JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2009
UROSEPSIS
I.
Pengertian
Sepsis yang disebabkan oleh dekomposisi dan absorpsi substansi yang
berasal dari saluran kemih sehingga terjadi bakteremia simtomatik yang
menyebabkan syok dan kematian akibat bakteri berasal dari traktus urinarius
yang merupakan komplikasi dari ISK (Johnson. CC, 1991).
Urosepsis adalah kondisi akut infeksi sistemik dalam darah yang
berkembang sekunder untuk infeksi saluran kemih (ISK), dan kemudian
beredar ke seluruh tubuh. Sebuah istilah awam bagi kondisi kritis ini adalah
keracunan darah karena infeksi dalam aliran darah.
Hasil penelitian menunjukkan 45 % anak perempuan dengan bakteriuria
timbul enuresis, sedangkan anak perempuan tanpa bakteriuria kejadian
enuresis 17 %. Penelitian lain mengatakan bahwa 15 % anak sekolah dengan
bakteriuria asimtomatis mengalami enuresis. Menurut Sugi, dibandingkan
pria, perempuan lebih rentan terinfeksi saluran kemih. Penyebabnya adalah
saluran uretra (saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5 centi meter). Berbeda
dengan uretra pria yang panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit
masuk. Namun beberapa penelitian menunjukkan risiko timbulnya ISK pada
anak
yang
tidak
disirkumsisi.Kulup
preputium
merupakan
tempat
8. Pada fase yang parah dapat terjadi perdarahan akibat penurunan trombosit
9. Sepsis syndrome
Infeksi ditambah bukti gangguan perfusi organ berupa: hipoksemia;
peningkatan laktat; oliguria; gangguan kondisi mental.
IV. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter
penting ISK yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti
deskripsi warna, berat jenis dan pH, konsentrasi glukosa, protein, keton,
darah dan bilirubin tetap dilakukan
2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk menentukan jumlah
leukosit dan bakteri dalam urin. Jumlah leukosit yang dianggap bermakna
adalah > 10 / lapang pandang besar (LPB). Apabila didapat leukosituri
yang bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.
3. Pemeriksaan Kultur Urin
Deteksi jumlah bermakna kuman patogen (significant bacteriuria) dari
kultur urin masih merupakan baku emas untuk diagnosis ISK. Bila jumlah
koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml urin, maka dapat dipastikan bahwa
bakteri yang tumbuh merupakan penyebab ISK. Sedangkan bila hanya
tumbuh koloni dengan jumlah < 103 koloni / ml urin, maka bakteri yang
tumbuh kemungkinan besar hanya merupakan kontaminasi flora normal
dari muara uretra
V. Penatalaksanaan
Harus ada kerjasama antara ahli urologi dengan intensivist
Tindakan umum
1. Tegakkan diagnosis : gejala dan tanda serta laboratorium penunjang.
Singkirkan penyebab lain seperti hipovolemia, perdarahan, gangguan
jantung, anafilaktik dll.
2.
Terapi antibiotika adekuat sesuai kultur darah dan urin serta fungsi
ginjal
3.
4.
5.
VESIKOLITIASIS
I.
Pengertian
Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat
defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam
urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat
yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer,
2002).
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat
penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara
tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri (Sjamsuhidajat
II.
Etiologi
Menurut Smeltzer bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis
urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium). Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut
Soeparman (2001:378) batu kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah
1. Hiperkalsiuria
Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena,
hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan
tinggi natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer,
sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air
kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe
2.
3. Mual dan muntah akibat kram yang bergelombang dan nyeri hebat.
4. Pancaran urin tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada perubahan posisi.
5. Pada anak nyeri miksi ditandai oleh kesakitan, menangis, menariknarik penisnya. Miksi kadang-kadang mengedan sering diikuti
defekasi atau prolapsus ani.
6. Hematuria, terjadi akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang
disebabkan oleh batu. Kadangkadang hematuria didapatkan dari
pemeriksaan urinalisis (hematuria mikroskopik), namun hematuria
sering juga dikeluhkan oleh pasien
7. Demam, jika terdapat demam harus dicurigai suatu urosepsis dan
merupakan suatu kedaruratan. Dalam hal ini harus secepatnya
ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang
mendasari timbulnya gejala ini dan harus segera dilakukan terapi
drainase dan pemberian antibiotika.
8. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat
tandatanda gagal ginjal, retensi urine dan menggigil (jika disertai de
ngan infeksi).
V.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi
pemeriksaan:
1. Urine
meningkat.
Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi
2. Darah
Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
Lekosit terjadi karena infeksi.
Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
Kalsium, fosfat dan asam urat.
3. Radiologis
o Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah
o
o
o
o
memadai.
4. USG (Ultra Sono Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
5. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu
saluran kemih, jika ada untuk mengetahui pencegahan, pengobatan yang
telah dilakukan, cara mengambilan batu, dan analisa jenis batu.
VI.
Komplikasi
Beberapa komplikasi akibat vesikolititasis adalah sebagai berikut:
1. Hidronefrosis
2. Pielonefritis
3. Uremia
4. Gagal ginjal akut
Selain itu komplikasi yang disebabkan dari tindakan pengeluaran batu atau
Vesikolithotomi adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pernafasan
Atelektasis bida terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena
pengaruh analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang
menyebabkan ekspansi tidak maksimal. Penumpukan sekret dapat
menyebabkan pnemunia, hipoksia terjadi karena tekanan oleh agens
analgetik dan anestesi serta bisa terjadi emboli pulmonal.
2. Sistem Sirkulasi
Dalam sistem peredaran darah bisa menyebabkan perdarahan karena
lepasnya jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bisa
menyebabkan syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk
atau imobilisasi yang terlalu lama bisa terjadi tromboflebitis, statis vena
juga bisa menyebabkan trombus atau karena trauma pembuluh darah.
3. Sistem Gastrointestinal
Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurun
sehingga bisa terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala
meningkatnya lingkar perut dan terdengar bunyi timpani saat diperkusi.
Mual dan muntah serta konstipasi bisa terjadi karena belum normalnya
peristaltik usus.
4. Sistem Genitourinaria
Akibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urin involunter karena
hilangnya tonus otot.
5. Sistem Integumen
Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan
infeksi, buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens
luka dengan tanda dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan
jaringan yang ada dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan
jaringan internal melalui insisi bisa terjadi jika ada dehisens luka serta
bisa terjadi pula surgical mump (parotitis).
6. Sistem Saraf
Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.
VII.
Penatalaksanaan
berikan
spasme
analgetik
atau
inhibitor
sintesis
VIII. Patofisiologi
Flora usus
infeksi
Tipe usopatogenik
Statis urin
Refluk intrarenal
Refluk vesiko ureter
Pengendapan
Supersaturasi
Matrik
Mikroprotein
menempel
Agregrasi kristal
Penempelan kristal
Pielonefritis akut
Sepsis syndrome
hipoksemia,peningkatan
laktat,oliguria, gangguan
kondisi mental.
Lukai uretra
Batu
hematuria
Aliran darah
Menyebar ke
organ yang lain
Epistaxy
Fosfat
mukopolisakarida
dan fosfat turun
Zat-zat keluar
secara bersamaan
Gangguan termoregulasi
Kalsium & fosfor
>> daya kelarutan
Lewati uretra
bakteremia
Urosepsis
Parut ginjal
Kejenuhan
komponen batu
ginjal meningkat
Sistitis
Kolonisasi di perineal
dan uretra anterior
Sumbatan
Cemas
demam
infeksi
Sumbatan
Nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Mual muntah
Nyeri
Gangguan rasa
nyaman
IX.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d Nyeri akut b/d peningkatan
frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan, pembentukan
oedema, iskemia seluler.
2.
Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik.
3.
TTV stabil
Menjalankan diet
DAFTAR PUSTAKA
Bahdarsyam. 2003. Spektrum bakteriologik pada berbagai jenis batu Saluran
kemih bagian atas. www.medlibrary_usu.com. Diakses tanggal 27
November 2009
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta.
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan
Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien, EGC, Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Purnomo, BB. 2003. Dasar-dasar Urologi ed. 2. Sagung Seto. Jakarta
Rufaizal. 2007. Asuhan Keperawatan Vesikolithiasis. www.rufaizal blog.com.
diakses tanggal 27 November 2009
Subianto, Teguh. 2008. Asuhan Keperawatan Vesikolithiasis.www.medzone.com.
Diakses tanggal 27 November 2009
Cooper, Robert. Urosepsis definition, sign and symptom. Diagnostics. http://
yourtotalhealth.com/bloodstream-infection-from-uti-urosepsis.html. diakses
tanggal 27 November 2009
Shaffer. 2007. Urinary Tract Infection. http://www.livestrong.com/article/23329signs-urosepsis/. Diakses tanggal 27 November 2009