LECTURE NOTES
Minggu 7
mdewi@binus.edu
0452F - Akuntansi Perpajakan
LEARNING OUTCOMES
OUTLINE MATERI :
A. PENGHASILAN
A.1. Pengertian Penghasilan
Ruang Lingkup
2. Barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang
yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau
tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.
5. Pendapatan berikut ini telah atau akan diatur dalam standar akuntansi keuangan
tersendiri sehingga tidak dibahas dalam Pernyataan ini:
0452F - Akuntansi Perpajakan
(a) perjanjian sewa guna usaha (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 30 tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha);
(b) dividen yang timbul dari investasi yang dipertanggungjawabkan menurut
metode ekuitas (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
13 tentang Akuntansi Untuk Investasi);
(c) kontrak asuransi dari perusahaan asuransi (untuk jenisasuransi kerugian,
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 tentang
Akuntansi Asuransi Kerugian);
(d) perubahan dalam nilai wajar dari aktiva dan kewajiban finansial atau
pelepasannya;
(e) perubahan dalam nilai aktiva lancar lain;
(f) pertumbuhan alami dari ternak dan hasil pertanian;
(g) hasil hutan (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 32
tentang Akuntansi Pengusahaan Hutan); dan
(h) ekstraksi hasil tambang (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
keuangan No. 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum).
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan Nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :
(a) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli
(b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang di jual.
(c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
(d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
(e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal.
0452F - Akuntansi Perpajakan
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara
andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan
acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode laporan. Hasil
transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi ini terpenuhi :
(a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
(b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir keentitas
(c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode laporan dapat
diukur secara andal; dan
(d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur secara andal
ditetapkan..
Kenaikan kemampuan ekonomis yang bukan merupakan objek pajak sebagai berikut :
(1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang
diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang
diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
(2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk
yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan,sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
(3) warisan;
(4) harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal;
(5) penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;
0452F - Akuntansi Perpajakan
(6) pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa;
(7) dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor;
(8) iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
(9) penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
(10) bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
(11) penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau
kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
a) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan; dan
b) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
(12) beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
(13) sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan,
yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
0452F - Akuntansi Perpajakan
Berdasarkan UU PPh pasal 11 Ayat (8) dan ayat (9), Pada dasarnya keuntungan
atau kerugian karena pengalihan harta dikenai pajak dalam tahun dilakukannya
pengalihan harta tersebut. Apabila harta tersebut dijual atau terbakar, maka
penerimaan neto dari penjualan harta tersebut, yaitu selisih antara harga
penjualan dan biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan penjualan tersebut dan
atau penggantian asuransinya, dibukukan sebagai penghasilan pada tahun
terjadinya penjualan atau tahun diterimanya penggantian asuransi, dan nilai sisa
buku dari harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dalam tahun pajak yang
bersangkutan. Dalam hal penggantian asuransi yang diterima jumlahnya baru
dapat diketahui dengan pasti pada masa kemudian, Wajib Pajak dapat
mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak agar jumlah sebesar
kerugian tersebut dapat dibebankan dalam tahun penggantian asuransi tersebut.
Penghasilan dari penjualan barang yang umumnya diakui pada saat terjadi
realisasi transaksi, yaitu penyerahan (hak kepemilikan barang) kepada pembeli :
untuk keperluan praktis administratif pada saat penerbitan faktur. Dalam
system perpajakan, penjualan barang selain mendatangkan penghasilan yang
akan dikenakan pajak penghasilan, transaksi penjualan itu juga merupakan
penyerahan barang kena pajak yang dapat dikenakan PPN. Tentang pembuatan
faktur pajak, ketentuan pajak mengatur waktu yang berbeda dengan praktek
komersial. Menurut ketentuan pajak, faktur harus dibuat selambatnya akhir
bulan setelah bulan terjadinya penyerahan (penjualan). Namun, apabila terjadi
0452F - Akuntansi Perpajakan
Keuangan;
d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
e. kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
g.biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h . piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan
utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus;
4) syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah; dan
m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
0452F - Akuntansi Perpajakan
b. Kompensasi Vertikal
Dalam kompensasi vertikal ini dilakukan yaitu dengan jalan Wajib Pajak
mengkompensasikan penghasilan suatu tahun pajak dengan kerugian tahun
sebelumnya. Undang-Undang Pajak Penghasilan menganut kompensasi
vertikal. Apabila penghasilan bruto dari Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap setelah dilakukan pengurangan-pengurangan sesuai
dengan pengeluaran-pengeluaran yang diperkenankan seperti di atas didapat
kerugian, maka kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan
penghasilan neto atau laba fiskal selama 5 (lima) tahun berturut-turut,
dimulai sejak tahun pajak berikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian
tersebut.
Contoh:
Pada tahun 2005, PT A menderita kerugian fiskal sebesar Rp 1.200.000.000,00.
Dalam 5 (lima) tahun berikutnya laba (rugi) fiskal PT A sebagai berikut:
2010 Laba fiskal Rp 200.000.000,00
2011 Rugifiskal Rp (300.000.000,00)
2012 Laba fiskal NIHIL
2013 Laba fiskal Rp 100.000.000,00
2014 Laba fiskal Rp 800.000.000,00
Kompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut:
* tidak ditambahkan
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA