OLEH :
Disusun Oleh:
NIM :
19011104067
Urosepsis adalah infeksi sistemik yang berasal dari fokus infeksi di traktus urinarius sehingga
menyebabkan bakteremia dan syok septik. Insiden urosepsis 20-30 % dari seluruh kejadian septikemia
dan lebih sering berasal dari komplikasi infeksi di traktus urinarius.Mortalitasnya mencapai 20-49 % bila
disertai dengan syok. Oleh karena itu pertolongan harus cepat dan adekuat untuk mencegah kegagalan
organ dan komplikasi lebih lanjut.
B. Etiologi
karena merupakan penyebaran infeksi, maka kuman penyebabnya sama dengan kuman
penyebab infeksi primer di traktus urinarius yaitu golongan kumancoliform gram negatif seperti
Eschericia coli (50%), Proteus spp (15%), Klebsiella dan Enterobacter (15%), Pseudomonas
aeruginosa (5%),Bakterigram positif juga terlibat tetapi frekuensinya lebih kecil yaitu sekitar
15%.Penelitian The European Study Group on Nosocomial Infections (ESGNI-004 study )dengan
membandingkan antara pasien yang menggunakan kateter dan non-kateter ditemukan bahwa
E.coli sebanyak 30,6% pada pasien dengan kateter dan40,5% pada non-kateter,Candida spp
12,9% pada pasien dengan kateter dan 6,6% pada non-kateter, P.aeruginosa 8,2% pada pasien
dengan kateter dan 4,1% padanon-kateter.
Pasien yang beresiko tinggi urosepsis adalah pasien berusia lanjut, diabetes dan immuno
supresif seperti penerima transplantasi, pasien dengan AIDS, pasien yang menerima obat-obatan
antikanker dan imunosu presan.Sejumlah faktor meningkatkan risiko mengembangkan urosepsis.
Tidak semua orang dengan faktor risiko akan mendapatkan urosepsis. Faktor risiko untuk
urosepsis meliputi:
Urosepsis banyak gejala yang sama seperti jenis sepsis lain , termasuk detak jantung yang
cepat, napas cepat, denyut nadi lemah, berkeringat banyak,kecemasan yang tidak biasa,
perubahan status mental atau tingkat kesadaran, dan penurunan atau output urin absen saham.
Sebelum perkembangan gejala ini,mungkin mengalami gejala infeksi saluran kemih.
Gejala umum dari infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran kemih bervariasi dari
individu ke individu. Gejala infeksi saluran kemih yang umum termasuk :
⮚ Nyeri perut, panggul atau punggung atau kram
⮚ Sulit atau buang air kecil sakit, atau rasa panas saat kencing (disuria)
Gejala infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, termasuk rasa panas saat buang air kecil,
kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi sering atau mendesak,urin keruh, dan ketidak nyamanan
perut panggul atau lebih rendah. Demam mungkin ada. Jika pielonefritis (infeksi ginjal) hadir,
punggung atau nyeri perut,mual dan muntah, demam tinggi, menggigil, berkeringat di malam
hari, dankelelahan juga dapat terjadi. Gejala-gejala tersebut bisa mendahului pengembangan
urosepsis.
Sepsis yang telah lanjut memberikan gejala atau tanda-tanda berupa gangguan beberapa
fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada fungsi kardiovaskuler,ginjal, pencernaan,
pernapasan dan susunan saraf pusat.
Kriteria urosepsis:
⮚ Jantung, sirkulasi tekanan darah sistolik arteri ≤ 99 mm Hg atau mean arterial preasure ≤
70 mmHg, selama ≥1 jam walaupun carian adekuat atau resusitasi agen vasopressure
diberikan.
⮚ Ginjal Produksi urin < 0,5 Ml/kgBB/ jam walalupun resusitasi cairan adekuat.
D. Pemerksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratoriun
⮚ Peningkatan prokalsitonin
3. Pemeriksaan urine
4. Pemeriksaan rotgen
Pemeriksaan rotgen dada dperlukan pada pasien dengan kecurgaan sepsis akibat
pneumonia
5. Ultrasonografi (USG)
Diperlukan jika dicurigai mengalami infeksi pada traktus biliaris/ infeksi abdomen
6. CT scan
Diperlukan apabila pasien mengalami perubahan status mental atau dicurigai mengalami nfeksi pada
daerah kepala (otitis,sinustis,riwayat operasi intrkarnial).
E. Penatalaksanaan Medis
Penanganan penderita urosepsis harus cepat dan adekuat. Pada prinsipnya Penanganan terdiri dari:
Pemberian antibiotik sebagai penanganan infeksi ditujukan unuk eradikasi kuman penyebab infeksi serta
menghilangkan sumber infeksi. Pemberian antibiotik harus cepat dan efektif sehingga antibiotika yang
diberikan adalah yang berspektrum luas dan mencakup semua kuman yang sering menyebabkan urosepsis
yaitu golongan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin atau amikasin) golongan ampicilin yang
dikombinasi dengan asam klavulanat atau sulbaktam, golongan sefalosforin generasi ke III atau golongan
florokuinolon. Sefalosforin generasi ke-3 dianjurkan diberikan 2 gr dengan interval 6-8 jam dan untuk
golongan cefoperazone dan ceftriaxone dengan interval 12 jam. Penelitian oleh Naber et al membuktikan
bahwa pemberian antibiotik Injeksi golongan florokuinolon dan piperacillin/tazobaktam
direkomendasikan untuk terapi urosepsis. Penelitian selanjutnya oleh Concia dan Azzini terhadap
levofloksasin membuktikan bahwa levofloksasin sebagai terapi tambahan memiliki efek pada ekskresi
renal dan tersedia dalam bentuk injeksi intravena dan oral.
Resusitasi cairan, elektrolit dan asam basa adalah mengembalikan keadaan tersebut menjadi normal.
Urosepsis adalah penyakit yang cukup berat sehingga biasanya “oral intake” menurun. Keadaan
demam/febris juga memerlukan cairan ekstra. kebutuhan cairan dan terapinya dapat dipantau dari tekanan
darah, tekanan vena sentral dan produksi urine.
Bila penderita dengan hipotensi atau syok (tensi <>2O dan diberikan larutan kristaloid dengan kecepatan
15-20 ml/menit. bila terdapat gangguan elektrolit juga harus dikoreksi. Bila K serum 7 meq/L atau lebih
perlu dilakukan hemodialisa. Hemodialisa juga diperlukan bila terdapat Kreatinin serum > 10 mg%, BUN
> 100 mg% atau terdapat edema paru. Drainase yang segera perlu dikerjakan bila terdapat timbunan
nanah misalnya pyonefrosis atau hidronefrosis berat (derajat IV). Pyonefrosis dan hidronefrosis yang
berat menyebabkan terjadinya iskemia sehingga mengurangi penetrasi antibiotika. Drainase dapat
dikerjakan secara perkutan atau dengan operasi biasa (lumbotomi). Penderita yang telah melewati masa
kritis dari septikemia maka harus secepatnya dilakukan tindakan definitif untuk kelainan urologi
primernya.
F. Patofiologi
Patofisiologi Urosepsis Patogenesa dari gejala klinis urosepsis adalah akibat dari masuknya endotoksin,
suatu komponen lipopolisakarida dari dinding sel bakteri yang masuk ke dalam sirkulasi darah.
Lipopolisakarida ini terdiri dari komponen lipid yang akan menyebabkan:
1. Aktivasi sel-sel makrofag atau monosit sehingga menghasilkan beberapa sitokin, antara lain tumor
necrosis factor alfa (TNF α) dan interlaukin I (IL I). Sitokin inilah yang memacu reaksi berantai yang
akhirnya dapat menimbulkan sepsis dan jika tidak segera dikendalikan akan mengarah pada sepsis berat,
syok sepsis, dan akhirnya mengakibatkan disfungsi multiorgan atau multi organs dysfunction syndrome
(MODS).
2. Rangsangan terhadap sistem komplemen C3a dan C5a menyebabkan terjadinya agregasi trombosit dan
produksi radikal bebas, serta mengaktifkan faktor-faktor koagulasi.
3. Perubahan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan oksigen. Karena terdapatnya resistensi
sel terhadap insulin maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga untuk
memenuhi kebutuhan sel akan glukosa terjadi proses glukoneogenesis yang bahannya berasal dari asam
lemak dan asam amino yang dihasilkan dari katabolisme lemak berupa lipolisis dan katabolisme protein.
G. PATHWAY
Urosepsis
Infeksi dari jamur yag masuk kedalam Bakteri gram negative (pseudomonas
tubuh melalui : Pemasangan kateter urin aeruginosa, E. Coli, proteus sp. &
dan luka operasi Klebseila, & enterobakter)
G. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji sebelum melakukan tindakan pada pasien dengan Urosepsis atau pasien dengan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) antara lain:
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan: riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat psikososial, riwayat kesehatan lingkungan, pola kebiasaan (pernapasan, makan
dan minum, eliminasi, istirahat dan tidur)
4. Pemeriksaan Fisik: kepala & rambut, wajah, mata, telinga, hidung, mulut & gigi, leher,
ekstremitas atas dan bawah (terpasang infus atau kateter), kulit.
H. Diagnosis
1. D.0077 Nyeri Akut
2. D.0040 Gangguan Elimnasi Urin
3. D.0142 Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Dessllinger RP, Carlet JM, Masur H, et al. the Surviving Sepsis Campaign Management
Johnson. CC, MD. Definitions, Classification and Clinical Presentation of Urinary Tract
bacteriuria, cystitis and pyelonephritis. Primary Care Case Review 2001 (4); 3 – 14.
Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). European
2001.
Rivers et al. Early Goal Directed Therapy in the Treatment of Severe SepsiS dan Septic
Tseng CC, et al. Role of Host and Bacterial Virulence Factors in the Development of Upper
Urinary Tract Infection Caused by E. Coli. Am J of Kidney Dis 2002; 39:4. 744-752.
Carpenito,LyndaJuall.1995.
DiagnosakeperawatanAplikasipadaPraktekKlinikEdisi6.Jakarta: EGC.
Marrilyn,E.Doengus.1999. RencanaAsuhanKeperawatanPedomanUntukPerencanaandan
Gale,Danielle RN, MS. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.