siswa SMA Negeri 2
Banjar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri
siswa. Selain itu, hal ini juga merupakan sebuah bentuk apresiasi atas
keberhasilan siswa dalam perlombaan.
2. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 2 Banjar mencakup banyak
minat siswa seperti olahraga, seni, dan KSP. Hal ini sesuai dengan tujuan
kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk mengembangkan potensi serta minat dan
bakat siswa SMA Negeri 2 Banjar khususnya pada bidang di luar aktivitas
belajar mengajar di kelas. Setiap siswa wajib mengikuti ekstrakulikuler yang
dipilih.
Pada kegiatan ekstrakulikuler ini penulis mengikuti ekstrakulikuler
KSP Fisika. Pelaksanaan KSP Fisika ini bersifat tidak terjadwal dan bersifat
fleksibel. Namun selama mengikuti kegiatan PPL-Real ini bertepatan dengan
adanya Lomba Fisika di Undiksha sehingga penulis ikut membantu guru
pembina KSP untuk membina KSP Fisika secara rutin menjelang lomba.
26
3. Sembahyang Purnama
Setiap hari raya Purnama, seluruh siswa dan guru di SMA Negeri 2
Banjar melakukan persembahyangan bersama. Kegiatan sembahyang ini
dilakukan pagi hari pada pukul 07:15 WITA sampai pukul 08:00 WITA atau
biasanya dialokasikan waktu satu jam pelajaran pada jam pelajaran pertama.
Seluruh siswa SMA Negeri 2 Banjar diwajibkan menggunakan pakaian adat
berwarna dasar putih. Sedangkan pada saat hari raya Tilem, siswa juga
diwajibkan menggunakan pakaian adat namun persembahyangan dilakukan
secara mandiri sebelum jam pertama dimulai.
4. Piket Harian
Selain mengajar, mahasiswa PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar juga
melaksanakan piket setiap hari selama jam sekolah. Untuk pembagian jadwal
piket dilakukan oleh Koordinator Sekolah dengan memilih setiap mahasiswa
yang tidak ada jam mengajar di hari tersebut. Mahasiswa yang mendapat
jadwal piket bertugas membantu petugas piket harian untuk menangani siswa
yang ingin meminta ijin keluar sekolah dan melaksanakan persembahyangan
di lingkungan sekolah.
5. Pembersihan
Kegiatan pembersihan yang diikuti mahasiswa PPL-Real di SMA
Negeri 2 Banjar dilakukan serangkaian persiapan HUT Republik Indonesia
pada tahun 2019. Kegiatan pembersihan diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan
mahasiswa PPL-Real dimulai dari lingkungan sekolah hingga ke Lapangan
Desa Banjar.
2.2.4 Pembahasan Pengalaman yang Diperoleh
Selama pelaksanaan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar yaitu
kurang lebih delapan minggu, penulis memperoleh banyak pengalaman baru
terkait kegiatan mengajar maupun di luar kegiatan mengajar. Adapun perincian
dari pengalaman yang diperoleh penulis yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan pembelajaran
Sebelum mulai pembelajaran, seorang calon pendidik harus
menyiapkan bahan ajar. Selain itu, pendidik juga harus benar-benar
menyiapkan diri dalam hal penguasaan materi dan perangkat pembelajaran
27
yang akan digunakan ketika mengajar. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
miskonsepsi siswa karena guru kurang menguasai topik yang diajarkan.
Selain itu, jika guru sudah mampu menguasai materi dengan baik maka
proses pembelajaran akan berlangsung dengan lancar karena guru
menyampaikan materi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa. Jadi,
hal terpenting dalam persiapan pembelajaran yang menjadi kunci
keberhasilan seorang guru dalam mengajar adalah penguasaan materi. Dalam
hal menguasai materi, diperlukan keseriusan dan tekad guru karena hal ini
bukanlah suatu hal yang mudah. Selama mengikuti kegiatan PPL-Real di
SMA Negeri 2 Banjar, penulis selalu dibimbing dan diarahkan oleh guru
pamong terkait materi yang akan diajarkan dan kedalaman penyampaian
materi kepada siswa.
2. Melaksanakan team teaching
Selain mengajar secara mandiri di kelas, mahasiswa PPL-Real juga
dapat mengajar bersama tim atau yang dikenal sebagai team teaching.
Pelaksanaan pengajaran bersama tim ini cukup membantu mahasiswa PPL-
Real dalam mengajar di kelas karena dengan mengajar secara tim maka dapat
membuat keadaan kelas menjadi lebih kondusif. Selain itu, siswa juga
mendapat perhatian lebih banyak dari guru sehingga siswa memiliki peluang
lebih banyak untuk bertanya dan diberikan bimbingan oleh guru secara
personal. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif maka
pelaksanaan team teaching ini menjadi hal yang sangat menguntungkan
karena mahasiswa dapat membimbing setiap kelompok sehingga siswa lebih
cepat memahami materi pelajaran yang disampaikan. Keuntungan team
teaching bagi mahasiswa PPL yaitu mahasiswa dapat melihat cara mengajar
temannya sehingga hal ini bisa dijadikan referensi untuk pembelajaran
berikutnya.
3. Melakukan hubungan sosial di sekolah
Hubungan sosial antara mahasiswa PPL-Real dengan seluruh warga
sekolah di SMA Negeri 2 Banjar perlu dibina dengan baik karena sebagai
seorang calon guru, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar
28
melainkan juga memiliki hubungan sosial yang harmonis dengan pihak
sekolah nantinya.
A. Hubungan Sosial dengan Guru
Melalui hubungan sosial dengan guru, penulis mengetahui berbagai
kendala yang biasa dihadapi guru ketika mengajar di kelas serta cara
mengatasi masalah tersebut. Selain itu, penulis juga dikenalkan mengenai
berbagai macam administrasi yang harus dimiliki guru sebelum mengajar.
Sehingga hal ini memberikan ilmu tambahan kepada penulis selaku calon
guru untuk bisa membuat administrasi mengajar.
B. Hubungan Sosial dengan Pegawai
Melalui hubungan sosial mahasiswa PPL-Real dengan pegawai di
SMA Negeri 2 Banjar maka penulis mengetahui cara pengelolaan
administrasi sekolah. Penulis juga mendapat ilmu tambahan dalam cara
pelayanan pegawai terhadap keperluan siswa dan warga sekolah lainnya
seperti daftar absensi, surat-menyurat, dan keperluan lainnya.
C. Hubungan Sosial dengan Siswa
Dengan menjalin hubungan sosial yang baik antara mahasiswa PPL-
Real dengan siswa maka penulis dapat mengetahui dan mengerti kondisi dan
keadaan siswa. Setiap siswa memiliki minat dan keahlian yang berbeda-beda
sehingga sebagai seorang guru tidak dibenarkan untuk memaksa siswa
melakukan suatu hal yang tidak disukainya. Namun seorang guru perlu
memberikan pemahaman bahwa semua yang ia pelajari adalah penting dan
berguna suatu saat nanti. Jika guru dekat dengan siswa maka siswa menjadi
lebih terbuka dengan masalah belajarnya sehingga guru dapat memberikan
solusi dari masalah belajarnya. Selain itu, guru juga mengetahui kelebihan
dan kekurangan terkait model pembelajaran yang digunakan guru selama
mengajar.
2.2.5 Temuan Bermakna
Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar
mahasiswa PPL-Real menemukan beberapa temuan bermakna yaitu sebagai
berikut.
29
1.1 Peraturan yang diterapkan di SMA Negeri 2 Banjar membuat siswa menjadi
disiplin karena seluruh siswa taat terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu,
guru juga bersikap tegas terhadap siswa yang terlambat dan melanggar aturan
dengan cara memberikan sanksi sehingga hal ini membuat siswa menjadi lebih
taat aturan.
2.1 Temuan lainnya yang penulis dapatkan selama pelaksanaan PPL-Real di SMA
Negeri 2 Banjar yaitu penulis memperoleh banyak pengalaman yang berkaitan
dengan cara mengajar di sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengembangkan diri penulis sebagai calon guru di sekolah. Penulis
memperoleh pengalaman dalam hal mendidik siswa dan cara memperlakukan
siswa yang memiliki karakter berbeda-beda.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penyusun adalah sebagai
berikut.
1. Untuk LPPPM
Adapun saran yang penulis rasa harus diperhatikan dan
31
penjadwalan kegiatan PPL Real agar tidak terjadi perubahan jadwal yang
melaksanakan PPL Real di sekolah. Selain itu juga agar LPPPM lebih teliti
mitra tidak sedang melaksanakan kegiatan intra sekolah yang juga dapat
sekolah.
32
DAFTAR PUSTAKA