Anda di halaman 1dari 31

 

BAB 6
KOMBINASI BISNIS
DAN REVALUASI
ASET
AS ET TET
TETAP
AP
 

AKUNTANSI
AKUNTANSI PAJAK PENG
PENGHASI
HASILAN
LAN A
AT
TAS
KOMBINASI BISNIS

Kombinasi Bisnis merupakan suatu transaksi atau peristiwa lain yang


mana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
le bih
 bisnis.

Sesuai dengan PSAK 46 (Revisi 2010) tentang Pajak Penghasilan bahwa pihak
 pengakuisisi mengakui dan mengukur aset atau liabilitas pajak tangguhan yang
timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi
 bisnis sesuai PSAK 46 (Revisi 2010)
2010) tentang Pajak Penghasilan.

Dari hal tersebut pihak pengakuisisi akan


memperhitungkan kemungkinan adanya
dampak dari perbedaan temporer dan sisa
kompensasi kerugian dari pihak yang diakuisisi

yang
timbul ada padahasil
sebagai tanggal akuisisi
akuisisi denganatau
PSAKyang
46
(Revisi 2010).
 

AKUNTANSI
AKUNTANSI PAJAK PENG
PENGHASI
HASILAN
LAN A
AT
TAS
KOMBINASI BISNIS
Dari sisi aturan dalam undang-undang pajak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
 No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa nilai perolehan atau
 pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan,
 pemekaran, pemecahan, atau pengambil-alihan usaha adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.

Dengan demikian prinsip yang digunakan


dalam akuntansi pajak atas kombinasi bisnis

yaitu bila terjadi


harta yang pengalihan
dialihkan harta,
dil akukan
dilakukan penilaian
berdasar harga
 pasar..
 pasar
 Namun dikecualikan dengan tidak menggunakan
menggunakan harga pasar yang
yang peraturannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pengaturan dimaksud telah diterbitkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 43/PMK 03/2008 Tanggal
Tanggal 13 Ma
Maretret 2008 tentang Penggunaan
 Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan,
Penggabungan, Peleburan, atau
Pemekaran Usaha Peraturan Menteri Keuangan dimaksud terlihat
t erlihat bahwa penggabungan
dan peleburan usaha merupakan cara pelaksanaan merger.
merger.
dan peleburan usaha merupakan cara pelaksanaan merger.
merger.
 

Pasal 4 ayat (1) huruf "d", menyebutkan keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
 pemecahan, pengambil-alihan usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun, sebagai objek
Pajak Penghasilan. Hal tersebut terlihat sebagai objek yang dikenakan Pajak penghasilan yaitu keuntungan dari
merger. Dari sisi ketentuan pajak tentang penggabungan, peleburan, penukaran, dan pengambilalihan usaha,
 pada prinsipnya menganut  Fair value 
value  atau arm's length principl e dan metode yang digunakan yaitu metode
 pembelian (purchase method).
met hod).

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arm’s Length


Principle/ALP) mendasarkan pada norma bahwa harga
atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-
piihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa

ditentukan oleh kekuatanharga


tersebut mencerminkan pasar, sehingga
pasar yang transaksi
wajar ( Fair
Market Value/FMV)

Tanggapan dari Wajib Pajak atas kebijakan pemajakan atas merger ini disebut dengan taxable
merger  jelas
 jelas sebagai beban usaha. Tetapi untuk mengurangi beban dimaksud Undang-Undang
PPh memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lain.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK 03/2008


menetapkan penggunaan nilai buku (fiskal) atas pengalihan
harta dalam rangka merger dan pemekaran usaha sebagai
dasar lainnya selain harga pasar.
 

Untuk memudahkan pembahasan perlu diketahui istilah berikut ini.


1. Mer
Merger
ger meliputi
meliputi pe
pengga
nggabung
bungan
an usaha atau peleburan
peleburan usaha
usaha..
2. Peng
Penggabun
gabungan
gan usaha
usaha adala
adalah
h peng
penggabun
gabungan
gan dua
dua atau lebih Wajib Pajak B
Badan
adan ya
yang
ng
modalnya terbagi atas saham dengan cara tetap
tet ap mempertahankan berdirinya salah
satu badan usaha yang tidak mempunyai sisa kerugian atau mempunyai sisa
kerugian yang lebih kecil.
3. Peleb
Peleburan
uran usaha
usaha adalah
adalah penggabu
penggabungan
ngan dari
dari dua atau lebih
lebih W
Wajib
ajib Pajak Badan
Badan ya
yang
ng
modalnya terbagi atas saham dengan cara mendirikan badan usaha baru.
4. Pemek
Pemekaran
aran usaha
usaha ad
adalah
alah p
pemisaha
emisahan
n satu Wajib Paj
Pajak
ak Badan
Badan yang modal
modalnya
nya
terbagi atas saham menjadi dua Wajib
Wajib Pajak Badan atau lebih dengan cara
mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian harta dan kewajiban
kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan
usaha yang lama.
 

Penggabungan usaha (business combination) atau yang biasa dikenal dengan konsolidasi atau
merger merupakan salah satu bentuk tindakan restrukturisasi yang paling sering dipakai, dibanding
tindakan-tindakan yang lainnya. Beams dan Jusuf (1998:2-3) mengungkapkan bahwa ada beberapa
alasan yang muncul sehingga beberapa perusahaan mengambil tindakan untuk melakukan
 penggabungan usaha yaitu :
a. Manfaat biaya (Cost Advantange). Acapkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh
fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan, terutama
 pada keadaan inflasi.
 b. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli
Membel i lini produk dan pasar y yang
ang telah didirikan
 biasanya lebih besar risikonya
ri sikonya dibanding
dibandingkan
kan dengan mengembangkan produk baru dan
 pasarnya. Penggabungan usaha kurang
kuran g berisiko terutama ke
ketika
tika tujuannya adalah diversifikasi.
di versifikasi.

c. Penundaan Operasi Lebih Sedikit (Fewer Operating Delays). Fasilitas- fasilitas pabrik yang
diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi. Sedangkan
apabila membangun fasilitas perusahaan yang baru akan menimbulkan masalah yang baru
 juga misalnya perlunya
perlu nya izin pemerintah.
d. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance Of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung
untuk mencegah pengambilalihan diantara mereka.
e. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan usaha

melibatkan
 paten, penggabungan
hak atas datsumber
mineral, database daya tidakatau
abase pelanggan, berwujud
keahli maupun
keahlian berwujud.
an manajemen Akusisi
mungkin atas
adihak 
menjadi
menj faktor 
utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
 

Secara umum, penggabungan, peleburan, dan pemekaran usaha akan


melibatkan pihak yang mengalihkan harta dan pihak yang memperoleh harta.
Sesuai akuntansi komersial, metode yang digunakan dalam konsolidasi adalah:
1. peny
penyat
atua
uan
n kepe
kepent
ntin
inga
gann ( pooling
 pooling of interest ));;
2. pembelian ( purchase
 purchase).
).

Dalam akuntansi perpajakan digunakan metode pembelian (purchase method)


atau berdasarkan harga pasar, sedang metode penyatuan kepentingan dapat
digunakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
 

1. Pembelian (by purchase)


Indikasi yang terukur untuk penggabungan usaha dengan menggunakan metode
 purchases adalah adanya pengeluaran uang tunai
tunai selain biaya penggabungan dan

 biaya emisi saham yang dikeluarkan perusahaan pembeli. Disamping itu akan terjadi
 perubahan kepemilikan.
Secara prinsip dasar akuntansi penggabungan usaha adalah mencatat kos yang
dikeluarkan oleh pemilik baru, sedangkan harga perolehan akuisisi pemilik baru
merupakan dasar penilaian dasar penilaian neto yang diperoleh dari perusahaan yang
dibeli. Selanjutnya yang diperoleh dalam penggabungan perusahaan tersebut adalah
 besaran aset dan utang maka harga perolehan tersebut
tersebut memberikan dasar dalam
mengalokasikan nilai aset dan utang yang diperoleh. Dasar harga perolehan adalah
nilai pasar yang wajar (fair market values) dari aset, utang maupun saham yang
diterbitkan untuk membayar transaksi pada saat akuisisi.

Goodwill pada penggabungan usaha akan diakui jika masih ada selisih kos terhadap nilai
 buku yang tidak teridentifikasi pada aset dan utang tertentu.
tertentu. Sementar
Sementaraa itu karena inc
income
ome hanya
akan diakui sesudah pembelian aset tersebut maka hanya pendapatan dan beban sesudah
akuisislah yang diatributkan pada penggabungan usaha. Pada bagian akhir biaya yang berkaitan
dengan penggabungan usaha akan diperlakukan sebagai bagian harga perolehan, sedangkan biaya
 penerbitan saham akan mengurangi agio sa saham
ham
 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aplikasi metode purchases yang digunakan dalam
 penggabungan usaha. Aplikasi metode purcpurchases
hases pertam
pertamaa yang umum diketahui ada
adalah
lah dengan
cara mengakuisisi aset. Pada metode ini penggabungan usaha dilakukan dengan cara perusahaan
 pembeli tetap melanjutkan
melanjutkan usaha sedangkan perperusahaan
usahaan yang dibeli dibubarkan dan berhenti
berhenti
 beroperasi.
Metode kedua yang sering kita lihat adalah penggabungan usaha dengan cara membeli
seluruh saham perusahaan yang diakuisisi. Contoh penggabungan usahaus aha dengan metode pembelian
saham perusahaan tersebut adalah pembelian mayoritas PT Bogasari oleh PT Indofood, dan
 pembelian HM Sampurna oleh Philip M Morris.
orris. Dalam kasus ini PT Bogasar
Bogasarii dan HM Sam
Sampurna
purna
menjadi satu divisi atau unit dari PT Indofood dan Phili Morris.
Metode ketiga dengan cara konsolidasi dan mengakuisisi aset atau saham kemudian
membuat perusahaan baru untuk menampung aset dan utang perusahaan dari perusahaan yang
digabung. Contoh dari metode ini di Indonesia adalah bergabungnya empat bank di Indonesia yaitu
Bank Bumi Daya BBD), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), Bank Export-Import (Bank Exim),
dan Bank Dagang Negara (BDN) menjadi Bank Mandiri.
 

