DISUSUN OLEH :
1. LUQYANA HUMAIRA (23)
2.. TANIA PUTRI KHAIRUNNISA (35)
XI MIA 1
JAKARTA PUSAT
i
20100199
2
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Laporan yang berjudul : Analisis Diksi dalam Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan
Juni Karya Sapardi Djoko Damono
Disusun oleh :
Kelas : XI
Jurusan : MIPA
Guru pembimbing
3
Istianingsih Sentana, S.Pd.
ABSTRAK
Oleh :
Luqyana Humaira. NIS : 14778, Tania Putri Khairunnsia. NIS : 14788, XI MIA 1,
Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta 2018/2019, 24 halaman
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk (1) menganalisis jenis-jenis diksi yang
digunakan oleh Sapardi Djoko Damono selaku penulis buku kumpulan puisi Hujan
Bulan Juni; (2) mengetahui pengaruh diksi bagi makna puisi dalam buku kumpulan
puisi Hujan Bulan Juni; dan (3) mendeskripsikan diksi yang digunakan oleh Sapardi
Djoko Damono dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Penelitian yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kepustakaan secara kualitatif.
Desain penelitian menggunakan pendekatan stilistika genetis yang difokuskan pada
teori diksi. Pengumpulan data diadakan dengan penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan. Objek penelitian dalam karya tulis ilmiah ini berupa kata,
frasa, kalimat, maupun paragraf yang digunakan pada puisi-puisi dalam buku Hujan
Bulan Juni.
Kata Kunci: puisi, diksi, hujan bulan juni, Sapardi Djoko Damono
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul Analisis Diksi dalam Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi
Djoko Damono tepat pada waktunya.
Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji diksi atau
pilihan kata yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono, selaku penulis buku
kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami
berterimakasih atas bantuan yang diberikan oleh banyak pihak, terutama Ibu
Istianingsih Sentana, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia SMAN 68 Jakarta.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih
belum sempurna, di mana masih mungkin terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh
karena itu, kami menerima saran dan kritik demi memperbaiki karya tulis ilmiah
selanjutnya. Akhir kata, kami berharap karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi
masyarakat luas.
Penulis
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. 1
ABSTRAK……………………………………………………………………. 3
KATA PENGANTAR………………………………………………………... 4
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. 5
BAB I: PENDAHULUAN
2.1.1 PUISI…………………………………………………… 10
2.1.2 DIKSI…………………………………………………... 11
6
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
4.2.2 Narcissus………………………………………………. 18
5.1 KESIMPULAN…………………………………………………. 22
5.2 SARAN…………………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 24
7
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu bentuk karya sastra fiksi, puisi mengandung ungkapan
kata-kata bermakna kiasan yang penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik,
dan bait, serta gaya bahasa yang dipadatkan. Puisi dapat didefinisikan sebagai
perwujudan imajinasi dan curahan hati seorang penyair kepada para pembacanya.
Sementara itu, menurut Aminuddin (2009:134), puisi berasal dari kata bahasa
Yunani, yaitu pocima, yang berarti membuat, atau poeisis, yang berarti pembuatan.
Karena pada dasarnya, dengan menulis puisi seseorang telah menciptakan suatu dunia
tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batin.
Hal ini pun berkenaan dengan pilihan-pilihan kata, atau biasa disebut sebagai
diksi, yang digunakan oleh penyair untuk menciptakan kesan-kesan tertentu dalam
puisi yang dibuatnya. Agar pesan dalam puisi dapat tersampaikan, kata-kata yang
digunakan haruslah tepat dan akurat, serta sesuai dengan konteks puisi tersebut.
8
Sedikit kesalahan kata dapat menghasilkan kesalahan tafsir sehingga dapat mengubah
arti yang terdapat dalam puisi tersebut. Oleh karena itu, penulis membahas diksi-diksi
yang digunakan dalam puisi pada karya tulis ilmiah ini.
1. Apa saja jenis-jenis diksi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono?
2. Bagaimana diksi tersebut dapat memengaruhi makna puisi yang terdapat
dalam buku Hujan Bulan Juni?
3. Bagaimana deskripsi pemilihan diksi yang terdapat dalam buku kumpulan
puisi Hujan Bulan Juni?
9
Secara teoritis, penulis berharap agar hasil penelitian berupa karya tulis ilmiah
ini dapat dijadikan sebagai:
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Puisi
A. Pengertian Puisi
Secara umum pengertian puisi dapat diartikan sebagai sebuah karya sastra
yang mengandung unsur irama, ritma, diksi, lirik, dan menggunakan kata kiasan
dalam setiap baitnya untuk menciptakan estetika bahasa yang padu.
Menurut Ratih Mihardja (2012:18), puisi adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya, untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Sejalan dengan itu, Dresden (dalam Ratih, 2012:18) mengatakan bahwa puisi adalah
sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan
pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia
bernama puisi.
11
B. Unsur-Unsur Puisi
Sebuah puisi yang baik adalah puisi yang mencakup semua unsur-unsur puisi.
Semakin banyak unsur yang terkandung, akan semakin indah pula puisi itu dibaca.
Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai puisi karena masing-masing
mereka dilatari oleh teori yang mereka anut.
Waluyo (2002:27) menyatakan puisi terdiri atas dua unsur pokok, yakni
struktur fisik dan struktur batin. Apa yang dilihat pembaca melalui bahasanya yang
nampak disebut struktur fisik. Sementara itu, makna yang terkandung dalam puisi
yang tidak secara langsung dapat dihayati pembaca disebut sebagai struktur batin.
Struktur fisik puisi terdiri dari: tipografi, diksi, citraan, kata konkret, bahasa figurasi,
dan majas. Struktur batin puisi adalah tema atau makna, rasa, yaitu sikap penyair
terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya, serta nada, yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya.
Bentuk fisik puisi mencakup penampilannya di atas kertas, dalam bentuk nada
dan larik puisi, termasuk irama, intonasi, dan perangkat kebahasaan. Bentuk mental
terdiri atas tema, pola-pola citra, dan emosi (Semi, 1988:96).
Kemudian unsur-unsur yang membangun sebuah puisi adalah bait dan baris,
unsur musikalitas sebuah puisi yang berkaitan dengan bunyi, irama, dan persajakan,
serta hubungan antara kesatuan dalam puisi yang biasanya ditentukan oleh jenis puisi
(Atmazaki, 1990:64).
2.1.2 Diksi
12
Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan
kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam
pola suatu kalimat. Sementara itu, Keraf (2008: 22-23) mengungkapkan pendapat lain
yang mengatakan bahwa diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa
yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan
untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.
Pendapat lain dikemukakan pula oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut:
a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-
kata yang tepat
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata
oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna
intrinsik dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai
pengertian.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah penelitian
kepustakaan secara kualitatif. Studi kepustakaan sendiri adalah teknik pengumpulan
data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, ntrinsic-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan (Nazir, 2003:111). Sementara itu, penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang datanya adalah data kualitatif, sehingga analisisnya juga merupakan
analisis kualitatif (deskriptif). Senada dengan pendapat tersebut, Sukmadinata
(2009:18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data dalam bentuk kata, kalimat,
dan gambar. Objek penelitian dalam karya tulis ilmiah ini berupa kata, frasa, kalimat,
maupun ntrinsic yang digunakan pada puisi-puisi dalam buku Hujan Bulan Juni.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
buku kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.
Buku kumpulan puisi ini terbit pertama kali pada Juni 2013 dengan penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Peneliti menggunakan edisi cetakan kesebelas yang terbit
pada Desember 2017. Buku ini berisi sekumpulan puisi karangan penyair Sapardi
Djoko Damono yang ditulis dalam jangka waktu dari tahun 1959 hingga 1994.
Peneliti mengambil data berupa kata, frasa, kalimat, maupun paragraph yang
digunakan pada sumber, untuk diteliti penggunaan diksinya. Desain penelitian
menggunakan pendekatan yang difokuskan pada teori diksi. Peneliti menganalisis
sistem linguistik karya sastra dan dilanjutkan dengan mengkaji penggunaan diksi
dalam puisi karya Sapardi Djoko Damono.
14
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Sumber yang digunakan adalah buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono. Data yang diteliti berupa diksi-diksi tertentu yang digunakan
penulis dalam beberapa puisi yang terdapat pada sumber.
Jenis-jenis diksi menurut Gorys Keraf (1996: 89-108) adalah sebagai berikut:
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi, atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya memiliki sifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya.
c. Kata abstrak adalah kata yang memiliki referen berupa konsep. Kata abstrak
sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera
manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, buruk,
baik), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan,
kepercayaan, dan penetapan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk
menjelaskan pikiran yang memiliki sifat teknis dan juga khusus.
d. Kata konkret adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau
diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata
konkret demikian menunjuk kepada barang yang ntrin dan juga spesifik dalam
pengalaman. Kata konkret digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup
16
dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata lain. Contoh jenis diksi berupa kata
konkret adalah mobil, meja, kursi dan rumah, dll.
e. Kata umum adalah kata yang memiliki cakupan ruang lingkup yang luas. Kata-
kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada keseluruhan, dan kepada
himpunan. Contoh jenis diksi kata umum adalah kendaraan, tumbuh-tumbuhan,
binatang, dan penjahat.
f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan
yang khusus dan konkret. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang
khusus. Contoh jenis diksi kata khusus adalah jambu, sedan, kerapu, dan kakak
tua.
g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif,
fragmen, kontemporer.
h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata
popular: bukti, kecewa, maju, gelandangan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu,
dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok
khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro ntrins (pro dan
kontra), kep (kapten), dok (dokter), dan prof (professor).
j. Kata slang adalah kata-kata non-standar yang informal, yang disusun secara
khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kata slang juga
merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang: mana tahan,
eh, ketemu lagi, unyu-unyu, dan cabi.
k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh kata asing: computer, cyber, internet, dan go public.
l. Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan
wujud atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem,
motivasi, energi, dan musik.
17
4.2 DIKSI PUISI PADA HUJAN BULAN JUNI
Puisi tersebut mengandung baik kata denotatif maupun konotatif. Kata ‘nanti’
bermakna denotatif yang berarti mengacu pada makna yang sebenarnya, yakni di
masa yang akan datang. Pada kalimat ‘pada suatu hari nanti’ yang diulang pada
ketiga bait puisi di atas, kata-kata yang digunakan Sapardi mudah dimengerti dan
ditangkap pembacanya. Sementara itu, kata konotatif pun banyak ditemukan seperti,
‘jasadku’, ‘suaraku’, dan ‘impianku’. Dalam hal ini Sapardi tidak benar-benar
membicarakan jasad, suara, atau impian. Melainkan sesuatu yang berwujud, mampu
bersuara, dan berkeinginan akan suatu hal. Melalui kata-kata ini, Sapardi mencoba
menyampaikan bahwa walaupun dirinya telah tiada, ia akan tetap setia, di mana
18
kesetiaannya ditunjukkan dalam bentuk karya-karyanya yang akan tetap ada walau
kelak dirinya telah tiada.
4.2.2 Narcissus
Diksi yang mengandung makna konotatif pada puisi di atas adalah ‘namamu’,
‘rindumu’, ‘mencapaimu’, dan ‘pandangmu’. Kata ‘namamu’ berarti sesuatu untuk
memanggil orang lain, ‘rindumu’ berarti rasa ingin bertemu, ‘mencapaimu’ berarti
sampai atau memperoleh, dan ‘pandangmu’ berarti sesuatu yang terlihat oleh mata.
Diksi yang mengandung makna konotatif adalah ‘bercinta’ yang berarti perasaan
bahagia atau mencinta, ‘menjelma’ yang berarti sesuatu yang berubah, dan
‘cemaskan’ yang berarti ingin mendapat perhatian atau kekhawatiran. Selebihnya,
puisi ini menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan sering digunakan dalam
berbahasa.
19
Sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi.
Puisi Yang Fana adalah Waktu ditulis Sapardi dengan menggunakan kata-
kata yang sebetulnya akrab, tetapi maknanya tidak merujuk kepada arti yang
sebenarnya. Seperti pada kata ‘memungut’ yang tidak bermakna mengambil sesuatu
yang berada di tanah atau lantai, melainkan bermakna menghabiskan waktu detik
demi detik. Kata serapan juga terdapat dalam puisi ini, yakni ‘fana’ yang secara
bahasa berarti lenyap, hancur, sirna, atau hilang. Istilah ‘fana’ muncul dalam kajian
tasawuf di abad III Hijriyah. Berlainan dengan kata ‘abadi’ yang bermakna kekal atau
tidak berkesudahan. Di sini Sapardi mencoba memberi kesan akan ketidak-fana-an
dengan mengulangi kata ‘abadi’.
4.2.4 Cermin, 1
20
manusia yang tidak dapat mengatakan kesedihannya atas takdir yang telah digariskan
kepadanya.
21
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Pilihan kata yang digunakan Sapardi Djoko Damono dalam puisi Hujan
Bulan Juni sangat kuat. Terdapat kata-kata seperti, ‘arif’, ‘bijak’, dan ‘tabah’. Di
samping itu, terdapat pula beberapa kata konkret, seperti ‘hujan’, ‘jalan’, ‘pohon’,
‘akar’, dan ‘bunga’. Kata ‘hujan’ sendiri bermakna manusia yang berjatuhan.
Sementara itu, kata ‘jalan’ bermakna lika-liku atau perjalanan kehidupan. Kata
‘pohon’ berarti sesuatu yang teduh dan menghasilkan keindahan (pada pohon
keindahan yang dihasilkan berupa bunga). Kata ‘akar’ sendiri berarti perasaan atau
jiwa yang terpendam, dan kata ‘bunga’ berarti seorang perempuan.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Diksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam buku kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni. Diksi di sini bukan hanya berarti pilih-memilih kata, melainkan
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa yang meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya yang ingin disampaikan
oleh penulis, sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan secara akurat serta
memberikan kesan tertentu kepada para pembaca.
5.2 SARAN
23
Setelah membuat kesimpulan di atas, kami sebagai peneliti memberikan saran
yang mungkin dapat bermanfaat bagi peneliti sejenis. Penelitian ini hanya
menganalisis pemakaian diksi pada buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu dengan mencari atau
menganalisis unsur intrinsik dalam buku tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Awak, Uda. Pengertian Puisi Menurut Para Ahli. Dikutip 30 Maret 2019 dari Matra
Pendidikan: https://www.matrapendidikan.com/2016/11/pengertian-puisi-
menurut-para-ahli.html.
Keraf Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Renachun91. (2012, 2 Mei). DIKSI – Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan
Slang, Pilihan Kata dan Penggunaannya. Dikutip 29 Maret 2019 dari
renanchunngeblog: https://renachunngeblog.wordpress.com/2012/05/02/diksi-
kata-ilmiah-kata-populer-kata-jargon-dan-slang-pilihan-kata-dan-
penggunaannya/.
25