Anda di halaman 1dari 6

Iklan oleh

Stop lihat iklan ini

Mengapa iklan ini?

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Asyura


dan Kemerdekaan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini,
silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel
ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

‫ َوَعَلى آِلِه َوَص ْحِبِه‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َس ِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‬،‫الَحْمُد ِلّٰلِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‬

‫ َوَأ ْشَهُد َأ ْن َّل ا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه اْلُم ـَنَّز ُه َعِن‬،‫َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‬
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن‬،‫اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‬


‫ُخُلُقُه اْلُقْرآَن‬
‫ َفإِّنْي ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه َّن‬، ‫ ِعَباَد الَّر ْحٰمِن‬،‫َأ َّم ا َبْعُد‬
:‫ اْلَقاِئِل ِفْي ِك اَتِبِه اْلُقْرآِن‬،‫الَماِن‬
١ :‫)ٰٓي ُّيَا َها الَّن اُس اَّت ُقْوا َرَّب ُكْۚم ِاَّن َزْلَزَلَة الَّس اَعِة َشْي ٌء َعِظْيٌم (الحج‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

ADVERTISEMENT
Iklan
Iklan oleh
Stop lihat iklan ini

Mengapa iklan ini?

Pilih yang Terbaik, PrivyID


Pilihan tanda tangan digital yang mudah, aman, dan legal.
PrivyID, no. 1 di Indonesia
PrivyID BUKA

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini,


khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan senantiasa
berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua
larangan.

Kaum Muslimin yang berbahagia,


Pekan depan, kita akan menyambut dan menyongsong dua hari
besar yang saling berdekatan. Hari Selasa, 17 Agustus yang akan
datang kita akan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia yang ke-76, hari paling bersejarah dalam
perjalanan bangsa Indonesia. Dua hari berikutnya, kita akan
memperingati hari Asyura, salah satu hari yang paling bersejarah
dalam perjalanan umat Islam.

ADVERTISEMENT


Iklan
Iklan oleh
Stop lihat iklan ini

Mengapa iklan ini?

Promo Kaos Distro Premium


Promo T-Shirt Branded Murah. Kualitas Premium, Murah &
Bisa Bayar di Tempat.
Men's Fashion Store PESAN SEKARANG

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Selama 76 tahun kita menghirup udara kemerdekaan, apakah kita


telah benar-benar meraih kemerdekaan yang hakiki?. Tidak
dipungkiri, merdeka dari cengkeraman kaum penjajah merupakan
kenikmatan agung yang Allah anugerahkan kepada bangsa
Indonesia. Betapa tidak, dengan kenikmatan merdeka, kita bisa
dengan leluasa melakukan banyak hal yang bermanfaat. Akan tetapi
sudah cukupkah bagi kita kemerdekaan dari cengkeraman
penjajah?. Bukankah masih banyak belenggu yang harus kita
singkirkan agar kita dapat meraih kemerdekaan hakiki dan sejati?

Saudara-saudaraku hafizhakumullah,
Kemerdekaan hakiki adalah ketika kita sudah mampu
memerdekakan diri kita dari jerat hawa nafsu. Kemerdekaan sejati
adalah ketika kita telah mampu memerdekakan diri kita dari
perangkap jahat setan yang tiada henti membuai kita dengan
rayuannya. Kemerdekaan yang sebenarnya adalah tatkala kita telah
mampu memerdekakan hati kita dari penyakit-penyakit hati yang
membinasakan.

Kemerdekaan yang sesungguhnya bagi seorang pejabat adalah saat


ia mampu memerdekakan dirinya dari mental korup. Pejabat yang
korup dan memakan uang rakyat sejatinya ia terjajah dan belum
merdeka. Terjajah oleh angan-angannya bahwa kekayaan dan status
sosial yang tinggi akan melambungkan kebahagiaannya.

Kemerdekaan yang hakiki bagi orang kaya adalah tatkala ia mampu


memerdekakan hatinya dari penyakit sombong dan sikap
merendahkan orang lain. Kemerdekaan bagi seorang pedagang
adalah ketika ia mampu memerdekakan dirinya dari kecurangan.
Seorang santri atau siswa dikatakan merdeka apabila ia mampu 
memerdekakan dirinya dari kemalasan dalam menuntut ilmu. Guru
atau dosen yang merdeka adalah yang mampu memerdekakan
dirinya dari niat lain selain mengabdi, mendidik, dan mengader.
Seorang tetangga yang merdeka adalah apabila ia mampu
memerdekakan hatinya dari virus iri, dengki, dan hasud kepada
tetangganya. Dan begitulah seterusnya. Kemampuan melepaskan
belenggu yang menghalangi kita dari berbuat baik, itulah
kemerdekaan yang hakiki dan sesungguhnya. Jika seluruh bangsa
Indonesia sudah meraih kemampuan itu, maka Indonesia benar-
benar telah merdeka. Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dua hari berselang setelah kita memperingati HUT Kemerdekaan
RI ke-76 pada tahun ini, kita akan memperingati hari Asyura, 10
Muharram 1443 H yang tahun ini jatuh pada tanggal 19 Agustus
2021. Salah satu yang kita kenang dan kita petik hikmahnya pada
hari Asyura adalah kemerdekaan Nabi Musa ‘alaihissalam beserta
para pengikutnya yang beriman dari cengkeraman Fir’aun, al-Walid
bin Mush’ab, raja Mesir yang mengaku dirinya sebagai tuhan yang
wajib disembah.

Hadirin rahimakumullah,
Allah memerintahkan Nabi Musa ‘alaihissalam agar pergi kepada
Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan
Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Nabi Musa pun
pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang
sangat menakjubkan dan membuktikan kenabian dan kerasulannya.
Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan
bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa
yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan para
pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan
jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000
pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang
bersamanya. Ketika Musa dan para pengikutnya telah mendekati
laut merah, Allah mewahyukan kepada Musa untuk memukul
lautan dengan tongkatnya. Laut terbelah menjadi 12 belahan dan
setiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua
belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-
orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun
mengejar mereka. Allah subhanahu wata’ala kemudian
menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa
‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 


Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan
dalam berdakwah kepada Allah dan bersabar untuk itu. Di atas
garis perjuangan mereka inilah para sahabat dan para ulama
menempuh jalan. Mereka mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk
memperjuangkan agama Allah. Teladan Sayyidina al-Husain
radhiyallahu ‘anhu yang gugur syahid pada hari Asyura, hari Jumat
61 H selalu lekat dalam ingatan kita. Ketika beliau melihat orang
yang tidak cakap memimpin kaum Muslimin ingin meraih puncak
kepemimpinan tanpa bai’at dari tokoh-tokoh pembesar kaum
muslimin yang berilmu dan bertakwa, al-Husain terang-terangan
menentang hal itu.

Al-Husain berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten


dengannya, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar hingga ia
terbunuh padahal beliau adalah putra dari putri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau gugur syahid di tangan orang-
orang yang fasiq dan zalim.

Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah,


Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan
ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua.
Amin.

‫ ِإ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬،‫ َفاْس َتْغِفُرْوُه‬،‫َأ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم‬

Khutbah II

.‫ َوَعَلى آِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َأ ْهِل اْلَوَفا‬،‫ َوُأ َصِّلْي َوُأ َسِّلُم َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد اْلُمْص َطَفى‬،‫َاْل َحْمُد ِلّٰلِه َوَكَفى‬

‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬،‫َأ ْشَهُد َأ ْن َّل ا إٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه‬

‫ ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه اْلَعِلِّي اْلَعِظْيِم‬،‫ َفَيا َأ ُّي َها اْلُمْس ِلُمْوَن‬،‫َأ َّم ا َبْعُد‬
‫ ِإ َّن‬:‫ َأ َمُكْم ِبالَّص َلاِة َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل‬،‫َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمُكْم ِبَأ ْمٍر َعِظْيٍم‬
‫َر‬ ‫َر‬
‫ لَاّٰلُهَّم‬،‫ َيا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنوا َص ُّل وا َعَلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًما‬، ‫اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى الَّن ِبِّي‬

‫َص ِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعَلى َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا‬

‫ِإ ْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعَلى َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‬

‫ لَاّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت‬.‫ ِفْي اْلَعاَلِمْيَن ِإ َّن َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد‬،‫َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‬
‫َّن‬ ‫ِء‬
‫ اللهم اْدَفْع َع ا اْلَبَلاَء َواْلَغَلاَء َواْلَوَباَء‬، ‫واْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت اْلَأ ْح َيا ِمْنُهْم َواْلَأ ْمَواِت‬
،‫ َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن‬،‫َواْلَفْح َشاَء َواْلُمْنَكَر َواْلَبْغَي َوالُّس ُيْوَف اْلُمْخ َتِلَفَة َوالَّش َداِئَد َواْلِمَحَن‬

‫ِمْن َبَلِدَنا َهَذا َخاَّص ًة َوِمْن ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إ َّن َك َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬
‫ِعَباَد اللِه‪ ،‬إَّن الل َيْأ ُم ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن َو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء‬
‫ِإ‬ ‫َه ُر‬
‫َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن‪َ .‬فاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU‬‬


‫‪Jawa Timur‬‬

‫‪Baca juga: Kumpulan Khutbah Jumat Bulan Muharram‬‬

‫‪TAGS:‬‬ ‫‪khutbah‬‬ ‫‪khutbah jumat‬‬

‫‪‬‬

Anda mungkin juga menyukai