2. Penyatuan Kepentingan (Pooling of Interest)

Karakter utama penggabungan usaha melalui POI ini akan


menggabungkan unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan
p erusahaan yang bergabung sesuai dengan
nilai buku perusahaan masing-ma
masing-masing.
sing.
Dikarenakan pencatatan dilakukan dengan dasar nilai buku
buk u maka tidak terdapat nilai wajar 
atau nilai pasar pada Dikarenakan pencatatan dilakukan dengan dasar nilai buku maka tidak
terdapat nilai wajar 
atau nilai pasar pada penggabungan usaha ini.

Jika terdapat selisih antara jumlah yang dibukukan dengan sebagai modal saham yang diterbitkan
dengan jumlah modal saham yang diperoleh maka selisih ini harus disesuaikan terhadap ekuitas
atau modal sendiri. Biaya penggabungan dan biaya penerbitan saham diakui sebagai beban pada
 periode saat terjadi
terjadi penggabungan usaha. penggabungan usaha ini. Jika tterdapat
erdapat selisih aantara
ntara
 jumlah yang dibukukan dengan sebagai modal
modal saham yang diterbitkan
diterbitkan dengan jumlah modal
saham yang diperoleh maka selisih ini harus disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri.
Biaya penggabungan dan biaya penerbitan saham diakui sebagai beban pada periode saat terjadi
 penggabungan usaha.
 

Ketentuan perpajakan tidak seperti prinsip akuntansi yang mengatur bahwa


 pemilihan metode penggabungan usaha yang dipakai didasarkan dengan
memperhatikan makna ekonomisnya dan bukan melihat pada bagaimana
transaksi itu menurut hukumnya (formalitas).
Dengan demikian bisa diartikan bahwa prinsip akuntansi membebaskan
 perusahaan untuk memilih metode mana yang akan dipakai. Pertanyaan yang
timbul adalah mengapa Direktorat Jenderal Pajak memutuskan untuk tidak
memperbolehkan penggunaan metode pooling of interest dalam rangka
 penggabungan usaha.
usaha.
Jawabannya tidak lain bahwa dengan pooling of interset, tidak ada pajak
yang dibebankan atas penggabungan usaha tersebut, lain halnya apabila
menggunakan metode by purchase yang berdasarkan pada nilai pasar
pasar..

Sekarang bagaimana dasar pengenaan pajak untuk perusahaan yang melakukan


 penggabungan usaha
usaha atas dasar metode pooling of interest. Seperti telah dijelaskan di
atas, metode pooling of interest menggunakan nilai buku sebagai dasar dalam
 pengalihan harta dari penggabungan perusahaan.
perusahaan. Dengan ini berarti bahwa
 penggabungan perusahaan
perusahaan dengan metode pooling of interest, sama sekali tidak
menghasilkan penghasilan kena pajak, karena penggabungan tersebut didasarkan atas
nilai buku dari kedua perusahan, dan bukan berdasarkan suatu penilaian

kembali atau nilai pasar.


pasar.
 

Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam


rangka likuidasi penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah sebagai berikut :

Penggunaan Harga Pasar


 Jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
Selisih antara harga pasar dengan nilai sisa buku harta yang dialihkan
diali hkan merupakan
 penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan.
Penghasilan.

Contoh:
PT A dan PT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C. Nilai
Nil ai sisa
 buku dan harga
harga pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebaga berikut.

Pada dasarnya, penilaian harta yang diserahkan oleh PT A dan PT B dalam rangka
 peleburan menjadi PT C adalah harga pasar dari harta. Dengan demikian, PT A
mendapat keuntungan sebesar Rp100.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -
Rp200.000.000,00) dan PT B mendapat keuntungan sebesar Rp150.000.000,00
(Rp450.000.000,00 - Rp300.000.000,00). Sedangkan PT C membukukan semua harta
tersebut dengan jumlah Rp750.000.000,00 (Rp300.00
(Rp300.000.000,00
0.000,00 Rp450.000.000,00).
 

 Namun dalam rangka menyelaraskan dengan


dengan kebijakan di
 bidang sosial, ekonomi, investasi, moneter,
moneter, dan kebijakan
lainnya, Menteri Keuangan diberi wewenang untuk
menetapkan nilai lain selain harga pasar
pasar,, yaitu atas dasar
nilai sisa buku (dengan menggunakan metode " pooling of
interest ").
"). Dalam hal demikian PT C membukukan
 penerimaan harta dari PT A dan PT B tersebut sebesar:
Rp200.000.000,00 + Rp300.000.000,00 =
Rp500.000.000,00.
 

Pengaturan yang memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan nilai lain selain harga pasar
yaitu atas dasar nilai buku. Ketentuan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan,
atau Pemekaran Usaha. Ketentuan ini berlaku sejak tanggal 13 Maret 2008. Pokok-pokok aturan Menteri

Keuangan dimaksud, meliputi berikut ini.


1. Pihak yang diperkena
diperkenankan
nkan menggunak
menggunakanan nilai
nilai buku Wajib Pajak
Pajak yang
yang melakukan
melakukan merger dapat mengguna
menggunakan
kan
nilai buku dalam penggabungan usaha atau peleburan usaha. Syarat yang diperlukan atau diwajibkan bagi
Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha, peleburan usaha, maupun pemekaran usaha.
a. Mengajukan
Mengajukan permohona
permohonann kepada
kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan
melampirkan alasan
alasan dan tujuan melakukan
merger dan pemekaran usaha. Permohonan tersebut diajukan oleh Wajib Pajak yang menerima harta yaitu
dalam hal Wajib Pajak melakukan merger atau Wajib Pajak yang mengalihkan harta dalam hal dilakukan
 pemekaran usaha. Pengajuan permohonan
permohon an ditujukan kepada Kantor Wilayah Direktor
Direktorat
at Jenderal Pajak dalam
waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah tanggal efektif merger atau pemekaran usaha dilakukan. Sebagai
dukungan permohonan perlu melampirkan surat pernyataan yang mengemukakan alasan dan tujuan
melakukan merger atau pemekaran usaha disertai bukti pendukung serta melampirkan daftar isian dan surat
 pernyataan dalam rangka business purpose test .
Atas permohonan Wajib Pajak yang mengajukan permohonan dimaksud, kepala kantor wilayah harus
menerbitkan surat keputusan paling lama (satu) bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Bila melebihi
waktu tersebut, maka permohonan Wajib Pajak dianggap diterima dan akan diterbitkan Surat Keputusan
Persetujuan;

 b. Melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait.

c. Memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business


( business purpose test ).
). Masalah pelunasan seluruh utang pajak wajib
dipenuhi oleh Wajib Pajak yang mengalihkan harta dan Wajib Pajak yang menerima harta, termasuk utang pajak
dari cabang atau perwakilan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak lokasi.
 

Sedangkan memenuhi persyaratan business purpose test  apabila:


 apabila:
1. tujua
tujuan
n utam
utamaa dari mer
merger
ger da
dan
n peme
pemekara
karan
n usaha aadalah
dalah mmencip
enciptakan
takan ssiner
inergi
gi usaha yang
kuat dan memperkuat struktur permodalan serta tidak dilakukan untuk penghindaran
 pajak;
2. kegia
kegiatan
tan usa
usaha
ha WWajib
ajib P
Pajak
ajak yyang
ang me
mengali
ngalihkan
hkan ha
harta
rta m
masih
asih be
berlang
rlangsung
sung sasampai
mpai
dengan tanggal efektif merger,
3. kegia
kegiatan
tan usah
usahaa W
Wajib
ajib Pa
Pajak
jak yan
yang
g menga
mengalihka
lihkan
n harta se
sebelum
belum mmerg
erger
er ter
terjadi
jadi wa
wajib
jib
dilanjutkan oleh Wajib
Wajib Pajak yang menerim
menerimaa pengalihan harta paling ssingkat
ingkat 5 (lima)

tahun setelah tanggal efektif merger


merger,,
4. kegia
kegiatan
tan usa
usaha
ha WWajib
ajib P
Pajak
ajak yyang
ang me
meneri
nerima
ma ha
harta
rta da
dalam
lam rrangka
angka mmerg
erger
er te
tetap
tap
 berlangsung paling singkat 5 (lima)(lima) tahun setelah tanggal efektif merger;
merger;
5. kegia
kegiatan
tan usa
usaha
ha WWajib
ajib Pa
Pajak
jak yang m mener
enerima
ima ha
harta
rta da
dalam
lam rrangka
angka pe
pemeka
mekaranran usa
usaha
ha
wajib berlangsung paling singkat
singk at 5 (lima) tahun setelah tanggal efektif pemekara
pemekaran n
usaha; dan
6. hart
hartaa yang dim
dimiliki
iliki ole
oleh
hWWajib
ajib Pa
Pajak
jak yang mmener
enerima
ima ha
harta
rta se
setela
telah
h terja
terjadinya
dinya mmer
erger
ger
atau pemekaran usaha tidak dipindahtangankan oleh Wajib Wajib Pajak yang menerima harta
 paling singkat 2 (dua) tahun setelah
setelah tanggal efektif merger atau pemekar
pemekaran an usaha.
 

