Anda di halaman 1dari 58

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/373256464

Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud

Presentation · August 2023


DOI: 10.13140/RG.2.2.13451.05926

CITATIONS READS

0 49

1 author:

Agus Priyono
Ministry of Finance, Indonesia
7 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Agus Priyono on 21 August 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BIJAK SERI 7
Bincang Pajak KANWIL DJP BANTEN

Banten, 21 Agustus 2023


2

Outline

1 Pengantar
Konsep PPh & Aturan Masih Berlaku

2 Penyusutan & Amortisasi


Ketentuan Perpajakan Terkini

3 Penutup
Aturan Peralihan & Penutup

www.pajak.go.id
Pengantar : Konsep PPh & Aturan Masih Berlaku
4
Siklus Harta
Perolehan-Pelepasan

Perolehan Mendapatkan, Menagih, &


Memelihara Penghasilan

Penambahan,
Perbaikan,
Perubahan

Pelepasan
Penyusutan
Amortization Amortitasi

www.pajak.go.id
Perolehan Harta (01) Harta Pengganti
5

UU PPh & Peraturan Pelaksanaan Tukar Menukar Saham/Modal


Nilai Seharusnya atau Nilai Pasar
Harga Pasar
(Ps. 10 UU PPh)
(Ps. 10 UU PPh)
Pembelian
Nilai Wajar yaitu Tax Amnesty
Sesungguhnya/ Seharusnya Nilai nominal untuk Harta
(Ps. 10 UU PPh) berupa kas atau nilai wajar
untuk Harta selain kas
(Suket) (Ps. 10 UU TA)
Bantuan,Sumbangan,
Warisan
Harga Pasar atau NSB Biaya Bunga Pinjaman (SE-20/PJ.42/1994)
(Ps. 10 UU PPh) Pembebanan pinjaman selama masa
konstruksi harus dikapitalisasi sesuai dengan
masa manfaat aktiva yang bersangkutan atau
Likuidasi, penggabungan, dibebankan ke dalam harga pokok aktiva
peleburan,
pemekaran, pemecahan, Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)
atau pengambilalihan usaha Revaluasi Aktiva Tetap Nilai pengeluaran belanja tidak termasuk PPN
Harga Pasar atau NSB Nilai Pasar/Wajar sebagian atau
(PMK-56/PMK.010/2021) seluruh aktiva tetap (SK)(PMK-191/PMK.010/2015)
www.pajak.go.id
6
Isu Krusial Perolehan Aktiva-Revaluasi
Revaluasi aktiva tetap hanya untuk kepentingan akuntansi saja apakah
diperkenankan baik oleh SAK atau DJP?
BAB 15 SAK ETAP

www.pajak.go.id
7
Isu Krusial Perolehan Aktiva-KMS
Apakah PPN Masukan dari pembelian material dapat dikapitalisasi dalam
harga perolehan bangunan secara fiskal?
Pasal 10 (2) PP 94/2010 Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran
Pajak Masukan Ps 9 (8) UU PPN yang untuk a. perolehan …..j…. pada ayat (2a) Ps 9 (8) UU PPN
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
Pembayaran PPN terutang atas kegiatan membangun
sehubungan dengan pengeluaran untuk
sendiri dilakukan setiap bulan sebesar 10% X 20%
memperoleh harta berwujud dan/atau
dikalikan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau
harta tidak berwujud serta biaya lainnya
yang dibayarkan pada setiap bulannya.
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan
Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh, HARUS kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan
DIKAPITILASASI dengan pengeluaran atau
biaya tersebut dan dibebankan melalui Pasal 5, 10 PMK-163/PMK.03/2012
penyusutan atau amortisasi.
Penafsiran Hukum Sistematis
www.pajak.go.id
8
Isu Krusial Perolehan Aktiva-Nilai Wajar
Apakah transaksi pembelian dari pihak yang berelasi,
inbreng, tukar-menukar, amnesti pajak masih dikoreksi
fiskal jika sudah gunakan nilai sesungguhnya?

NILAI WAJAR
Harga/Nilai Pasar atau
Harga yang
SEHARUSNYA kecuali
Amnesti Pajak sesuai
SPH

Harga Pasar Nilai Wajar Nilai Seharusnya

www.pajak.go.id
Mendapatkan, Menagih, & Memelihara Phslan (02) 9

Matching Cost Against Revenue


Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
Ps. 6 (1) & 9 (2) UU PPh
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan
sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11A
Ps. 13 PP 55/2022
Pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam
menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi WPDN
dan BUT, termasuk biaya 3M yang:
1. bukan objek pajak 3. NPPN Ps 14 UU PPh
2. pengenaan PPh bersifat final 4. NPK Ps 15 UU PPh

www.pajak.go.id
Pelepasan Harta (05)
10

Laba/Rugi Fiskal

Pembuangan Penjualan Pertukaran


(Discarding) (Selling) (Exchange)

Pembuangan Laba/Rugi Laba/Rugi

NSB Fiskal dicatat Harga Jual Harga Pasar


sebagai (–) (–)
Kerugian/Beban NSB Fiskal NSB Fiskal
Fiskal

www.pajak.go.id
Isu Krusial Pelepasan Aset
11

Penghasilan berupa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang


diterima atau diperoleh sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dinilai
berdasarkan ketentuan nilai pasar kecuali barang yang dari semula ditujukan
untuk diperjualbelikan oleh pemberi dalam bentuk selain tanah dan/atau
bangunan merupakan harga pokok penjualan
Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat bantuan, sumbangan,
dan hibah (Bukan Objek PPh) yang berupa harta berwujud, maka jumlah NSB
harta tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang
mengalihkan.
Untuk harta amnesti (tidak dapat disusutkan) atau telepon seluler dan
Kendaraan Perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau
pekerjaannya (disusutkan 50%) dalam perhit. NSB Fiskal, akumulasi penyusutan
tetap dihitung 100%.
www.pajak.go.id
12
Aset Properti Investasi (Aset Tetap)
Properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
keduanya) yang dikuasai oleh (pemilik atau penyewa) untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai dan tidak untuk digunakan dalam
produksi/penyediaan barang/jasa untuk administratif atau dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari
Uraian Akt. PSAK 13 Fiskal UU PPh
Pencatatan sebagai aset Laporan Posisi Laporan Posisi Psl 28 ayat
Keuangan Keuangan (Neraca) (7) UU KUP
(Neraca)
Penghasilan dari properti Laporan Korfis negatif Pasal 4 ayat
investasi yang Laba/Rugi Pendapatan karena (2) UU PPh
disewakan/dijual kena PPh Final
www.pajak.go.id
13
Aset Properti Investasi (Aset Tetap)
Uraian Akt. PSAK 13 Fiskal UU PPh
Kenaikan atau penurunan Laporan Tidak diakui karena Psl 28 ayat
nilai properti investasi Laba/Rugi pada dasarnya (7) UU KUP
sebagai akibat Fair Value unrealized
Model
Biaya penyusutan Laporan Korfis positif karena PP 94/2010
bangunan yang disewakan Laba/Rugi terkait penghasilannya
dengan sewa operasi final
Biaya penyusutan Laporan Korfis positif karena Pasal 9 UU
bangunan yang tidak Laba/Rugi tidak berhubungan PPh
disewakan dan tidak dengan 3M
menghasilkan pendapatan

www.pajak.go.id
14
Aset Tidak Untuk Dipakai-ATUD (Aset Lainnya)
Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan Pasal 11A; Ps. 6 (1) UU PPh
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan
untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan
atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11A
Ps. 9 (2) UU PPh
Apakah harta yang tidak digunakan untuk
operasional (menganggur) dapat disusutkan?

