Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS DIKSI DALAM BUKU KUMPULAN PUISI HUJAN


BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Usulan penelitian diajukan untuk memenuhi tugas akhir tengah


semester genap pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas XI
Tahun Ajaran 2018/2019

DISUSUN OLEH :
1. LUQYANA HUMAIRA (23)
2.. TANIA PUTRI KHAIRUNNISA (35)
XI MIA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 68

JAKARTA PUSAT

i
20100199

2
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul : Analisis Diksi dalam Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan
Juni Karya Sapardi Djoko Damono

Disusun oleh :

 Luqyana Humaira (23)


 Tania Putri Khairunnisa (35)

Kelas : XI

Jurusan : MIPA

Jenjang pendidikan : Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta

Tahun ajaran : 2018/2019

Jakarta, 30 Maret 2019

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Guru pembimbing

3
Istianingsih Sentana, S.Pd.

ABSTRAK

ANALISIS DIKSI DALAM BUKU KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI


KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Oleh :

Luqyana Humaira. NIS : 14778, Tania Putri Khairunnsia. NIS : 14788, XI MIA 1,
Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta 2018/2019, 24 halaman

Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk (1) menganalisis jenis-jenis diksi yang
digunakan oleh Sapardi Djoko Damono selaku penulis buku kumpulan puisi Hujan
Bulan Juni; (2) mengetahui pengaruh diksi bagi makna puisi dalam buku kumpulan
puisi Hujan Bulan Juni; dan (3) mendeskripsikan diksi yang digunakan oleh Sapardi
Djoko Damono dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Penelitian yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kepustakaan secara kualitatif.
Desain penelitian menggunakan pendekatan stilistika genetis yang difokuskan pada
teori diksi. Pengumpulan data diadakan dengan penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan. Objek penelitian dalam karya tulis ilmiah ini berupa kata,
frasa, kalimat, maupun paragraf yang digunakan pada puisi-puisi dalam buku Hujan
Bulan Juni.

Kata Kunci: puisi, diksi, hujan bulan juni, Sapardi Djoko Damono

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul Analisis Diksi dalam Buku Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi
Djoko Damono tepat pada waktunya.

Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji diksi atau
pilihan kata yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono, selaku penulis buku
kumpulan puisi Hujan Bulan Juni. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami
berterimakasih atas bantuan yang diberikan oleh banyak pihak, terutama Ibu
Istianingsih Sentana, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia SMAN 68 Jakarta.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih
belum sempurna, di mana masih mungkin terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh
karena itu, kami menerima saran dan kritik demi memperbaiki karya tulis ilmiah
selanjutnya. Akhir kata, kami berharap karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi
masyarakat luas.

Jakarta, 30 Maret 2019

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. 1

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN…………………………. 2

ABSTRAK……………………………………………………………………. 3

KATA PENGANTAR………………………………………………………... 4

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. 5

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………… 7

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………… 8

1.3 TUJUAN PENELITIAN………………………………………… 8

1.4 MANFAAT PENELITIAN……………………………………… 8

1.4.1 MANFAAT TEORITIS……………………………….. 8

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS……………………………….... 9

BAB II: LANDASAN TEORI

2.1 DESKRIPSI TEORI……………………………………………… 10

2.1.1 PUISI…………………………………………………… 10

2.1.2 DIKSI…………………………………………………... 11

6
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN……………………………………………. 13

3.2 SUMBER DATA DAN DATA PENELITIAN…………………. 13

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA…………………………….. 14

3.4 TEKNIK ANALISIS DATA…………………………………….. 14

BAB IV: PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI DATA……………………………………………… 15

4.2 DIKSI PUISI PADA HUJAN BULAN JUNI…………………….. 17

4.2.1 Pada Suatu Hari Nanti…………………………………. 17

4.2.2 Narcissus………………………………………………. 18

4.2.3 Yang Fana adalah Waktu……………………………… 18

4.2.4 Cermin, 1……………………………………………… 19

4.2.5 Perahu Kertas…………………………………………. 20

4.2.6 Hujan Bulan Juni……………………………………… 20

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN…………………………………………………. 22

5.2 SARAN…………………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 24

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karya sastra merupakan sebuah ciptaan atau karangan yang menggunakan


bahasa sebagai media untuk menjelaskan maksud penulis secara komunikatif dan
kreatif. Karya sastra sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fiksi dan non-fiksi. Di mana
karya sastra fiksi terbagi lagi menjadi puisi, prosa, dan drama. Sedangkan, karya
sastra non-fiksi terdiri atas biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra.

Sebagai salah satu bentuk karya sastra fiksi, puisi mengandung ungkapan
kata-kata bermakna kiasan yang penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik,
dan bait, serta gaya bahasa yang dipadatkan. Puisi dapat didefinisikan sebagai
perwujudan imajinasi dan curahan hati seorang penyair kepada para pembacanya.
Sementara itu, menurut Aminuddin (2009:134), puisi berasal dari kata bahasa
Yunani, yaitu pocima, yang berarti membuat, atau poeisis, yang berarti pembuatan.
Karena pada dasarnya, dengan menulis puisi seseorang telah menciptakan suatu dunia
tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batin.

Beberapa tahun belakangan, puisi kembali menjadi tren di masyarakat. Puisi


karya penyair-penyair muda maupun penyair yang sudah lama berkecimpung di dunia
sastra pun bermunculan, dan tak sedikit pula yang meledak di pasaran. Rangkaian
kata-kata yang mampu memukau penikmat sastra tersebut tak ayal lagi menjadi salah
satu penyebabnya.

Hal ini pun berkenaan dengan pilihan-pilihan kata, atau biasa disebut sebagai
diksi, yang digunakan oleh penyair untuk menciptakan kesan-kesan tertentu dalam
puisi yang dibuatnya. Agar pesan dalam puisi dapat tersampaikan, kata-kata yang
digunakan haruslah tepat dan akurat, serta sesuai dengan konteks puisi tersebut.

8
Sedikit kesalahan kata dapat menghasilkan kesalahan tafsir sehingga dapat mengubah
arti yang terdapat dalam puisi tersebut. Oleh karena itu, penulis membahas diksi-diksi
yang digunakan dalam puisi pada karya tulis ilmiah ini.

5.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasi


rumusan masalah yang terdapat di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Apa saja jenis-jenis diksi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi Hujan
Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono?
2. Bagaimana diksi tersebut dapat memengaruhi makna puisi yang terdapat
dalam buku Hujan Bulan Juni?
3. Bagaimana deskripsi pemilihan diksi yang terdapat dalam buku kumpulan
puisi Hujan Bulan Juni?

5.2 TUJUAN PENELITIAN

Setelah melihat rumusan masalah di atas, penulis dapat menyimpulkan tujuan


dari karya tulis ilmiah ini, yakni:

1. Mengetahui jenis-jenis diksi yang digunakan dalam buku kumpulan puisi


Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
2. Mengetahui pengaruh diksi bagi makna puisi yang terdapat dalam buku
kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.
3. Dapat mendeskripsikan pemilihan diksi yang digunakan oleh Sapardi Djoko
Damono dalam membuat buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


5.2.6 Manfaat Teoritis

9
Secara teoritis, penulis berharap agar hasil penelitian berupa karya tulis ilmiah
ini dapat dijadikan sebagai:

a. Bahan evaluasi untuk para siswa agar meningkatkan kemampuan


menganalis diksi yang terdapat di dalam puisi.
b. Mengoptimalkan pembelajaran karya sastra di bidang puisi yang
difokuskan dalam diksi.
c. Memberikan informasi diksi yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono
dalam buku Hujan Bulan Juni.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Bagi penulis, berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi
terkait dengan penggunaan diksi di dalam puisi.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
dalam memahami pemakaian diksi di dalam puisi.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu para siswa
dalam menganalis diksi yang digunakan di dalam puisi.

10
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DESKRIPSI TEORI

2.1.1 Puisi

A. Pengertian Puisi

Secara umum pengertian puisi dapat diartikan sebagai sebuah karya sastra
yang mengandung unsur irama, ritma, diksi, lirik, dan menggunakan kata kiasan
dalam setiap baitnya untuk menciptakan estetika bahasa yang padu.

Menurut Aminuddin (2009:134), kata puisi berasal dari bahasa Yunani


pocima (membuat) atau poeisis (pembuatan). Puisi diartikan “membuat” dan
“pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu
dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu,
baik fisik maupun batiniah.

Sejalan dengan itu, Hudson (dalam Aminuddin, 2009:134) mengungkapkan


bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai
media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan
yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.

Menurut Ratih Mihardja (2012:18), puisi adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya, untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Sejalan dengan itu, Dresden (dalam Ratih, 2012:18) mengatakan bahwa puisi adalah
sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan
pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia
bernama puisi.

11
B. Unsur-Unsur Puisi

Sebuah puisi yang baik adalah puisi yang mencakup semua unsur-unsur puisi.
Semakin banyak unsur yang terkandung, akan semakin indah pula puisi itu dibaca.
Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai puisi karena masing-masing
mereka dilatari oleh teori yang mereka anut.

Waluyo (2002:27) menyatakan puisi terdiri atas dua unsur pokok, yakni
struktur fisik dan struktur batin. Apa yang dilihat pembaca melalui bahasanya yang
nampak disebut struktur fisik. Sementara itu, makna yang terkandung dalam puisi
yang tidak secara langsung dapat dihayati pembaca disebut sebagai struktur batin.
Struktur fisik puisi terdiri dari: tipografi, diksi, citraan, kata konkret, bahasa figurasi,
dan majas. Struktur batin puisi adalah tema atau makna, rasa, yaitu sikap penyair
terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya, serta nada, yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya.

Bentuk fisik puisi mencakup penampilannya di atas kertas, dalam bentuk nada
dan larik puisi, termasuk irama, intonasi, dan perangkat kebahasaan. Bentuk mental
terdiri atas tema, pola-pola citra, dan emosi (Semi, 1988:96).

Kemudian unsur-unsur yang membangun sebuah puisi adalah bait dan baris,
unsur musikalitas sebuah puisi yang berkaitan dengan bunyi, irama, dan persajakan,
serta hubungan antara kesatuan dalam puisi yang biasanya ditentukan oleh jenis puisi
(Atmazaki, 1990:64).

2.1.2 Diksi

12
Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan
kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam
pola suatu kalimat. Sementara itu, Keraf (2008: 22-23) mengungkapkan pendapat lain
yang mengatakan bahwa diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa
yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan
untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Pendapat lain dikemukakan pula oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut:
a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-
kata yang tepat
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata
oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna
intrinsik dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai
pengertian.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah penelitian
kepustakaan secara kualitatif. Studi kepustakaan sendiri adalah teknik pengumpulan
data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, ntrinsic-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan (Nazir, 2003:111). Sementara itu, penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang datanya adalah data kualitatif, sehingga analisisnya juga merupakan
analisis kualitatif (deskriptif). Senada dengan pendapat tersebut, Sukmadinata
(2009:18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data dalam bentuk kata, kalimat,
dan gambar. Objek penelitian dalam karya tulis ilmiah ini berupa kata, frasa, kalimat,
maupun ntrinsic yang digunakan pada puisi-puisi dalam buku Hujan Bulan Juni.

3.2 SUMBER DATA DAN DATA PENELITIAN

Sumber data yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
buku kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.
Buku kumpulan puisi ini terbit pertama kali pada Juni 2013 dengan penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Peneliti menggunakan edisi cetakan kesebelas yang terbit
pada Desember 2017. Buku ini berisi sekumpulan puisi karangan penyair Sapardi
Djoko Damono yang ditulis dalam jangka waktu dari tahun 1959 hingga 1994.

Peneliti mengambil data berupa kata, frasa, kalimat, maupun paragraph yang
digunakan pada sumber, untuk diteliti penggunaan diksinya. Desain penelitian
menggunakan pendekatan yang difokuskan pada teori diksi. Peneliti menganalisis
sistem linguistik karya sastra dan dilanjutkan dengan mengkaji penggunaan diksi
dalam puisi karya Sapardi Djoko Damono.

14
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan teknik


mencatat serta menandai bagian-bagian atau keterangan yang menunjukan
karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.4 TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menganalisis data dengan mengkaji karakteristik diksi-diksi yang


digunakan dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
Damono. Hal ini dilakukan dengan memerhatikan teori-teori diksi.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI DATA

Sumber yang digunakan adalah buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya
Sapardi Djoko Damono. Data yang diteliti berupa diksi-diksi tertentu yang digunakan
penulis dalam beberapa puisi yang terdapat pada sumber.

Jenis-jenis diksi menurut Gorys Keraf (1996: 89-108) adalah sebagai berikut:

a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi, atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya memiliki sifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya.
c. Kata abstrak adalah kata yang memiliki referen berupa konsep. Kata abstrak
sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera
manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, buruk,
baik), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan,
kepercayaan, dan penetapan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk
menjelaskan pikiran yang memiliki sifat teknis dan juga khusus.
d. Kata konkret adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau
diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata
konkret demikian menunjuk kepada barang yang ntrin dan juga spesifik dalam
pengalaman. Kata konkret digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup

16
dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata lain. Contoh jenis diksi berupa kata
konkret adalah mobil, meja, kursi dan rumah, dll.
e. Kata umum adalah kata yang memiliki cakupan ruang lingkup yang luas. Kata-
kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada keseluruhan, dan kepada
himpunan. Contoh jenis diksi kata umum adalah kendaraan, tumbuh-tumbuhan,
binatang, dan penjahat.
f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan
yang khusus dan konkret. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang
khusus. Contoh jenis diksi kata khusus adalah jambu, sedan, kerapu, dan kakak
tua.
g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif,
fragmen, kontemporer.
h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata
popular: bukti, kecewa, maju, gelandangan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu,
dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok
khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro ntrins (pro dan
kontra), kep (kapten), dok (dokter), dan prof (professor).
j. Kata slang adalah kata-kata non-standar yang informal, yang disusun secara
khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kata slang juga
merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang: mana tahan,
eh, ketemu lagi, unyu-unyu, dan cabi.
k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh kata asing: computer, cyber, internet, dan go public.
l. Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan
wujud atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem,
motivasi, energi, dan musik.

17
4.2 DIKSI PUISI PADA HUJAN BULAN JUNI

4.2.1 Pada Suatu Hari Nanti

pada suatu hari nanti


jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti


suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti


impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari

Puisi tersebut mengandung baik kata denotatif maupun konotatif. Kata ‘nanti’
bermakna denotatif yang berarti mengacu pada makna yang sebenarnya, yakni di
masa yang akan datang. Pada kalimat ‘pada suatu hari nanti’ yang diulang pada
ketiga bait puisi di atas, kata-kata yang digunakan Sapardi mudah dimengerti dan
ditangkap pembacanya. Sementara itu, kata konotatif pun banyak ditemukan seperti,
‘jasadku’, ‘suaraku’, dan ‘impianku’. Dalam hal ini Sapardi tidak benar-benar
membicarakan jasad, suara, atau impian. Melainkan sesuatu yang berwujud, mampu
bersuara, dan berkeinginan akan suatu hal. Melalui kata-kata ini, Sapardi mencoba
menyampaikan bahwa walaupun dirinya telah tiada, ia akan tetap setia, di mana

18
kesetiaannya ditunjukkan dalam bentuk karya-karyanya yang akan tetap ada walau
kelak dirinya telah tiada.

4.2.2 Narcissus

seperti juga aku: namamu siapa, bukan?


Pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam
tetapi jangan saja kita bercinta
jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma

atau tunggu sampai angina melepaskan selembar daun


dan jatuh di telaga: pandangmu berpendar, bukan?
Cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
Cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?

Diksi yang mengandung makna konotatif pada puisi di atas adalah ‘namamu’,
‘rindumu’, ‘mencapaimu’, dan ‘pandangmu’. Kata ‘namamu’ berarti sesuatu untuk
memanggil orang lain, ‘rindumu’ berarti rasa ingin bertemu, ‘mencapaimu’ berarti
sampai atau memperoleh, dan ‘pandangmu’ berarti sesuatu yang terlihat oleh mata.
Diksi yang mengandung makna konotatif adalah ‘bercinta’ yang berarti perasaan
bahagia atau mencinta, ‘menjelma’ yang berarti sesuatu yang berubah, dan
‘cemaskan’ yang berarti ingin mendapat perhatian atau kekhawatiran. Selebihnya,
puisi ini menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan sering digunakan dalam
berbahasa.

4.2.3 Yang Fana adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:


memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga

19
Sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi.

Puisi Yang Fana adalah Waktu ditulis Sapardi dengan menggunakan kata-
kata yang sebetulnya akrab, tetapi maknanya tidak merujuk kepada arti yang
sebenarnya. Seperti pada kata ‘memungut’ yang tidak bermakna mengambil sesuatu
yang berada di tanah atau lantai, melainkan bermakna menghabiskan waktu detik
demi detik. Kata serapan juga terdapat dalam puisi ini, yakni ‘fana’ yang secara
bahasa berarti lenyap, hancur, sirna, atau hilang. Istilah ‘fana’ muncul dalam kajian
tasawuf di abad III Hijriyah. Berlainan dengan kata ‘abadi’ yang bermakna kekal atau
tidak berkesudahan. Di sini Sapardi mencoba memberi kesan akan ketidak-fana-an
dengan mengulangi kata ‘abadi’.

4.2.4 Cermin, 1

cermin tak pernah berteriak; ia pun tak pernah


meraung, tersedan, atau terisak,
meski apa pun jadi terbalik di dalamnya;
barangkali ia hanya bisa bertanya:
mengapa kau seperti kehabisan suara?

