Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester MPK Agama Islam

Nama : Tania Putri Khairunnisa


NPM : 2006530085
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kelas :F
Mata Kuliah : MPK Agama Islam
Dosen Pengampu : Muhammad Yusuf, M.Si.

Ujian Tengah Semester

1. Secara umum, pemikiran keislaman yang berkembang di dunia saat terbagi ke


dalam tiga karakteristik, yaitu literal, liberal, dan moderat. Berikan penjelasan saudara
tentang tiga karakteristik pemikiran tersebut, dengan menampilkan contoh-contoh.
A. Literal
Karakteristik pemikiran keislaman ini mengutamakan ketaatan yang ketat
atau kaku. Pemikiran ini cenderung bersifat radikal, sebab sering kali
menafsirkan al-Quran dan hadits secara harfiah atau “apa adanya” tanpa
interpretasi lebih dalam dengan keadaan di masa sekarang ini (modern).
Kelompok ini juga menjalankan hukum agama dengan pendekatan yang literal,
berlaku juga pada ayat-ayat mengenai hukum syariah dalam Islam serta jihad.
Selain itu, pemikiran-pemikiran baru dalam agama, seperti yang berkaitan
dengan HAM dan kesetaraan gender juga ditolak karena dianggap sebagai
bid’ah dan tidak sesuai dengan ajaran fundamental Islam.
Contohnya: kelompok radikal dan fundamental, seperti Hizbut Tahrir
Indonesia dan gerakan Dakwah Salafi.
B. Liberal
Kelompok ini lebih menyesuaikan diri dengan keislaman liberal, sehingga
tidak terlalu berpakem pada nilai-nilai harfiah seperti pada Islam literal.
Kelompok pemikiran ini memahami Islam sebagai bagian dari masa yang
sedang dijalani (hari ini), dan bukan untuk masa lalu atau masa depan 1. Islam
liberal menganggap kebenaran sebagai sesuatu yang relatif, terbuka, dan plural.
Karenanya, bagi kaum liberalis ini, adanya penafsiran yang lebih lanjut terhadap
al-Quran dan hadits sangat diperlukan untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan
masa sekarang.
Contohnya: JIL (Jaringan Islam Liberal).
C. Moderat

1
Asaf. A. Fyzee, A Modern Approach to Islam, 1963, hlm. 110.
Karakteristik ini berada di antara kedua pemikiran lainnya, sehingga tidak
condong pada literalis maupun liberalis, melainkan kepada ajaran atau ilmu
Islam sesungguhnya. Kelompok ini bersifat tidak terlalu ekstrem dalam
beragama, tetapi tidak juga terlalu acuh terhadapnya. Nilai yang diyakini adalah
bahwa ajaran Islam harus diimplementasikan dengan tujuan membawa
kedamaian dan keselamatan bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin). Aspek-
aspek ini dibangun pula dengan keyakinan nilai persaudaraan (ukhuwah) dari
berbagai pihak.
Contohnya: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

2. Dari ketiga karakteristik pemikiran tersebut, pemikiran mana yang menurut


saudara, lebih dekat dengan semangat ajaran Islam. Berikan penjelasan saudara
tentang pemikiran yang saudara pilih. Dan apa saja kriteria yang termuat di dalam
pemikiran yang ideal tersebut.
Menurut saya, pemikiran yang lebih dekat dengan semangat ajaran Islam
terdapat pada pemikiran keislaman moderat.
Saya meyakini bahwa dalam kehidupan yang modern, ajaran atau nilai-nilai
agama memang perlu menyesuaikan, namun tidak boleh pula melupakan dasar-
dasar yang fundamental. Pemahaman agama harus bisa dibawa dalam kehidupan
sehari-hari, dengan dasar yang kuat dan benar, tanpa harus bersikap ekstrem.
Karena pada dasarnya, apa yang tertulis dalam al-Quran terkadang didasarkan
pada kejadian-kejadian yang terjadi pada masa tertentu, sehingga diperlukan
penyesuaian dengan permasalahan modern untuk menafsirkannya. Akan tetapi,
semua itu mesti dilakukan dengan implementasi Islam sebagai rahmatan lil
alamin, agar kaum muslim senantiasa beribadah demi menciptakan harmoni dan
kedamaian serta toleransi terhadap kepercayaan lainnya yang ada di sekitar kita.
Misalnya dengan mengembangkan persaudaraan antarmanusia (ukhuwah).