www.pajak.go.id
Persyaratan Pembebanan Biaya 15
Alokasi Biaya
Pengeluaran harus memenuhi:

Persyaratan Formal Persyaratan Material


Daftar Nominatif
Terkait dengan 3M yang objek pajak
Syarat Administrasi
Bukti kompeten (valid & relevan) yang cukup dan tidak final

Dibebankan Sekaligus (mm < 1 thn) Dibebankan Tidak Sekaligus (mm > 1 thn)

Pasal 6 UU PPh Pasal 9 UU PPh Alokasi Penyusutan Amortisasi

PP 94/2010 jo Aturan Ps 6 UU PPh Ps 11 UU PPh Ps 11A UU PPh


PP 55/2023 Khusus Harta Harta Harta
Lainnya Berwujud Tidak Berwujud
www.pajak.go.id
Penyusutan & Amortisasi : Ketentuan Pajak Terkini
17
Pendelagasian Kewenangan
Kunci Perubahan Pasal32Cditambah
o. pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang dapat dikurangkan dari sebagaimana Pasal 9 ayat (1) huruf c;
p. kelompok harta berwujud, masa manfaat, dan penghitungan penyusutan sebagaimana Pasal 11 ayat (6) dan ayat (6a)
q. penyusutan atas harta berwujud yang dimiliki & digunakan dalam bidang usaha tertentu sebagaimana Pasal 11 ayat (7)
r. saat dimulainya amortisasi untuk bidang usaha tertentu sebagaimana dimaksud Pasal 11A ayat (1a);
s. penghitungan amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat (2) dan ayat (2a);
t. batasan jumlah biaya pinjaman yang dapat dibebankan untuk penghitungan pajak sebagaimana Pasal 18 ayat (1);
u. penetapan saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas penyertaan modal pada badan usaha luar negeri selain badan usaha
Yang menjual sahamnya di bursa efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat(2);
v. penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam rangka penghitungan besarnya PKPbagi Wajib Pajak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajaklainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat (3);
w. pelaksanaan perjanjian pembentukan harga transaksi antar pihak yg mempunyai hubungan istimewa Pasal18 ayat (3a);
x. penetapan pihak yang sebenarnya melakukan pembelian saham atau aktiva perusahaan melalui pihak lain ataubadan
yang dibentuk untuk maksud demikian (special purpose company) sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat(3b);
y. penetapan penjualan atas pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk
Usaha tetap di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat (3c);
z. penentuan kembali besarnya penghasilan yang diperoleh WPOP DN dari pemberi kerja yang memiliki hubungan istimewa
perusahaan lain yang tidak didirikan & tidak bertempat kedudukan di Indonesia sebagaimana Pasal18 ayat (3d);
aa. kriteria hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal18 ayat(4);
bb. pembentukan dan/atau pelaksanaan perjanjian dan/atau kesepakatandi bidang perpajakan sebagaimana Pasal32A,
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
SEBELUMNYA
Semuanya diatur dalamPMK/KMK
www.pajak.go.id
Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud 18
PP 55/2022

Penyusutan Amortisasi

Muatan Materi UU PPh: Muatan Materi UU PPh:


1. Metode penyusutan (garis lurus/saldo menurun) 1. Metode amortisasi (garis lurus/saldo menurun)
2. Kelompok masa manfaat 2. Kelompok masa manfaat
3. Saat dimulainya penyusutan 3. Saat dimulainya amortisasi
4. WP dapat memilih masa manfaat >20 tahun 4. WP dapat memilih masa manfaat >20 tahun
(bangunan permanen)

Muatan Materi Baru di PP 55/2022: Muatan Materi Baru di PP 55/2022:


1. Pemberitahuan masa manfaat >20 tahun 1. Pemberitahuan masa manfaat >20 tahun
(untuk harta yg dimiliki sebelum th pajak 2022) (untuk harta yg dimiliki sebelum th pajak 2022)
2. Delegasi pengaturan ke PMK: 2. Delegasi pengaturan ke PMK:
a. Penghitungan penyusutan a. Penghitungan amortisasi
b. Biaya perbaikan b. Saat mulai amortisasi untuk bd. usaha tertentu
c. Bidang usaha tertentu (hutan, kebun, ternak) (hutan, kebun, ternak)
d. Penundaan kerugian asuransi c. Tata cara pemberitahuan masa manfaat >20 th
e. Tata cara pemberitahuan masa manfaat >20 th

www.pajak.go.id
19
Dasar Hukum dan Kerangka Pengaturan PMK

Amanat UU PPh Amanat dalam


(dalam UU HPP) PP 55/2022 PMK
Pasal 32C Pasal 21 ayat (10)
Ketentuan lebih lanjut mengenai: Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. … a. kelompok harta berwujud, masa manfaat, dan penghitungan 1. Umum (definisi)
p. kelompok harta berwujud, masa manfaat, penyusutan;
dan penghitungan penyusutan b. saat dimulainya penyusutan;
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 c. penyusutan bangunan permanen; 2. Penyusutan
d. tata cara penyampaian pemberitahuan;
ayat (6) dan ayat (6a);
e. penyusutan atas harta berwujud yang dimiliki dan digunakan dalam
q. penyusutan atas harta berwujud yang bidang usaha tertentu;
dimiliki dan digunakan dalam bidang f. pembebanan kerugian dan pembukuan penghasilan karena
3. Amortisasi
usaha tertentu sebagaimana dimaksud penggantian asuransi; dan
dalam Pasal 11 ayat (7); g. penyusutan atas pengeluaran untuk perbaikan harta berwujud,
r. saat dimulainya amortisasi untuk bidang diatur dalam Peraturan Menteri. 4. Bidang Usaha Tertentu
usaha tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11A ayat (1a); Pasal 22 ayat (5)
s. penghitungan amortisasi sebagaimana Ketentuan lebih lanjut mengenai: 5. Tata Cara Permohonan
dimaksud dalam Pasal 11A ayat (2) dan a. penghitungan amortisasi; & Pemberitahuan
ayat (2a); b. saat dimulainya amortisasi untuk bidang usaha tertentu;
c. amortisasi harta tak berwujud yang mempunyai masa manf,aat melebihi
t. …
20 (dua puluh) tahun; dan 6. Ketentuan Peralihan
diatur dengan Peraturan Pemerintah
d. tata cara penyampaian pemberitahuan, dan Penutup
diatur dalam Peraturan Menteri.

Untuk lebih memberikan kepastian hukum, keadilan, dan kemudahan penghitungan


penyusutan harta berwujud dan/ atau amortisasi harta tak berwujud untuk keperluan
perpajakan serta selaras dengan program simplifikasi regulasi.
www.pajak.go.id
20
Gambaran Umum PMK

Pasal 11 dan Pasal 11A UU PPh


PP 55 Tahun 2022 Materi Penyempurnaan Muatan Baru
PMK-96/PMK.03/2009
→ Jenis Harta Berwujud selain Bangunan
PMK-248/PMK.03/2008 Penambahan jenis usaha dan jenis harta Pengaturan biaya perbaikan dengan masa
→ Amortisasi Bidang Usaha Tertentu yang semula belum terlampir dalam manfaat >1 tahun dibebankan melalui
PMK-249/PMK.03/2008 sttd PMK-126/PMK.11/2012 daftar jenis harta di Lampiran PMK. penyusutan harta berwujud bersangkutan.
→ Penyusutan Bidang Usaha Tertentu
Perdirjen PER-20/PJ/2014 Penambahan satu bidang usaha tertentu Perlakuan pengakuan nilai sisa buku atas
→ Penetapan Masa Manfaat untuk keperluan penyusutan yaitu harta yang mendapatkan penggantian
Perdirjen PER-10/PJ/2014 bidang usaha ternak cepat asuransi.
→ Saat Mulai Penyusutan panen/menghasilkan setelah dipelihara
Perdirjen PER-21/PJ/2012 ≤ 1 tahun. Mekanisme permohonan penundaan
→ Penetapan Masa Manfaat Bidang Usaha Tertentu
pengakuan nilai sisa buku sebagai
Kepdirjen KEP 316/2002 Penyesuaian pengaturan permohonan kerugian sehubungan dengan
→ Amortisasi Software kepada KPP/Kanwil yang semula penggantian asuransi.
dilakukan secara manual menjadi dapat
dilakukan secara manual atau secara
Mekanisme pemberitahuan kepada DJP
elektronik sesuai dengan ketersediaan
dalam hal Wajib Pajak memilih
sistem DJP.
menggunakan masa manfaat yang
sebenarnya >20 tahun untuk harta yang
dimiliki sebelum Tahun Pajak 2022.

PMK 72 Tahun 2023

www.pajak.go.id
21
Kerangka Pengaturan PMK

Penyusutan Amortisasi Tata Cara


1. Umum (penyusutan) 1. Permohonan Masa Manfaat
1. Umum (amortisasi)
- Kelompok
2. Kelompok dan Jenis-Jenis Harta - Saat Mulainya Amortisasi 2. Permohonan Saat Mulainya
Penyusutan
3. Saat Mulainya Penyusutan utk Harta Berwujud
3. Permohonan Penundaan
2. Perangkat Lunak (software) Pengakuan Kerugian Asuransi
4. Penyusutan Harta Berwujud Berupa Bangunan

5. Penyusutan atas Biaya Perbaikan Harta 4. Permohonan Masa Manfaat


Berwujud 3. Amortisasi Harta Tak Bidang Usaha Tertentu
Berwujud yang dimiliki &
6. Pengakuan kerugian asuransi, Penundaan 5. Pemberitahuan Masa Manfaat
digunakan dalam Bidang
pengakuan kerugian >20 Tahun
Usaha Tertentu
7. Bidang Usaha Tertentu 6. Tindak Lanjut atas
- Penyusutan Harta Berwujud yang Permohonan
Menghasilkan >1 Tahun
- Biaya terkait Harta Berwujud yang Sudah 7. Pelimpahan Wewenang
Menghasilkan Setelah Dipelihara ≤ 1 (Satu)
Tahun

Keterangan:
Huruf berwarna merah adalah muatan baru
www.pajak.go.id
Penyusutan Harta Berwujud
23
Penyusutan Harta Berwujud

Ruang lingkup penyusutan:


a. atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud.
b. dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
c. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun

Ketentuan teknis pembebanan biaya:


a. dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut
b. selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat
c. masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut.
Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%
d. Jenis-jenis harta berdasarkan kelompok tercantum dalam Lampiran PMK
e. Untuk jenis harta yang tidak tercantum dalam Lampiran PMK, digunakan masa manfaat Kelompok 3.

www.pajak.go.id
24
PMK- 90 /PMK.03/2020 KETENTUAN PEMBUKUAN
BANTUAN ATAU SUMBANGAN, SERTA HARTA HIBAHAN
YANG DIKECUALIKAN SEBAGAI OBJEK PPH PENERIMA
Bantuan/sumbangan/hibahan DIBUKUKAN sebesar:
01 • NILAI SISA BUKU FISKAL apabila Pihak Pemberi wajib melakukan PEMBUKUAN
• NILAI LAIN apabila Pihak Pemberi TIDAK wajib melakukan PEMBUKUAN

NILAI LAIN meliputi :


02 • NJOP yang tercantum pada SPPT PBB tahun pajak saat pengalihan
TANAH DAN
• SURAT KETERANGAN dari Instansi Pemerintah yang membidangi
BANGUNAN
pajak daerah jika tidak ada SPPT PBB

• HARGA PASAR harta tersebut saat terjadi HARTA


pengalihan LAINNYA

Nilai perolehan harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang mempunyai masa manfaat lebih dari
1 (satu) tahun sepanjang digunakan untuk 3M penghasilan, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau
amortisasi sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang perpajakan.
www.pajak.go.id
25
Saat Mulai Penyusutan
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya
pengeluaran, kecuali:
1. untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan,
penyusutannya dimulai pada bulan selesainya
Bangunan pengerjaan harta tersebut.
2. dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak
diperkenankan pada bulan harta digunakan untuk
Penyusutan Selain Bangunan 3M (mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan) atau pada bulan harta mulai
menghasilkan.
Bidang Usaha Tertentu
(kehutanan, perkebunan, peternakan) 3. dalam bidang usaha tertentu dimulai pada:
a. bulan mulai produksi komersial, yaitu bulan
mulai dilakukan penjualan; dan
b. tahun dilakukannya pengeluaran untuk
ternak yang sudah menghasilkan setelah
dipelihara ≤ 1 tahun.

www.pajak.go.id
26
Pemberitahuan Masa
Manfaat >20 Tahun
Bangunan
1. Dibedakan menjadi:
a. bangunan permanen (masa manfaat 20 thn atau >20 thn)
b. bangunan tidak permanen (masa manfaat 10 tahun)
2. Penyusutan dengan metode garis lurus
Bukan Bangunan

Pasal 21 ayat (6) PP 55 Tahun 2022


Penyusutan Bangunan Tidak Permanen Wajib Pajak yang telah melakukan penyusutan atas bangunan permanen:
a. yang dimiliki dan digunakan sebelum Tahun Pajak 2022; dan
b. disusutkan dengan masa manfaat 20 tahun,
dapat memilih melakukan penyusutan sesuai masa manfaat yang sebenarnya dengan
Bangunan Permanen menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat akhir
Tahun Pajak 2022.

→PMK Penyusutan/Amortisasi
Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk melakukan penyusutan dengan masa
manfaat yang sebenarnya berdasarkan pembukuan Wajib Pajak dan belum
menyampaikan pemberitahuan, Wajib Pajak dapat menyampaikan
pemberitahuan paling lambat 30 April 2024.

www.pajak.go.id
27
Penghitungan Peralihan Penyusutan >20 Tahun Contoh Penghitungan

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku


Harga Perolehan 1.000.000.000
Pada Januari 2017, Wajib Pajak membeli sebuah gedung pabrik senilai 2017 5%* 50.000.000 950.000.000
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Penyusutan atas pengeluaran untuk 2018 5% 50.000.000 900.000.000
2019 5% 50.000.000 850.000.000
perolehan gedung pabrik tersebut dimulai pada bulan Januari Tahun Pajak 2017. Wajib 2020 5% 50.000.000 800.000.000
Pajak melakukan penyusutan fiskal dengan masa manfaat 20 (dua puluh) tahun dan 2021 5% 50.000.000 750.000.000***
tarif penyusutan sebesar 5% (lima persen) per tahun. Namun, berdasarkan pembukuan 2022 4%** 30.000.000 720.000.000
2023 4% 30.000.000 690.000.000
Wajib Pajak masa manfaat gedung pabrik adalah 30 (tiga puluh) tahun. 2024 4% 30.000.000 660.000.000
2025 4% 30.000.000 630.000.000
2026 4% 30.000.000 600.000.000
Untuk melakukan penyusutan fiskal terhadap gedung pabrik yang memiliki masa 2027 4% 30.000.000 570.000.000
manfaat lebih dari 20 (dua puluh) tahun tersebut, Wajib Pajak dapat memilih untuk 2028 4% 30.000.000 540.000.000
2029 4% 30.000.000 510.000.000
menggunakan masa manfaat yang sebenarnya berdasarkan pembukuan Wajib Pajak 2030 4% 30.000.000 480.000.000
(30 tahun), dengan menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak. 2031 4% 30.000.000 450.000.000
2032 4% 30.000.000 420.000.000
Penghitungan penyusutan gedung pabrik tersebut mulai Tahun Pajak 2022 dilakukan 2033 4% 30.000.000 390.000.000
Keterangan:
*) tarif penyusutan untuk
sesuai dengan sisa masa manfaat yang sebenarnya berdasarkan pembukuan Wajib 2034 4% 30.000.000 360.000.000 bangunan permanen sesuai
2035 4% 30.000.000 330.000.000 Pasal 11 ayat (6) UU PPh
Pajak dengan tarif penyusutan yang dihitung berdasarkan nilai sisa buku fiskal. 2036 4% 30.000.000 300.000.000 adalah sebesar 5% (lima
persen) per tahun.
2037 4% 30.000.000 270.000.000 **) penghitungan tarif
Pada Desember 2022, Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan memilih untuk 2038 4% 30.000.000 240.000.000 penyusutan untuk sisa masa
2039 4% 30.000.000 210.000.000 manfaat 25 tahun sebagai
menghitung biaya penyusutan atas gedung pabrik tersebut sesuai masa manfaat yang 2040 4% 30.000.000 180.000.000 berikut:
Tarif penyusutan
sebenarnya berdasarkan pembukuan Wajib Pajak. Sesuai pembukuan Wajib Pajak atas 2041 4% 30.000.000 150.000.000
=
1
𝑥 100% = 4%
2042 4% 30.000.000 120.000.000 25 tahun
gedung pabrik tersebut telah disusutkan selama 5 (lima) tahun dengan sisa masa 2043 4% 30.000.000 90.000.000 per tahun.
***) dasar penyusutan
manfaat pada awal Tahun Pajak 2022 (1 Januari 2022) adalah 25 (dua puluh lima) 2044 4% 30.000.000 60.000.000 mulai Tahun Pajak 2022
2045 4% 30.000.000 30.000.000 adalah nilai sisa buku fiskal
tahun. Penghitungan penyusutannya menjadi sebagai berikut 2046 4% 30.000.000 0 akhir Tahun Pajak 2021.

www.pajak.go.id
Penambahan, Perbaikan, & Perubahan 28

Harta Berwujud

Penyusutan atas PENGELUARAN untuk pembelian, pendirian,


PENAMBAHAN, PERBAIKAN, DAN PERUBAHAN harta berwujud, kecuali
tanah yang berstatus HM, HGB, HGU, dan HP, yang dimiliki dan digunakan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun Ps. 11 (1) UU PPh
Biaya-biaya yang dikeluarkan
Revenue Expenditure yang memperpanjang umur
Biaya-biaya yang hanya akan manfaat atau yang
memberikan manfaat dalam kemungkinan besar memberi
periode berjalan, sehingga manfaat ekonomi di masa
dicatat sebagai beban dalam yang akan datang dalam
laporan laba rugi periode bentuk peningkatan
berjalan dimana biaya tersebut Pengeluaran setelah pengakuan awal aset
kapasitas, mutu produksi,
terjadi (dikeluarkan) hanyadiakui sebagai suatu aset jika pengeluaran
peningkatan standar kinerja
meningkatkan kondisi aset melebihi standar kinerja
semula
Capital Expenditure
www.pajak.go.id
29
Biaya Perbaikan dengan masa manfaat >1 tahun
Biaya Perbaikan dibebankan melalui penyusutan harta berwujud
bersangkutan
1. Masa manfaat yang digunakan adalah masa manfaat
setelah perbaikan, yaitu:
Perbaikan tidak
menambah masa a. sisa masa manfaat fiskal harta
manfaat (dalam hal perbaikan tidak menambah masa manfaat);
Dikapitalisasi atau
b. sesuai sisa masa manfaat fiskal harta tersebut
Biaya Perbaikan
ditambah dengan tambahan masa manfaat akibat
Perbaikan menambah masa perbaikan
manfaat (dalam hal perbaikan menambah masa manfaat)
paling lama sesuai masa manfaat kelompok harta berwujud
tersebut, kecuali untuk bangunan permanen dapat sesuai
Bersifat
rutin masa masa manfaat yang sebenarnya berdasarkan pembukuan
manfaat
<1 tahun
Wajib Pajak.

Dibebankan
2. Penyusutannya dimulai pada
langsung a. bulan dilakukan pengeluaran untuk perbaikan;
b. bulan selesainya pengerjaan perbaikan untuk yang
masih dalam proses pengerjaan perbaikan.
www.pajak.go.id
30
Biaya Perbaikan (tercantum dalam Lampiran PMK)

Suatu pengeluaran tidak dikategorikan sebagai biaya perbaikan yang dikapitalisasi dalam hal merupakan perawatan
rutin yang dilakukan 1 (satu) kali atau lebih dalam setiap tahun.