Puisi Cermin bagian pertama menggunakan kata-kata yang menggambarkan


kesedihan yang mendalam yang dialami seseorang. Namun, Sapardi memilih kata-
kata yang lebih menunjukkan makna yang spesifik. Alih-alih menulis ‘menangis’,
Sapardi memilih menggunakan kata ‘meraung’, ‘tersedan’, dan ‘terisak’. Sapardi pun
menggunakan kata ‘cermin’ yang bermakna sebagai manusia itu sendiri, yakni

20
manusia yang tidak dapat mengatakan kesedihannya atas takdir yang telah digariskan
kepadanya.

4.2.5 Perahu Kertas


Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan
kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan
perahumu bergoyang menuju lautan.

“Ia akan singgah di ntrin-bandar besar,” kata seorang lelaki


tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar
warna-warni di kepala. Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau
ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindumu itu.
Akhirnya kaudengar juga pesan dari Si Tua itu, Nuh, katanya,
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar
dan kini terdampar di sebuah bukit.”

Perahu Kertas mengandung sejumlah kata konkret, di mana kata-kata tersebut


menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara langsung. Di antaranya
adalah kata ‘perahu kertas’, ‘kali’, ‘lautan’, ‘bandar-bandar’, serta ‘bukit’. Kata-kata
yang dipilih oleh Sapardi ini menarik imajinasi pembaca untuk membayangkan
suasana dalam puisi secara lebih spesifik.

4.2.6 Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

21
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Pilihan kata yang digunakan Sapardi Djoko Damono dalam puisi Hujan
Bulan Juni sangat kuat. Terdapat kata-kata seperti, ‘arif’, ‘bijak’, dan ‘tabah’. Di
samping itu, terdapat pula beberapa kata konkret, seperti ‘hujan’, ‘jalan’, ‘pohon’,
‘akar’, dan ‘bunga’. Kata ‘hujan’ sendiri bermakna manusia yang berjatuhan.
Sementara itu, kata ‘jalan’ bermakna lika-liku atau perjalanan kehidupan. Kata
‘pohon’ berarti sesuatu yang teduh dan menghasilkan keindahan (pada pohon
keindahan yang dihasilkan berupa bunga). Kata ‘akar’ sendiri berarti perasaan atau
jiwa yang terpendam, dan kata ‘bunga’ berarti seorang perempuan.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa


buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni mempergunakan berbagai jenis diksi.
Beberapa jenis diksi yang dapat ditemukan antara lain adalah denotatif atau biasa
disebut kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan;
konotatif atau makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau
nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umum; popular atau kata-kata yang
umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang
biasa atau rakyat jelata; serapan, atau kata bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke
dalam Bahasa Indonesia dan diterima pemakaiannya secara umum; serta kata konkret
yang mudah diserap oleh keseluruh pancaindera.

Diksi mempunyai peranan yang sangat penting dalam buku kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni. Diksi di sini bukan hanya berarti pilih-memilih kata, melainkan
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa yang meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya yang ingin disampaikan
oleh penulis, sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan secara akurat serta
memberikan kesan tertentu kepada para pembaca.

5.2 SARAN

Keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh factor penguasaan


kosakata. Semakin banyak kosakata yang digunakan seseorang, semakin besar
kemungkinan keterampilan berbahasa. Sehingga, salah satu cara meningkatkan
keterampilan berbahasa adalah dengan memperhatikan kosakata dan diksi.

23
Setelah membuat kesimpulan di atas, kami sebagai peneliti memberikan saran
yang mungkin dapat bermanfaat bagi peneliti sejenis. Penelitian ini hanya
menganalisis pemakaian diksi pada buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu dengan mencari atau
menganalisis unsur intrinsik dalam buku tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Awak, Uda. Pengertian Puisi Menurut Para Ahli. Dikutip 30 Maret 2019 dari Matra
Pendidikan: https://www.matrapendidikan.com/2016/11/pengertian-puisi-
menurut-para-ahli.html.

Enre, F. Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Proyek


Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Keraf Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

………. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.

Renachun91. (2012, 2 Mei). DIKSI – Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan
Slang, Pilihan Kata dan Penggunaannya. Dikutip 29 Maret 2019 dari
renanchunngeblog: https://renachunngeblog.wordpress.com/2012/05/02/diksi-
kata-ilmiah-kata-populer-kata-jargon-dan-slang-pilihan-kata-dan-
penggunaannya/.

25

Anda mungkin juga menyukai