3. Terkait dengan semangat ajaran Islam, bagaimana saudara memahami makna


dari ajaran Islam? Berikan penjelasan saudara tentang makna ajaran Islam!
Menurut saya, ajaran Islam adalah apa yang menjadi nilai dasar dalam Islam,
yakni perintah-perintah Allah SWT, yang harus dilaksanakan atau larangan-
larangan-Nya yang harus kita hindari. Di mana, pedomannya terkandung dalam
al-Quran dan hadits. Secara garis besar, sebagai seorang muslim, ajaran Islam
yang utama adalah akidah (keimanan terhadap Allah, malaikat, kitab suci,
utusan, hari akhir, dan takdir dari-Nya), akhlah dan adab, serta fiqih (hukum
Islam yang berupa perintah atau larangan)2.

4. Apa yang saudara pahami tentang makna pribadi muslim, keluarga muslim,
masyarakat muslim, dan negara muslim? Apakah perbedaan di antara negara Islam
dan negara muslim?
A. Pribadi Muslim
Berarti seseorang yang beragama Islam dan menjalankan keislamannya
dengan melaksanakan perintah Allah SWT. dan menjauhi larangannya.
Perilakunya juga mencerminkan dirinya sebagai seseorang yang beragama
Islam dengan kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah.
B. Keluarga Muslim
Merupakan keluarga yang terdiri dari beberapa pribadi muslim yang
menjalankan ajaran-ajaran Islam dalam hidupnya.
C. Masyarakat Muslim
Adalah sekelompok orang yang terdiri dari beberapa pribadi muslim yang
menganut ajaran Islam dan mengamalkannya. Lingkupnya lebih luas
daripada keluarga muslim, sebab anggotanya tidak harus merupakan
keluarga.Akan tetapi, pengelompokan ini biasanya didasarkan atas letak
wilayah atau status tertentu.
D. Negara Muslim
Berarti negara yang masyarakatnya menganut agama Islam. Hal ini dilihat
dari masyarakatnya yang tunduk dan patuh terhadap ajaran Islam.
E. Negara Islam
Sementara itu, negara Islam berbeda dengan negara muslim. Sebab, negara
Islam menjalankan pemerintahan dan kehidupan bernegaranya dengan
berdasarkan pada syariat Islam. Namun, untuk negara muslim, bisa jadi

2
Muhammad Musthafa Syalabi. Al-Madkhal fī Fiqh al-Islāmī, 1985, hlm. 409
memiliki sistem pemerintahan tersendiri meski masyarakatnya adalah
muslim.
5. Berikan pandangan saudara tentang bagaimana memahami al-Qur’an secara
proporsional.
Secara proporsional berarti sesuai dengan proporsi; seimbang. Maka, memahami
al-Quran secara proporsional dapat diartikan sebagai bentuk mengkaji, mengerti,
dan mengamalkan al-Quran dengan seimbang, tidak berlebihan, dan tidak pula
kekurangan. Lebih lanjut lagi, ini berarti bahwa dalam memahami al-Quran
diperlukan adanya penafsiran yang baik dan sesuai, serta tepat dalam metodologi
dan pengamalannya.

DAFTAR PUSTAKA

A. A. Fyzee. (1963). A Modern Approach to Islam. London: Asia Pub. House.


Huda, A. (2010). Epistemologi Gerakan Liberalis, Fundamentalis, dan Moderat
Islam di Era Modern. De Jure: Jurnal Hukum dan Syar'iah, 2(2).
Syalabi, Muhammad Musthafa (1985). Al-Madkhal fī Fiqh al-Islāmī. Beirut:
Addarul Jami'iyyah.

Anda mungkin juga menyukai