Misal sebuah mobil harus dilakukan service rutin setiap tahun. Dalam service tersebut terdapat penggantian suku
cadang yang harus diganti setiap tahun. Biaya service termasuk penggantian suku cadang tersebut merupakan biaya
perawatan rutin, sehingga tidak dikapitalisasi pada mobil.

Pengeluaran yang dikapitalisasi merupakan pengeluaran setelah perolehan awal harta berwujud, yang memberi
manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, peningkatan standar kinerja
atau yang dapat memperpanjang masa manfaat. Pengeluaran tersebut ditambahkan pada nilai sisa buku harta
berwujud yang bersangkutan.

Misal sebuah mobil harus dilakukan perbaikan karena turun mesin setiap 4 (empat) tahun. Dalam perbaikan tersebut
terdapat penggantian komponen mesin. Biaya perbaikan termasuk penggantian komponen mesin tersebut
dikapitalisasi pada mobil, sehingga pembebanannya melalui penyusutan mobil.

www.pajak.go.id
31
Biaya Perbaikan Contoh Penghitungan

Perbaikan yang tidak menambah masa manfaat harta berwujud Proporsi


yang diperbaiki Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku
onal
Berikut merupakan contoh biaya perbaikan yang mempunyai masa Harga Perolehan 500.000.000
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan memberi manfaat ekonomis di Biaya Perbaikan + 100.000.000
masa yang akan datang. Namun demikian, biaya dimaksud tidak 600.000.000
menambah masa manfaat dari harta berwujud yang diperbaiki. 2023 3/12 12,5% 18.750.000 581.250.000
Contoh: 2024 12,5% 75.000.000 506.250.000
2025 12,5% 75.000.000 431.250.000
Pengeluaran untuk pembelian sebuah perahu sebesar
2026 12,5% 75.000.000 356.250.000
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bulan Oktober 2023. 2027 12,5% 75.000.000 281.250.000
Perahu tersebut termasuk dalam kelompok 2 (dua) yang memiliki 2028 12,5% 75.000.000 206.250.000
masa manfaat 8 (delapan) tahun secara fiskal. Untuk menambah 2029 12,5% 75.000.000 131.250.000
kecepatan perahu, langsung dilakukan penambahan mesin inboard 2030 12,5% 75.000.000 56.250.000
dan mesin outboard dengan jumlah pengeluaran sebesar 2031 9/12 12,5% 56.250.000 0
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Atas penambahan mesin
tersebut tidak menambah masa manfaat perahu. Biaya penambahan
mesin tersebut dikapitalisasi pada perahu dan disusutkan sesuai
masa manfaat perahu.

www.pajak.go.id
32
Biaya Perbaikan Contoh Penghitungan

Tahun Proporsional Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku


Harga Perolehan 500.000.000
Perbaikan yang menambah masa manfaat harta berwujud yang 2020 3/12 12,5%* 15.625.000 484.375.000
2021 12,5% 62.500.000 421.875.000
diperbaiki (tidak melebihi masa manfaat kelompok awal) 2022 12,5% 62.500.000 359.375.000
Contoh 1: 2023 12,5% 62.500.000 296.875.000
2024 12,5% 62.500.000 234.375.000
Pengeluaran untuk pembelian sebuah perahu sebesar 2025 9/12 12,5% 46.875.000 187.500.000
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bulan Oktober 2020. Biaya perbaikan + 100.000.000
287.500.000
Perahu tersebut termasuk dalam kelompok 2 (dua) yang memiliki 2025 3/12 20%** 14.375.000 273.125.000
masa manfaat 8 (delapan) tahun secara fiskal. Setelah digunakan 5 2026 20% 57.500.000 215.625.000
2027 20% 57.500.000 158.125.000
(lima) tahun, perahu tersebut dilakukan penggantian mesin sebesar 2028 20% 57.500.000 100.625.000
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Atas penggantian mesin 2029 20% 57.500.000 43.125.000
2030 9/12 20% 43.125.000 0
tersebut menyebabkan perahu dapat digunakan 2 (dua) tahun lebih
lama dari masa manfaat awal. Biaya penambahan mesin tersebut Keterangan:
*) tarif penyusutan untuk Kelompok 2 sesuai Pasal 11 ayat (6)
dikapitalisasi pada perahu dan disusutkan sesuai sisa masa manfaat UU PPh adalah sebesar 12,5% per tahun.
perahu setelah diperbaiki, yaitu 5 (lima) tahun yang dihitung dari 3 **) penghitungan tarif penyusutan untuk masa manfaat 5 tahun
sebagai berikut:
(tiga) tahun sisa masa manfaat awal ditambah 2 (dua) tahun setelah Tarif penyusutan = (1/5) tahun x 100% = 20% per tahun.
diperbaiki.

www.pajak.go.id
33
Biaya Perbaikan Contoh Penghitungan

Tahun Proporsional Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku


Harga Perolehan 1.000.000.000
2022 3/12 12,5%* 31.250.000 968.750.000
Perbaikan yang menambah masa manfaat harta berwujud yang 2023 12,5% 125.000.000 843.750.000
diperbaiki (melebihi masa manfaat kelompok awal) 2024 12,5% 125.000.000 718.750.000
Contoh 2: 2025 12,5% 125.000.000 593.750.000
2026 12,5% 125.000.000 468.750.000
Pengeluaran untuk pembelian sebuah kapal sebesar Rp1.000.000.000,00 2027 9/12 12,5% 93.750.000 375.000.000
(satu miliar rupiah) pada bulan Oktober 2022. Kapal tersebut termasuk Biaya perbaikan + 500.000.000
875.000.000
kelompok 2 (dua) yang memiliki masa manfaat 8 (delapan) tahun secara 2027 3/12 12,5%** 27.343.750 847.656.250
fiskal. Setelah digunakan 5 (lima) tahun, pada bulan Oktober 2027 kapal 2028 12,5% 109.375.000 738.281.250
2029 12,5% 109.375.000 628.906.250
tersebut dilakukan penggantian mesin dan perbaikan badan kapal 2030 12,5% 109.375.000 519.531.250
sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 2031 12,5% 109.375.000 410.156.250
Atas perbaikan tersebut menyebabkan kapal dapat digunakan 6 (enam) 2032 12,5% 109.375.000 300.781.250
2033 12,5% 109.375.000 191.406.250
tahun lebih lama dari sisa masa manfaat awal, sehingga sisa manfaat 2034 12,5% 109.375.000 82.031.250
menjadi 9 (sembilan) tahun. Namun, untuk tujuan perpajakan masa 2035 9/12 12,5% 82.031.250 0
manfaat penyusutan kapal bukan 9 (sembilan) tahun tetapi menjadi 8 Keterangan:
(delapan) tahun sesuai masa manfaat awal kelompok 2 (dua). Biaya *) tarif penyusutan untuk Kelompok 2 sesuai Pasal 11 ayat (6)
UU PPh adalah sebesar 12,5% per tahun.
penggantian mesin dan perbaikan badan kapal tersebut dikapitalisasi **) penghitungan tarif penyusutan untuk masa manfaat 8
pada nilai sisa buku fiskal kapal dan disusutkan sesuai masa manfaat tahun sebagai berikut:
Tarif penyusutan = (1/8) tahun x 100% = 12,5% per tahun.
kapal setelah diperbaiki, yaitu 8 (delapan) tahun.

www.pajak.go.id
34
Penggantian Asuransi
1. Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta yang
mendapatkan penggantian asuransi:
a. jumlah nilai sisa buku fiskal harta yang dialihkan atau ditarik
dibebankan sebagai kerugian; dan
b. jumlah harga jual dan/atau penggantian asuransi yang
Dibebankan diterima atau diperoleh, dibukukan atau diakui sebagai
Nilai sisa sebagai penghasilan,
buku kerugian pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut.
2. Apabila hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya
Penggantian
baru dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian
Asuransi
→ jumlah nilai sisa buku fiskal harta yang dibebankan sebagai
Klaim Diakui kerugian dibukukan sebagai beban pada Tahun Pajak
Asuransi sebagai diterimanya hasil penggantian asuransi dengan persetujuan
penghasilan
Direktur Jenderal Pajak.
3. Dalam hal atas harta yang dimintakan penggantian asuransi telah
dijual/dialihkan sebelum diterimanya penggantian asuransi
→ jumlah nilai sisa buku fiskal harta yang dibebankan sebagai
kerugian diperhitungkan terlebih dahulu dengan harga jual
atas pengalihan harta tersebut.

www.pajak.go.id
35
Pengakuan Penggantian Asuransi Contoh Penghitungan

1. Gedung PT. A dengan nilai sisa buku fiskal sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) terbakar pada tanggal 9 September
2023. Setelah mengajukan klaim asuransi, klaim dibayarkan sebesar Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) pada 10 Desember
2023. Pada Tahun Pajak 2023 PT. A membukukan nilai sisa buku harta Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sebagai
kerugian dan penggantian asuransi Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) sebagai penghasilan.

2. Truk PT. B dengan nilai sisa buku fiskal sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) mengalami kecelakaan pada tanggal 7 Juli
2023. Setelah mengajukan klaim asuransi, klaim dibayarkan sebesar Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) pada tanggal 1
Desember 2023. Pada tanggal 2 Desember 2023 sisa truk tersebut masih dapat dijual dan diperoleh Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).
Pada Tahun Pajak 2023 PT. B membukukan nilai sisa buku harta Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sebagai kerugian dikurangi
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) hasil penjualan truk, dan penggantian asuransi Rp600.000.000,00 (enam ratus juta
rupiah) sebagai penghasilan.

3. Gedung PT. C dengan nilai sisa buku fiskal sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) terbakar pada tanggal 9 September
2023. Setelah mengajukan klaim asuransi atas gedung tersebut ternyata diperlukan investigasi oleh pihak asuransi.
Pada tanggal 1 Juni 2024 klaim asuransi disetujui dan dibayarkan sebesar Rp7.000.000.000,00 (tujuh miliar rupiah).
PT. C mengajukan permohonan persetujuan untuk penundaan pembebanan kerugian atas gedung yang terbakar tersebut pada
Tahun Pajak penggantian asuransi diterima. Setelah mendapatkan persetujuan, pada Tahun Pajak 2024 PT. C membukukan nilai sisa
buku harta Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sebagai kerugian dan penggantian asuransi Rp7.000.000.000,00 (tujuh
miliar rupiah) sebagai penghasilan.

www.pajak.go.id
Amortisasi Harta Tak Berwujud

www.pajak.go.id
37
Amortisasi Harta Tak Berwujud

Ruang lingkup penyusutan:


a. atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
b. termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill)
c. mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
d. dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

Ketentuan teknis pembebanan biaya:


a. dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat
atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat
b. masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan sebagai berikut.
Kelompok Harta Tak Tarif Amortisasi
Masa Manfaat
Berwujud Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Catatan :
Kelompok Harta Tak Berwujud tidak memiliki jenis-jenis harta seperti harta berwujud
www.pajak.go.id
38
Amortisasi
Saat mulai amortisasi
Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya
pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha tertentu
Aset Tak Berwujud (pada bulan produksi komersial).
(contoh: hak, paten, aplikasi)

Amortisasi
Kelompok masa manfaat
Bidang Usaha Tertentu
(aset tak berwujud terkait usaha
1. Kelompok 1 = 4 tahun
kehutanan, perkebunan, peternakan) 2. Kelompok 2 = 8 tahun
3. Kelompok 3 = 16 tahun
4. Kelompok 4 = 20 tahun
→ Amortisasi harta tak berwujud dengan masa
manfaat >20 tahun, dilakukan dengan
kelompok 4 atau sesuai pembukuan

Perangkat Lunak
1. Aplikasi umum (<1 tahun) tidak diamortisasi
2. Aplikasi khusus (>1 tahun) diamortisasi Kel. 1

www.pajak.go.id
39
Pemberitahuan Masa
Manfaat >20 Tahun

Pasal 22 ayat (2) PP 55 Tahun 2022


Amortisasi
Amortisasi Wajib Pajak yang telah melakukan amortisasi harta tak berwujud:
a. yang dimiliki dan digunakan sebelum Tahun Pajak 2022; dan
b. diamortisasi dengan masa manfaat Kelompok 4 (20 tahun),
dapat memilih melakukan amortisasi sesuai masa manfaat yang sebenarnya
dengan menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak paling
Aset Tak Berwujud lambat akhir Tahun Pajak 2022.
(contoh: hak, paten, aplikasi)

→PMK Penyusutan/Amortisasi
Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk melakukan penyusutan/amortisasi
dengan masa manfaat yang sebenarnya berdasarkan pembukuan Wajib
Pajak dan belum menyampaikan pemberitahuan, Wajib Pajak dapat
menyampaikan pemberitahuan paling lambat 30 April 2024.

www.pajak.go.id
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI DALAM
BIDANG USAHA TERTENTU
41

Bidang Usaha Tertentu


Penyusutan dan Amortisasi dalam Bidang Usaha Tertentu
1. Bidang usaha tertentu meliputi:
a. kehutanan
Kehutanan b. perkebunan
c. peternakan
2. Harta berwujud dalam bidang usaha tertentu yaitu:
Bidang a. tanaman kehutanan (kehutanan)
→ kel. 4 (20 tahun)
Usaha Perkebunan b. tanaman keras (perkebunan) Wajib Pajak dapat menggunakan
Tertentu kelompok masa manfaat lain,
→ kel. 4 (20 tahun)
dengan Persetujuan Dirjen Pajak.
c. ternak (peternakan)
→ kel. 2 (8 tahun)
Menghasilkan
Peternakan setelah
d. ternak yang sudah menghasilkan setelah dipelihara ≤ 1 tahun
(peternakan)
dipelihara
→ pembebanan sekaligus, disusutkan 2 tahun, 3 tahun, atau 4 tahun
≤ 1 tahun
3. Biaya untuk pembelian bibit, pemeliharaan, dsb dibebankan melalui
penyusutan.
4. Penyusutan dimulai pada
Menghasilkan
- bulan mulai produksi komersial, yaitu bulan mulai dilakukan penjualan;
setelah
dipelihara
- tahun dilakukannya pengeluaran untuk ternak yang sudah menghasilkan
>1 tahun setelah dipelihara ≤ 1 tahun
5. Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran untuk
memperoleh harta tak berwujud atau pada bulan produksi komersial.

www.pajak.go.id
TATA CARA PERMOHONAN DAN
PEMBERITAHUAN
www.pajak.go.id
43
Permohonan & Pemberitahuan

Penyesuaian Alokasi Biaya

PEMBERITAHUAN PERMOHONAN

Tidak Perlu Menunggu Persetujuan Menunggu Persetujuan Setelah


Setelah Memenuhi Syarat Formal Memenuhi Syarat Formal

Kemudahan Relaksasi

Penyusutan Amortisasi Masa Saat Mulai Rugi


Psl 11 UU PPh Psl 11A UU PPh Manfaat Peny/Amort Asuransi

mm > 20 Tahun (cfm pembukuan) Kanwil KPP


www.pajak.go.id
44
Permohonan Kelompok Masa Manfaat Penyusutan

Tata Cara Permohonan

Kanal Penyampaian:
a. Langsung ke KPP
Wajib b. Pos/ekspedisi/kurir Penelitian Y Penelitian
Lengkap
ke KPP Kelengkapan Substansi
Pajak ?
c. Elektronik (jika telah (Kanwil) (Kanwil)
tersedia)
• Permohonan
• Spesifikasi dari produsen T
• Perkiraan Umur dari Penilai
Publik • Surat Permintaan • Wajib dipenuhi 10 hari
• Keputusan sebelumnya Kelengkapan Dokumen kerja sejak diterima
(apabila pernah memperoleh) • Diterbitkan maks. 15 hari • Permohonan tidak
• paling lama 1 bulan setelah kerja sejak diterima dipertimbangkan, jika
akhir Tahun Pajak permohonan lewat waktu 10 hari
diperolehnya harta berwujud

Apabila terdapat data dan/atau


informasi yang berbeda dengan
kenyataan di lapangan terhadap • SK Persetujuan/
keputusan persetujuan
• SK Pembetulan • SK Persetujuan Sebagian/
• SK Penolakan
www.pajak.go.id
45
Permohonan Kelompok Masa Manfaat Penyusutan (Bidang Usaha Tertentu)

Tata Cara Permohonan

Kanal Penyampaian:
a. Langsung ke KPP Penelitian
Wajib Y Penelitian
b. Pos/ekspedisi/kurir Lengkap
Kelengkapan Substansi
Pajak ke KPP ?
c. Elektronik (jika (Kanwil) (Kanwil)
• Permohonan telah tersedia)
• Penjelasan terperinci T
• Kajian perkiraan umur
• Keputusan sebelumnya • Surat Permintaan • Wajib dipenuhi 10 hari
(apabila pernah memperoleh) Kelengkapan Dokumen kerja sejak diterima
• paling lama 1 bulan setelah • Diterbitkan maks. 15 hari • Permohonan tidak
akhir Tahun Pajak kerja sejak diterima dipertimbangkan, jika
diperolehnya harta berwujud permohonan lewat waktu 10 hari

Apabila terdapat data dan/atau


informasi yang berbeda dengan
kenyataan di lapangan terhadap • SK Persetujuan/
keputusan persetujuan • SK Persetujuan Sebagian/
• SK Pembetulan
• SK Penolakan
www.pajak.go.id
46
Permohonan Saat Mulainya Penyusutan

Tata Cara Permohonan

Kanal Penyampaian:
a. Langsung ke KPP Penelitian
Wajib Y Penelitian
b. Pos/ekspedisi/kurir Lengkap
Kelengkapan Substansi
Pajak ke KPP ?
c. Elektronik (jika (KPP) (KPP)
• Permohonan telah tersedia)
• Penjelasan terperinci T
• Bukti pendukung saat
pengeluaran/selesai pengerjaan • Surat Permintaan • Wajib dipenuhi 10 hari
• Penjelasan saat mulai digunakan Kelengkapan Dokumen kerja sejak diterima
3M atau mulai menghasilkan • Diterbitkan maks. 15 hari • Permohonan tidak
• paling lama 1 bulan setelah akhir kerja sejak diterima dipertimbangkan, jika
Tahun Pajak diperolehnya harta permohonan lewat waktu 10 hari
berwujud

Apabila terdapat data dan/atau


informasi yang berbeda dengan
kenyataan di lapangan terhadap • SK Persetujuan/
keputusan persetujuan
• SK Persetujuan Sebagian/
• SK Pembetulan • SK Penolakan
www.pajak.go.id
47
Permohonan Penundaan Pengakuan Kerugian Asuransi

Tata Cara Permohonan

Kanal Penyampaian:
a. Langsung ke KPP Penelitian
Wajib Y Penelitian
b. Pos/ekspedisi/kurir Lengkap
Kelengkapan Substansi
Pajak ke KPP ?
c. Elektronik (jika telah (KPP) (KPP)
• Permohonan tersedia)
• Polis asuransi T
• Berita acara peristiwa yang
mendasari klaim asuransi • Surat Permintaan • Wajib dipenuhi 10 hari
• Surat keterangan Kelengkapan Dokumen kerja sejak diterima
penggantian asuransi atau • Diterbitkan maks. 15 hari • Permohonan tidak
bukti pembayaran dari kerja sejak diterima dipertimbangkan, jika
perusahaan asuransi permohonan lewat waktu 10 hari

Apabila terdapat data dan/atau


informasi yang berbeda dengan
kenyataan di lapangan terhadap • SK Persetujuan/
keputusan persetujuan
• SK Pembetulan • SK Penolakan

www.pajak.go.id
48
Pemberitahuan Penyusutan/Amortisasi >20 Tahun (khusus peralihan)

Tata Cara Pemberitahuan

Kanal Penyampaian:

a. Elektronik (DJPOnline)
Wajib Pajak →menu PenyusutanAmortisasi
DJP
b. Langsung ke KPP
(jika aplikasi tidak dapat diakses)

• Pemberitahuan
• paling lambat
30 April 2024

www.pajak.go.id
Penutup: Aturan Peralihan & Penutup
50
Aturan Peralihan

Permohonan yang diterima secara lengkap sebelum PMK diterbitkan, ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku pada saat permohonan
diterima secara lengkap (Perdirjen).

Permohonan yang belum diterima secara lengkap sebelum PMK diterbitkan, ditindaklanjuti sesuai PMK ini.

Harta berwujud yang telah disusutkan dengan masa manfaat sesuai PMK-96/PMK.03/2009, masa manfaat penyusutannya masih berlaku
sampai habis masa manfaatnya.

Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, untuk keperluan perhitungan penyusutan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. terhadap pengeluaran harta berwujud bukan bangunan yang telah disusutkan sesuai masa manfaat kelompok 1 (satu),
kelompok 2 (dua), kelompok 3 (tiga), dan/atau kelompok 4 (empat) berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.03/2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk
Keperluan Penyusutan, masa manfaat penyusutannya tetap berlaku sampai habis masa manfaatnya.
2. dikecualikan dari ketentuan pada angka 1, terhadap jenis harta berwujud bukan bangunan yang diperoleh sebelum
Mesin
Tahun Pajak berlakunya Peraturan Menteri ini dan tidak tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Pengolahan
untuk Keperluan Penyusutan serta tidak diterbitkan surat keputusan penetapan masa manfaat tetapi tercantum dalam Tembakau
Lampiran Peraturan Menteri ini:
16 Tahun
a. dalam hal disusutkan belum melebihi masa manfaat kelompok 2 (dua) sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini, sisa masa manfaat fiskal pada akhir Tahun Pajak 2022 disesuaikan dengan masa manfaat kelompok
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri ini dan nilai sisa buku fiskal pada akhir Tahun Pajak 2022
disusutkan sesuai sisa masa manfaat yang telah disesuaikan tersebut; atau
b. dalam hal telah disusutkan melebihi masa manfaat kelompok 2 (dua) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
ini, nilai sisa buku fiskal pada akhir Tahun Pajak 2022 disusutkan sekaligus di Tahun Pajak 2023. 8 Tahun
www.pajak.go.id
51
Aturan Penutup

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.03/2008 tentang Amortisasi atas Pengeluaran


untuk Memperoleh Harta Tak Berwujud dan Pengeluaran Lainnya untuk Bidang Usaha
Tertentu).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.03/2008 tentang Penyusutan atas


Pada saat
Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang
Peraturan Menteri
Usaha Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
ini mulai berlaku
126/PMK.011/2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
→ dicabut dan
249/PMK.03/2008 tentang Penyusutan atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Berwujud
dinyatakan tidak
yang Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu (Berita Negara Republik
berlaku
Indonesia Tahun 2012 Nomor 782)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-jenis Harta yang


Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 105),

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Kelompok Jenis Harta 53

Kelompok 1 (4 tahun)
No. Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan
sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin
akunting/pembukuan, laptop, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya termasuk peranti
elektronik lainnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi, dan
sejenisnya termasuk peranti elektronik lainnya.
d. Sepeda motor, sepeda, dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.
f. Alat dapur untuk memasak makanan dan minuman.
g. Dies, jigs, dan cetakan (mould).
h. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile, telepon seluler, dan sejenisnya.
2 Pertanian, perkebunan, kehutanan, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, garu, dan lain-lain.
peternakan, perikanan
3 Industri makanan dan minuman Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti huler, pemecah kulit, penyosoh,
pengering, pallet, dan sejenisnya.
4 Transportasi dan Pergudangan Mobil taksi, bus, dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.
5 Industri semi konduktor Flash memory tester, writer machine, bipolar test system, elimination (PE8-1), dan pose
checker.
6 Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes, dan Mooring Accessoris.
Dalam
7 Jasa Telekomunikasi Seluler Base Station Controller.
www.pajak.go.id
Kelompok Jenis Harta 54

Kelompok 2 (8 tahun)
No. Jenis Usaha Jenis Harta
1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara, seperti AC, kipas angin, dan
sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk, speed boat, dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
2 Pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan a. Mesin pertanian/perkebunan, seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih, dan sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
3 Industri makanan dan minuman
a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu dan pengalengan ikan.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian, seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.

4 Industri pengolahan tembakau Mesin yang menghasilkan/memproduksi hasil olahan tembakau, seperti mesin rajang tembakau, mesin linting rokok, dan sejenisnya.
5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).
6 Perkayuan, kehutanan a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang kehutanan.
7 Konstruksi Peralatan konstruksi yang dipergunakan, seperti truk berat, dump truck, crane buldozer, dan sejenisnya.
8 Transportasi dan Pergudangan a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truk ngangkang, dan sejenisnya.
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang, dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal
tangki, kapal penangkap ikan, dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT.
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung, dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan
100 DWT.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT.
e. Kapal balon.
9 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon.
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
10 Industri semi konduktor
Auto Frame Loader, Automatic Logic Handler, Baking Oven, Ball Shear Tester, Bipolar Test Handler (Automatic), Cleaning Machine, Coating Machine, Curing Oven, Cutting Press, Dambar Cut
Machine, Dicer, Die Bonder, Die Shear Test, Dynamic Burn-in System Oven, Dynamic Test Handler, Eliminator (PGE-01), Full Automatic Handler, Full Automatic Mark, Hand Maker, Individual Mark,
Inserter Remover Machine, Laser Marker (FUM A-01), Logic Test System, Marker (Mark), Memory Test System, Molding, Mounter, MPS Automatic, MPS Manual, O/S Tester Manual, Pass Oven,
Pose Checker, Re-form Machine, SMD Stocker, Taping Machine, Tiebar Cut Press, Trimming/Forming Machine, Wire Bonder, Wire Pull Tester.
11 Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam Spooling Machines, Metocean Data Collector.

12 Jasa Telekomunikasi Seluler Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register, Authentication Center, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, Intelligent Network
Service Management Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena.

www.pajak.go.id
Kelompok Jenis Harta 55

Kelompok 3(16 tahun)


No. Jenis Usaha Jenis Harta
1 Pertambangan selain minyak
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
dan gas
2 Permintalan, pertenunan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya,
dan pencelupan linen rami, permadani, kain-kain bulu, tule).
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging, dan sejenisnya.
3 Perkayuan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput, dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4 Industri Kimia a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya
bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk
farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat
rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk piroteknik, korek api, alloy
piroforis, barang fotografi, dan sinematografi).
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat, dan kulit mentah).
5 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).
6 Transportasi dan a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji
Pergudangan tambang, dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung, dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
7 Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar, dan kendali jarak jauh.
www.pajak.go.id
Kelompok Jenis Harta 56

Kelompok 4 (20 tahun)


No. Jenis Usaha Jenis Harta
1 Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi.
2 Transportasi dan a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
Pergudangan b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber
luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan
diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang-barang
tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang, dan sejenisnya) termasuk kapal
pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan, dan sejenisnya, yang mempunyai berat di
atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung, dan sebagainya, yang mempunyai berat di
atas 1.000 DWT.
g. Dok-dok terapung.

www.pajak.go.id
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai