Anda di halaman 1dari 3

B.

Tinjauan Teori Hubungan internasional Islam


1. Kelebihan dan kekurangan masing masing teori

Teori Khilafah, yang berlandaskan pada konsep persatuan politik umat Islam di
bawah kepemimpinan Khilafah Islamiyyah, memiliki sejumlah kelebihan. Sistem
Khilafah mampu mempersatukan seluruh umat Islam dalam satu entitas politik
supranasional. Khilafah juga memiliki otoritas untuk menegakkan syariat Islam
secara menyeluruh dan kaffah di wilayah kekuasaannya. Selain itu, adanya simbol
Khilafah sebagai pemimpin umat Islam global dapat meningkatkan loyalitas dan
solidaritas politik di antara umat Islam lintas batas negara.

Namun, sistem Khilafah juga rawan disalahgunakan oleh penguasa untuk


melegitimasi kekuasaannya atau melayani kepentingan kelompok tertentu.
Khilafah sulit untuk diterapkan dalam sistem hubungan internasional modern
yang didominasi nation state dengan kedaulatan dan kepentingan nasional masing-
masing. Khilafah berpotensi eksklusif dan intoleran terhadap kelompok non-
Muslim serta menimbulkan friksi dengan negara lain.

Adapun teori Ummatan Wasathan dengan sifat inklusif, moderat dan fleksibelnya
dinilai lebih sesuai dengan semangat zaman kontemporer. Ummatan Wasathan
mendorong umat Islam untuk bersikap terbuka, toleran, dan aktif dalam pergaulan
internasional. Teori ini juga memungkinkan pengintegrasian idealisme Islam
dengan realita politik global.1 Namun, relevansi teori ini sering dipertanyakan
karena dianggap kurang memiliki landasan ideologis yang kuat dan bersifat
abstrak serta sulit diimplementasikan. Teori ini juga rentan dituduh terlalu liberal
dan mengabaikan syariat Islam.2

Adapun kelebihan teori Jihad adalah dapat menjaga spirit perjuangan umat Islam
melawan imperialisme dan hegemoni Barat. Jihad juga mewakili semangat
pengorbanan demi mempertahankan agama dan umat. Akan tetapi, teori ini rawan
disalahartikan dan dimanfaatkan untuk membenarkan aksi kekerasan, radikalisme,
1
1. Syed Agil (2019), Islamic Perspective on International Relations (London: Palgrave Macmillan),
halaman 55-57.
2
M. Badrus Sholeh (2019), “Teori HI Islam: Telaah Paradigma dan Kontribusi”, Jurnal Al-Ahkam
Vol. 4 No. 1, halaman 13-14.
dan terorisme yang justru merusak citra dan hubungan internasional umat Islam.
Jihad seringkali bertentangan dengan kaidah hubungan internasional modern.

B. Penerapan Teori Hubungan Internasional Islam pada masa kini

Meskipun lahir dari konteks historis yang berbeda, teori-teori hubungan


internasional dalam khazanah pemikiran Islam klasik seperti Khilafah, Ummatan
Wasathan, dan Jihad, pada dasarnya masih relevan dengan dunia kontemporer.
Sebagai contoh, gagasan persatuan dan solidaritas antar umat Islam (ukhuwah)
yang terkandung dalam teori Khilafah dan Ummatan Wasathan, tetap mewarnai
diplomasi negara-negara Muslim dalam menyikapi isu Palestina. Negara-negara
Muslim cenderung membentuk koalisi dan bersatu dalam berbagai forum
internasional untuk mendukung aspirasi Palestina meskipun dengan pendekatan
yang berbeda-beda.3

Selain itu, semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme yang terkandung


dalam wacana jihad kerap dimanfaatkan negara-negara Muslim sebagai
propaganda dalam menentang dominasi dan intervensi Barat. Meski demikian,
secara umum diplomasi dan cara-cara damai lebih diutamakan ketimbang jihad
dalam konteks hubungan internasional modern.

Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai dasar teori-teori hubungan internasional


Islam klasik tetap relevan untuk mewarnai diplomasi dan hubungan luar negeri
negara Muslim kontemporer, meski dengan penyesuaian terhadap realita
hubungan internasional yang semakin kompleks. Negara-negara Muslim perlu
merumuskan pendekatan baru yang komprehensif dengan mengambil esensi dari
berbagai teori yang ada.

3
Indra Perwira (2010), “Relevansi Teori HI Islam dengan Dunia Kontemporer”, Jurnal Al-Syir’ah,
Vol. 8 No. 1, halaman 79.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teori-
teori hubungan internasional dalam khazanah pemikiran Islam klasik
seperti Khilafah, Ummatan Wasathan, dan Jihad memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing ketika diimplementasikan. Teori-teori tersebut
pada dasarnya masih relevan dengan dunia kontemporer, namun perlu
dilakukan penyesuaian dan kontekstualisasi ulang agar sesuai dengan
perkembangan zaman. Diperlukan upaya merumuskan paradigma baru
teori hubungan internasional Islam yang komprehensif dengan mengambil
nilai-nilai universal dari berbagai teori klasik yang ada. Hal ini penting
agar umat Islam memiliki pedoman yang applicable dalam menghadapi
dinamika hubungan internasional global saat ini yang semakin kompleks.
Untuk itu, kajian dan penelitian lebih lanjut mengenai teori hubungan
internasional Islam sangat dianjurkan guna menghasilkan formula
diplomasi dan hubungan internasional yang sesuai bagi dunia Islam
kontemporer.

B. Saran
Sebagai tindak lanjut agar kajian ini bermanfaat, maka disarankan agar
dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai relevansi teori-teori
hubungan internasional Islam klasik pada masa kini. Selain itu, negara-
negara Muslim juga perlu secara aktif merumuskan pendekatan baru
diplomasi dan hubungan internasional dengan mengintegrasikan nilai-nilai
universal dari warisan teori-teori klasik Islam sebelumnya. Dengan
demikian, diharapkan dapat dirumuskan teori hubungan internasional
Islam yang applicable dan strategis dalam mengarungi dinamika global
saat ini dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai