BAB 6
KOMBINASI BISNIS
DAN REVALUASI
ASET
AS ET TET
TETAP
AP
AKUNTANSI
AKUNTANSI PAJAK PENG
PENGHASI
HASILAN
LAN A
AT
TAS
KOMBINASI BISNIS
Sesuai dengan PSAK 46 (Revisi 2010) tentang Pajak Penghasilan bahwa pihak
pengakuisisi mengakui dan mengukur aset atau liabilitas pajak tangguhan yang
timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi
bisnis sesuai PSAK 46 (Revisi 2010)
2010) tentang Pajak Penghasilan.
yang
timbul ada padahasil
sebagai tanggal akuisisi
akuisisi denganatau
PSAKyang
46
(Revisi 2010).
AKUNTANSI
AKUNTANSI PAJAK PENG
PENGHASI
HASILAN
LAN A
AT
TAS
KOMBINASI BISNIS
Dari sisi aturan dalam undang-undang pajak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyatakan bahwa nilai perolehan atau
pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambil-alihan usaha adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.
Pasal 4 ayat (1) huruf "d", menyebutkan keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, pengambil-alihan usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun, sebagai objek
Pajak Penghasilan. Hal tersebut terlihat sebagai objek yang dikenakan Pajak penghasilan yaitu keuntungan dari
merger. Dari sisi ketentuan pajak tentang penggabungan, peleburan, penukaran, dan pengambilalihan usaha,
pada prinsipnya menganut Fair value
value atau arm's length principl e dan metode yang digunakan yaitu metode
pembelian (purchase method).
met hod).
Tanggapan dari Wajib Pajak atas kebijakan pemajakan atas merger ini disebut dengan taxable
merger jelas
jelas sebagai beban usaha. Tetapi untuk mengurangi beban dimaksud Undang-Undang
PPh memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lain.
Penggabungan usaha (business combination) atau yang biasa dikenal dengan konsolidasi atau
merger merupakan salah satu bentuk tindakan restrukturisasi yang paling sering dipakai, dibanding
tindakan-tindakan yang lainnya. Beams dan Jusuf (1998:2-3) mengungkapkan bahwa ada beberapa
alasan yang muncul sehingga beberapa perusahaan mengambil tindakan untuk melakukan
penggabungan usaha yaitu :
a. Manfaat biaya (Cost Advantange). Acapkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh
fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan, terutama
pada keadaan inflasi.
b. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli
Membel i lini produk dan pasar y yang
ang telah didirikan
biasanya lebih besar risikonya
ri sikonya dibanding
dibandingkan
kan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya. Penggabungan usaha kurang
kuran g berisiko terutama ke
ketika
tika tujuannya adalah diversifikasi.
di versifikasi.
c. Penundaan Operasi Lebih Sedikit (Fewer Operating Delays). Fasilitas- fasilitas pabrik yang
diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi. Sedangkan
apabila membangun fasilitas perusahaan yang baru akan menimbulkan masalah yang baru
juga misalnya perlunya
perlu nya izin pemerintah.
d. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance Of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung
untuk mencegah pengambilalihan diantara mereka.
e. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan usaha
melibatkan
paten, penggabungan
hak atas datsumber
mineral, database daya tidakatau
abase pelanggan, berwujud
keahli maupun
keahlian berwujud.
an manajemen Akusisi
mungkin atas
adihak
menjadi
menj faktor
utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
biaya emisi saham yang dikeluarkan perusahaan pembeli. Disamping itu akan terjadi
perubahan kepemilikan.
Secara prinsip dasar akuntansi penggabungan usaha adalah mencatat kos yang
dikeluarkan oleh pemilik baru, sedangkan harga perolehan akuisisi pemilik baru
merupakan dasar penilaian dasar penilaian neto yang diperoleh dari perusahaan yang
dibeli. Selanjutnya yang diperoleh dalam penggabungan perusahaan tersebut adalah
besaran aset dan utang maka harga perolehan tersebut
tersebut memberikan dasar dalam
mengalokasikan nilai aset dan utang yang diperoleh. Dasar harga perolehan adalah
nilai pasar yang wajar (fair market values) dari aset, utang maupun saham yang
diterbitkan untuk membayar transaksi pada saat akuisisi.
