Anda di halaman 1dari 3

Nama: Widya Rahmasari

Nim: C1061201059
Kelas: ITP A
Makul: Mikrobiologi pangan

Definisi Makanan Fermentasi


Fermentasi adalah proses alami ketika mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah
karbohidrat, seperti pati dan gula, menjadi alkohol atau asam.
Alkohol atau asam berperan sebagai pengawet alami dan menghasilkan rasa yang berbeda pada
makanan fermentasi. Proses fermentasi makanan biasanya mengembangkan bakteri baik yang
disebut sebagai probiotik.
Bakteri baik yang satu ini telah terbukti memiliki manfaat yang besar bagi tubuh, mulai dari
meningkatkan sistem imun hingga baik untuk pencernaan.
Ada banyak produk yang bisa difermentasikan, seperti:
a. Anggur (wine),
b. Susu dan yogurt,
c. Cuka apel,
d. Tempe,
e. Kimchi,
f. Miso,
g. Sauerkraut, hingga
h. Sosis fermentasi.
Proses fermentasi makanan
Makanan fermentasi telah ada sejak zaman dahulu dan digunakan agar rasanya menjadi enak
atau lebih awet disimpan. Bahkan, makanan yang diawetkan ini juga menawarkan segudang
kebaikan bagi kesehatan.
Agar lebih tahu, kenali bagaimana proses fermentasi makanan, terutama pada bahan makanan
tempe yang cukup populer dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Proses fermentasi tempe
Tempe merupakan salah satu olahan kedelai yang dibuat melalui proses fermentasi. Sebelum
bisa dihidangkan atau dimakan, kedelai sebagai bahan baku tempe harus melewati proses yang
melibatkan jamur Rhizopus sp.
Kehadiran jamur ini bertujuan memadatkan kacang kedelai hingga membentuk tempe. Selama
proses fermentasi makanan berlangsung, jamur akan tumbuh pada permukaan.
Dengan begitu, jamur bisa menembus ke dalam kedelai, sehingga biji kedelai satu sama lain
akan menyatu dan menjadi tempe yang bisa disantap.
Proses fermentasi kedelai menjadi tempe ternyata membantu menambah kandungan gizi di
dalamnya. Selain itu, rasa kacang dari kedelai akan hilang digantikan rasa tempe yang khas.
Jadi, inti dari proses fermentasi makanan merupakan menambahkan jamur guna menambah zat
gizi atau mengubah rasa makanan atau minuman menjadi lezat.

Manfaat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebanyakan hasil dari proses fermentasi makanan
menawarkan manfaat bagi kesehatan tubuh.
Di bawah ini beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh dari makanan dan minuman
fermentasi.
1. Melancarkan sistem pencernaan
Salah satu manfaat dari proses fermentasi makanan yakni membantu melancarkan sistem
pencernaan.
Bagaimana tidak, probiotik yang dihasilkan selama fermentasi dapat membantu menjaga
keseimbangan bakteri baik pada usus. Hal ini tentu dapat mengurangi beberapa masalah
pencernaan, seperti sindrom iritasi usus.
Dilansir dari Harvard Health, beberapa jenis probiotik terbukti dapat meringankan gejala IBS,
seperti diare dan perut kembung.
Oleh sebab itu, makanan fermentasi seperti yogurt sering dimasukkan ke dalam pola makan
pasien yang mengalami masalah usus.
2. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Selain melancarkan pencernaan, hasil dari proses fermentasi makanan ternyata juga bisa
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Alasannya pun tak lain tak bukan berkat probiotik di dalam makanan fermentasi. Saluran usus
sebenarnya mengandung banyak bakteri dengan jenis yang berbeda.
Salah satu jenis bakteri tersebut yakni Lactobacillus rhamnosus yang dapat menyeimbangkan
lingkungan pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Terlebih banyak makanan fermentasi memiliki kandungan vitamin C, sehingga tidak heran bila
makanan yang diawetkan ini dipercaya dapat memperkuat sistem imun.
3. Meningkatkan suasana hati
Tahukah Anda bahwa konsumsi makanan fermentasi yang kaya akan probiotik ternyata bisa
meningkatkan suasana hati? Temuan ini dibuktikan melalui penelitian dari Journal of
neurogastroenterology and motility.
Studi yang mengujicobakan hewan ini melaporkan bahwa strain probiotik Lactobacillus
helveticus dan Bifidobacterium longum meringankan gejala depresi.
Kedua jenis probiotik ini bisa Anda jumpai pada makanan fermentasi. Namun, para ahli masih
perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah efeknya sama terhadap manusia.
4. Membantu mencerna makanan
Bakteri baik yang berasal dari fermentasi makanan ternyata membantu tubuh memecah
karbohidrat kompleks yang dimakan.
Mikrobiota usus memang sangat banyak, sehingga tubuh membutuhkan banyak kandungan
serat larut dari makanan, seperti kacang-kacangan, dan jeruk.

Sementara itu, serat tidak larut yang bisa dijumpai di biji-bijian memang berkhasiat bagi tubuh.
Sayangnya, jenis serat ini tidak mudah difermentasi, sehingga tidak terlalu berkontribusi
terhadap keanekaragaman bakteri usus.
5. Membantu menurunkan berat badan
Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, konsumsi makanan fermentasi mungkin bisa
menjadi solusi.
Dilansir dari The British journal of nutrition, jenis probiotik tertentu, yakni Lactobacillus
rhamnosus dan Lactobacillus gasseri dapat menurunkan berat badan.
Bahkan, kedua probiotik yang dihasilkan dari proses fermentasi makanan ini diduga bisa
mengurangi lemak pada perut. Namun, penelitian lanjutan masih dibutuhkan guna memastikan
temuan ini.
Risiko konsumsi makanan fermentasi
Umumnya, makanan yang telah melewati proses fermentasi dianggap aman dikonsumsi. Akan
tetapi, beberapa orang mungkin akan mengalami efek samping produk fermentasi akibat
probiotik, seperti:
a. Reaksi alergi, seperti gatal, ruam kulit, hingga sulit bernapas,
b. Infeksi pada penderita penyakit autoimun,
c. Masalah pencernaan, termasuk mual, muntah, dan perut kembung, hingga
d. Komplikasi akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Gejala yang disebutkan di atas mungkin dapat memburuk usai memakan makanan fermentasi
yang kaya serat, seperti kimchi atau sauerkraut.
Selain itu, beberapa produk mungkin mengandung gula tambahan, garam, serta lemak yang
tinggi. Itu sebabnya, penting membaca label informasi nilai gizi untuk memastikan apakah
Anda memilih makanan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai