Anda di halaman 1dari 10

0452F‐ Akuntansi Perpajakan

LECTURE NOTES

Laporan Keuangan Fiskal

Pertemuan ke-2

Maya Safira Dewi, SE.,Ak.,M.Si


mdewi@binus.edu
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan dapat menjelaskan perkiraan dalam laporan keuangan fiskal.

2. Peserta diharapkan menyusun Laporan Keuangan Fiskal.

OUTLINE MATERI :

1. Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal


2. Proses penyusunan Laporan Keuangan Fiskal
3. Hubungan antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

BAB II
LAPORAN KEUANGAN FISKAL

A. Perbedaan Laporan Keuangan Fiskal (Perpajakan) dan Laporan Keuangan


Komersial
No Laporan Keuangan Fiskal Laporan Keuangan Komersial

1. Perbedaan tujuan Laporan Keuangan

Bertujuan dalam penyusunan SPT. Berbeda dengan tujuan


Untuk mencapai tujuan pemungutan pajak penyusunan SPT, Laporan
yaitu revenue budgetary dan regulatory, Keuangan komersial umumnya
negara (administrasi pajak) lebih disusun untuk berbagai pemakai
berkepentingan terhadap satu atau beberapa yang terutama berkepentingan
unsur dalam laporan keuangan yang dengan kinerja ekonomi dan
dilampirkan dalam SPT. Unsur-unsur itu keadaaan financial perusahaan
meliputi : sebagaimana terpapar dalam
a) Laba tahun berjalan (untuk laporan itu.
penghitungan pajak penghasilan)
b) Distribusi laba (untuk penghitungan
pajak potongan pajak atas deviden)
c) Peredaran (untuk PPN dan PPnBM)
d) Pengeluaran untuk karyawan dan
pembelian jasa lain (untuk penghitungan
potongan pajak penghasilan)
2. Perbedaan Prinsip Akuntansi

a) Laporan fiskal kurang memberikan a) Pelaporan keuangan komersial


toleransi atau fleksibilitas pemilihan disusun berdasarkan konsep
standar. Ekualisasi (persamaan) pelakuan “kewajaran penyajian” dengan
kepada semua wajib pajak menghendaki implikasi manajemen dapat
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

adanya keseragaman dan simplifikasi mengambil suatu pertimbangan


penyelenggaraan dan pengaturan untuk (judgement) sepanjang batasan
keperluan penentuan basis pajak. toleransi prinsip Akuntansi.
Walaupun mengikuti prinsip Akuntansi,
assessment pajak bergantung pada
kebijakan dan putusan otoritas pajak
yang dapat mengesampingkan praktik
dan pemikiran profesi. Selebihnya,
ketentuan pajak yang terutama didesain
untuk kebijakan ekonomi dapat berakibat
pelaporan yang menyimpang dari konsep
“kewajaran penyajian” yang dianut oleh
laporan komersial

b) Penetapan beban dana pendapatan, b) Penetapan beban dana


Perpajakan mengakui prinsip yang sama pendapatan. Untuk
dengan komersial walaupun kadangkala komersial pengakuan
ada penyimpangan seperti : perlakuan penghasilan pada saat
pembayaran kenikmatan karyawan realisasi transaksi
sebagai beban pengurang penghasilan. pertukaran dan
pembebanan biaya atau
beban dalam masa yang
sama dengan pengakuan
penghasilan.

c) Konsistensi. Pelaporan fiskal juga c) Konsistensi. Untuk


menganut konsistensi, namun ketentuan mengevaluasi kinerja
perpajakan dapat menentukan lain. bisnis dari tahun ke tahun,
diperlukan penerapan suatu
metode Akuntansi secara
taat asas (dari tahun ke
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

tahun) kecuali terdapat


alasan dan bukti kuat untuk
melakukan penggantian
metode.

d) Konservatisme d) Konservatisme
Dalam kasus ini, administtrasi pajak Laporan keuangan
kurang tertarik pada estimasi dan komersial bersifat
penghitungan angka-angka yang konservatif terhadap
belum menjadi kenyataan, tetapi lebih sesuatu transaksi yang
cenderung menganut realitas belum menjadi suatu fakta.
(keadaan nyata) Dalam praktik Akuntansi,
sifat demikian
direalisasikan dengan
pembentukan penyisihan
atas risiko kerugian yang
mungkin akan diderita
(misalnya : penghapusan
piutang dan cadangan
kerugian)

e) Substansi mengungguli bentuk e) Substansi mengungguli


(substance over form) bentuk (substance over
Laporan keuangan fiskal mengikuti form)
pandangan yang lebih menitikberatkan Laporan keuangan
pada substansi (hakikat) ekonomis dari komersial mengikuti
pada bentuk formal tiap transaksi fakta pandangan yang lebih
bisnis. Namun kadangkala perpajakan menitikberatkan pada
(missal:leasing), kadangkala substansi (hakikat)
mengutamakan bentuk formal ekonomis daripada bentuk
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

dibandingkan dengan substansi formal tiap transaksi fakta


ekonominya. bisnis.

3. Prinsip dasar pemajakan dan doktrin pengakuan penghasilan dan beban


Dalam rangka simplifikasi administrasi perpajakan, ada beberapa doktrin dan aturan:

a) The Claim of right doctrine


Menyatakan bahwa penghasilan diakui, dilaporkan dan terutang pajak “claim of
right” atas income sudah diperoleh dan penghasilan dapat dimanfaatkan tanpa batas.
b) The Arrow Smith doctrine
Menyatakan bahwa pengeluaran atau beban yang terjadi dikemudian hari atas
penghasilan yang telah dilaporkan dimasa lalu, demi konsistensi perlakuan
dikategorikan selaras dengan kategori penghasilannya.
c) The Tax benefit rule
Menyatakan bahwa apabila suatu pengurang penghasilan kena pajak tahun lalu
mendapat pengurang kena pajak tahun lalu mendapat pengurang pada tahun yang
akan datang, pengurang tersebut dilaporkan sebagai penghasilan kena pajak pada
saat yang diperolehnya.

Ketiga doktrin tersebut menyederhanakan administrasi pajak karena tidak perlu


memperbaiki SPT masa lalu dan membongkar administrasi pajak. Hal ini sangat
efisien terutama masalah peradilan perpajakan yang membutuhkan waktu
berkepanjangan.
0452F‐ Akuntansi Perpajakkan

B Proses Pen
B. nyusunan Laporan
L Keuangan Fiskkal

Dokumen
mersial
Kom

Buku
Ju
urnal Dicocokkkan
Tambahan

Bukku Besar

Neraca Percobaaan

Laporan
n Keuangaan Rekonsiliasi LK Fiskal
Kom
mersial

C Hubungan
C. n Laporan Keuangan
K F
Fiskal dan Laporan
L Keeuangan Koomersial

Laporan Keuangan
K fisskal (yang dilampirkan
d p
pada SPT) dapat
d disusuun sebagai proses
p
penyesuaian atau
a rekonsiliasi ketentuuan perpajakan terhadap laporan keuuangan komeersial.
U
Untuk mengamankan daata historis,, atas penyyesuaian itu perlu diaddakan pencaatatan
teerhadap poss-pos yang menyebabka
m an perbedaaan sementara (timing difference)
d a
antara
ketentuan pajak dan staandar akuntansi keuanggan (misalnyya penyusutan. Implikassi ini
m
menyebabkan
n adanya “pembukuuan ganda”” terhadapp pos-pos tertentu yang
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

memungkinkan adanya perbedaan antara ketentuan perpajakan dan ketentuan fiskal.


Namun karena pembukuan itu dapat direkonsiliasi, secara yuridis fiskal “pembukuan
ganda “ itu dapat dipertimbangkan.

Di dalam pengisian SPT terdapat lembar pengisian pada kolom/bagian laporan keuangan
komersil, menandakan bahwa laporan keuangan fiskal didasarkan laporan keuangan
komersil terlebih dahulu.
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

SIMPULAN

Laporan Keuangan fiskal (yang dilampirkan pada SPT) dapat disusun sebagai
proses penyesuaian atau rekonsiliasi ketentuan perpajakan terhadap laporan keuangan
komersial. Untuk mengamankan data historis, atas penyesuaian itu perlu diadakan
pencatatan terhadap pos-pos yang menyebabkan perbedaan sementara (timing difference)
antara ketentuan pajak dan standar akuntansi keuangan (misalnya penyusutan).

Di dalam pengisian SPT terdapat lembar pengisian pada kolom/bagian laporan keuangan
komersil, menandakan bahwa laporan keuangan fiskal didasarkan laporan keuangan
komersil terlebih dahulu.
0452F‐ Akuntansi Perpajakan

DAFTAR PUSTAKA

1. Gunadi, (2009), Akuntansi Pajak , PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,


Bab III

2. http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-pembukuan-dan-pencatatan-bagi-wajib-
pajak

3. http://soepriyanta.blogspot.com/2008/04/risiko-salah-saji-akun-pajak-pada.html

4. UU Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai