Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR PPL REAL

DI SMK NEGERI 4 DENPASAR


PADA SEMESTER GANJIL 2019/2020

OLEH

Nama : Amira Anindia Rafi’i


NIM : 1615011026
Jurusan : Teknologi Industri
Prodi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas : Teknik dan Kejuruan

LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU


PUSAT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
UNDIKSHA SINGARAJA
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis menemukan berbagai kendala
sebagai penghambat, akan tetapi berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak penulis dapat mengatasi hal tersebut. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM)
UNDIKSHA Singaraja yang telah banyak membantu yaitu dalam pembekalan
dan arahan-arahan sebelum mengikuti PPL-Real.
2. Ibu Dra. Luh Ketut Anggreni, M.Pd, selaku kepala sekolah dan Bapak I Gede
Raka Pujiharsana S.Pd. selaku Guru Pamong yang telah menerima dan
memberikan bimbingan penulis selama melaksanakan PPL-Real di SMK
Negeri 4 Denpasar.
3. Ibu Ida Ayu Putu Hemy Ekayani S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis
dapat mengikuti kegiatan PPL-Real ini dengan baik.
4. Semua guru, pegawai, dan staf SMK Negeri 4 Denpasar yang telah membantu
penulis dalam pengumpulan data, informasi dan memberikan keterangan-
keterangan yang penulis perlukan dalam penyusunan laporan ini.
5. Rekan-rekan sesama mahasiswa PPL-Real di SMK Negeri 4 Denpasar yang
telah bekerja bahu-membahu sehingga laporan ini dapat tersusun dengan
baik.
6. Siswa-siswi kelas X BOGA I, II, dan III, yang telah mengikuti pembelajaran
dengan baik selama pelaksanaan kegiatan PPL-Real berlangsung.
7. Serta seluruh komponen yang telah membantu dalam pelaksanaan PPL-Real
di SMK Negeri 4 Denpasar yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.

ii
Penulis menyadari bahwa laporan PPL-Real ini masih jauh dari sempurna
karena seperti peribahasa “tiada gading yang tak retak”, sehingga penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari
semua pihak. Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau
kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
para pembaca.
Denpasar, 25 September 2019

Penulis

iii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAM INI TELAH DIBACA DAN DISETUJUI SEBAGAI


KELENGKAPAN TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN
LAPANGAN (PPL REAL)

Pada

Hari : Rabu

Tanggal : 26 september 2019

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya

Nama : Amira Anindita Rafi’i

NIM : 1615011026

Prodi/Fak : Pendidikan kesejahteraan keluarga/Teknik dan Kejuruan

Judul Laporan : Laporan Akhir PPL-Real di SMK NEGERI 4 DENPASAR, pada


Semester Ganjil 2019/2020

Menyatakan bahwa lapporan ini atau karya tulis ini dengan seluruh isi dan
pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri dengan tidak melakukan
penjiplakan dan penyampaian dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode
etik yang berlaku dalam masyarakat keilmuan dan HAKI (Hak atas Kekayaan
Intelektual). Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan
dalam laporan saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv

PERNYATAAN......................................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan......................................................................................................3

1.4 Manfaat....................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................5

HASIL TEMUAN PPL & PEMBAHASAN........................................................5

2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran............................................5

2.2 Pembahasan...........................................................................................10

2.3 Pelaksanaan PPL-Real…...…………………………...………………14

2.4 Hasil dan temuan……………………………………………………..16

BAB III..................................................................................................................26

PENUTUP.............................................................................................................26

3.1 Simpulan.................................................................................................26

3.2 Saran.......................................................................................................27

Daftar Pustaka......................................................................................................28

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sintaks Model Discovery...........................................................................9

Tabel 3. Sintaks Model CTL..................................................................................16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan


Lampiran 2 Surat Puas
Lampiran 3 Surat Keterangan Aktif
Lampiran 4 Surat Keterangan Setuju Maju Ujian
Lampiran 5 Berita Acara Ujian
Lampiran 6 Program Kerja
Lampiran 7 Kompetensi Dasar Boga Dasar
Lampiran 8 Kompetensi Dasar : Keamanan Pangan (Sanitasi, Hygiene, dan
Keselamatan Kerja

Lampiran 9 Daftar hadir X BOGA 1, 2, dan 3


Lampiran 10 RPP
Lampiran 11 APKCG
Lampiran 12 Gambar Dokumentasi

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu cita-cita bangsa Indonesia yang termuat dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia. Cita-cita bangsa ini sudah
dikumandangkan sejak dulu, namun sampai sekarang belum tercapai secara maksimal
karena mengalami beberapa kendala khususnya dalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang utama dan memiliki peranan yang sangat penting
untuk mencetak sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang tinggi.Tinggi
rendahnya mutu dari pendidikan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah akan
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.Bidang pendidikan
menjadi salah satu perhatian pembangunan nasional juga karena tuntutan globalisasi yaitu
terciptanya SDM yang berkulitas di segala bidang. Tuntutan itu hanya bisa diisi dengan
memperbaharui bidang pendidikan selain juga bidang yang lain.
Oleh karena itu, dalam hal ini pendidikan yang berkualitas dan bermutu sangat
diperlukan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik diharapkan dapat
memiliki kualitas yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang
sehingga dapat menjadi manusia yang memiliki pengetahuan, potensi serta kepribadian
yang bermutu tinggi.
Untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih baik, pemerintah telah mengupayakan
berbagai cara diantaranya dengan mengeluarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) yang mengatur bagaimana teknik pelaksanaan
pendidikan di Indonesia, termasuk penyempurnaan kurikulum pendidikan di sekolah. Di
samping itu, telah dikeluarkan Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun
2005) yang diharapkan dapat merangsang profesionalisme seorang pendidik demi
kemajuan peserta didiknya sebagai output dari pendidikan itu sendiri.
1
Dapat dilihat bahwa peran tenaga pendidik memiliki dampak yang sangat besar
terhadap kualitas mutu pendidikan di sekolah, oleh karena itu kualitas dan profesionalitas
tenaga pendidik yang baik sangat dibutuhkan agar mampu menjalankan pengajaran dan
pendidikan kepada peserta didik di sekolah. Tenaga pendidik harus mampu menghadapi
kondisi dan karaterisitik peserta didik yang berbeda dalam pemberian pengajaran dan
pendidikan. Kemampuan tenaga pendidik dalam mengatasi perbedaan karakteristik
peserta didik dan kondisi nyata di sekolah ini tentu hanya bisa diperoleh berdasarkan
pengalaman dilapangan.Berdasarkan hal inilah Dalam pelaksanaannya, mahasiswa yang
menempuh jalur kependidikan atau calon guru harus mengikuti prosedur LPPL yaitu
melaksanakan PPL-Awal, Micro Teaching, dan PPL-Real.PPL-Awal adalah program
yang terkait dengan pengenalan lingkungan yang bertujuan untuk memberikan wawasan
kepada mahasiswa mengenai aspek-aspek yang harus dipahami dan dialami sebagai calon
guru.Micro Teaching adalah pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa calon guru
untuk menguasai keterampilan dasar mengajar yang bersifat sinergik. PPL-Real adalah
kegiatan yang secara langsung melatih calon guru dalam kegiatan di sekolah baik tata
pengelolaan dan proses pembelajaran di sekolah mitra. Sekolah mitra yang dimaksud
adalah sekolah yang bisa diajak kerjasama dalam melatih kemampuan calon guru sebagai
ajang untuk meningkatkan kualitas guru ke depan.
Salah satu sekolah yang bekerja sama dengan UNDIKSHA dalam melaksanakan
PPL-Real ini adalah SMP Negeri 3 Singaraja. Penulis mendaftarkan diri untuk
melaksanakan PPL-Realdi sekolah ini selama kurang lebih 2 bulan yaitu dari tanggal 12
Agustus 2018 sampai 28 September 2019. Agar penulis dapat menguasi kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial,
sebagai mahasiswa PPL-Real di SMP Negeri 3Singarajaberupaya melakukan pelatihan
mengajar melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan dari lembaga dengan maksimal.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan observasi dan
orientasi untuk mengetahui seluk beluk sekolah yang menjadi tempat PPL-Real, pelatihan
mengajar terbimbing yang dibimbing dan didampingi oleh guru pamong dan dosen
pembimbing, serta pelatihan mandiri, yang terjadwal secara sistematis.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka didapatkan rumusan masalah ssebagai berikut :
1.2.1 Apa solusi yang bisa ditawarkan dalam perbaikan pembelajaran Boga Dasar dan
Keamanan Pangan (Sanitasi, Hygiene dan keselamatan Kerja) di SMK N 4
Denpasar?
1.2.2 Model pembelajaran apa yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi?
1.2.3 Bagaimana pembahasan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut :

1.3.1 Mengetahui solusi yang bisa ditawarkan dalam perbaikan pembelajaran Boga
Dasar dan Keamanan Pangan (Sanitasi, Hygiene dan keselamatan Kerja) di SMK
N 4 Denpasar.
1.3.2 Mengetahui model pembelajaran yang ditawarkan dalam perbaikan pembelajaran
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
1.3.3 Mengetahui pembahasan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang ditawarkan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari mengikuti PPL-Real adalah sebagai berikut :
A. Bagi Mahasiswa
1. Pengalaman selama mengikuti PPL-Real dapat digunakan sebagai modal dasar
atau pedoman dalam mengembangkan profesionalitas sebagai seorang guru kelak
di sekolah tempat tugasnya.
2. Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah untuk dapat
menerapkannya di lapangan dalam kegiatan belajar mengajar secara nyata.
3. Dapat mengetahui pola, sikap dan tingkah laku siswa dalam mengikuti pelajaran
secara nyata.

3
4. Pengalaman selama mengikuti PPL-Real akan sangat bermakna bagi calon guru
pada saat mulai mengemban tugas nyata di suatu sekolah.
B. Bagi Lembaga Sekolah
1. Dapat saling bertukar informasi antar mahasiswa dengan sekolah.
2. Mengembangkan potensi sekolah melalui masukan-masukan dari mahasiswa.
3. Merupakan suatu kesempatan bagi pihak sekolah untuk senantiasa saling
mendekatkan diri dengan pihak lembaga sebagai wadah pencetak guru untuk
saling berbagi pengalaman dan bertukar informasi atas refleksi yang diperoleh
sekolah tentang kondisi siswa dan pembelajaran di kelas untuk nantinya dapat
dipertimbangkan menuju ke hal yang lebih baik.

C. Bagi Universitas Pendidikan Ganesha


1. Untuk mencetak atau menghasilkan tenaga guru berkualitas dan profesional dalam
bidangnya.
2. Dapat menjalin kerjasama yang lebih erat dengan pihak sekolah untuk mencetak
guru yang profesional dan penuh daya inovatif dalam mengemban tugasnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Solusi Tawaran Perbaikan Pembelajaran

Belajar merupakan pembentukan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan,


kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang. Kegiatan belajar terjadi tidak saja pada
situasi formal di sekolah akan tetapi juga di luar sekolah seperti di lingkungan keluarga,
lingkungan pergaulan di tengah-tengah masyarakat. Belajar mengandung beberapa unsur
pokok yaitu 1) belajar sebagai proses, 2) perolehan pengetahuan dan keterampilan, 3)
perubahan tingkah laku, dan 4) aktivitas diri. Berdasarkan uraian tersebut, maka
pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai proses diperolehnya pengetahuan atau
keterampilan serta perubahan tingkah laku melalui aktivitas diri.
Keberhasilan pelaksanakan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor yang mempengaruhi proses belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern  adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu.
Faktor intern ini diantaranya dapat berupa motivasi dan minat belajar dari siswa yang
melaksanakan proses pembelajaran. Faktor ekstern ini dapat berupa keadaan lingkungan
di sekitar siswa
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan antara pendidik (guru)
dengan peserta didik (siswa) untuk membahas suatu topik pembelajaran atau materi
pembelajaran yang berlangsung secara edukatif. Kegiatan yang dilakukan selama
pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai untuk mendapatkan hasil belajar yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dengan
karakteristik siswa yang berbeda-beda perlu adanya metode dan media yang diterapkan
agar siswa tertarik pada materi pembelajaran, aktif pada proses pembelajaran serta paham
akan materi yang disampaikan.
Boga Dasar dan Keamanan Pangan (Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja) adalah
mata pelajaran yang wajib diberikan diawal semester kelas X sebelum pelajaran-pelajaran
boga yang lain di tingkat yang lebih tinggi. Karena mata pelajaran tersebut adalah dasar
bagi seorang anak tata boga untuk mengenal segala sesuatu khususnya yang berhubungan
dengan pengetahuan dan pengolahan bahan makanan.Dengan mempelajari itu dapat
5
membuka cakrawala berpikir bagi para peserta didik.Memasak adalah hal yang biasa dan
terkadang dianggap sepeleh namun ketika dipelajari, ternyata tidak semudah yang
dibayangkan.Dengan mempelajari mata pelajaran Boga Dasar dan Keamanan Pangan
(Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja) pengetahuan siswa semakin diisi dengan hal-
hal baru yang mungkin selama ini belum diketahui. Dalam Boga Dasar siswa dibekali
dengan pengetahuan bagian dari dapur apa saja, alat-alat di dapur apa saja, dan teknik apa
saja yang kita gunakan saat memasak, dll. Sedangkan untuk pembelajaran Keamanan
Pangan, siswa dibekali bagaimana cara meminimalisir kecelakaan pada saat memasak,
memperhatikan kelayakan produk makanana, kelayakan bangunan dapur, dll. Tentunya
bahwa kedua mata pelajaran tersebut saling berkaitan satu sama lain dan semuanya itu
adalah pengetahuan dasar bagi para peserta didik jurusan tata boga.
Keberhasilan dari setiap indikator yang ingin dicapai dalam setiap pembelajaran
tersebut tentunya tidak terlepas dari metode juga model pembelajaran yang diterapkan
gurudalam menyajikan setiap materi kepada para peserta didik. Dan model pembelajaran
yang diterapkan selama ini adalah model pembelajaran Discovery Learning.Yang
tentunya semuanya berpusat pada siswa (student center)dan guru hanya sebagai fasilitator
sebagaimana yang dituntut dalam Kurikulum 2013.Namun penulis melihat bahwa perlu
adanya model pembelajaran yang lain yang diterapkan dalam ketiga mata pelajaran ini.
Sehingga penulis memilih model pembelajaran CTL (Contextual Teaching
Learning).Model pembelajaran ini masih tetap berpusat pada siswa dengan tahapan yang
berbeda sehinnga siswa mempunyai kesempatan untuk bersama kelompok dan bekerja
secara individu.

2.1.1 Permasalahan yang Ditemukan dalam Pembelajaran Boga Dasar dan


Keamanan Pangan di Kelas X Boga 1, 2, dan 3
Proses pembelajaran memerlukan suatu interaksi antara guru dan
murid. Apabila hanya ada interaksi dari salah satu pihak saja maka tujuan
pembelajaran akan sulit dicapai. Maka dari itu guru harus mendesain
sedemikian rupa bagaimana cara memaparkan materi sehingga ada umpan
balik dari para peserta didik. Guru tidak hanya berceramah untuk
memaparkan materi ataupun membiarkan siswa mencari sendiri tanpa ada
penegasan atau penguatan.

6
Berdasarkan hasil obsevasi, penulis melihat bahwa metode pembelajaran
Discovery Learning sudah tepat digunakan dalam pembelajaran ini. Namun
penulis hanya akan menampilkan model pembelajaran yang baru sehingga
dapat terjadinya kesempatan untuk berdiskusi kelompok. Karena dengan
berdiskusi, siswa dapat bekerja sama dengan orang lain untuk bisa
menyatukan pendapat yang diperoleh dari berbagai sumber.

2.1.2 Model Pembelajaran Discovery


Model pembelajaran Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi
sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can
be defined as the learning that takes place when the student is not
presented with subject matter in the final form, but rather is required to
organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar
Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus
berperan aktif dalam belajar di kelas.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu
terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the
mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert
B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri
(inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery
ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
7
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan
di dalam masalah itu melalui proses penelitian.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan
sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan
belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Dalam
metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk
akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
a. Sintaks model pembelajaran kooperatif model Discovery
Fase Kegiatan Guru

Fase 1 Pertama-tama pada tahap ini siswa


dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
Stimulation
tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
(Stimulasi/Pemberian
memberi generalisasi, agar timbul keinginan
Rangsangan)
untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. 

Fase 2 adalah guru memberi kesempatan kepada


siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
Data Collection (Pengumpulan
mungkin agenda-agenda masalah yang
Data)
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis

Fase 3 memberi kesempatan kepada para siswa untuk

8
Data Collection (Pengumpulan mengumpulkan informasi sebanyak-
Data) banyaknya yang relevan

Fase 4 Semua informasi hasil bacaan, wawancara,


observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
Data Processing (Pengolahan
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan
Data)
bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu

Fase 5 siswa melakukan pemeriksaan secara cermat


untuk membuktikan benar atau tidaknya
Verification (Pembuktian)
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data
processing

Fase 6 Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan


adalah proses menarik sebuah kesimpulan
Generalization (Menarik
yang dapat dijadikan prinsip umum dan
Kesimpulan/Generalisasi)
berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi

Tabel 1. Sintaks Model Discovery

b. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery Learning


Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning,
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif,
maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa dapat menggunakan nontes.

2.2 Pembahasan
9
2.2.1 Penerapan solusi yang ditawarkan

Adapun salah satu solusi yang penulis usulkan dalam pembelajarn Boga Dasar
dan Keamanan Pangan di kelas X Tata Boga 1, 2, dan 3 yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

Dalam pelaksanaannya di lapangan, tentu terdapat kendala yang dirasakan


penulis saat menerapkan model pembelajaran. Adapun kendala-kendala tersebut
adalah sebagai berikut:

- Siswa masih enggan untuk membaca, berusaha memikirkan


terlebih dahulu materi/konsep yang ada dalam buku materi yang
telah diberikan dan masih nampak menunggu arahan atau instruksi
dari guru sehingga siswa menjadi enggan pula menyusun catatan-
catatan penting berdasarkan temuan dalam pengerjaaan LKS
bersama teman kelompoknya.
- Siswa kekurangan waktu dalam diskusi kelompok. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa kelompok meminta waktu tambahan untuk
berdiskusi dan menjawab permasalahan dalam materi yang telah
diberikan.
- Saat kegiatan presentasi atau penyampaian hasil diskusi pengerjaan
materi, hanya beberapa siswa yang berani mengungkapkan
gagasannya atau memberikan pendapat dan tanggapannya di depan
kelas.
Berdasarkan kendala-kendala yang ditemukan tersebut, penulis bersama
dengan guru pamong mendiskusikan solusi-solusi atau tindakan-tindakan yang
diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Perbaikan
tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penulis mendekati dan memberikan bimbingan atau arahan
beberapa siswa yang tidak serius untuk belajar dan enggan
membuat catatan pemahaman awal materi. Selain itu, penulis
juga memberikan pengarahan kepada siswa untuk belajar
berpikir secara mandiri sehingga siswa mampu memahami
konsep atau materi yang akan dibahas nantinya sehingga
dengan memulai belajar secara mandiri, dapat mengurangi

10
ketergantungan siswa akan bantuan atau kemampuan temannya
sendiri.
2. Penulis memotivasi setiap kelompok tentang pentingnya kerja
sama setiap anggota kelompok dalam diskusi serta
memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan pendapatnya
kepada pasangan kelompoknya masing-masing dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan yang dapat
membantu siswa.
3. Pemilihan materi dan soal menjadi hal yang penting dalam
penyusunan materi yang akan diberikan. Materi dan soal dipilih
agar sesuai dengan kemampuan kognitif siswa. Dalam
pemberian materi juga diberikan pertanyaan-pertanyaan
arahan, petunjuk atau informasi yang dapat dijadikan acuan
dalam memahami masalah serta membimbing siswa dalam
menyusun rencana penyelesaian dari permasalahan yang
diberikan pada buku materi yang telah dipegang oleh siswa
sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai..
Waktu penyampaian materi lebih dikurangi dan lebih
dimaksimalkan untuk diskusi kelompok, serta menyesuaikan
dengan tuntutan kurikulum 2013 yang diterapkan, dimana guru
hanya sebagai fasilitator guna meningkatkan keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan hal itu pembelajaran
yang menuntut keaktifan atau partisipasi siswa dapat
ditingkatkan dan lebih efisien dalam mengalokasikan waktu
pembelajaran di dalam kelas.
4. Penulis memberikan reward kepada siswa berupa nilai atau
poin tambahan pada penilaian proses selama kegiatan
pembelajaran berlangsung sehingga dengan tindakan ini akan
terdorong siswa aktif dalam proses pembelajaran. Efek positif
lain yang dapat ditimbulkan dari pemberian reward ini adalah
siswa akan mempersiapkan diri lebih baik lagi sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan dapat
menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan
11
pendapat, ide atau gagasan dengan memberikan tanggapan
maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru maupun dalam diskusi kelompok.

2.2.2 Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)

Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar


yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.  Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika ia belajar. 

Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama


pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning komunity),
pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).

Landasan filosofi Contextual Teaching Learning adalah


kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar
tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat
dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi
mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan . Konstruktivisme
berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada
awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.  

Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan


dalam praktek pembelajaran kontekstual.

 Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning)


 Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring
knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu,
kemudian memperhatikan detailnya.

12
 Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu
dengan cara menyusun  (1) hipotesis (2) melakukan sharing
kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas
dasar tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan
dikembangkan
 Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut
(applaying knowledge)
 Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengetahuan tersebut
a. Sintaks Pembelajaran CTL
Fase Kegiatan Guru
Modelling Guru pemusatan perhatian, motivasi,
penyampaian kompetensi – tujuan,
pengarahan – petunjuk, rambu-rambu,
contoh
  Questioning Guru eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri,
generalisasi pada mata pelajaran yang
berlangsung
  Learning seluruh siswa dimintan berpartisipati
community dalam belajar kelompok dan
individual, otok berpikir dan tangan
bekerja, mengerjakan berbagai
kegiatan dan percobaan
Inquiry Guru memancing siswa untuk
mengidentifikasi, temuan-temuan baru
dalam pembelajaran
 Constructivism membangun pemahaman sendiri,
mengkonstruksi konsep-aturan,
analisis-sintesis
Reflection Guru dan murid merangkum
pembelajaran hari itu dan meberikan
13
tindak lanjut dengan pembahasan yang
akan diberikan selanjutnya.
 Authentic penilaian selama proses dan seusai
assessment pembelajaran harus dilakukan secara
objektif dan dilakukan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan
hasil yang benar-benar mewakili
kompetensi siswa
Table 2. Sintak Model Pembelajaran CTL

Secara garis besar penerapan pendekatan kontekstual


dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut
(Suparto, 2004: 6):
1)        Mengembangkan metode beajar mandiri,
2)        Melaksanakan penemuan (inquiry),
3)        Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa,
4)        Menciptakan masyarakat belajar,
5)        Hadirkan "model" dalam pembelajaran,
6)        Lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan,
7)        Lakukan penilaian yang sebenarnya

2.3 Pelaksanaan PPL-Real


Kegiatan PPL-Real dimulai dengan penyerahan mahasiswa PPL-Real secara
kolektif oleh pihak Universitas Pendidikan Ganesha kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Denpasar bagi mahasiswa yang mendapatkan tempat PPL di
Kabupaten Denpasar yang selanjutnya diserahkan ke masing-masing sekolah
latihan. Acara ini berlangsung pada tanggal 9 Agustus 2019 yang bertempat di
UPPT PGSD Pegok Denpasar. Setelah acara penyerahan, seluruh peserta PPL-Real
kemudian mulai terjun ke sekolah latihan dan penulis mendapat tugas untuk
mengikuti kegiatan PPL-Real di SMKN 4 Denpasar yang berlangsung dari tanggal
12 Agustus 2019 sampai dengan 28 September 2019. Selanjutnya pada hari kedua
ke sekolah latihan, telah diberikan arahan langsung oleh kepala sekolah yakni Ibu
Dra. Luh Ketut Anggreni, M.Pd beserta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
14
Dra. Ni Nym. Santiasih, M.Pd yang bertempat di ruangan Waka Kurikulum SMKN
4 Denpasar.Beliau menerima dengan hangat kedatangan para mahasiwa PPL-Real
yang berjumlah 6 orang.
Setelah penerimaan mahasiswa PPL-Real, kemudian dilanjutkan pemilihan
Korsek (koordinator sekolah), sekretaris, dan bendahara. Adapun kepengurusan
mahasiswa dipilih melaui musyawarah mufakat. Dengan demikian, terbentuklah
pengurus selama kegiatan PPL-Real yakni sebagai berikut:

1. Korsek : Ni Putu Yulita Astira Eka Putri


2. Sekretaris : Amira Anindita Rafi’i
3. Bendahara : Ni Putu Nadya Wiastuti

Pelaksanaan kegiatan PPL-Real dimulai dengan observasi awal yaitu


mengamati fasilitas sekolah, mengamati keadaan guru dan siswa, mengamati
fasilitas pendukung pembelajaran (ruang kelas,laboratorium,perpustakaan dan
lapangan),berlatih membuat persiapan mengajar dan administrasi serta menyusun
dan melegalisasi program kegiatan PPL.Dalam melaksanakan PPL-Real di SMKN 4
Denpasar, penulis mendapatkan kesempatan untuk mengajar di kelas X Tata Boga I,
II, dan III.
Dalam kegiatan praktik mengajar yang dilakukan oleh penulis selama
melaksanakan PPL-Real di SMKN 4 Denpasar, penulis dibimbing oleh seorang
Guru Pamong dari sekolah latihan dan seorang dosen pembimbing dari jurusan
Teknologi Industri, Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas
Pendidikan Ganesha. Adapun identitas dari Guru Pamong dan dosen pembimbing
sebagai berikut :
1. Nama Guru Pamong : I Gede Raka Pujiharsana, S.Pd.
NIP : 1971052119970 3 1010
2. Nama Dosen Pembimbing :Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd., M.Pd.
NIP : 19650419199003 2 001

Jumlah pertemuan tiap minggunya adalah 1 kali pertemuan untuk mata


pelajaran Boga Dasar di kelas yang berbeda dengan alokasi waktu 5 jam
pelajaran (5x40 menit), sedangkan untuk mata pelajaran Keamanan Pangan
15
adalah 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2x40 menit).
Untuk mata pelajaran Boga Dasar kita gunakan sebagai mata pelajaran
TeamTeaching dengan alokasi waktu (5 x 40 menit) dan team teaching ini
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.Berdasarkan hasil kalkulasi, jumlah
jam mengajar penulis setiap minggunya yaitu 12 jam pelajaran.

2.4 Hasil dan Temuan


2.4.1 Observasi Guru Model
Pada proses orientasi yang berlangsung selama 1 minggu, kegiatan
yang dilakukan antara lain : melakukan observasi mengenai keadaan sekolah,
observasi guru model dan berlatih membuat persiapan dan administrasi.
Kegiatan observasi tersebut penulis laksanakan tiga kali dengan tiga guru
model yang berbeda. Adapun guru model yang penulis observasi, diantaranya:
A. Guru Model 1
Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Denpasar
Guru Mata Pelajaran : Ni Nym. Rodiatmetri, S.Pd., M.Pd.
Kelas : X Tata Boga 2
Mata Pelajaran : Pengetahuan Bahan Makanan
Jam Pelajaran :4–6
Hari/Tanggal : Senin, 12 Agustus 2019

URAIAN KEGIATAN GURU MODEL


b. Membuka pembelajaran
Pada saat memasuki ruang kelas, ketua kelas
mengkoordinir siswa lain untuk berdiri dan menghaturkan
panganjali sebagai ucapan salam. Setelah itu mengecek
kehadiran siswa.Selanjutnya guru memberikan apersepsi
tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan.
c. Kegiatan inti
Selama guru menjelaskan materi pelajaran, guru
menggunakan metode ceramah yang menyenangkan, dan
sesekali diselingi dengan cerita yang berkaitan dengan
materi.Sebagaian besar konsentrasi siswa masih terjaga,
16
walaupun ada terdapat beberapa siswa yang hilang
konsentrasi yaitu dapat dilihat ketika beebrapa siswa tidak
memeperhatikan guru.Untuk mengatasi masalah tersebut,
guru menghampiri siswa tersebut dan bertanya mengenai
materi yang kurang dimengerti oleh siswa tersebut.
Sesekali guru memotivasi siswa agar giat belajar dengan
menceritakan oarang-orang yang sukses karena giat
belajar. Jika terlihat ada siswa yang kurang disiplin dalam
mengikuti pembelajaran dan menggnggu jalannya
pelajaran guru dengan tegas akan melakukan pendisiplinan
terhadap siswa tersebut.
d. Penutup
Diakhir pelajaran guru memberikan tugas sebagai
latihan agar didiskusikan dengan teman sebangku maupun
teman disebalahnya dan evaluasi yang dikerjakan di
sekolah, dan apabila belum selesai akan dilajutkan di
rumah. Dimana soal yang digunakan yaitu soal yang
diambil dari buku paket.Kemudia guru bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
bersama. Dan guru menyampaikan materi yang akan
diberikan pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup
pelajaran, kemudian siswa memberi salam dan guru
membalas salam tersebut.

B. Guru Model 2
Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Denpasar
Guru Mata Pelajaran : I Gede Raka Pujiharsana, S.Pd.
Kelas : X Tata Boga 1
Mata Pelajaran : Boga Dasar
Jam Pelajaran :1–5
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Agustus 2019

17
URAIAN KEGIATAN GURU MODEL
a. Membuka pembelajaran
Pada saat memasuki ruang kelas, ketua kelas
mengkoordinir siswa lain untuk berdiri dan
menghaturkan panganjali sebagai ucapan salam. Setelah
itu mengecek kehadiran siswa.Selanjutnya guru
memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran
yang akan disampaikan.
Kegiatan awal dilajutkan dengan melanjutkan
materi pembelajara, yaitu dengan membuka pelajaran
baru dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kontekstual yang ada disekitar siswa dan pemberian
apersepsi sebagai modal untuk siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Beberapa siswa terlihat antusias namun
ada beberapa siswa yang terlihat kurang bersemngat
dalam mengikuti pembelajaran.
b. Inti pembelajaran
Secara umum, situasi, kondisi, dan suasana
proses pembelajaran yang diciptakan guru sudah
berhasil mengajak siswa berkonsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran, menimbulkan antusias siswa
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
Cara guru memberi motivasi awal sangat menarik
perhatian siswa. Dengan gaya bicara yang tegas dan
disiplin yang sudah baik dari guru menjadi cerminan
dan panutan bagi siswanya. Penampilan yang rapi juga
mencerminkan karakter guru yang disiplin dan
berwibawa.
c. Penutup

Diakhir pelajaran guru memberikan tugas


sebagai latihan dan evaluasi di rumah, kemudian
menyimpulkan atau menegaskan kembali mengenai
18
materi yang akan dipelajari selanjutnya. Guru menutup
pelajaran dengan memberi salam dan motivasi pada
siswa.

C. Guru Model 3
Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Denpasar
Guru Mata Pelajaran : Tetty Doranna Purba, S.Pd
Kelas : XI Tata Boga 3
Mata Pelajaran : Tata Hidang
Jam Pelajaran :1–7
Hari/Tanggal :Kamis, 15 Agustus 2019

URAIAN KEGIATAN GURU MODEL


a. Membuka pembelajaran
Saat guru masuk kelas, kegiatan pembuka yang
dilakukan yaitu membalas salam dari siswa dan
mempersilahkan siswa duduk kembali. Selanjutnya guru
menanyakan keadaan siswa dan mengecek kehadiran dari
siswa. Guru menyanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajran dan juga mengecek kerapian siswa satu persatu
dengan cara guru menghampiri siswa.
b. Inti pembelajaran
Kegiatan awal dilajutkan dengan melanjutkan materi
pembelajara, yaitu dengan membuka pelajaran baru dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kontekstual yang ada
disekitar siswa dan pemberian apersepsi sebagai modal untuk
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa terlihat
antusias namun ada beberapa siswa yang terlihat kurang
bersemngat dalam mengikuti pembelajaran.
Setelah itu, guru melanjutkan pelajaran dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan menarik sehingga siswa
sangat antusias untuk menjawab, tujuannya membangkitkan
pengetahuan awal siswa. Selama guru menjelaskan materi
19
pokok yang akan dibahas,perhatian siswa terhadap guru sangat
baik karena selalu diselingi dengan cerita lucu dan candaan
yang sifatnya membangun,. Guru mempergunakan sistem
ceramah yang menyenangkan dan sangat tidak membosankan,
sesekali diselingi cerita yang sifatnya terkait dengan materi.
Pertanyaan tersebut erat kaitannya dengan materi yang dibahas
saat itu.
Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar
hal yang pertama dilakukan guru yakni memberikan bimbingan
personal dan sesekali guru mengulang menjelaskan materi yang
belum dipahami siswa.Jika ada siswa yang menggangu kelas
guru langsung memberikan teguran atau sesekali memberi soal
latihan dan menariknya teguran guru juga berupa candaan
tetapi serius, sehingga siswa yang diberikan teguran jera dan
tidak mengulangi lagi serta merasa malu. Perhatian siswa
terhadap guru saat jam pelajaran berlangsung sudah sangat
baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan guru, terutamanya siswa siwa yang duduk di
bangku belakang, tetapi guru sangat cepat tanggap dan
menghampiri siswa tersebut sesekali guru memanggil siswa
kedepan dan menyuruhnya menghapus papan. Tetapi sebagian
besar mau mendengarkan dan melaksanakan arahan dari guru
dan tertarik dengan apa yang di jelaskan oleh guru.
c. Penutup
Sebelum menutup pelajaran, terlebih dahulu guru
memberikan poin-poin materi yang telah diajarkan. Guru dan
siswa menyimpulkan pelajaran yang telah berlangsung.
Terakhir, guru memberikan tugas. Sebelum meninggalkan
ruangan guru dan siswa menghaturkan parama santhi sebagai
ucapan salam penutup.
2.4.2 Latihan mengajar terbimbing dan mandiri
A. Latihan mengajar terbimbing

20
Latihan mengajar terbimbing dimulai sejak minggu ke-2
sampai minggu ke-4 keberadaan mahasiswa PPL-Real di sekolah,
yaitu mulai 20 Agustus 2019- 28 Agustus 2019. Kegiatan ini
berupa pembelajaran di kelas yang didampingi oleh Guru Pamong.
Guru Pamong terlebih dahulu memperkenalkan keberadaan guru
PPL PKK yang akan melakukan praktik mengajar selama kurang
lebih 8 minggu. Selama pembelajaran berlangsung, guru pamong
juga memberikan saran dan masukan ketika terdapat hal-hal yang
tidak sesuai selama kegiatanbelajar mengajar berlangsung. Setelah
pembelajaran selesai, penulis memberikan APKCG dan meminta
kritik dan evaluasi terkait pembelajaran yang sudah berlangsung,
dan saran maupun masukan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi
kegiatan pembelajaran berikutnya. Latihan terbimbing ini
berlangsung selama 15 kali pertemuan, sampai tanggal 15
September 2018. Saat mengajar tebimbing penulis mendapatkan
banyak pelajaran, mulai dari jenis-jenis metode yang diterapkan
dalam proses belajar mengajar, cara mengelola kelas, cara
menghadapi siswa yang bermasalah dan lain sebagainya. Penulis
mendapatkan banyak masukan dan bimbingan dari guru pamong
sehingga masalah-masalah yang didapatiselama kegiatan dapat
teratasi dengan baik.
B. Latihan mengajar Mandiri
Dengan berbekal evaluasi, saran, dan masukan yang penulis
dapatkan selama menjalani latihan mengajar terbimbing dari Guru
Pamong, untuk selanjutnya diterapkan pada saat latihan mengajar
mandiri.Dimana pada saat melakukan latihan mengajar ini, penulis
tidak didampingi oleh Guru Pamong. Penulis diberikan kesempatan
untuk mengelola kelas tanpa pengawasan dari Guru Pamong
maupun dosen pembimbing. Pada latihan ini juga dilakukan
penilaian pada APKCG. Latihan mengajar mandiri ini berlangsung
dari 03 September sampai 11 September 2019. Dalam pelaksanaan
mengajar mandiri pengelolaan kelas menjadi perhatian yang sangat
diperlukan karena tidak adanya guru pamong maka siswa menjadi
21
sedikit tidak bisa dikendalikan. Setelah selesai mengajar, penulis
melakukan bimbingan denganGuru Pamong untuk menanyakan
hal-hal yang tidak dapat dipecahkan, mengkonsultasikan RPP yang
akan digunakan untuk pembelajaran selanjutnya, serta memberi
laporan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilakasanakan. Semua metode yang telah dipelajari di perguruan
tinggi penulis coba terapkan untuk mengetahui metode mana yang
dirasa paling tepat untuk diterapkan sesuai dengan kondisi siswa
yang diajar.

2.4.3 Temuan dan Menyiapkan pembelajaran


Dalam menyiapkan pembelajaran, penulis berpatokan dengan indikator
dalam silabus, dan bahan belajar siswa (buku paket dan refrensi lainnya), serta
buku pegangan guru. Penulis menyesuaikan materi ajar dengan materi yang
terdapat di buku LKS, buku paket Produk Kreatif Kewirausahaan dan buku
paket Pengetahuan Bahan Makanan yang dipegang oleh siswa dan diarahkan
oleh guru pamong berdasarkan pengalaman dalam mengajar siswa untuk
materi yang sama. Penulis juga melakukan observasi dan wawancara langsung
terkait perilaku dan pengetahuan siswa tentang garis besar materi yang akan
diajarkan. Berdasarkan temuan tersebut penulis merancang perencanaan
pembelajaran dengan waktu yang sesuai. Sehingga materi yang disampaikan
pun menjadi sesuai dengan indikator dan sesuai dengan program semester
yang telah dirancang.

2.4.4 Temuan dalam Mengajar


Setelah mengkonsultasikan RPP yang telah penulis buat serta disetujui
oleh guru pamong, segala yang tertuang dalam RPP tersebut dipraktikkan
dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan diawali dengan membuka kelas,
mengucapkan salam, dan mendata kehadiran siswa sebelum memulai
pelajaran. Dilanjutkan dengan apersepsi terkait penggalian pengetahuan awal
siswa tentang materi yang akan diajarkan. Selama kegiatan ini, respon yang
didapat dari siswa X Tata Boga 1, 2, dan 3 tempat penulis mengajar tergolong
masih kurang dalam merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis,
22
hanya beberapa siswa yang berani mengajukan pendapat dan siswa yang
lainnya masih terlihat agak malu-malu dalam menjawab pertanyaan yang
dilontarkan. Terlihat dari anak-anak yang ragu-ragu dalam mengacungkan
tangan untuk merespon pertanyaan yang diberikan oleh penulis, meskipun
penulis telah memberi tahu kepada siswa bahwa tidak mengapa memberikan
jawaban yang masih kurang tepat, namun respon yang diharapkan belum juga
muncul dari seluruh siswa. Mereka paham akan materi yang dipelajari, namun
kurang bisa mengemukakan kembali.Oleh karena itupenulis membimbing
siswa yang kurang aktif dengan memberikan perhatian kemudian memberikan
penguatan agar nantinya siswa tersebut menjadi lebih aktif dan termotivasi
mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan.

2.4.5 Temuan dalam Melakukan Hubungan Sosial di Sekolah


Menurut penulis, lingkungan sekolah sangat kondusif dan tenang,
sesuai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Hubungan sosial antar
guru, pegawai, dan siswa pun juga demikian. Suasana keakraban sangat
dirasakan oleh penulis. Hal ini dimanfaatkan oleh penulis untuk menggali
informasi yang terkait dengan minat belajar dan pembelajaran Boga Dasar dan
Keamanan Pangan. Sebagai mahasiswa PPL, penulis diwajibkan untuk bisa
bersosialisasi dengan warga sekolah, dengan demikian diharapkan timbul
komunikasi dengan warga sekolah, tidak hanya guru pamong saja. Pihak
LPPPM juga memberikan instruksi untuk mengikuti kegiatan non-akademik.
Dalam hal ini, penulis ikut ambil bagian dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
yang berlangsung setiap hari minggu yakni ekstrakulikuler Fruit Carving.

2.4.6 Temuan bermakna


Selama melaksanakan kegiatan PPL-Real di SMKN 4 Denpasar,
penulis menemukan beberapa temuan yang bermakna. Temuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Persembahyangan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya
Pelaksanaan upacara penaikan bendera di SMKN 4 Denpasar
dilaksanakan setiap hari pukul 07.00 WITA di ruang kelas masing-
masing yang dilakukan oleh sswa-siswi kelas SMKN 4 Denpasar ..
23
2. Persembahyangan Bersama di Hari Raya Purnama
Setiap Hari Raya Purnama, seluruh warga SMKN 4 Denpasar secara
rutin melaksanakan persembahyangan bersama di Parahyangan serta
lapangan upacara yang terdapat SMKN 4 Denpasar.
3. Penggunaan pakaian adat kepura setiap hari kamis dan peringatan hari-
hari tertentu
Siswa, guru, staf pegawai di SMKN 4 Denpasar selalu menggunakan
pakaian adat ke pura pada hari kamis dan hari-hari peringatan lainnya,
hal ini selalu dilakukan baik oleh siswa maupun guru dan pegawai yang
beragama Hindu maupun non hindu.
4. Penegakan Disiplin
Siswa masuk kelas yaitu pukul 07.00 untuk yang masuk pagi setelah itu
siswa melaksanakan Tri Sandya bersama-sama diruang kelas masing-
masing, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru yang
mengajar pada jam pertama ikut mendampingi siswa melakuakan
persembahyangan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya guna
menegakkan kedisiplinan, rasa cinta tanah air, dan religius siswa.
5. Siswa diberikan membawa handphone
Sesuai dengan kurikulum yang digunakan disekolah yaitu kurikulum
2013, dimana perhatian pembelajaran ada pada siswa yang menjadi
pusat sehingga siswa diberikan ijin membawa dan menggunakan HP
pada saat pembelajaran.Sehingga siswa dapat menemukan informasi
dari berbagai sumber. Sejauh yang saya amati, siswa menggunakan hp
sesuai dengan kebutuhan. Namun ada juga yang tidak memanfaatkan
dengan baik..Berhadapan dengan situasi itu guru menegur dengan
caranya sehingga mereka sadar kembali dan memanfaatkan media
denagn baik.

6. Aneka ragam ekstrakurikuler


Banyaknya ekstrakurikuler yang tersedia memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih dapat berkreasi sesuai dengan minat dan
hobinya. Selain sebagai penunjang kurikulum, kegiatan ekstrakulikuler
24
juga bertujuan untuk menyalurkan bakat dan kreativitas siswa,
sekaligus untuk mengisi waktu luang mereka.

2.4.7 Temuan Sarana dan Prasarana Pendukung kegiatan belajar Mengajar


Berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan penulis
dengan pihak terkait yang bertangguang jawab mengelola fasilitas pendukung
belajar mengajar di SMKN 4 Denpasar, keadaaan sarana dan prasarana di
SMKN 4 Denpasar bisa dikatakan bagus dan cukup lengkap. Namun sarana
dan prasarana yang ada, tidak digunakan dan di manfaatkan dengan maksimal.
Contohnya, di SMKN 4 Denpasar Ruang Praktik Busana, 1 Ruang Praktik
Londry, 1 Ruang Praktik Hotel yang digunakan untuk menunjang proses
pembelajran.
Seharusnya dengan tersedianya sarana dan prasarana yang bisa
dikatakan cukup bagus dan lengkap, pihak sekolah seharusnya memanfaatkan
sarana dan prasarana yang sudah ada dengan sebaik dan semaksimal mungkin
guna meningkatkan motivasi serta minat belajar seluruh siswa-dan siswi SMK
Negeri 4 Denpasar.

BAB III

25
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari hasil pelaksanaan program PPL-Real yang dilakukan di SMKN 4 Denpasar
penulis dapat simpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Penulis menemukan beberapa hal bermakna selama melaksanakan PPL-Real SMKN 4
Denpasar, yaitu berbagai kegiatan penting seperti kegiatan persembahyangan dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilakukan setiap pagi. Selain itu penulis juga
dapat mengamati cara mengajar dari beberapa guru dan menemukan masalah-masalah
yang dialami oleh siswa.
2. Solusi tawaran perbaikan pembelajaran yang cocok diterapkan dalam permasalahan
yang telah diungkapkan penulis adalah dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery, Kooperatif tipe STAD dan CTL (Contextual Teaching Learning)
3. Hasil yang penulis peroleh saat melaksanakan proses pembelajaran dengan
menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu siswa lebih siap untuk
mengikuti pelajaran di kelas karena dalam proses pembelajaran ditekankan kesiapan
siswa memulai belajar mandiri di rumah sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran di
dalam kelas, partisipasi siswa dalam pembelajaran lebih aktif karena pembelajaran
berpusat pada siswa itu sendiri dalam diskusi kelompok, dan terdapat peningkatan
dalam kerja sama atau saling mengisi di antara siswa ketika proses pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode Discovery dapat membuat siswa lebih aktif karena
siswa menemukan permasalahan dan dapat menyelesaikan masalahnya tersebut
sendiri. Pembelajaran dengan metode Kooperatif tipe STAD juga baik digunakan
dalam proses belajar mengajar karena dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran.
4. Kendala yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran adalah siswa masih enggan
berusaha memikirkan terlebih dahulu, masih banyak siswa yang belum dapat
mengkomunikasikan ide-idenya dan bekerja sama, siswa kekurangan waktu dalam
diskusi kelompok. Adapun solusi yang diperlukan dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi adalah mendekati dan memberikan bimbingan kepada
beberapa siswa yang tidak serius untuk belajar, memotivasi setiap kelompok tentang
pentingnya kerja sama setiap anggota kelompok dalam diskusi, mengalokasikan

26
waktu yang lebih efisien dan tepat waktu dalam pelaksanaan diskusi kelompok, dan
memberikan reward kepada siswa berupa nilai atau poin tambahan pada penilaian
proses selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan serta simpulan di atas, penulis dapat memberikan
beberapa saran yang nantinya diharapkan dapat memberikan perbaikan atau sebagai
masukan bagi pelaksanaan PPL-Real selanjutnya serta perbaikan dalam hal proses
pembelajaran.
1. Untuk Mahasiswa
Kepada mahasiswa yang akan melaksanakan PPL-Real hendaknya benar-benar
memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh lembaga guna menimba ilmu dan
pengalaman selama mengikuti kegiatan PPL-Real dengan tetap menjaga nama baik
almamater demi kemajuan lembaga Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Untuk Sekolah
a. Untuk pihak sekolah agar dapat tetap menjaga dan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu atau kualitas sekolah
di masa depan demi tercapainya visi dan misi sekolah.
3. Untuk LP3M
Untuk LP3M diharapkan agar dapat menjalin kerjasama yang lebih baik lagi dengan
sekolah mitra sehingga dapat saling bertukar informasi terkait pengembangan kegiatan
pembelajaran.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. 2008. Learning to teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Merdhana, I Nyoman. 2017. Petunjuk Praktis PPL-Real Universitas Pendidikan
Ganesha. LPPL IKIP Negeri Singaraja (tidak diterbitkan).
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Diterjemahkan oleh: Narulita Yusron.
Bandung: Penerbit Nusa Media.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pusaka.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya: Kencana
Prenada Media Group.
Wijayanto, M. 2009. Tesis: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
dan Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau
dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009.
Surakarta: UNS.

28

Anda mungkin juga menyukai