2. Wajib
Wajib Pajak yang melakukan pemekara
pemekarann usaha yang
y ang dapat menggunakan nilai buku adalah:
a. Wajib PPajak
ajak yang be
belum
lum g
go
o public yang aakan
kan m
melak
elakukan
ukan pe
penawa
nawaran
ran um
umum
um pe
perdana
rdana (initial
initial

 b.  public offering 


Wajib Pajak ); atau
);
yang tela
telah
h go public sepanjang seluruh badan usaha hasil
hasil pemekara
pemekarann melakukan
 penawaran umum
umum perdana ((initial
initial public offering ))..
3. Sisa kerugian dan kompensasi kerugian
Sebagaimana
Sebagaima na disebutkan dalam penggabungan usaha bahwa penggabungan dari dua atau lebih
Wajib Pajak Badan yang modalnya terbagi atas saham dengan cara tetap mempertahankan
 berdirinya salah
salah satu badan usaha yang tidak me mempunyai
mpunyai sisa kerugian atau
atau mempunyai sisisa
sa
kerugian yang lebih kecil. Sisa kerugian tersebut yaitu sisa kerugian fiskal.
Dalam hal kompensasi kerugian yaitu W Wajib
ajib Pajak yang melakukan merger dengan menggunakan
nilai buku tidak boleh mengompensasikan kerugian/sisa kerugian dari W Wajib
ajib Pajak yang
menggabungkan diri/Wajib Pajak yang dilebur.
4. Pencatalan nilai buku
Bagi Wajib
Wajib Pajak yang menerima pengalihan harta (penggabungan, peleburan, dan pemekaran
usaha) mencatat nilai perolehan harta tersebut sesuai dengan nilai sisa buku sebagaimana terca
tercantum
ntum
dalam pembukuan pihak atau pihak-pihak yang mengalihkan.
 

5.Penyusutan
Penyusutan atas harta yang diterima sebagaim
sebagaimana
ana dimaksud pada butir 4, dilakukan berdasarkan masa
manfaat yang tersisa sebagaimana tercantum dalam pembukuan
pembukuan pihak atau pihak-pihak yang

mengalihkan.
6.Pajak Penghasilan
Apabila merger atau pemekaran
pemekaran usaha dilakukan dalam tahun pajak berjalan, jumlah angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 dari pihak-pihak yang menerima pengalihan tidak boleh lebih dari jumlah angsuran
yang wajib dibayar oleh pihak atau pihak-pihak yang mengalihkan. Sedangkan untuk pembayaran,
 pemungutan, dan pemotongan Pajak
Pajak Penghasilan yang telah dil
dilakukan
akukan oleh pihak atau pihak- pihak yang
mengalihkan sebelum dilakukannya merger atau pemekaran
pemekaran usaha dapat dipindahbukukan menjadi
 pembayaran, pemungutan,
pemungutan, atau pemotongan Pa Pajak
jak Penghasilan dari Wajib Pajak yang me menerima
nerima
 pengalihan.
7. Penjualan harta
Bagi Wajib
Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha yang dapat menggunakan nilai buku, bila Wajib
Pajak yang menerima harta melakukan penjualan harta yang sebelumnya dimiliki W Wajib
ajib Pajak yang
mengalihkan harta sebelum melewati jangka waktu 2 tahun setelah tanggal efektif merger atau
 pemekaran usaha.
usaha. W
Wajib
ajib Pajak ter
tersebut
sebut wajib menyam
menyampaikan
paikan pernyataan te tertulis
rtulis bahwa harta tersebut
layak dijual demi meningkatkan efisiensi perusahaan dan disertai
d isertai dengan bukti penduku
pendukung.
ng. T
Terhadap
erhadap
Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di bursa efek selambat-lambatnya jangka waktu I (satu) tahun
setelah memperoleh
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan pemekaran usaha dengan
menggunakan nilai buku harus telah mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal dalam rangka penawaran saham umum perdana (initial
(initial public offering ) dan pernyataan
 pendaftaran telah
telah menjadi ef
efektif.
ektif.
 
 

REV
RE VAL
ALUA
UASI
SI A
ASE
SET
T TE
TETTAP
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap
 perusahaan. Hal ini dilakukan akibat adanya kenaikan nilai aset
tetap di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan.

Tujuan utama dari revaluasi aset adalah agar perusahaan dapat melakukan
Tujuan
 penghitungan penghasilan
penghasilan dan biaya secara lebih wajar. Dengan
Dengan begitu, hasil
revaluasi aset bisa mencerminkan nilai dan kemampuan perusahaan yang
sebenarnya.

Aset yang dapat direvaluasi adalah aset tetap berwujud yang terletak
di Indonesia, serta dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.
Contohnya adalah aset properti. Y Yang
ang jelas, revaluasi aset harus
dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut.
 

Besaran Tarif untuk Revaluasi Aset Tetap

Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final.
Adapun besaran tarif tersebut adalah:

1. 3% untuk
untuk p
permoh
ermohonan
onan sampa
sampaii dengan
dengan 31 Desember
Desember 2
2015
015 d
dan
an pen
penilaian
ilaian

2. kembali
untukselesai
4% untuk pe
permohpaling
onanlambat
rmohonan periodee31
period 1 Desember
Januari
Januari 20
20162016.
16 sam
sampai
pai den
dengan
gan 30 Juni 2
2016
016 dan
dan
 penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
3. 6% untuk
untuk pe
permoh
rmohonan
onan p
period
eriodee 1 Juli 2016
2016 ssampai
ampai dengan
dengan 31 Des
Desember
ember 2016
dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
 

Hubungan Revaluasi Aset Tetap


Tetap untuk
Tujuan Pajak 

Revaluasi aset tetap untuk tujuan


t ujuan pajak tunduk pada peraturan perpajakan, yang
diantaranya mengatur bahwa revaluasi aset tetap tidak
ti dak dapat dilakukan kembali
sebelum lewat jangka waktu lima tahun,
t ahun, dapat dilakukan untuk sebagian atau
seluruh aset tetap, masa manfaat aset tetap setelah revaluasi disesuaikan kembali
menjadi manfaat penuh untuk kelompok aset tersebut, dan dasar penyusutan aset
tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset tetap.
 

Manfaat Revaluas
Revaluasii Aset Tetap
Tetap
1. Meringankan Kewajiban Perpajakan
Dengan seiring berjalannya waktu nilai aset bertambah, maka biaya penyusutan juga ikut
 bertambah. Naiknya
Naiknya biaya penyusutan setelah rrevaluasi
evaluasi yang dibebankan dalam laporan keuangan
 perusahaan dapat membantu
membantu mer
meringankan
ingankan kewajiban per
perpajakan
pajakan perusahaan pada tahun-tahun
selanjutnya.
2. Mengontrol Permodalan
Adanya revaluasi aset mampu membantu Anda mengontrol permodalan. Dengan begitu, rasio
utang terhadap ekuitas atau debt-to-equity ratio akan turun. Selaku nasabah, perusahaan non-bank
 pun bisa meminjam lebih banyak dana dari bank. M Menariknya,
enariknya, keuntungan ini sejalan
sejalan dengan
manfaat yang akan didapatkan bank. Apabila modal meningkat, maka rasio kecukupan modal atau
Capital Adequacy
Adequacy Ratio juga ikut meningkat. Artinya, bank akan memiliki lebih banyak
kemampuan untuk mengucurkan dana kredit bagi perusahaan dan nasabah lainnya.
3. Menarik Minat Investor terhadap Perusahaan
Pada dasarnya, revaluasi aset dapat membantu meningkatkan performa keuangan perusahaan. Hal
ini tentu akan sangat berguna untuk menarik minat investor terhadap perusahaan Anda.
Anda. Berbekal
modal kuat, perusahaan Anda bisa menjaring dana dari penawaran saham atau penerbitan obligasi.
Kepercayaan
Kepercayaa n kreditur pun juga meningkat berkat dampat baik beberapa rasio keuangan perusahaan,
khususnya yang ditunjukkan oleh debt-to-assets ratio dan debt-to-equity ratio.
 

PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS


SELISIH PENILAIAN KEMBALI 

Selisih lebih penilaian kembali di atas nilai sisa buku fiskal semula dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen).
Apabila kondisi keuangan Wajib
Wajib Pajak tidak memungkinkan untuk
melunasi sekaligus Pajak Penghasilan yang terutang atas selisih lebih
 penilaian kembali seperti telah dijelaskan sebelumnya, dapat mengajukan
 permohonan pembayaran secara angsuran
angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan
sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (4) Undang- Undang Ketentuan Umum dan T Tata
ata
Cara Perpajakan.
Pada Pasal 9 ayat (4) dimaksud mengatur masalah kewenangan Direktur Jenderal
Pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran

 pajak termasuklebih
yang terutang kekurangan pembayaran. Dalam hal
pembayaran.
dari Rp2.000.000.000.000,00 besarnya
(dua Pajak Penghasilan
triliun rupiah), Wajib
Wajib Pajak
dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran lebih dari 1 (satu) tahun
hingga paling lama 5 (lima) tahun
t ahun kepada Direktur Jenderal Pajak.
 

Besarnya angsuran tersebut ditetapkan secara prorata setiap tahun sesuai dengan
lamanya masa angsuran yang diatur:

Terjadinya keterlambatan pembayaran Pajak


Paja k Penghasilan yang terutang dan atas
 pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang secara angsuran
angsuran dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sesuai ketentuan
ket entuan yang diatur dalam Undang-Und
Undang-Undangang
Ketentuan Umum dan Tata
Tata Cara Perpajakan beserta peraturan pelaksanaan.
 

DASAR
DASA R PENYUSUT
PENYUSUTAN
AN ASET TET
TETAP
AP

Dasar penyusutan fiskal aset tetap perusahaan yang telah memperoleh


 persetujuan penilaian kembali yaitu mulai bulan dilakukannya pernilaian
kembali adalah nilai sisa buku fiskal yang baru. T Terhadap
erhadap penyusutan fiskal aset
tetap perusahaan yang tidak memperoleh persetujuan penilaian kembali.
Untuk nilai sisa buku baru aset tetap
teta p perusahaan kelompok bangunan dan
 bukan bangunan yang
yang penyusutannya menggu
menggunakan
nakan metode garis lurus
merupakan nilai perolehan fiskal baru aset tetap
teta p perusahaan tersebut pada
tanggal penilaian kembali. Sisa masa manfaat fiskal aset tetap perusahaan yang
telah dilakukan penilaian kembali mulai bulan dilakukannya penilaian kembali
disesuaikan kembali menjadi masa manfaat penuh untuk kelompok tetap
 perusahaan tersebut.

Dasar penyusutan fiskal dan sisa masa manfaat fiskal aset tetap perusahaan
untuk menghitung penyusutan dalam bagian tahun pajak sampai dengan bulan
sebelum bulan dilakukannya penilaian kembali adalah dasar penyusutan fiskal
dan sisa masa manfaat fiskal pada awal Tahun
Tahun Pajak yang bersangkutan dan
 penyusutan fiskal dihitung secara prorata
prorata sesuai dengan banyaknya bulan dalam
 bagian tahun pajak.
 

BATAS WAKTU PEMBAYARAN 


Pajak penghasilan final yang terutang atas selisih lebih penilaian kembali aset tetap perusahaan
harus dibayar lunas ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat
15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal diterbitkannya Keputusan Persetujuan Direktur Jenderal
Pajak atau paling lambat pada tanggal
tangg al jatuh tempo setiap angsuran pembayara
pembayaran n dalam hal Wa
Wajib
jib
Pajak memperoleh Keputusan Persetujuan Kepala Kantor Wilayah atau Keputusan Persetujuan
Direktur Jenderal Pajak. Atas keterlambatan
keterlambatan pembayaran dan atas angsuran pembayaran pajak
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sesuai ketentuan umum Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan beserta peraturan perlaksanaannya yang y ang berlaku.

Dalam hal Wajib


Wajib Pajak dikenakan sanksi tambahan Pajak Penghasilan Final sebesar 20% (dua
 puluh persen) karena melakukan
melakukan pengalihan aset tetap
tetap perusahaan yang m
memperoleh
emperoleh persetujuan
persetujuan
 penilaian kembali sebelum berakhir
berakhirnya
nya masa ma
manfaat
nfaat baru golongan aset dim
dimaksud,
aksud, maka
tambahan Pajak Penghasilan Final tersebut harus dibayar lunas ke kas negara paling lambat 15
(lima belas) hari kerja setelah akhir bulan terjadinya pengalihan aset tetap perusahaan.
 

WAJIB PAJAK MELAKUKAN


PENGALIHAN
Dalam hal wajib pajak melakukan pengalihan aset tetap perusahaan yang telah
memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum berakhirnya masa manfaat baru,
maka atas pengalihan tersebut dikenakan tambahan pajak penghasilan yang bersifat
final sebesar 20% (dua puluh persen) dari selisih lebih penilaian
penilai an kembali di atas nilai
sisa buku fiskal semula tanpa dikompensasikan dengan sisa kerugian fiskal tahun-
tahun sebelumnya.
 Sanksi tambahan PPh Final sebesar 20% karena melakukan pengalihan aset tetap
tersebut harus dibayar lunas ke kas negara paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
setelah akhir bulan terjadinya pengalihan aset tetap. Sebagai unsur pengecualian dari
ketentuan di atas dalam hal:
1. pen
pengal
galihan
ihan aset ttelap
elap perusa
perusahaa
haan
n ya
yang
ng b
bers
ersifat
ifat force
 force majeur  berdasarkan
 berdasarkan keputusan

atau kebijakan
2. peng alihan asetpemerintah
pengalihan tetap atau
tetap perusa
perusahaan
haankeputusan
dalam rang pengadilan;
rangka
ka mem ataupersy
memenuhi
enuhi persyaratan
aratan
 penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha usaha untuk tujuan perpajakan; atau
3. penar
penarikan
ikan aset
aset tetap
tetap perusaha
perusahaan
an dar
darii peng
penggunaa
gunaann kar
karena
ena me
mengalam
ngalamii keru
kerusakan
sakan
 berat yang tidak dapat diperbaiki lagi.
 

Terjadinya pengalihan aset tetap perusahaan dapat menimbulkan


keuntungan atau kerugian. Keuntungan atau kerugian yaitu sebesar
selisih antara nilai pengalihan dengan nilai sisa buku fiskal pada saat
 pengalihan merupakan penghasilan
penghasilan atau pengurang penghasilan bruto
 berdasarkan ketentuan yang berlaku umum
umum pada undang-undang Pajak Pajak
Penghasilan.
Selisih lebih penilaian kembali aset tetap perusahaan di atas nilai sisa

 buku
Final komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan
sebesar 10% Penghasilan
 

PAJAK PENGHASILAN WAJIB


PAJAK
AJAK TERTENTU 
TERTENTU
Pembayaran Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak melakukan penilaian kembali yang mendapat Perlakuan
Khusus harus dilunasi sebelum permohonan penilaian kembali diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Perlu mendapat perhatian terhadap Wajib Pajak Perlakuan khusus, yaitu:
dalam hal hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai publik atau ahli
 penilai, yang memperoleh
memperol eh izin dari pemerintah
pemerint ah lebih besar daripada nilai
ni lai perkiraan nilai pasar alau nilai
wajar yang diajukan dalam permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b Permenkeu
 No. 191/2015 tentang belum
b elum melakukan penilaian
penilai an kembali aktiva tetap,
tet ap, atas selisih tersebut
te rsebut dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar:
1. 3% (tiga
(tiga persen),
persen), bagi
bagi Wajib Pajak
Pajak yang
yang telah
telah memperoleh
memperoleh penetapan
penetapan penilaian
penilaian kembali
kembali aktiva tetap
tetap
oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi
Pajak Penghasilan dimaksud dalam jangka waktu sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2015;
2. 4% (empat
(empat persen),
persen), bagi Wajib Pajak
Pajak yang
yang telah
telah memperoleh
memperoleh penetapan
penetapan penilaian
penilaian kembali
kembali aktiva tetap
oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi
Pajak Penghasilan dimaksud dalam jangka waktu sejak tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal
30 Juni 2016;
3. 6% (enam
(enam persen),
persen), bagi Wajib Pajak
Pajak yang
yang telah
telah memperoleh
memperoleh penetapan
penetapan penilaian
penilaian kembali
kembali aktiva
aktiva tetap
tetap
oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan melunasi
Pajak Penghasilan dimaksud dalam jangka waktu sejak tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan tanggal 31
Desember 2016; atau
4. 10% (sepuluh
(sepuluh persen), bagi Wajib Pajak
Pajak yang
yang telah
telah memperoleh
memperoleh penetapan
penetapan penilaian
penilaian kembali
kembali aktiva
aktiva
tetap oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah, dan
melunasi Pajak Penghasilan dimaksud pada tahun 2017.
 

PAJAK PENGHASILAN WAJIB


PAJAK
AJAK TERTENTU 
TERTENTU
2. Dalam hal hasil penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai publik
atau ahli penilai, yang memperole
memperoleh h izin dari pemerintah lebih kecil daripada nilai perkiraan nilai
 pasar atau nilai wajar yang diajukan dalam
dalam perm
permohonan
ohonan sebagaimana dim dimaksud
aksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf b Permenkeu 191 tahun 2015201 5 tentang belum melakukan penilaian kembali aktiva
tetap, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, atas kelebihan pembayarap embayaran
n
 pajak tersebut merupakan
merupakan pajak yang sehar
seharusnya
usnya tidak terutang
3. Dalam hal Wajib
Wajib Pajak yang mengajukan p permohonan
ermohonan penilaian kembali aktiva tetap adalah
Wajib Pajak yang memper
memperoleh
oleh izin menyelenggara
menyelenggarakankan pembukuan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dollar AmAmerika
erika Serikat, selisih lebih nilai aktiva tetap yang
digunakan sebagai dasar pengenaan Pajak Penghasilan dan Pajak Penghasilan Final harus
dikonversi terlebih dahulu ke dalam satuan mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran Pajak
Penghasilan.
4. Dalam hal Wajib
Wajib Pajak tidak melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh
kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memper
memperoleh
oleh izin dari pemerintah, sesuai jangka
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal I ayat (4) Permenkeu 191 tahun 2015, dan/atau tidak
melengkapi dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) mengenai kelengkapan
dokumen, permohonan dianggap batal dan atas pembayaran Pajak Penghasilan yang telah
dilunasi diperlakukan sebagai pajak yang seharusnya tidak terutang.
 

ASET YANG DIAJUKAN


PERMOHONAN  
Penilaian kembali aset tetap
t etap perusahaan dilakukan terhadap:
1. seluru
seluruhh aset tetap b
berwuj
erwujud,
ud, te
termasu
rmasuk k tanah yang berst
berstatus
atus hhak
ak milik atau h
hak
ak
guna bangunan; atau
2. seluru
seluruhh aset tetap b
berwuj
erwujudud tid
tidak
ak ter
termasuk
masuk tanah yang : terlet
terletak
ak atau berad
beradaa di
Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.

Aset Tetap
Tetap Berwujud tersebut yang telah
t elah dilakukan penilaian kembali tidak dapat
dilakukan penilaian kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejak penilaian kembali aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No. 79/PMK.03/2008.
 

Pasal 1
Pasal 3 Permenkeu
Permenkeu No. 233/PMK.03/201
233/PMK.03/2015
No. 191/PMK.010/2015 5 mengatur mengenaiKembali
tentang Penilaian pengubahan
Aktiva Tetap
Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan pada
Tahun 2015 dan Tahun 2016 dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Penil
Penilaian
aian k
kembali
embali aktiva tetap d
dapat
apat d
dilakuk
ilakukan
an ter
terhadap
hadap sebag
sebagian
ian at
atau
au
seluruh aktiva tetap berwujud yang berada atau terletak di Indonesia,
dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak, yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu)
(sat u) tahun.
2. Aktiv
Aktivaa tetap yang telah dilakukan
dilakukan penila
penilaian
ian kembal
kembalii ber
berdasar
dasarkan
kan
Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.03/2015 tidak dapat
dilakukan penilaian kembali untuk tujuan perpajakan sebelum lewat
 jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva
tetap yang dilakukan berdasarkan Permenkeu No. 233/ PMK.03/2015.

Anda mungkin juga menyukai