Goodwill pada penggabungan usaha akan diakui jika masih ada selisih kos terhadap nilai
buku yang tidak teridentifikasi pada aset dan utang tertentu.
tertentu. Sementar
Sementaraa itu karena inc
income
ome hanya
akan diakui sesudah pembelian aset tersebut maka hanya pendapatan dan beban sesudah
akuisislah yang diatributkan pada penggabungan usaha. Pada bagian akhir biaya yang berkaitan
dengan penggabungan usaha akan diperlakukan sebagai bagian harga perolehan, sedangkan biaya
penerbitan saham akan mengurangi agio sa saham
ham
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aplikasi metode purchases yang digunakan dalam
penggabungan usaha. Aplikasi metode purcpurchases
hases pertam
pertamaa yang umum diketahui ada
adalah
lah dengan
cara mengakuisisi aset. Pada metode ini penggabungan usaha dilakukan dengan cara perusahaan
pembeli tetap melanjutkan
melanjutkan usaha sedangkan perperusahaan
usahaan yang dibeli dibubarkan dan berhenti
berhenti
beroperasi.
Metode kedua yang sering kita lihat adalah penggabungan usaha dengan cara membeli
seluruh saham perusahaan yang diakuisisi. Contoh penggabungan usahaus aha dengan metode pembelian
saham perusahaan tersebut adalah pembelian mayoritas PT Bogasari oleh PT Indofood, dan
pembelian HM Sampurna oleh Philip M Morris.
orris. Dalam kasus ini PT Bogasar
Bogasarii dan HM Sam
Sampurna
purna
menjadi satu divisi atau unit dari PT Indofood dan Phili Morris.
Metode ketiga dengan cara konsolidasi dan mengakuisisi aset atau saham kemudian
membuat perusahaan baru untuk menampung aset dan utang perusahaan dari perusahaan yang
digabung. Contoh dari metode ini di Indonesia adalah bergabungnya empat bank di Indonesia yaitu
Bank Bumi Daya BBD), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), Bank Export-Import (Bank Exim),
dan Bank Dagang Negara (BDN) menjadi Bank Mandiri.
Jika terdapat selisih antara jumlah yang dibukukan dengan sebagai modal saham yang diterbitkan
dengan jumlah modal saham yang diperoleh maka selisih ini harus disesuaikan terhadap ekuitas
atau modal sendiri. Biaya penggabungan dan biaya penerbitan saham diakui sebagai beban pada
periode saat terjadi
terjadi penggabungan usaha. penggabungan usaha ini. Jika tterdapat
erdapat selisih aantara
ntara
jumlah yang dibukukan dengan sebagai modal
modal saham yang diterbitkan
diterbitkan dengan jumlah modal
saham yang diperoleh maka selisih ini harus disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri.
Biaya penggabungan dan biaya penerbitan saham diakui sebagai beban pada periode saat terjadi
penggabungan usaha.
Contoh:
PT A dan PT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C. Nilai
Nil ai sisa
buku dan harga
harga pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebaga berikut.
Pada dasarnya, penilaian harta yang diserahkan oleh PT A dan PT B dalam rangka
peleburan menjadi PT C adalah harga pasar dari harta. Dengan demikian, PT A
mendapat keuntungan sebesar Rp100.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -
Rp200.000.000,00) dan PT B mendapat keuntungan sebesar Rp150.000.000,00
(Rp450.000.000,00 - Rp300.000.000,00). Sedangkan PT C membukukan semua harta
tersebut dengan jumlah Rp750.000.000,00 (Rp300.00
(Rp300.000.000,00
0.000,00 Rp450.000.000,00).
Pengaturan yang memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan nilai lain selain harga pasar
yaitu atas dasar nilai buku. Ketentuan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan,
atau Pemekaran Usaha. Ketentuan ini berlaku sejak tanggal 13 Maret 2008. Pokok-pokok aturan Menteri
b. Melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait.
2. Wajib
Wajib Pajak yang melakukan pemekara
pemekarann usaha yang
y ang dapat menggunakan nilai buku adalah:
a. Wajib PPajak
ajak yang be
belum
lum g
go
o public yang aakan
kan m
melak
elakukan
ukan pe
penawa
nawaran
ran um
umum
um pe
perdana
rdana (initial
initial
5.Penyusutan
Penyusutan atas harta yang diterima sebagaim
sebagaimana
ana dimaksud pada butir 4, dilakukan berdasarkan masa
manfaat yang tersisa sebagaimana tercantum dalam pembukuan
pembukuan pihak atau pihak-pihak yang
mengalihkan.
6.Pajak Penghasilan
Apabila merger atau pemekaran
pemekaran usaha dilakukan dalam tahun pajak berjalan, jumlah angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25 dari pihak-pihak yang menerima pengalihan tidak boleh lebih dari jumlah angsuran
yang wajib dibayar oleh pihak atau pihak-pihak yang mengalihkan. Sedangkan untuk pembayaran,
pemungutan, dan pemotongan Pajak
Pajak Penghasilan yang telah dil
dilakukan
akukan oleh pihak atau pihak- pihak yang
mengalihkan sebelum dilakukannya merger atau pemekaran
pemekaran usaha dapat dipindahbukukan menjadi
pembayaran, pemungutan,
pemungutan, atau pemotongan Pa Pajak
jak Penghasilan dari Wajib Pajak yang me menerima
nerima
pengalihan.
7. Penjualan harta
Bagi Wajib
Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha yang dapat menggunakan nilai buku, bila Wajib
Pajak yang menerima harta melakukan penjualan harta yang sebelumnya dimiliki W Wajib
ajib Pajak yang
mengalihkan harta sebelum melewati jangka waktu 2 tahun setelah tanggal efektif merger atau
pemekaran usaha.
usaha. W
Wajib
ajib Pajak ter
tersebut
sebut wajib menyam
menyampaikan
paikan pernyataan te tertulis
rtulis bahwa harta tersebut
layak dijual demi meningkatkan efisiensi perusahaan dan disertai
d isertai dengan bukti penduku
pendukung.
ng. T
Terhadap
erhadap
Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di bursa efek selambat-lambatnya jangka waktu I (satu) tahun
setelah memperoleh
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan pemekaran usaha dengan
menggunakan nilai buku harus telah mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal dalam rangka penawaran saham umum perdana (initial
(initial public offering ) dan pernyataan
pendaftaran telah
telah menjadi ef
efektif.
ektif.
REV
RE VAL
ALUA
UASI
SI A
ASE
SET
T TE
TETTAP
Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap
perusahaan. Hal ini dilakukan akibat adanya kenaikan nilai aset
tetap di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan.
Tujuan utama dari revaluasi aset adalah agar perusahaan dapat melakukan
Tujuan
penghitungan penghasilan
penghasilan dan biaya secara lebih wajar. Dengan
Dengan begitu, hasil
revaluasi aset bisa mencerminkan nilai dan kemampuan perusahaan yang
sebenarnya.
Aset yang dapat direvaluasi adalah aset tetap berwujud yang terletak
di Indonesia, serta dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.
Contohnya adalah aset properti. Y Yang
ang jelas, revaluasi aset harus
dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersebut.
Besaran revaluasi aset tetap terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat Final.
Adapun besaran tarif tersebut adalah:
1. 3% untuk
untuk p
permoh
ermohonan
onan sampa
sampaii dengan
dengan 31 Desember
Desember 2
2015
015 d
dan
an pen
penilaian
ilaian
2. kembali
untukselesai
4% untuk pe
permohpaling
onanlambat
rmohonan periodee31
period 1 Desember
Januari
Januari 20
20162016.
16 sam
sampai
pai den
dengan
gan 30 Juni 2
2016
016 dan
dan
penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.
3. 6% untuk
untuk pe
permoh
rmohonan
onan p
period
eriodee 1 Juli 2016
2016 ssampai
ampai dengan
dengan 31 Des
Desember
ember 2016
dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
Manfaat Revaluas
Revaluasii Aset Tetap
Tetap
1. Meringankan Kewajiban Perpajakan
Dengan seiring berjalannya waktu nilai aset bertambah, maka biaya penyusutan juga ikut
bertambah. Naiknya
Naiknya biaya penyusutan setelah rrevaluasi
evaluasi yang dibebankan dalam laporan keuangan
perusahaan dapat membantu
membantu mer
meringankan
ingankan kewajiban per
perpajakan
pajakan perusahaan pada tahun-tahun
selanjutnya.
2. Mengontrol Permodalan
Adanya revaluasi aset mampu membantu Anda mengontrol permodalan. Dengan begitu, rasio
utang terhadap ekuitas atau debt-to-equity ratio akan turun. Selaku nasabah, perusahaan non-bank
pun bisa meminjam lebih banyak dana dari bank. M Menariknya,
enariknya, keuntungan ini sejalan
sejalan dengan
manfaat yang akan didapatkan bank. Apabila modal meningkat, maka rasio kecukupan modal atau
Capital Adequacy
Adequacy Ratio juga ikut meningkat. Artinya, bank akan memiliki lebih banyak
kemampuan untuk mengucurkan dana kredit bagi perusahaan dan nasabah lainnya.
3. Menarik Minat Investor terhadap Perusahaan
Pada dasarnya, revaluasi aset dapat membantu meningkatkan performa keuangan perusahaan. Hal
ini tentu akan sangat berguna untuk menarik minat investor terhadap perusahaan Anda.
Anda. Berbekal
modal kuat, perusahaan Anda bisa menjaring dana dari penawaran saham atau penerbitan obligasi.
Kepercayaan
Kepercayaa n kreditur pun juga meningkat berkat dampat baik beberapa rasio keuangan perusahaan,
khususnya yang ditunjukkan oleh debt-to-assets ratio dan debt-to-equity ratio.
Selisih lebih penilaian kembali di atas nilai sisa buku fiskal semula dikenakan
Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen).
Apabila kondisi keuangan Wajib
Wajib Pajak tidak memungkinkan untuk
melunasi sekaligus Pajak Penghasilan yang terutang atas selisih lebih
penilaian kembali seperti telah dijelaskan sebelumnya, dapat mengajukan
permohonan pembayaran secara angsuran
angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan
sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (4) Undang- Undang Ketentuan Umum dan T Tata
ata
Cara Perpajakan.
Pada Pasal 9 ayat (4) dimaksud mengatur masalah kewenangan Direktur Jenderal
Pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak termasuklebih
yang terutang kekurangan pembayaran. Dalam hal
pembayaran.
dari Rp2.000.000.000.000,00 besarnya
(dua Pajak Penghasilan
triliun rupiah), Wajib
Wajib Pajak
dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran lebih dari 1 (satu) tahun
hingga paling lama 5 (lima) tahun
t ahun kepada Direktur Jenderal Pajak.
Besarnya angsuran tersebut ditetapkan secara prorata setiap tahun sesuai dengan
lamanya masa angsuran yang diatur:
DASAR
DASA R PENYUSUT
PENYUSUTAN
AN ASET TET
TETAP
AP
Dasar penyusutan fiskal dan sisa masa manfaat fiskal aset tetap perusahaan
untuk menghitung penyusutan dalam bagian tahun pajak sampai dengan bulan
sebelum bulan dilakukannya penilaian kembali adalah dasar penyusutan fiskal
dan sisa masa manfaat fiskal pada awal Tahun
Tahun Pajak yang bersangkutan dan
penyusutan fiskal dihitung secara prorata
prorata sesuai dengan banyaknya bulan dalam
bagian tahun pajak.
atau kebijakan
2. peng alihan asetpemerintah
pengalihan tetap atau
tetap perusa
perusahaan
haankeputusan
dalam rang pengadilan;
rangka
ka mem ataupersy
memenuhi
enuhi persyaratan
aratan
penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha usaha untuk tujuan perpajakan; atau
3. penar
penarikan
ikan aset
aset tetap
tetap perusaha
perusahaan
an dar
darii peng
penggunaa
gunaann kar
karena
ena me
mengalam
ngalamii keru
kerusakan
sakan
berat yang tidak dapat diperbaiki lagi.
buku
Final komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan
sebesar 10% Penghasilan
Aset Tetap
Tetap Berwujud tersebut yang telah
t elah dilakukan penilaian kembali tidak dapat
dilakukan penilaian kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung
sejak penilaian kembali aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No. 79/PMK.03/2008.
Pasal 1
Pasal 3 Permenkeu
Permenkeu No. 233/PMK.03/201
233/PMK.03/2015
No. 191/PMK.010/2015 5 mengatur mengenaiKembali
tentang Penilaian pengubahan
Aktiva Tetap
Tetap untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan yang Diajukan pada
Tahun 2015 dan Tahun 2016 dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Penil
Penilaian
aian k
kembali
embali aktiva tetap d
dapat
apat d
dilakuk
ilakukan
an ter
terhadap
hadap sebag
sebagian
ian at
atau
au
seluruh aktiva tetap berwujud yang berada atau terletak di Indonesia,
dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak, yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu)
(sat u) tahun.
2. Aktiv
Aktivaa tetap yang telah dilakukan
dilakukan penila
penilaian
ian kembal
kembalii ber
berdasar
dasarkan
kan
Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.03/2015 tidak dapat
dilakukan penilaian kembali untuk tujuan perpajakan sebelum lewat
jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva
tetap yang dilakukan berdasarkan Permenkeu No. 233/ PMK.03/2015.