Anda di halaman 1dari 28

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


BARANG MILIK NEGARA

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Aset lainnya 2021 2020
Kemitraan Pihak Ketiga 456034659110539 402415771649117
ATB 50941205843715 44029306388378
Investasi Jangka Piutang Jangka
Aset Lain-lain 734632471885036 690770865397592
Panjang Panjang Aset Lainnya
Aset lainnya unit Pemerintah lainnya 24344018870873 17297142477109
Akum susut aset lainnya (353350118711276) (218753044535507)
9,5% 8,4% 1,5%
Akum amortisasi aset lainnya (25355604750837) (18631703843877)
3.478,34 (2021) 54,30 (2021) 1.205,74 (2021)
3.173.97 (2020) 59,32 (2020) 1.225,10 (2020)
Kewajiban Jangka Pendek
693,38 (2021)
1,7%
701,60 (2020)

Aset Kewajiban
3,2% 11.454,67 (2021) 7.538,32 (2021) 14%
11.098,67 (2020) 6.625,47 (2020)
Aset Lancar Aset Tetap
Kewajiban Jangka Panjang
15,6% 0,5%
Aset Tetap 2021 2020 15,5%
6.844,94 (2021)
769,15 (2021) 5.947,12 (2021) 5.923,87 (2020)
Tanah 4.541.798.614.039.399 4.539.889.164.724.754
665,16 (2020) 5.976.01 (2020) Peralatan dan Mesin 784.676.725.241.744 70.6966.249.385.561
Gedung dan Bangunan 420.147.571.518.921 395.808.354.433.284
Persediaan 2021:
JIJ 1.011.741.986.090.569 940.895.010.856.918
199.150.378.100.687
AT Lainnya 65.009.747.686.862 55.493.664.420.893
Persediaan 2020: KDP 151.713.397.246.386 161.812.756.359.901
160.514.808.289.624
Akum Susut -1.027.967.575.561.543 -824.850.679.122.605
Jumlah Aset Tetap 5.947.120.466.262.338 5.976.014.521.058.706
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

MENGAPA ASSET MANAGEMENT PENTING ?

1 2 3

Pendukung utama Nilai Barang Milik Negara Penentu opini Laporan


layanan publik/tugas dan (BMN) yang tinggi Keuangan Pemerintah Pusat
fungsi pemerintahan (LKPP)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

KONTRIBUSI BARANG MILIK NEGARA

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK


Membantu Penerimaan negara dalam bentuk kontribusi
SUMBER PEMBIAYAAN APBN PNBP dari berbagai skema pemanfaatan BMN yang ada
BMN sebagai underlaying asset penerbitan SBSN

ASSET MANAJER YANG HANDAL STIMULUS PEREKONOMIAN


Penggunaan BMN yang tepat sasaran untuk Kemudahan dalam pengajuan pemanfaatan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat BMN sehingga dapat membantu
pertumbuhanUMKM

COST SAVING
Penggunaan BMN untuk kepentingan public seperti
MENDUKUNG PEREKONOMIAN saat pandemic penggunaan Wisma atlet, Asrama haji
Penyediaan infrastruktur seperti sebagai tempat isolasi pasien Covid-19
pembangunan jembatan, jalan, irigasi
Integrasi Penetapan Status Penggunaan UU-1/2004
Alih Status Penggunaan PP-27/2014
PP-28/2020
Penggunaan Sementara
Dioperasionalkan Pihak Lain
RKBMN
BMN idle
SBSK
Penganggaran Pengadaan
Sewa
Perencanaan Pinjam Pakai
Pembinaan Kebutuhan Penggunaan
Pengawasan Kerjasama Pemanfaatan (KSP)
Bangun Guna Serah (BGS)
Pengendalian
Siklus Bangun Serah Guna (BSG)
Kerjasama Penyediaan Infrastruktur (KSPI)
Pengelolaan Kerjasama Terbatas Untuk Pembiayaan
Penghapusan Pemanfaatan
Infrastruktur (KETUPI)
Pemantauan Barang Milik
Investigasi
Portofolio Aset Negara/
Analisis SBSK
Penertiban Pemusnahan Daerah Penilaian

Penjualan Asas Fungsional


Hibah
Tukar Menukar Pemindah- Asas Kepastian Hukum
tanganan Pengamanan Fisik
Penyertaan Modal Asas Transparansi & Keterbuka
Administrasi
Penatausahaan Pemeliharaan Hukum Asas Efisiensi

Pembukuan Asuransi BMN Asas Akuntabilitas


Inventarisasi Asas Kepastian Nilai
Pelaporan
REVALUASI BMN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Pengawasan dan
Pengendalian BMN
Berdasarkan
PMK No.207/PMK.06/2021
(Pengganti PMK 244/PMK.06/2012 dan PMK 52/PMK.06/2016)
Latar Belakang Maksud dan
Tujuan
01 PENGUATAN ORGANISASI DAN PROSES BISNIS
Penguatan organisasi dilaksanakan dengan pengaturan
kembali struktur pelaksana Wasdal dan pelaporan
Memberikan pedoman bagi Pengguna Barang dan
pertanggungjawaban serta kewenangan dan tanggung jawab 01
masing-masing unit Pengguna dan Pengelola.
Pengelola Barang untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian Barang Milik Negara
02 SIMPLIFIKASI PROSES BISNIS DAN REGULASI
Pelaksanaan dan pelaporan Wasdal di Pengguna dan di
Pengelola menggunakan melalui SIMAN yang terintegrasi Terselenggaranya pengawasan dan pengendalian
dengan seluruh Modul pengelolaan BMN yang dilakukan Wasdal.
02 BMN yang tertib dan akuntabel guna mewujudkan
pengelolaan BMN yang efisien, efektif, dan optimal

03 DIGITALISASI DAN PAPERLESS


Seluruh Pelaksanaan dan Pelaporan Wasdal dilaksanakan
secara Digital dengan sistem Workflow & Approval dari
tingkat Satker sampai dengan tingkat Pengguna/Pengelola
sehingga bersifat paperless.

04 PENINGKATAN KUALITAS WASDAL BMN


Peningkatan kualitas Wasdal melalui penambahan kegiatan
Monitoring dan Evaluasi oleh Pengguna Barang kepada Satker
Pelaksana Wasdal dan oleh Pengelola Barang
7
BAB I Ketentuan Umum BAB VI Sanksi
Sistematika BAB II Tugas dan Wewenang BAB VII Indikator Kinerja
A. Tugas dan Wewenang Pengelola Barang Pngelolaan dan
PMK B. Tugas dan Wewenang Pengguna Barang Evaluasi Kinerja BMN
207/PMK.06/2021 A.Indikator Kinerja Pengelolaan
BAB III Subjek, Objek, dan Bentuk B.Evaluasi Kinerja BMN
Pengawasan dan Pengendalian BMN
BAB IV Pengawasan dan Pengendalian BAB VIII Teknis Pelaksanaan
BMN Oleh Pengelola Barang BAB IX Ketentuan Peralihan
A.Pemantauan
B.Investigasi BAB X Ketentuan Penutup
C.Monitoring dan Evaluasi
D.Pelaporan Lampiran :
BAB V Pengawasan dan Pengendalian BMN I. Pejabat, Tugas dan Wewenang
II.Pemantauan
Oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang III.Penertiban
A.Pemantaun IV.Investigasi
B.Penertiban V.Monitoring dan Evaluasi
C.Monitoring dan Evaluasi VI.Pelaporan
D.Tindak Lanjut Hasil Pemantauan dan Penertiban
E.Pelaporan

8
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Objek Wasdal
Ruang Lingkup Wasdal BMN
Subjek Wasdal BMN • BMN
• Pelaksanaan
pengelolaan BMN
Pengelola Pengguna
• Pejabat/pegawai
Barang Barang
yang melakukan
• KPKNL • KPB / Satker pengelolaan BMN
• Kanwil DJKN • PPBW
• Direktur • PPBE 1
• Direktur • Pengguna Bentuk Wasdal
Jenderal Barang
BMN
• Pemantauan
• Penertiban
• Investigasi

4
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Tugas dan kewenangan Pengelola Barang dalam Pelaksanaan Wasdal


TUGAS KEWENANGAN

 Melakukan pemantauan dan investigasi  Meminta penjelasan tertulis kepada Penggua Barang/Kuasa Pengguna
 Meminta Pengguna Barang menindaklanjuti hasil audit/ Barang atas hasil pemantauan dan investigasi dan melakukan penertiban
pengawasan intern/ekstern serta menindaklanjuti hasil pemantauan dan investigasi
 Menyusun Laporan Wasdal  Meminta APIP K/L atau BPKP untuk melaksanakan audit/pemerikasaan
 Melakukan tugas lainnya di bidang wasdal BMN sesuai ketentuan atas tindak lanjut pemantauan dan investigasi
 Melakukan evaluasi kinerja BMN
 Melakukan pembinaan pelaksanaan wasdal BMN pada Pengguna Barang
 Menetapkan Indikator Kinerja di bidang Pengelolaan BMN

Tugas dan kewenangan Pengguna Barang dalam Pelaksanaan Wasdal


TUGAS KEWENANGAN

 Melakukan pemantauan dan penertiban  Meminta APIP K/L untuk melakukan audit/pengawasan atas tindak lanjut
 Memberikan penjelasan tertulis atas permintaan Pengelola Barang hasil pemantauan dan penertiban
 Menindaklanjuti hasil pembinaan pelaksanaan Wasdal Pengelola  Menyusun prosedur kerja wasdal BMN
Barang  Menandatangani Laporan hasil pelaksanaan pembinaan, monitoring dan
 Menindaklanjuti hasil audit/pengawasan intern atau ekstern evaluasi pelaksanaan wasdal BMN
 Menyusun laporan wasal BMN  Menetapkan indikator kinerja di bidang pengalolaan BMN pada Pengguna
 Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi pelaksanaan wasdal Barang dengan berpedoman pada indikator kinerja yang ditetapkan oleh
 Melakukan tugas lainnya di bidang wasdal BMN sesuai ketentuan Pengelola Barang
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

SUBJEK, OBJEK DAN BENTUK WASDAL


Pengawasan dan Pengendalian BMN adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang
melalui kegiatan Pemantauan, Penertiban dan investigasi

Subjek Pelaksanaan Objek Pelaksanaan Bentuk Kegiatan


Pengelola Barang Pengguna Barang • BMN • Pemantauan
• Pelaksanaan Pengelolaan BMN • Penertiban
• Dirjen KN • Pengguna Barang (PB) • Pejabat/Pegawai yang melakukan • Investigasi
• Direktur PKKN • Pembantu PB Es.1 Pengelolaan BMN
• Kanwil DJKN • Pembantu PB Wilayah
• KPKNL Bentuk Kegiatan Bentuk Kegiatan
• Kuasa PB/Satker Objek Wasdal
Objek Wasal pada Wasal pada Wasal pada
Pengelola Barang Pengguna Barang Pengelola Barang Pengguna Barang
• Penggunaan • Penggunaan • Pemantauan • Penggunaan
• Pemanfaatan • Pemanfaatan • Investigas • Pemanfaatan
• Pemindahtanganan • Pemindahtanganan
• Pemindahtanganan
• Penatausahaan
• Penatausahaan
• Pengamanan dan
• Pengamanan dan
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PEMANTAUAN (Oleh Pengguna Barang/ Pengelola Barang)


Kegiatan mengamati & menilai kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang berlaku. Pemantauan dilaksanakan dengan cara penelitian
administratif dan penelitian Lapangan. Pemantauan dilakukan atas tindak lanjut audit APIP/BPKP/BPK atau terhadap kegiatan:

Penggunaan Pemanfaatan Pemindahtanganan


• Penggunaan sesuai tusi • Rencana dan Pelaksanaan • Rencana dan Pelaksanaan
• Pengunaan sementara Pemanfaatan Pemindahtanganan
• Dioperasionalkan oleh pihak lain

Penatausahaan Pengamanan Pemeliharaan


• Kegiatan Pembukuan, • Pengamanan adm • Rencana dan Pelaksanaan
Inventarisasi dan dan dok kepemilikan Pemeliharaan sesuai
Pelaporan • Pengamanan fisik RKBMN
• Pengamanan hukum • Kesesuaian Daftar Hasil
Pemeliharaan
Pemantauan periodik :
selesai dilakukan KPB max 7 hari sebelum perode pelaporan.

Pemantauan insidentik :
dilakukan oleh PB, PPB Es.I, PPBW, KPB max 5 hari setelah adanya aduan, selama max 10 hari, dan dilaporkan max 5 hari
setelah pelaksanaan pemantauan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PENERTIBAN (Oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang)


Peneriban dilakukan dalam rangka menertibkan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan, Pengamanan, dan Pemeliharaan atas BMN
yang berada dalam penguasaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.

Penertiban oleh KPB/PB/PPB Es.1 dan PPBW dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pengguna Barang,
permintaan penertiban BMN, hasil audit/pengawasan/pemeriksaan pelaksanaan pengelolaan BMN oleh APIP K/L/BPKP dan/atau BPK.

CONTOH:

Penertiban dalam ruang lingkup Pengguna:


1. Menetapkan status penggunaan sebelum 6 bulan sejak diperolehnya BMN
2. Menerbitkan SIP atas penghunian Rumah Negara

Penertiban dalam ruang lingkup Pemanfaatan:


1. Melaksanakan pemanfataan berdasarkan persetujuan pemanfaatan
2. Melakukan inventarisasi pemanfaatan yang belum terdapat persetujuan pemanfaatan

Penertiban dalam ruang lingkup pengamanan BMN:


1. Tanah belum berertipikat a.n Pemerintah RI c.q K/L
2. BMN dikuasai pihak lain
3. BMN dalam sengketa
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

INVESTIGASI (Oleh Pengelola Barang)


Investigasi dilakukan oleh Pengelola Barang apabila Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang tidak menindaklanjuti
permintaan penertiban dan/atau berdasarkan hasil pemantauan Pengellola Barang terdapat potensi penerimaan negara
yang belum optimal yang perlu segera ditindaklanjuti dengan investigasi.

Investigasi meliputi namun tidak terbatas pada:


• Meminta penjelasan tertulis dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
• Mengumpulkan data dan dokumen terkait
• Melakukan koordinasi dengan K/L, Pemda atau pihak lain
• Mencatat dan merekam fakta melalui audiensi, korespondensi, wawancara dengan pihak terkait
• Melakukan peninjauan lapangan

Dalam hal berdasarkan hasil investigasi ditemukan penyimpangan yang tidak terkait penerimaan negara, Pengelola
Barang mempertimbangkan untuk menunda/menolak pemenuhan kebutuhan BMN pada K/L terkait
Dalam hal berdasarkan hasil investigasi ditemukan penyimpangan terkait penerimaan negara, Pengelola Barang
meminta APIP K/L atau BPKP untuk melakukan audit/pengawasan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dilaksanakan oleh Pengguna Barang dan Pengelola Barang atas data, informasi dan hasil pelaksanaan pemantauan dan
penertiban.

Oleh PPBW/PPB ES.I/PB Pelaksanaannya


• Dilakukan terhadap data dan informasi atas • Dilakukan oleh tim beranggotakan 3 orang atau gasal
pelaksanaan pemantauan dan penertiban oleh KPB
• Dilakukan langsung pada saat pelaksanaan pemantauan
• Hasil berupa : masukan, saran, pendapat atau tidak langsung berdasarkan Laporan wasdal

• Ketentuan lebih lanjut dapat ditetapkan oleh K/L • Dilaksanakan max 7 hari kerja sebelum batas pelaporan
selaku pengguna wasdal

TINDAK LANJUT HASIL PEMANTAUAN DAN PENERTIBAN


• PB/KPB dapat meminta APIP K/L untuk melakukan audit/pengawasan atas tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban
• Permintaan tersebut dilakukan dalam hal terdapat indikasi penyimpangan atas kegiatan pengalolaan BMN yang dlakukan pemantauan
• PB/KPB menindaklanjuti hasil audit/pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk melakukan upaya hukum
MONITORING & EVALUASI
Atas kondisi yang ditemukan,
Saran, masukan, pendapat
Oleh P engelola Barang data, informasi & pengolahan
kepada P engelola,P B,KPB
data & informasi

• Monitoring dan evaluasi Direktur Jenderal monev terhadap


dilakukan atas data, informasi, Wasdal yang dilakukan
Penertiban PB/KPB karena
permintaan Dirjen selaku
TL oleh PB Dalam pelaksanaannya:
oleh Direktur, Kanwil, KPKNL atas LHP BPK
dan pengolahan data dan Pengelola Barang 1. Dilakukan oleh Tim beranggotan 3 orang
informasi pelaksanaan atau Gasal
pemantauan dan penertiban 2. Dilakukan langsung (hadir aktif dalam
kegiatan pemantauan) dan/atau tidak
yang dilaksanakan oleh Direktur monev terhadap langsung (meneliti laporan wasdal)
Pengelola barang secara Penertiban PB/KPB
Wasdal yang dilakukan TL oleh PB
oleh Kanwil dan KPKNL
karena permintaan Direktur,
atas LHP BPK 3. Dalam kondisi tertentu dapat dengan
berjenjang. Kanwil DJKN, KPKNL
daring atau pemanfaatan teknologi
• Hasil pengolahan data dan lainnya.
informasi berupa saran, 4. Paling lambat 7 HK sebelum batas waktu
masukan, atau pendapat atas Kantor Wilayah DJKN monev terhadap lap. Wasdal BMN.
kondisi yang ditemukan dalam Wasdal yang dilakukan Penertiban PB/KPB karena TL oleh PB
hasil dan pelaksanaan oleh KPKNL permintaan Kanwil DJKN, KPKNL atas LHP BPK
pemantauan dan investigasi.

KPKNL monev terhadap


Penertiban PB/KPB
TL oleh PB atas LHP BPK
Karena permintaan KPKNL
10
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PELAPORAN WASDAL
Subjek Pelaporan Jenis Pelaporan Batas Waktu Pelaporan

Pengguna Barang DIRJEN KN SEMESTER SEMESTER


PELAKSANA WASDAL
Laporan Wasdal I II
KPKNL & KPB 7 JULI 16 JANUARI
KANWIL DJKN & PPB-W 13 JULI 26 JANUARI
Pembantu Pengguna Direktu & PPB-E1 16 JULI 3 FEBRUARI
DIREKTUR
Barang Eselon I
Lap pelaksanaan PB 19 JULI 15 FEBRUARI
pemantauan Tanggal
DIRJEN KN 31 JULI Terakhir Bulan
Februari
Pembantu Pengguna
KANWIL DJKN
Barang Wilayah Lap pelaksanaan
penertiban
Sanksi
1. Penundaan pelaksanaan rencana
Kuasa Pengguna Lap pelaksanaan kebutuhan BMN
KPKNL Monev (kecuali 2. Pengurangan hasil perhitungan indikator
Barang
KPB) kinerja di bidang pengelolaan BMN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

ISSUE SERTA TROUBLE SHOOTING YANG DAPAT DILAKUKAN


DALAM PELAPORAN WASDAL

Permasalahan Langkah yang perlu dilakukan

1. Laporan Wasdal, khususnya tindak lanjut atas 1. Melaksanakan Edukasi Tata Cara Pelaksanaan Wasdal
keputusan/persetujuan pengelolaan BMN kepada seluruh pegawai/pejabat yang melaksanakan
disampaikan melalui SIMAN berdasarkan data yang pengelolaan BMN.
direkam oleh Pengguna Barang/Pengelola Barang, 2. Pengguna dan Pengelola Barang agar melakukan Update
hal ini dapat memunculkan ketidaksinambungan data dan produk pengelolaan di aplikasi Siman Modul
antara data dan kondisi di lapangan apabila Wasdal.
perekaman data pada aplikasi SIMAN tidak
seluruhnya dilakukan. 3. Dukungan APIP untuk membantu penguatan pengendalian
internal di K/L dalam pelaksanaan pengawasan dan
2. Kurangnya peran Pengguna Barang dalam pengendalian BMN.
mendorong satker/Kuasa Pengguna Barang untuk
melaksanakan tindak lanjut persetujuan/ 4. Perlu dipertimbangkan bahwa laporan hasil pengawasan
keputusan/penetapan Pengelola Barang. dan pengendalian BMN dapat dilakukan reviu oleh APIP
termasuk memastikan terjadinya pengkinian data pada
3. Pengguna Barang belum maksimal dalam aplikasi SIMAN.
melaksanakan pengawasan dan pengendalian BMN
sesuai Peraturan 5. Mengawal pengembangan aplikasi SIMAN modul wasdal
agar aplikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

LAPORAN WASDAL DALAM RANGKA PENGELOLAAN


BMN YANG LEBIH BAIK
Laporan wasdal menyajikan data Perubahan paradigma pengelolaan Pelaksanaan pengawasan dan
pengelolaan BMN berupa: BMN, dari aset administrator pengandalian yang baik dapat
• Penggunaan  jumlah BMN yang menjadi aset manager, dalam meningkatkan akuntabilitas penyajian
sudah dan belum di PSP dan pelaksanaannya memerlukan sebuah BMN pada dalam Neraca LKPP.
BMN dengan status tidak tools yang dapat menyajikan :
digunakan. • Highest and best use Berdasarkan Laporan Hasil
• Pemanfaatan  persetujuan penggunaan/pemanfaatan BMN Pemeriksaan BPK atas LKPP tahun
pemanfaatan yang telah • Optimalisasi Revenue atas 2019 dan 2020, temuan terkait BMN
diterbitkan dan realisasi PNBP pengelolaan BMN sebagian besar kegiatan meliputi
atas pelaksanaan pemanfaatan. • Cost Efficienscy pengelolaan kegiatan pengendalian BMN yang
• Pemindahtanganan  BMN belum memadai dalam hal ini
persetujuan pemindahtanganan penyajian (terkait alat bantu/aplikasi)
yang telah diterbitkan, realisasi dan pengelolaan BMN.
PNBP atas pelaksanaan
pemindahtanganan BMN

Data tersebut dapat dijadikan dasar


dalam rangka melakukan perbaikan
pelaksanaan pengelolaan BMN.
Capaian Kinerja Yang
Merupakan Dampak Dari
Wasdal BMN
Realisasi PNBP dari BMN, Pelaksanaan Pengukuran Tk. Keseuaian Penggunaan BMN
dengan SBSK, Sertipikasi BMN berupa Tanah, Optimalisasi BMN Underutilized
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PNBP PENGELOLAAN ASET


Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2018 sampai
dengan Bulai Mei 2022) capaian PNBP yang berasal
2.379,9 dari pengelolaan BMN pada Kementerian/Lembaga
yang persetujuan pengelolaan BMN nya berada pada
kewenangan Kantor Wilayah DJKN dan KPKNL terus
tercatat mengalami peningkatan meskipun
1.332,6 dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi.
891,6 870,0
780,0
529,5
338,2 DJKN sebagai pengelola barang telah memulai
192,2
shifting peran dari Asset Administrator menjadi
2018 2019 2020 2021
Asset Manager ditandai dengan telah diterbitkannya
regulasi pengelolaan BMN yang adaptif terhadap
TARGET PNBP CAPAIAN PNBP perkembangan kebutuhan berupa : PP No 28 tahun
2020 tentang Perubahan PP No 27 tahun 2014
*Dalam Miliar Rupiah tentang Pengelolaan BMN/D dan PMK
Keterangan: 115/PMK.06/2021 tentang Pemanfaatan BMN.
Data PNBP tidak termasuk capaian yang berasal dari pengelolaan BMN yang berada pada
Kementerian/Lembaga yang persetujuan pengelolaannya berada pada Direktorat PKNSI
(saat ini Direktorat PKN) dan BMN yang berada Pengelola Barang (seperti: BMKT, KKKS,
PKP2B, Eks Pertamina, dll)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

KESESUAIAN PENGGUNAAN BMN DENGAN SBSK


183.475
Mapping Target Objek Perhitungan Tingkat
Kesesuaian Penggunaan dan SBSK
Penggunaan Barang Milik Negara pada dasarnya adalah
untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi K/L dan/atau
dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan
pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi pada K/L.
50.838
38.485
Pada tahun 2020 mulai dilakukan kegiatan pengukuran 14.636 13.077 15.362 15.362
tingkat kesesuaian BMN dengan Standar Barang dan - - -
Standar Kebutuhan (SBSK) dengan objek pengukuran atas 2024 2023 2022 2021 2020
BMN berupa tanah bangunan kantor, Bangunan Gedung 2 K/L 6 K/L 10 K/L BARU 62 K/L 1 K/L
31 Carry over 21 K/L untuk KPKNL
Kantor, Tanah Rumah/Negara, Rumah Negara, Tanah 8 K/L Percepatan JKT dan Banten
Mess/Asrama dan Bangunan Mess/Asrama.
NUP Target NUP Realisasi
Tujuan utama kegiatan pengukuran tingkat kesesuaian
penggunaan BMN dengan SBSK adalah dalam rangka Hasil pengukuran tahun 2021 dengan rata-rata konsolidasi persentase
melakukan optimalisasi pengelolaan BMN, meningkatkan kesesuaian penggunaan BMN dengan SBSK (pengukuran baru di tahun
peran BMN dalam efisiensi anggaran serta mendorong
peningkatan penerimaan negara melalui PNBP yang
2021 dan optimalisasi atas hasil pengukuran tahun 2020) adalah 75,24%
bersumber dari BMN sehingga masih terdapat peluang untuk optimalisasi pada objek tanah
sebesar 24,76%
Hasil pengukuran tahun 2020 dengan rata-rata persentase
kesesuaian penggunaan BMN dengan SBSK adalah 70,38%
dimana hal ini mengindikasikan masih terdapat peluang Persentase konsolidasi hasil pengukuran tahun 2022 s.d 30 Juni 2022
untuk optimalisasi pada objek tanah sebesar 40,17%. adalah 79.59% atas perhitungan 14.283 NUP dari target tahun 2022
sebanyak 38.485 NUP objek.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PERCEPATAN PENSERTIPIKATAN BMN BERUPA TANAH

6.787 bidang 28.003 bidang +17.725 bidang


dari target 6.900 bidang dari target 26.790 bidang (data sementara : 4.516 bidang)

2019 2021 2023

2020 2022

7.870
7.870bidang
bidang
dari
dari target6.921
target 6.921bidang
bidang Target 32.636 bidang **

*target semula 15.426


(refocusing) **) Bidang Tanah Belum Bersertipikat +
Penuntasan BBSK
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

PENSERTIPIKATAN BMN BERUPA TANAH 2013 sd 2022


+32.636 Target dan capaian
Pensertipikatan BMN berupa

27.983
26.790
tanah terus menunjukkan grafik
yang meningkat. Tahun 2021,
capaian pensertipikatan BMN
sebesar 27.983 bidang, atau
104,53% dari target tahunan.

Jumlah target 2022 sejumlah


32.636 bidang, terdiri dari
bidang nominatif murni (23.737

7.870
6.900

6.921
6.787

bidang dengan proyeksi jumlah


5.000

5.000

4.915

terbit sertipikat sejumlah


4.490

3.912
3.729
3.483

3.350
3.260

3.100

21.264 sertipikat)) & bidang


2.000
1.237

penggantian nama sertipikat


belum sesuai ketentuan
(BBSK) (8.899 bidang)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Target Realisasi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

OPTIMALISASI BMN UNDERUTILIZED


Optimalisasi Penggunaan BMN dapat dilakukan melalui skema:

Penggunaan Pemanfaatan
• Penetapan Status Penggunaan • Sewa
• Penggunaan Sementara • Pinjam Pakai
• Alih Status Penggunaan • KSP
• Dioperasikan oleh pihak lain • KSPI
• Diserahkan ke Pengelola sebagai • BGS/BSG
BMN Idle • KETUPI
Optimalisasi melalui skema
Optimalisasi skema
Penggunaan BMN erat
pemanfaatan BMN
kaitannya dengan efisiensi
dapat meningkatkan
anggaran terutama terkait cost
potensi PNBP dan
saving terhadap belanja modal
peran Pemerintah
BMN baik pengadaan maupun
Pusat kepada
pemeliharaan
Pemerintah Daerah

Pada tahun 2021, terdapat kenaikan tingkat kesesuaian


penggunaan sebesar 4.86% berkaitan dengan pelaksanaan
optimalisasi terhadap BMN yang diukur pada tahun 2020,
dimana sebelumnya 75,24% menjadi 75.24%.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

TINDAK
3.010 LANJUT KEPUTUSAN/PERSETUJUAN PEMINDAHTANGANAN BMN

1.910 M
11.13%

803,15 M REALISASI PNBP PENJUALAN


446,31 M 465 Dari 3.010 persetujuan Penjualan BMN
49,67 M 2 - - - - - tahun 2020, dengan nilai 453,1M,
diperoleh realisasi PNBP sebesar 50,4M
Penjualan Tukar Menukar Hibah Penyertaan Modal

Jumlah Nilai Persetujuan PNBP Pemindahtangan BMN melalui


*Sumber Lap.Wasdal 2020
Hibah dan Tukah Menukar
dilaksanakan tanpa menghasilkan
PNBP.

Penjualan BMN merupakan


skema terbanyak yang digunakan
dalam pelaksanaan
pemindahtanganan BMN.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

TINDAK LANJUT KEPUTUSAN/PERSETUJUAN PEMANFAATAN BMN


84,7 T

2.091

60,9 M 436,80 M 46
90,7 M 26 14,2 M 1 - - -

Sewa KSP KSPI Pinjam Pakai


Jumlah Persetujuan Nilai Persetujuan PNBP

0,11% 204% 0%

REALISASI PNBP SEWA REALISASI PNBP KSP REALISASI PNBP KSPI


Dari 2.091 persetujuan sewa BMN tahun Dari 26 persetujuan KSP tahun 2020 Terdapat 1 persetujuan KSPI tahun
2020 dengan nilai persetujuan 84.7 T, dengan nilai persetujuan 6M, diperoleh 2020, dan termonitor belum dilakukan
diperoleh realisasi PNBP sebesar 90.7 M realisasi PNBP sebesar 14 M tindak lanjut pada aplikasi SIMAN

*Sumber Lap.Wasdal 2020


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai