Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR PPL REAL

DI SMA N 2 BANJAR
PADA SEMESTER GANJIL 2019/2020

Oleh : Ni Made Putu Meianti

NIM : 1613021045

Prodi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Fisika dan Pengajaran IPA

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PUSAT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir PPL-Real
di SMA Negeri 2 Banjar pada Semester Ganjil 2019/2020 ini tepat pada waktunya dan
sesuai dengan yang diharapkan. Penulisan laporan ini merupakan persyaratan wajib setelah
melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan secara Real (PPL-Real).
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak terlepas dari usaha bersama
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak berikut.
1. Ketua LP3M UNDIKSHA beserta staf selaku penyelenggara PPL-Real UNDIKSHA
yang telah memberikan informasi dan pengarahan kepada mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan PPL-Real.
2. I Gede Damar, S.Pd., M.Ag selaku Kepala SMA Negeri 2 Banjar, yang telah berkenan
menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba begitu banyak
ilmu, pengetahuan, dan pengalaman di sekolah yang dipimpin
3. Drs Iwan Suswandi, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan
sepenuh hati membimbing penulis dalam melaksanakan PPL-Real. Tanpa bimbingan
dan arahan Bapak, tentu penulis tidak dapat melaksanakan PPL-Real dengan baik.
4. I Wayan Bhaktiyasa, S.Pd.,M.Pd, selaku guru pamong bagi penulis selama
melaksanakan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar yang telah memberikan arahan dan
bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Terima kasih atas motivasi, arahan,
kerja keras, kesabaran, dan kesungguhan Bapak dalam membimbing penulis.
5. Wakasek, seluruh staf dewan guru, dan pegawai SMA Negeri 2 Banjar yang telah
dengan tulus ikhlas membantu penulis dalam mengumpulkan dan menggali informasi
penting selama pelaksanaan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar.
6. Seluruh siswa SMA Negeri 2 Banjar yang memberikan banyak pengalaman dan kesan
berharga selama penulis melaksanakan PPL-Real.
7. Rekan-rekan PPL-Real SMA Negeri 2 Banjar yang memberikan semangat dan
dukungan selama melaksanakan PPL-Real.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang juga telah memberikan
bantuan dalam penyusunan laporan ini.

ii
Penulis menyadari bahwa keterbatasan penulis menyebabkan laporan ini memiliki
beberapa kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
konstruktif untuk menyempurnakan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
para pembaca.

Singaraja, September 2019

Penulis

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN INI TELAH DIBACA DAN DISETUJUI SEBAGAI KELENGKAPAN TELAH


MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL REAL)

Pada
Hari : Jumat
Tanggal : 27 September 2019

Dosen Pembimbing,
Guru Pamong,

iv
PERNYATAAN

Dengan ini, saya:


Nama : Ni Made Putu Meianti
NIM : 1613021045
Prodi/Fakultas : Pendidikan Fisika/MIPA
Judul Laporan : Laporan Akhir PPL Real di SMA Negeri 2 Banjar pada
Semester Ganjil 2019/2020
menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan pengungkapannya
memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan penjiplakan dan
penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan dan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam laporan saya ini, atau
ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Singaraja, September 2019


Yang membuat pernyataan,

Ni Made Putu Meianti


NIM 1613021045

v
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN .................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viiI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 5

BAB II HASIL TEMUAN PPL DAN PEMBAHASAN


2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran ............................................ 8
2.2 Pembahasan .......................................................................................... 18

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan............................................................................................... 31
3.2 Saran ..................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Mengajar

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Berita Acara Ujian


Lampiran 2. Surat Keterangan Kepala Sekolah
Lampiran 3. Surat Keterangan Maju Ujian
Lampiran 4. Surat Puas
Lampiran 5. Surat Keterangan Aktif KSP
Lampiran 6. Program Kerja
Lampiran 7. Jadwal Tetap Mengajar
Lampiran 8. Kalender Pendidikan
Lapiran 9. Rekapan Daftar Nama Siswa
Lampiran 10. Agenda dan Jurnal Mengajar
Lampiran 11. Rincian Minggu Efektif
Lampiran 12. Silabus
Lampiran 13. Program Tahunan
Lampiran 14. Program Semester
Lampiran 15. RPP Rotasi Benda Tegar (Terbimbing)
Lampiran 16. RPP Elastisitas (Mandiri)
Lampiran 17. RPP Fluida (Ujian)
Lampiran 18. Dokumentasi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekermbangan zaman begitu pesat terjadi, di era milenial ini banyak


terjadi perubahan mendasar baik dari segi teknologi, tatanan budaya dan juga
perkembangan sistem pendidikan di berbagai Negara. Indonesia menjadi salah
satu Negara dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki kelimpahan sumber
daya baik Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam. Era milenial ini
menuntut masyarakat untuk memiliki skill dan juga keahlian yang mumpuni agar
mampu bersaing. Meskipun memiliki kelimpahan SDM dan SDA belum cukup
jika tidak memiliki keterampilan mengolah. Berbagai keterampilan ini didapatkan
dari pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan formal biasanya
didapatkan di sekolah sedangkan informal di luar sekolah.

Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Selain itu pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama
manusia (dalam Hasbullah, 1996; 4). Dari pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang pasti
didapatkan oleh setiap orang, pendidikan membuat seseorang bisa berfikir lebih
kritis, analitis dan rasional serta mampu membuat seorang individu bisa bersikap
lebih dewasa dalam memecahkan suatu masalah. Pendidikan tidak semata-mata
hanya untuk formalitas tetapi pendidikan merupakan dasar fundamental serta cara
berpikir seseorang. Sehingga pendidikan memiliki peranan yang amat sangat
penting dalam perkembangan suatu Bangsa di masa mendatang. Pendidikan
merupakan suatu proses atau suatu usaha guna membentuk peserta didik agar
memiliki kecakapan fundamental, kepribadian serta karakter yang utama melalui
berbagai pembelajaran, bimbingan serta pelatihan yang dapat digunakan untuk
1
bekal saat dewasa atau terjun ke dunia masyarakat. Dengan pendidikan
diharapkan seorang individu mampu menyikapi segala permasalahan dengan
rasional. Pendidikan ditujukan agar peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya agar mampu mencapai taraf hidup yang lebih baik serta mencapai suatu
kemajuan. Pendidikan secara umum diartiakan sebagai sebuah usaha sadar, nyata
dan sudah direncanakan dalam proses belajar mengajar guna mewujudkan peserta
didik yang secara aktif mampu mengembangkan potensi diri agar memiliki
pondasi atau dasar yang kuat dalam beragama, berkepribadian baik, cerdas,
tanggap, kritis, dinamis, realistis dan bertanggung jawab serta memiliki
keterampilan yang berguna atau bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Berbagai komponen pendukung dalam pendidikan harus saling


menguatkan satu sama lain agar semuanya dapat berjalan lancar. Pemerintah salah
satu komponen pembentuk sistem pendidikan telah berupaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah
dengan terus melakukan perbaikan terhadap kurikulum yang ada di Indonesia.
Revisi kurikulum terus- menerus dilakukan dengan penyesuaian keadaan siswa.
Kurikulum yang diterapkan saat ini di sekolah yang ada di Indonesia adalah
Kurikulum 3013 Revisi. Kurikulum ini merupakan revisi dari kurikulum 2013
sebelumnya. Kurikulum yang digunakan saat ini menekankan pada peran aktif
siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk memebntuk keterampilan High Order
Thinking yang memang sangat dibutuhkan pada masa ini. Sistem pendidikan
berdasarkan kurikulum 2013 ditentukan oleh peserta didik, tenaga pengajar dan
juga kurikulum yang merupakan landasannya. Ketiga komponen terebut harus
saling menguatkan satu sama lain sehingga timbul sinergi yang baik yang
menyebabkan tercepainya Tujuan Pendidikan Indonesia.
Komponen penting dalam pendidikan salah satu adalah tenaga pendidik
yang profesional. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
yang menyatakan bahwa tenaga pengajar yang dalam hal ini adalah guru
merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Jadi guru selain harus memiliki kompetensi di bidang ilmunya tetapi juga harus
memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas dan juga sikap sosial serta

2
kepribadian diri yang baik. Berbagai karakter dan kepribadian baik yang dimiliki
seorang guru tentunya akan menjadi teladan bagi peserta didik sehingga guru
senantiasa harus menunjukan karakter yang patut untuk dicontoh oleh peseta
didiknya.
Perguruan tinggi sebagai pencetak calon tenaga pendidik diarapkan
mampu menciptakan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi yang mumpuni
dalam bidangnya dan juga memiliki keterampilan diluar bidangnya. Keterampilan
yang diharapkan dimiliki oleh seorang guru yaitu keterampilan alam pengelolaan
kelas agar proses belajar mengajar mampu berjalan dengan menyenangkan dan
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru juga harus menunjukan sikap sosial
yang baik terhadap lingkungan sekitar. Sehingga sangat penting utuk diingat
tenaga pendidik harus memiliki jiwa dan kemauan yang tinggi dalam
mengabdikan dirinya terhadap profesinya. Dalam rangka mempersiapkan calon
tenaga pendidik yang kompeten, Perguruan Tinggi mempersiapkan program
latihan mengajar untuk mengembangkan kemampuan seorang calon tenaga
pendidik dalam mengajar dan mengolah kelas. Salah satu perguruan tinggi
pencetak tenaga pendidik adalah Universitas Pendidikan Ganesha. Undiksha
sebagai salah satu perguruan tinggi pendidikan memiliki program latihan bagi
calon tenaga pendidik yang disebut dengan Program Pengalaman Lapangan Real
(PPL-Real). PPL- Real ini bertujuan untuk mengenalkan dan juga melatih calon
tenaga pendidik secara langsung bagaimana proses penyusunan administrasi
mengajar, mengajar dan juga mengelola kelas. Program ini dirasa sangat penting
dalam pembentukan kompetensi dan profesionalisme calon tenaga pendidik. PPL-
Real ini dilaksanakan kurang lebih selama 2 bulan di sekolah yang sudah dipilih
oleh calon tenaga pendidik.
Melalui kegiatan PPL-Real yang dilaksanakan oleh Undiksha diharapkan
mahasiswa calon tenaga pendidik memiliki 4 kompetensi pendidik yang menjadi
fondasi untama dalam rangka menjadi guru yang profesional. Empat kompetensi
dasar yang wajib dimiliki adalah kompetensi pedagogik yaitu kompetensi yang
berkaitan dengan pengelolaaan Proses Belajar Mengajar (PBM) secara utuh untuk
memperoleh hasil yang optimal, kompetensi profesional yaitu penguasaan
pemahaman tentang bidang keilmuan yang menjadi pilihannya, bidang pendidikan

3
dan pembelajaran serta bidang lain yang mendukung keahlian calon guru,
kompetensi personal yaitu berhubungan dengan sikap kepribadian, minat dan
disiplin diri dalam mengemban tugas dan tanggung jawan sesuai dengan etika
seorang guru, kompetensi sosial yaitu kemampuan untuk membina lingkungan
atau hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekolah maupun masyarakat
luas.
Berdasarkan empat kompetensi tersebut dapat diketahui bahwa guru harus
memiliki berbagai keterampilan bukan hanya semata mata terampil dalam
bidangnya saja. Guru sebagai pendidik diharapkan menjunjung tinggi
profesionalisme dalam mengajar dan mampu memisahkan urusan pribadi dan juga
urusan pekerjaan ketika sedang mengajar di kelas. Sikap profesionalisme ini
tentunya harus dibentuk sejak awal. Rasa profesionalisme ini tentunya akan
berimbas pada peserta didik, ketika seorang guru sudah mampu profesional maka
tentunya akan dapat mendidik dengan baik sehingga akan terbentuk peserta didik
yang memiliki karakter yang baik dan berkualitas guna untuk meningkatkan
kualitas hidup dari Bangsa dan juga kesejateraan Bangsa.

Dalam rangka berlatih untuk menjadi guru profesional, maka hal pertama
yang dilakukan adalah merealisasikan suatu tujuan pembelajaran. Adapun
tahapan-tahapan dalam mewujudkan tujuan pembelajaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan ini sangat memerlukan sifat kreatif
guru agar mampu membuat sebuah pembelajaran yang menarik untuk siswa.
Pengelolaan kelas yang baik menyebabkan siswa senang belajar. Dengan
demikian, siswa mampu mengerti materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Kemampuan mengelola kelas ini memang harus dimiliki setiap
calon pendidik agar siswa mampu menerima materi yang diajarkan dengan baik
tanpa adanya rasa terpaksa dan tertekan dalam kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan PPL-Real harus dilaporkan secara tertulis kepada
Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan kepada pihak lembaga penyelenggara
yang dalam hal ini adalah LPPPM. Laporan ini digunakan sebagai bentuk
akuntabilitas dan bahan pertimbangan dalam menentukan kelulusan mahasiswa
praktik.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipapakan diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagi berikut.
1.2.1 Apa saja temuan permasalahan dan solusi pembelajaran yang ditawarkan
di SMA N 2 Banjar?
1.2.2 Bagaimanakah solusi tawaran perbaikan pembelajaran untuk
permasalahan- permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan secara Real adalah
sebagai berikut.
1.3.1 Menganalisis dan mendeskripsikan temuan permasalahan dan solusi
pembelajaran yang ditawarkan di SMA Negeri 2 Banjar.
1.3.2 Mendeskripsikan solusi tawaran perbaikan pembelajaran untuk
permasalahan-permasalahan tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan PPL- Real dalam
proses perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Bagi Mahasiswa Praktikan
Manfaat yang diperoleh mahasiswa praktikan selama kegiatan PPL-Real
adalah sebagai berikut.
1) Dengan adanya kegiatan PPL-Real mahasiswa praktikan dapat
memperoleh pengalaman dalam menyusun berbagai perangkat dan
administrasi yang dibutuhkan dalam Proses Belajar Mengajar (PMB).
2) Dengan adanya kegiatan PPL-Real mahasiswa praktikan memperoleh
pengalaman dalam menghadapi berbagai karakter dan juga tingkat
kecerdasan siswa. Mahasiswa praktikan dihadapkan dengan kelas
yang berisikan 30 siswa atau lebih dengan berbagai bentuk
kepribadian, hal ini mendorong mahasiswa praktikan unuk

5
mengembangkan kemampuan dalam menganalisis pendektan yang
cocok digunakan dalam Proses Belajar Mengajar agar semua peserta
didik mampu menerima pelajaran dengan baik.
3) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL- Real dapat digunakan
sebagai modal dasar dalam mengembangkan sikap profesionalisme
dan kompetensi tenaga pendidik yang nantinya akan digunakan ketika
sudah benar- benar menjadi seorang guru di masa mendatang.
4) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real dapat digunakan
sebagai ajang pembentukan pengenalan lingkungan fisik dan sosial
sekolah tempat pelaksanaan kegiatan.
5) Pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real ini dapat digunakan
sebagai bekal dimasa depan agar mampu menjadi tenaga pendidik
yang dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Guru yang baik
adalah guru yang mampu mendidik dan memberikan teladan pada
peserta didik.
1.4.2 Bagi Sekolah Mitra (SMA Negeri 2 Banjar)

Pelaksanaan kegiatan PPL-Real dapat dijadikan ajang untuk saling


bertukar informasi antara mahasiswa praktikan dan guru yang ada di
sekolah mitra. Mahasiswa dan guru bisa saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan yang berkaitan dengan proses penyusunan administrasi
pembelajaran, proses belajara mengajar, pengelolaan kelas, dan juga
strategi mengajar dalam kelas. Kegiatan ini tentunya akan memberikan
dampak positif bagi sekolah karena dengan adanya kegiatan saling
bertukar pengalaman dan informasi ini dapat meningkatkan dan
memeperbaiki kegiatan pembelajara di sekolah mitra. Selain itu adanya
pelaksanaan PPL-Real juga dapat berkontribusi bagi sekolah mitra
utamanya dalam rangka penyesuaian inovasi pendidikan yang disajikan di
perguruan tinggi dengan konteks pelaksanaannya di sekolah.
1.4.3 Bagi Lembaga (Undiksha)
Pelaksanaan PPL-Real ini bermanfaat bagi Undiksha dalam
membentuk tenaga pendidik yang handal, terampil, kompeten dan juga
profesional yang mampu mengemban tugas dibidang pendidikan dengan
6
baik. Selain itu kegiatan PPL-Real ini dapat digunakan sebagai refleksi
untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara ilmu yang didaptkan
mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di
lapangan agara dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan
kedepannya.

7
BAB II

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Temuan Permasalahan dan Solusi Pembelajaran yang


ditawarkan di SMA N 2 Banjar

Selama pelaksanaan kegiatan PPL- Real di SMA N 2 Banjar Penulis


menemukan beberapa permasalahan dalam Proses Belajaran Mengajar (PBM)
yang meliputi sikap peserta didik yang kurang berminat dan tertarik dalam belajar
hingga konidisi kelas yang kurang kondusif. Berikut merupakan penjabaran
permasalahan yang ditemui penulis selama proses belajar mengajar di kelas X
MIPA 3 dan XI MIPA 2.

1) Rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Fisika


Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurnag diminati peserta
didik dikarenakan banyak rumus yang dirasa sulit dan juga soal-soal terakait
permasalahan fisika sulit dipahami oleh siswa. Hal ini membuat peserta
didik tidak memiliki minat dan semangat saat belajar fisika, bahkan terdapat
beberapa siswa yang mengantuk saat belajar fisika. Selain itu fisika
dianggap kurang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari- hari
sehingg mereka kurang berfikir manfaat dari belajar fisika.

2) Rendahnya respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran fisika


Peserta didik cenderung mengabaikan dan juga memiliki respon rendah
ketika pembelajaran fisika. Ketika ditanyakan sudah paham atau belum
siswa cenderung diam dan tidak peduli namun ada beberapa siswa juga yang
berani mengungkapkan pendapat. Hal ini membuat guru kesulitan dalam
mendiagnosis apakah siswa tersebut sudah memahami materi atau belum.

3) Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran


Saat proses pembelajaran di kelas, peserta didik dirasa masih kurang
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik cenderung masih
banyak diam dan tidak berani menjawab ketika diberikan sebuah pertanyaan.
Selain itu ketika diberikan sebuah permasalahan peserta didik masih perlu
dibimbing agar mampu berdiskusi dengan teman atau menanyakan kepada

8
Guru. Kurangnya pasrtisipasi dan keaktifan ini dipicu oleh rasa takut salah
peserta didik. Padahal dengan adanya keaktifan ini Guru menjadi tahu
dibagian sub materi mana siswa tersebut masih kurang.

4) Pembelajaran fisika dianggap sulit dipahami dan membosankan


Peserta didik beranggapan bahwa fisika itu adalah mata pelajaran yang
membosankan dan juga sulit dipahami karena terdapat banyak rumus yang
rumit. Selain itu pembelajaran fisika dianggap membosankan karena tidak
pernah dikaitkan dengan kehidupans ehari- hari. Peserta didik dalam proses
belajar hanya monoton dihadapkan pada rumus dan soal saja. Bahkan
sesungguhnya jika ditelaah dari segi pemanfaatan dalam kehidupan sehari-
hari fisika sangat amat berperan penting dalam menjelaskan berbagai
fenomena alam dan juga perkembangan teknologi canggih di masa kini.

5) Dalam belajar fisika peserta didik cenderung menghafal


Dalam kegiatan pebelajaran fisika, peserta didik cenderung menghafal
rumus dan bukan memahami konsepnya. Sehingga ketika diberi pertanyaan
konseptual terakit fisika peserta didik tersebu akan kebingungan karena
pertanyaannya tidka sesuai dengan apa yang dihafalkan. Permasalahan yang
sering ditemui adalah ketika diberikan contoh soal peserta didik tersebut
dapat memahami namun ketika soal tersebut sedikit dimodifikasi maka
peserta didik tersbeut tidak akan mampu menjawab. Hal ini karena peserta
didik tidak memahami konsep.

6) Peserta didik memiliki karakter yang berbeda- beda


Perbedaan karakter dalam 1 kelas tidak dapat dipungkiri karena jumlah
siswa dalam 1 kelas 30 orang atau lebih. Dalam proses pembelajaran setiap
siswa hendaknya mendapatkan perhatian guru, namun karena jumlah siswa
terlalu banyak terkadang guru tidak memperhatikan seluruh siswa sehingga
siswa yang kurang mendapatkan perhatian tersebut akan cenderung bercanda
dengan temannya, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga
hal ini tentunya akan mengganggu Proses Belajar Mengajar dikelas tersebut
sehingga kelas menjadi tidak kondusif. Keadaan ini akan mengganggu siswa

9
yang mau belajar karena juga akan terganggu karena kondisi kelas yang
tidak mendukung proses pembelajaran.

7) Peserta didik belum mampu untuk belajar mandiri


Hampir sebagian besar peserta didik masih kurang berinisiatif untuk belajar
mandiri di luar sekolah. Peserta didik akan cenderung menunggu penjelasan
guru disekolah ketimbang memahaminya dan membaca buku dirumah
terlebih dahulu. Hal ini juga menjadi faktor penghambat pembelajaran
fisika, karena peserta didik tidak bemrinat belajar sendiri tentunya peserta
didik tidak memiliki apersepsi terkait materi pembelajaran.

8) Rendahnya motivasi dan semangat belajar peserta didik


Peserta didik kurang motivasi dan semangat belajar ketika mengikuti
pelajaran dikarenakan fisika dirasa kurang memiliki variasi dalam kegiatan
pembelajaran. Fisika yang merupakan ilmu pasti dan eksak tentunya harus
memiliki satu jawaban pasti. Kecenderungan ini membuat siswa malas
untuk mengikuti pembelajaran karena fisika dianggap terlalu rumit.
Berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ditemukan oleh penulis
selama mengajar kurang lebih 2 bulan di SMA Negeri 2 Banjar, maka dapat
diambil kesimpulan perlu adanya suatu perbaikan pembelajaran khususnya fisika
sehingga dapameningkatkan antusiasme dan minat peserta didik dalam belajar
fisika. Contoh sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan diisinya selingan
dalam pembelajaran misalnya dengan melakukan game mengasah otak sehingga
siswa lebih tertarik dalam belajar, selain itu juga pembelajaran fisika bisa lebih
dikaitkan dengan fenomena sehari hari. Guru juga dituntut untuk lebih memahami
karakter masing- masing peserta didik, karena peserta didik memiliki kepribadian
yang beragam. Untuk dapat memahami karakter masing- masing peserta didik
dapat dilakukan denga melakukan pendekatan kepada peserta didik sehingga guru
tahu mengapa siswa tersebut tidak antusias mengikuti pembelajaran. Pendekatan
ini tentunya membuat siswa merasa diperhatikan oleh gurunya sehingga peserta
didik secara perlahan akan belajar memeprhatikan pembelajaran. Namun tidak
semua peserta didik akan mengalami hal yang sama sehingga perlu dilakukan
pendalaman karakter.

10
Selain solusi diatas, penulis memberikan beberapa sousi yang dapat
diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran dalam kelas diantaranya sebagai
berikut.
2.1.1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum dilaksanakan Proses pembelajaran di kelas, guru sebagai tenaga
pendidik berkewajiban untuk menyusun atau menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar pembelajaran dikelas dapat berjalan secara terencana
dan sistematis sehingga menjadi kondusif. RPP yang disusun harus sisteatis,
runtut, utuh dan menyeluruh dan disesuaikan dengan keadaan dan kemungkinan
yang terjadi dalam kelas sehingga RPP juga bersifat fleksibel. Sehingga, RPP
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan sebelumnya. Tanpa adanya RPP maka pembelajaran dikelas
menjadi tidak jelas arah dan tujuannya sehingga menjadi tidak efektif.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh mahasiswa
praktikan biasanya harus dibimbingkan dengan Guru Pamong dan juga Dosen
Pembimbing. RPP yang dibuat digunakan untuk satu kali pertemuan, RPP dibuat
per- KD. Materi standar yang dikembangkan atau dijadikan bahan kajian oleh
siswa harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta
disesuaikan dengan keberadaan alatalat yang terdapat di Laboratorium sekolah,
megandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan dalam kelas. Dengan penyusunan RPP ini diharapkan guru menjadi
lebih siap dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar
enjadi lebih sistematis dan efektif. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) haruslah mencakup beberapa pokok bahasan yang memang penting
diantaranya:
A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Materi: dalam
penyusunan sebuah indicator harus disesuaikan dengan kompetensi dasar
yang tertera pada Kurikulum yang berlaku dan mengikuti pedoman
Taksonomi Bloom.
B. Tujuan Pembelajaran: pembuatan tujuan pembelajaran harus disesuaikan
dengan indikator pembelajaran dan harus mencakup proses atau cara
pencapaian tujuan

11
C. Materi Pembelajaran: dalam matri pembelajaran biasanya mencangkup
pengetahuan konseptual tentang materi tersebut, hukum atau prinsip yang
digunakan, materi pembelajaran yang dicari dalam buku-buku standar serta
pengetahuan prosedural.
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran: pendekatan, model dan
metode yang digunakan dalm RPP harus menyesuikan dengan keadaan siswa
dalam kelas dan materi yang diajarkan, mislanya jika melaksanakan kegiatan
praktikum bisa menggunakan model pembelajaran GI dengan pendekatan
saintifik dan metode eksperimen.
E. Media dan alat pembelajaran: dalam pemilihan media dan alat pembelajaran
harus sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran.
F. Sumber Belajar: pemilihan sumber belajar harus menggunakan buku- buku
standar agar materi yang diajarkan sesuai dengan konsep dan tidak
mengalami miskonsepsi.
G. Langkah- langkah Pembelajaran: langkah- langkah pebelajaran harus
disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.
H. Penilaian dan Evaluasi: berisikan penilaian- penilaian yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran seperti penilaian kognitif, psikomotor dan sikap.
Guru memiliki untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistemtis agar
pembelajarn dikelas dapat berjalan teratur, interktif, kondusif dan efektif. RPP
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan (RPP Terlampir), sehingga membuat RPP merupakan salah satu
langkah yang sangat penting dilakukan oleh setiap guru karena RPP digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.

2.1.2 Penggunaan Media Pembelajaran


Media pembelajaran sangat diperlukan untuk memaksimalkan proses
pembelajaran. Media pembelajaran menjadi hal yang sangat penting dan harus
disiapkan oleh setiap guru. Meida pembelajaran yang disiapkan harus sesuai
dengan materi pebelajaran yang disampaikan sehingga pembelajaran dalam kelas
dapat menjadi lebih menraik dan menyenangkan. Media pembelajaran berfungsi
untuk menarik perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman siswa
dalam proses pembelajaran, memperjelas penyampaian materi yang dijelaskan,
12
menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan motivasi
siswa dan gairah belajar siswa. Berikut ini merupakan beberapa jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dikelas.
1. Media audial contohnya tape recoder
2. Projected motion media. Contoh: slide, over head projector (OHP), in focus
dan sejenisnya.
3. Media visual contohnya grafik, diagram, chart, bagan, kartun dan komik.
4. Dynamic Worksheet (lembar kerja dinamis) contoh geogebra.
Berdasarkan bebrapa jenis media pembelajaran yang telah dijabarkan
maka pemilihan media yang tepat sangat penting dilakukan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
materi, minat dan kebutuhan siswa. Diusahakn media pembelajaran yang dipilih
menarik dan dapat memperjelas materi pembelajaran. Pada pelaksanaan PPL-
Real ini penulis biasanya menggunakan LKS, power point, video animasi.

2.1.3 Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu (Santyasa, 2007). Model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman bagi para tenaga pendidik dala melaksanakan aktivitas belajar
mengajar. Penggunaan model pembelajaran sangat mempengaruhi minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pemilihan model pemebelajaran yang
tepat sangat pnting dilakukan agar peserta didik berperan aktif salam kegiatan
pembelajaran dikelas.
Terdapat banyak jenis model pembelajaran, mulai dari menekankan pada
kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, maupun kerjasama. Model
pembelajaran ini harus disesuaikan dengan kondisi kelas dan keadaan siswa dalam
kelas. Model pembelajaran yang biasnaya digunakan oleh penulis yaitu model
pembelajaran kooperatif. Model ini menekankan agar peserta didik mampu
bekerja sama dalam kelompok (kooperatif). Model pembelajaran kooperatif yang
sering digunakan penulis selama pembelajaran adalah kooperatif tipe Student
Team Achievement Divisions (STAD). Pada model pembelajaran ini, siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok heterogen yang nantinya mereka dalam kelompok

13
akan bekerja sama, saling mendukung, dan memotivasi untuk menemukan konsep
dari materi yang dipelajari. Adapun tahapan atau sintaks dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini yaitu sebagai berikut (Sadia, 2014).
1. Tahap Penyajian Materi
Tahap ini diawali dengan penyampaian indikator pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dengan
tujuan utama mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah
dipelajari sehingga siswa dapat menghubungkannya dengan materi baru yang
akan dipelajari. Hal ini sesuai dengan esensi konstruktivisme yaitu siswa
dapat mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilikinya sebelumnya.
2. Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, setiap peserta didik diberi lembar tugas yang berisikan materi
baru yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa berbagi tugas dan
saling emmabntu dalam penyelesaian tugas, sehingga semua anggota
kelompok memahami materi eplajaran dnegan baik, dan hasil kerja kelompok
dikumpulkan. Peran guru pada tahap ini adalah sebagai fasilitator dan
motivator pembelajaran.
3. Tahap tes dan kuis
Pada tahap ini guru memberi tes atau kuis kepada peserta didik secara
individu dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa
baik secara individual maupun secara kelompok. Tes atau kuis diberikan pada
setiap akhir proses pembelajaran. Skor yang dicapai siswa secara individu
digunakan dalam perhitungn perolehan skor kelompok.
4. Skor peningkatan individu
Skor peningkatakn individu dihitung berdasarkan skor awal. Skor awal dapat
digunakan skor tes pada materi sbelumnya atau berdasarkan hasil evaluasi
pada semester sebelumnya. Berdasarkan skor awal, setiap peserta didik
memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan terhadap skor
maksimal bagi kelompoknya.
5. Penghargaan kelompok

14
Tim atau kelompok akan memeproleh penghargaan yang penghargaannya
didasarkan atas skor rata- rata kelompok. Skor rata-rata kelompok dihitung
dengan menjumlahkan skor perkembangan individu dibagi dengan jumlah
anggota kelompoknya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD maka peserta didik
mampu bekerja sama dalam kelompoknya dan bisa membangun struktur
kognitifnya sendiri. Peserta didik dapat lebih aktif falam pembelajaran dan kreatif
dalam memecahkan suatu permasalahan.
2.1.4 Pendekatan Saintifik
Pendekatan adalah cara memandang suatu permasalahan ataupun suatu
objek kajian tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara yang ditempuh
guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi dengan siswa. Pendekatan yang dianjurkan pada Kurikulum 2013
edisi revisi adalah pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan saintifik
ini terdiri dari lima aspek utama antara lain sebagai berikut.
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan membaca, mendnegar, menyimak atau
melihat tanpa atau dengan menggunakan alat untuk mengidentifikasi hal-hal
yang ingin diketahui. Mengamati ini bisanya menggunakan indra seperi
melihat, mendengar dan berbicara
2. Menanya
Kegiatan menanya yang dimaksudkan adalah siswa mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak dipahami dalam pembelajaran maupun untuk
mendapatkan informasi tambahan dari apa yang diamati. Selain itu kegiatan
menanya dapat juga berupa Tanya- jawab dan diskusi dengan teman atau
guru.
3. Mencoba
Mencoba dan mengekplorasi dapat dilakukan dengan membaca sumber lain
dan buku teks, mengamati objek, kejadian dan aktivitas. Mencoba dapat
berupa kegiatan eksperimen, kegiatan mencoba ini berguna untuk
menemukan informasi terbaru dan juga menambah wawasan peserta didik.
Kegiatan mencoba dapat dilakukan siswa dengan atau tanpa bimbingan guru.

15
4. Mengasosiasi
Dalam kegiatan mengasosiasi siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan melalui kegiatan mengamati dan mencoba lalu mengolah
informasi yang telah diperoleh itu dengan cara menghubungkannya ke
fenomena alam sehingga terbentuk suatu pola informasi.
5. Mengkomunikasikan
Dalam kegiatan mengkomunikasikan, siswa menyampaikan hasil olah data
pengamatannya dan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis, baik
secara lisan, tertulis, ataupun dengan media lainnya. Siswa juga diharapkan
bisa membuat suatu laporan yang berisi proses, hasil, dan kesimpulan.

2.1.5 Penggunaan Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah
dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode merupakan
cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu
(Suastra, 2013). Metode pembelajaran memabntu dalam kegiatan mengajar agar
belajar menajdi lebih menraikd an interaktif. Dalam pembelajaran diperlukan
adanya kombinasi metode pembelajaran agar pembelajaran tidak terkesan
monoton dan membosankan. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran dapat eningkatkan minat sisa dan peran aktif siswa
dalam belajar. Berikut merupakan beberapa metode yang umum digunakan dalam
proses belajar mengajar diantaranya:
 Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
menghasilkan pertanyaan- pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk
memahami materi. Dalam metode Tanya jawab guru akan menstimulus siswa
untuk mampu mengungkapkan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang dijelaskan. Metode Tanya jawab ini akan berjalan efektif
jika materi yang dipaparkan oleh guru menarik dan dapat menimbulkan
berbagai pertanyaan.
 Metode Diskusi
Pada metode ini disajikan permasalahan kemudian permasalahan tesebut
didiskusikan dalam suatu forum. Metode diskusi ini dinilai menunjang

16
keaktifan iswa bila diskusi tersebut meilbatkan semua anggota dalam diskusi
dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metode diskusi ini mampu
dikelola dengan baik, antusiasme peserta didik untuk terlibat dalam forum ini
akan sangat tinggi.
 Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas dapat digunakan apabila suatu pokok bahasan
tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam
pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
 Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode yang memeberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan suatu percobaan guna membuktikan
kebenaran suatu Hukum ataupun guna menemukan hal- hal baru.
 Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan suatu
peragaan untuk memperjelas suatu proses atau suatu petunjuk melakukan
sesuatu. Metode demonstrasi ini bertujuan untuk memeberikan gambaran dari
sebuah proses. Metode demonstrasi ini dilakukan ketika sekolah kekurangan
alat dalam praktikum. Sehingga agar semua memahami maka bisa dilakukan
dengan metode demonstrasi.
 Metode Tutorial atau Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan oleh guru kepada peserta
didik.

2.1.6 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah salah satu media


pembelajaran yang memegang pernana penting dalam proses pembelajaran.
LKPD ini berisikan informasi dan instruksi yang tersusun secara sistematis dan
runtut yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Informasi yang terdapat pada LKPD digunakan untuk menemukan
suatu konsep atau untuk memecahkan suatu permasalahan Fisika. Pengunaan
media LKPD ini sangat membantu meningkatkan keaktifan peserta didik karena

17
dengan LKPD ini peserta didik dalam proses pemecahan masalah akan berdiskusi
dengan temannya ataupun mencari informasi di berbagai sumber dan juga dapat
langsung bertanya kepada guru. LKPD ini juga dapat memabntu mengaitkan
informasi yang sudah dimiliki peserta didik sebelumnya dengan informasi baru

2.1.7 Melaksanakan Evaluasi dan Penilaian


Evaluasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan (Suastra, 2017).
Pengambilan keputusan yang dimaksud adalah keputusan untuk menentukan atau
mengukur sejauh mana tujuan- tujuan pembelajaran telah dicapai. Ranah evaluasi
yang dinilai adalah ranah kognitif dan afektif. Pada setiap akhir proses
pembelajaran bisanya selalu disepatkan untuk melakukan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman yang telah diperoleh sisa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi ini juga dapat menajdi timbal balik bagi
guru, hal ini dapat digunakan guru untuk dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam kelas apabila dinilai hasil evaluasi masih kurang dan jauh
dari tujuan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa tujuan dilaksanakannya
evaluasi.
 Mengetahui kemajuan dari kemampuan peserta didik, hasil evaluasi dapat
digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik.
 Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam suatu
materi pembelajaran.
 Mengetahui status akademis siswa dalam kelasnya.
 Dapat digunakan sebagai feedback bagi guru untuk mengetahui efisiensi
model pembelajaran yang digunakan.
 Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu proses pembelajaran.

2.2 Pembahasan

Kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar diawali dengan acara


penyerahan mahasiswa PPL-Real dari pihak Universitas ke Kadisdikpora.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2019 dan bertempat di Gedung
Seminar Umum Undiksha. Setelah acara penyerahan tersebut maka mahasiswa
PPL-real dapat langsung melakukan observasi ke sekolah masing-masing.

18
Observasi awal di SMA Negeri 2 Banjar dilakukan pada 8 Agustus 2019
dan diterima oleh Wakasek Kurikulum. Dalam observasi awal ini mahasiswa
diberikan pengarahan mengenai keadaan sekolah secara umum, berkenalan
dengan guru pamongm dan seluruh staf di SMA Negeri 2 Banjar. Kegiatan lain
yang dilakukan penulis pada masa observasi awal yaitu menyusun dan
melegalisasi program kerja PPL-Real, mengamati lingkungan sekolah, fasilitas
yang ada di sekolah, mengamati keadaan guru dan siswa, mengamati fasilitas
pendukung pembelajaran seperti ruang laboratorium, ruang kelas, perpustakaan,
dan lain-lain. Mahasiswa juga diajarkan membuat perangkat pembelajaran dan
administrasi mengajar seperti program tahunan, program semester, hingga RPP.
Kemudian penulis melakukan observasi guru model yaitu mengamati cara
mengajar beberapa guru di SMA Negeri 2 Banjar. Kegiatan observasi ini
dilakukan dari tanggal 8 Agustus 2019 sampai 10 Agustus 2019. Untuk
mendukung kelancaran mahasiswa selama PPL-real maka terbentuklah suatu
susunan organisasi mahasiswa yang berfungsi untuk mengkoordinir setiap
kegiatan PPL-real di sekolah. Organisasi ini terdiri dari Koordinator Sekolah
(Korsek), Wakil Koordinator Sekolah (Wakorsek), Sekretaris, dan Bendahara.
Serta yang lainnya berperan sebagai anggota. Mahasiswa juga membuat daftar
piket harian yang bertugas untuk sembahyang di areal sekolah dan menjaga tamu.
Latihan mengajar yang dilakukan selama PPL-Real ini berjalan selama
enam minggu dengan rincian: tiga minggu latihan mengajar terbimbing, yang
mana dalam hal ini guru pamong akan ikut masuk ke kelas dan melihat
kemampuan mahasiswa mengajar lalu memberi komentar terkait hal-hal yang
masih kurang dan perlu diperbaiki. Kemudian tiga minggu selanjutnya dilakukan
latihan mengajar mandiri. Dalam kegiatan ini maka mahasiswa PPL-Real secara
mandiri mengajar layaknya seorang guru. PPL di SMA Negeri 2 Banjar
dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dari jam 07:00 WITA (jam masuk
siswa) hingga jam 14:00 WITA (jam pulang siswa). Selama kegiatan PPL-Real
mahasiswa diharapkan selalu hadir. Mahasiswa mengisi daftar hadir (presensi)
sebanyak dua kali yaitu satu kali di pagi hari dan satu kali saat jam pulang
sekolah. Jika mahasiswa ingin meninggalkan sekolah maka harus meminta ijin

19
terhadap koordinator sekolah, guru pamong, guru piket, dan kepala sekolah atau
Wakasek.
2.2.1 Observasi Guru Model
Selama masa obserasi dan orientasi, penulis melaksanakan pengamatan
terhadap cara mengajar tiga guru model. Masing- masing guru model ini memiliki
cara mengajar berbeda dengan metode yang berbeda- beda pula. Berikut hasil
pengamatan penulis terhadap tiga guru model.
a. Guru Model 1
Nama : Ida Komang Artisyama, S.Pd
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Materi yang Diajarkan : Asking and Giving
Kelas : XII MIPA 5
Jam Pelajaran : 5-6 (pukul 10.45 s/d 12.15)
Hari, Tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2019
a. Pembukaan Pembelajaran
Sebelum masuk ke dalam kelas, guru mempersiapkan alat dan bahan

yang dibutuhkan selama proses pembelajaran, seperti LKS dan power

point. Setelah guru masuk ke dalam kelas, ketua kelas memimpin siswa

yang lain dan mengucapkan salam pembuka. Kegiatan pembukaan yang

dilakukan oleh guru berlangsung selama lebih kurang 5 menit, hal ini

berisi absensi oleh guru, guru menyiapkan perangkat pembelajaran di

dalam kelas berupa power point dan menyatakan garis besar materi yang

akan dibahas pada pertemuan kali ini.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran


Ketika mulai ke pembelajaran inti, guru mengisyaratkan siswa

untuk membaca terlebih dahulu materi yang dipelajari dalam buku LKS

selama lebih kurang 10 menit. Pembelajaran berlanjut dengan guru

menerangkan materi yang ada dalam power point. Selama pembelajaran,

guru menggunakan metode bercerita namun tetap melibatkan siswa


20
dengan ertanyaan-pertanyaan kecil agar siswa tidak bosan dan tetp fokus

pada pelajaran. Guru aktif bertanya kepada siswa untuk memastika siswa

benar-benar membaca LKS dan juga untuk tetap menarik perhatian siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak menanya

kepada keseluruhan siswa. Hanya beberapa pertanyaan yang tertuju pada

individu siswa. Setelah siswa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh

guru, kemudian guru menjelaskan jawaban dari siswa tersebut agar tidak

terjadi kesalahpahaman dalam menerima materi.

Selama proses pembelajaran, pastinya tidak selalu berjalan dengan

kondusif, dalam proses pembelajaran ditemukan beberapa siswa yang

mengobrol dengan rekannya hingga mengganggu proses pembelajaran.

Hal ini ditanggapi oleh guru dengan menarik kembali perhatian siswa dan

mengingatkan siswa agar kembali memperhatikan materi yang dijelaskan

oleh guru. Hal ini membuat siswa kembali memperhatikan guru dan

kembali mengikuti pelajaran dengan baik. Selama proses pembelajaran,

sesekali guru memberikan ice breaking agar siswa tidak tegang dan tidak

mengantuk selama pembelajaran berlangsung.

c. Penutup
Kegiatan penutup ini dilakukan dengan menugaskan siswa untuk

membuat peta konsep agar siswa dapat dengan mudah memahami materi

yang harus mereka kuasai. Hal ini dilanjutkan oleh guru dengan

menanyakan apakah terdapat materi yang belum dipahami atau adakah

pertanyaan kepada siswa. Selanjutnya guru menginformasikan materi

yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan berakhir, ketua

21
kelas memimpin siswa yang lain untuk berdiri dan mengucapkan salam

penutup.

d. Kesan Umum
Selama proses pembelajaran, penulis tertarik dengan cara guru

menyampaikan pembelajaran, waaupun dengan cara bercerita namun

pembelajaran di kelas tidak terasa membosankan. Pembelajaran juga

berlangsung dengan baik, hal ini terlihat dari antusias siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

b. Guru Model 2
Nama : Putu Sudi Karya, S.Pd
Mata Pelajaran : Matematika
Materi yang Diajarkan : Trigonometri
Kelas : XI MIPA 3
Jam Pelajaran : Hari, Tanggal :
a. Membuka Pelajaran
Setelah memasuki ruang kelas guru dan siswa bersama-sama
mengucapkan panganjali om swastyastu. Kemudian guru menanyakan
kehadiran siswa dengan menanyakan siswa yang tidak hadir serta
alasannya. Guru juga menanyakan terkait pekerjaan rumah yang dibuat
siswa pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
Guru memulai masuk ke materi pelajaran dengan cara bertanya
kepada siswa terkait materi yang akan diajarkan yaitu trigonometri. Guru
bertanya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki
setiap siswa terhadap materi trigonometri. Siswa yang bisa menjawab
pertanyaan akan diberi poin tambahan oleh guru. Dalam hal ini terjadi
proses diskusi kelas dan tanya jawab antara guru dan siswa. Guru
kemudian memberikan umpan balik dan menjelaskan konsep trigonometri
secara umum melalui sebuah permainan yang dinamakan olahraga otak.
Lalu siswa diminta membentuk kelompok yang bertujuan untuk
22
menginvestigasi materi trigonometri sehingga siswa bersama
kelompoknya memahami materi tersebut dengan baik.
c. Menutup pelajaran
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru bertanya kepada siswa
untuk memastikan bahwa setiap siswa paham tentang materi trigonometri.
Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang
kurang dipahami. Setelah dirasa cukup, guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan parama santhi bersama siswa.
d. Kesan Umum
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru model 2 maka penulis
menemukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi matematika. Agar siswa
tidak bosan belajar maka guru perlu memberikan selingan berupa gurauan
atau sebuah permainan. Hal ini dapat memfokuskan siswa dan
meminimalisir siswa yang mengantuk atau tidak bersemangat belajar.

2.2.1 Latihan Mengajar Terbimbing dan Mandiri


Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa PPL-Real ini dibagi
menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
1. Latihan Mengajar Terbimbing
Latihan mengajar terbimbing dilakukan selama tiga minggu yang
dimulai dari minggu kedua pelaksanaan PPL-Real yaitu tanggal 12 Agustus
2019 sampai minggu keempat yaitu tanggal 31 Agustus 2019. Pada latihan
mengajar terbimbing ini, mahasiswa PPL mengajar di kelas dengan
dibimbing atau pengawasan oleh guru pamong. Jadi dalam kegiatan ini
mahasiswa mengajar di kelas dan diamati cara mengajarnya oleh guru
pamong. Tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajarannya, mahasiswa juga
senantiasa dibimbing dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) hingga cara mengevaluasi hasil belajar siswa. Kegiatan ini bertujuan
agar mahasiswa dapat diperbaiki cara mengajarnya sehingga dapat lebih baik
pada pertemuan berikutnya. Latihan terbimbing ini juga dapat dijadikan

23
bahan evaluasi oleh mahasiswa PPL-Real dalam memilih model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk siswa yang bersangkutan.
2. Latihan Mengajar Mandiri
Latihan mengajar mandiri dilakukan juga selama tiga minggu dari
minggu kelima yaitu tanggal 2 September 2019 sampai minggu ke tujuh yaitu
21 September 2019. Selama kegiatan mengajar mandiri, mahasiswa PPL-Real
diberikan kesempatan untuk mengajar dan mengelola kelas secara mandiri
tanpa diawasi oleh guru pamong. Namun guru pamong dan mahasiswa PPL-
Real tetap melakukan bimbingan perangkat pembelajaran seperti RPP dan
LKPD.
Selama latihan mengajar, mahasiswa PPL-Real akan dievaluasi dan dinilai
oleh guru pamong dan dosen pembimbing melalui format APKCG yang telah
diberikan. Selain itu, ketika melakukan latihan mengajar, baik itu terbimbing
maupun mandiri maka mahasiswa PPL-Real diwajibkan mempersiapkan
administrasi guru yang terdiri dari penyusunan program tahunan, program
semester, rincian minggu efektif, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran
serta alat penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini harus disiapkan
sebelum mulai mengajar lalu dikonsultasikan dengan guru pamong dan dosen
pembimbing. Setelah disetujui maka barulah proses pembelajaran dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
2.2.2 Mata Pelajaran yang Dipegang
Pada kegiatan PPL-Real ini penulis mendapatkan kesempatan untuk
melakukan latihan mengajar di SMA Negeri 2 Banjar. Penulis mengampu mata
pelajaran Fisika untuk kelas MIPA, yaitu X MIPA 3 dan XI MIPA 2. Jumlah
siswa di kelas X MIPA 3 adalah 36 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas XI
MIPA 2 sebanyak 30 orang. Untuk mata pelajaran fisika kelas X di SMA Negeri 2
Banjar dibelajarkan selama tiga jam setiap minggu. Sehingga untuk kelas X
memperoleh pelajaran fisika satu kali setiap minggu. Sedangkan pelajaran fisika
kelas XI di SMA Negeri 2 Banjar dibelajarkan selama empat jam setiap minggu
yang terbagi ke dalam dua kali pertemuan.
Adapun data guru pamong yang membimbing dan dosen pembimbing
yaitu sebagai berikut.

24
1) Guru Pamong
Nama : I Wayan Bhaktiyasa, S.Pd.,M.Pd
NIP : 19650122 199002 1 002
2) Dosen Pembimbing
Nama : Drs. Iwan Suswandi, M.Si
NIP : 19600408 198703 1 002
Adapun untuk jadwal mengajar selama mengikut kegiatan PPL-Real adalah
sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Mengajar
Hari Waktu Kegiatan Tempat
Senin Jam ke-1 Upacara bendera Lapangan upacara
(07:30 - 08:15) SMA Negeri 2 Banjar
Selasa - - -
Rabu Jam ke 5,6 Mengajar Kelas XI MIPA 2
(10.45-12.15)
Kamis Jam ke 5,6 Mengajar Kelas XI MIPA 2
(10.45 - 12:15)
Jumat Jam ke 6,7,8 Mengajar Kelas X MIPA 3
(12.30 - 14:00)
Sabtu Jam ke 1 Literasi Lapangan upacara
(07:30 - 08:15) SMA Negeri 2 Banjar

Materi-materi yang diajarkan oleh penulis sudah berdasarkan kurikulum


yang diterapkan di SMA Negeri 2 Banjar yaitu Kurikulum Tahun 2013 revisi
Tahun 2017. Jangka waktu dan kedalaman materi juga didasarkan pada program
semester ganjil yang telah dirancang dan disusun ke dalam silabus dan RPP yang
sesuai dengan anjuran guru pamong dan dosen pembimbing. Buku ajar yang
digunakan pada kegiatan pembelajaran untuk kelas X adalah Buku Fisika yang
dibuat oleh Marthen Kanginan. Sedangkan untuk buku kelas XI menggunakan
Buku Siswa Fisika untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-
Ilmu Alam oleh Indiarti, dkk yang diterbitkan oleh Mediatama.
2.2.3 Kegiatan Non-Mengajar

25
Mahasiswa PPL-Real Undiksha selain aktif mengajar juga aktif dalam
mengikuti kegiatan non-mengajar. Beberapa kegiatan non-mengajar yang
dilakukan oleh penulis selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2
Banjar yaitu sebagai berikut.
1. Upacara Bendera
Kegiatan upacara bendera di SMA Negeri 2 Banjar dilaksanakan
setiap hari senin pagi. Upacara bendera biasanya dimulai dari pukul 07:15
WITA sampai 09:00 WITA dan bertempat di lapangan upacara SMA Negeri
2 Banjar. Petugas upacara bendera ini selalu berubah setiap minggunya.
Selain petugas upacara, pembina upacara juga bukan hanya kepala sekolah,
melainkan wakasek maupun guru-guru berkesempatan yang sama untuk
menjadi pembina upacara.
Secara umum, pelaksanaan kegiatan upacara bendera yang diikuti
penulis selama mengikuti PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar sudah berjalan
dengan baik. Siswa-siswa cukup disiplin ketika berlangsungnya upacara dan
tidak terlambat datang ke sekolah. Selain itu, setelah kegiatan upacara juga
diumumkan prestasi-prestasi yang diperoleh oleh siswa-siswa SMA Negeri 2
Banjar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri
siswa. Selain itu, hal ini juga merupakan sebuah bentuk apresiasi atas
keberhasilan siswa dalam perlombaan.
2. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 2 Banjar mencakup banyak
minat siswa seperti olahraga, seni, dan KSP. Hal ini sesuai dengan tujuan
kegiatan ekstrakulikuler yaitu untuk mengembangkan potensi serta minat dan
bakat siswa SMA Negeri 2 Banjar khususnya pada bidang di luar aktivitas
belajar mengajar di kelas. Setiap siswa wajib mengikuti ekstrakulikuler yang
dipilih.
Pada kegiatan ekstrakulikuler ini penulis mengikuti ekstrakulikuler
KSP Fisika. Pelaksanaan KSP Fisika ini bersifat tidak terjadwal dan bersifat
fleksibel. Namun selama mengikuti kegiatan PPL-Real ini bertepatan dengan
adanya Lomba Fisika di Undiksha sehingga penulis ikut membantu guru
pembina KSP untuk membina KSP Fisika secara rutin menjelang lomba.

26
3. Sembahyang Purnama
Setiap hari raya Purnama, seluruh siswa dan guru di SMA Negeri 2
Banjar melakukan persembahyangan bersama. Kegiatan sembahyang ini
dilakukan pagi hari pada pukul 07:15 WITA sampai pukul 08:00 WITA atau
biasanya dialokasikan waktu satu jam pelajaran pada jam pelajaran pertama.
Seluruh siswa SMA Negeri 2 Banjar diwajibkan menggunakan pakaian adat
berwarna dasar putih. Sedangkan pada saat hari raya Tilem, siswa juga
diwajibkan menggunakan pakaian adat namun persembahyangan dilakukan
secara mandiri sebelum jam pertama dimulai.
4. Piket Harian
Selain mengajar, mahasiswa PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar juga
melaksanakan piket setiap hari selama jam sekolah. Untuk pembagian jadwal
piket dilakukan oleh Koordinator Sekolah dengan memilih setiap mahasiswa
yang tidak ada jam mengajar di hari tersebut. Mahasiswa yang mendapat
jadwal piket bertugas membantu petugas piket harian untuk menangani siswa
yang ingin meminta ijin keluar sekolah dan melaksanakan persembahyangan
di lingkungan sekolah.
5. Pembersihan
Kegiatan pembersihan yang diikuti mahasiswa PPL-Real di SMA
Negeri 2 Banjar dilakukan serangkaian persiapan HUT Republik Indonesia
pada tahun 2019. Kegiatan pembersihan diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan
mahasiswa PPL-Real dimulai dari lingkungan sekolah hingga ke Lapangan
Desa Banjar.
2.2.4 Pembahasan Pengalaman yang Diperoleh
Selama pelaksanaan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar yaitu
kurang lebih delapan minggu, penulis memperoleh banyak pengalaman baru
terkait kegiatan mengajar maupun di luar kegiatan mengajar. Adapun perincian
dari pengalaman yang diperoleh penulis yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan pembelajaran
Sebelum mulai pembelajaran, seorang calon pendidik harus
menyiapkan bahan ajar. Selain itu, pendidik juga harus benar-benar
menyiapkan diri dalam hal penguasaan materi dan perangkat pembelajaran

27
yang akan digunakan ketika mengajar. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
miskonsepsi siswa karena guru kurang menguasai topik yang diajarkan.
Selain itu, jika guru sudah mampu menguasai materi dengan baik maka
proses pembelajaran akan berlangsung dengan lancar karena guru
menyampaikan materi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa. Jadi,
hal terpenting dalam persiapan pembelajaran yang menjadi kunci
keberhasilan seorang guru dalam mengajar adalah penguasaan materi. Dalam
hal menguasai materi, diperlukan keseriusan dan tekad guru karena hal ini
bukanlah suatu hal yang mudah. Selama mengikuti kegiatan PPL-Real di
SMA Negeri 2 Banjar, penulis selalu dibimbing dan diarahkan oleh guru
pamong terkait materi yang akan diajarkan dan kedalaman penyampaian
materi kepada siswa.
2. Melaksanakan team teaching
Selain mengajar secara mandiri di kelas, mahasiswa PPL-Real juga
dapat mengajar bersama tim atau yang dikenal sebagai team teaching.
Pelaksanaan pengajaran bersama tim ini cukup membantu mahasiswa PPL-
Real dalam mengajar di kelas karena dengan mengajar secara tim maka dapat
membuat keadaan kelas menjadi lebih kondusif. Selain itu, siswa juga
mendapat perhatian lebih banyak dari guru sehingga siswa memiliki peluang
lebih banyak untuk bertanya dan diberikan bimbingan oleh guru secara
personal. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif maka
pelaksanaan team teaching ini menjadi hal yang sangat menguntungkan
karena mahasiswa dapat membimbing setiap kelompok sehingga siswa lebih
cepat memahami materi pelajaran yang disampaikan. Keuntungan team
teaching bagi mahasiswa PPL yaitu mahasiswa dapat melihat cara mengajar
temannya sehingga hal ini bisa dijadikan referensi untuk pembelajaran
berikutnya.
3. Melakukan hubungan sosial di sekolah
Hubungan sosial antara mahasiswa PPL-Real dengan seluruh warga
sekolah di SMA Negeri 2 Banjar perlu dibina dengan baik karena sebagai
seorang calon guru, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar

28
melainkan juga memiliki hubungan sosial yang harmonis dengan pihak
sekolah nantinya.
A. Hubungan Sosial dengan Guru
Melalui hubungan sosial dengan guru, penulis mengetahui berbagai
kendala yang biasa dihadapi guru ketika mengajar di kelas serta cara
mengatasi masalah tersebut. Selain itu, penulis juga dikenalkan mengenai
berbagai macam administrasi yang harus dimiliki guru sebelum mengajar.
Sehingga hal ini memberikan ilmu tambahan kepada penulis selaku calon
guru untuk bisa membuat administrasi mengajar.
B. Hubungan Sosial dengan Pegawai
Melalui hubungan sosial mahasiswa PPL-Real dengan pegawai di
SMA Negeri 2 Banjar maka penulis mengetahui cara pengelolaan
administrasi sekolah. Penulis juga mendapat ilmu tambahan dalam cara
pelayanan pegawai terhadap keperluan siswa dan warga sekolah lainnya
seperti daftar absensi, surat-menyurat, dan keperluan lainnya.
C. Hubungan Sosial dengan Siswa
Dengan menjalin hubungan sosial yang baik antara mahasiswa PPL-
Real dengan siswa maka penulis dapat mengetahui dan mengerti kondisi dan
keadaan siswa. Setiap siswa memiliki minat dan keahlian yang berbeda-beda
sehingga sebagai seorang guru tidak dibenarkan untuk memaksa siswa
melakukan suatu hal yang tidak disukainya. Namun seorang guru perlu
memberikan pemahaman bahwa semua yang ia pelajari adalah penting dan
berguna suatu saat nanti. Jika guru dekat dengan siswa maka siswa menjadi
lebih terbuka dengan masalah belajarnya sehingga guru dapat memberikan
solusi dari masalah belajarnya. Selain itu, guru juga mengetahui kelebihan
dan kekurangan terkait model pembelajaran yang digunakan guru selama
mengajar.
2.2.5 Temuan Bermakna
Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar
mahasiswa PPL-Real menemukan beberapa temuan bermakna yaitu sebagai
berikut.

29
1.1 Peraturan yang diterapkan di SMA Negeri 2 Banjar membuat siswa menjadi
disiplin karena seluruh siswa taat terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu,
guru juga bersikap tegas terhadap siswa yang terlambat dan melanggar aturan
dengan cara memberikan sanksi sehingga hal ini membuat siswa menjadi lebih
taat aturan.
2.1 Temuan lainnya yang penulis dapatkan selama pelaksanaan PPL-Real di SMA
Negeri 2 Banjar yaitu penulis memperoleh banyak pengalaman yang berkaitan
dengan cara mengajar di sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengembangkan diri penulis sebagai calon guru di sekolah. Penulis
memperoleh pengalaman dalam hal mendidik siswa dan cara memperlakukan
siswa yang memiliki karakter berbeda-beda.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari kegiatan Program Pengalaman Lapangan Real (PPL-Real) yang


dilakukan di SMA Negeri 2 Banjar, penyusun dapat menyimpulkan beberapa hal
sebagi berikut.

1. Terdapat beberapa permasalahan yang ditemui penulis selam menjalnkan


PPL-Real di SMA Negeri 2 Banjar yatu antara lain peserta didik kurang aktif
dalam proses pembelajaran fisika, peserta didik masih kurang responsive
dalam pembelajaran fisika, rendahnya minat dan motivasi peserta didik
dalam belajar fisika, peserta didik masih belum terbiasa untuk belajar
mandiri, dalam pembelajaran fisika peserta didik masih cenderung emghafal,
dan juga karakter peserta didik berbeda- beda dalam satu kelas.

2. Solusi tawaran perbaikan pembelajaran yang cocok diterapkan dalam


permasalahan yang telah diungkapkan penyusn adalah dengan melakukan
persiapan dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang matang,
penyusunan RPP dengan baik dan termasuk didalamnya pemilihan model dan
metode pembelajaran dengan mnerapkan model pembelajaran STAD dan
metode pembelajaran Tanya jawab, diskusi, demonetrasi, dan eksperimen
disesuikan dengan Kurikulum 2013 Revisi. Selain itu guru jga harus sealu
memperhatikan kondisi kelas dan juga situasi dala kelas.

3.2 Saran

Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan oleh penyusun adalah sebagai
berikut.

1. Untuk LPPPM
Adapun saran yang penulis rasa harus diperhatikan dan

dipertimbangkan oleh LPPPM adalah untuk mengoptimalkan kembali

31
penjadwalan kegiatan PPL Real agar tidak terjadi perubahan jadwal yang

terkesan mendadak sehingga menyita waktu mahasiswa dalam

melaksanakan PPL Real di sekolah. Selain itu juga agar LPPPM lebih teliti

lagi dalam menyiapkan sekolah mitra dan memastikan sekolah mitra

benar-benar siap menerima mahasiswa PPL serta memastikan sekolah

mitra tidak sedang melaksanakan kegiatan intra sekolah yang juga dapat

memotong waktu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL Real di

sekolah.

2. Untuk SMA Negeri 2 Banjar

Untuk sekolah mitra, SMA Negeri 2 Banjar sudah cukup baik

dalam menerima dan memfasilitasi mahasiswa selama kegiatan PPL Real

berlangsung. Saran yang dapat penulis berikan yaitu agar lebih

meningkatkan lagi penggalian kemampuan siswa agar lebih banyak siswa

yang berprestasi serta lebih meningkatkan tata tertib agar kegiatan di

sekolah dapat berjalan dengan kondusif.

32
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar ilmu pendidikan. Jakarta: 2009

Kemendikbud. 2003. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Sandia, I. W. 2014. Model- model pembelajaran sain konstruktivistik.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Santyasa, I. W. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Makalah. Disajikan


dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru- Guru
SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007

Suastra, I. W. 2017. Assesmen dalam pembelajaran sains. Singaraja: Universitas


Pendidikan Ganesha.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai