Wawancara Direksi
Wawancara Direksi
PENGETAHUAN CPPDS
A Pengetahuan tentang kode etik kedokteran:
c. Clear (jelas)
RM sebagai sarana komunikasi
4. Sumpah dokter
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan
bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
keprofesian saya.
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat.
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam
menunaikan kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya
5. Surat tanda registrasi (STR) dan surat tanda registrasi peserta didik (STR-P)
--> STR bukti tertulis yang diberikan oleh KKI kepada dokter yang telah diregistrasi
o UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Registrasi Dokter / Dokgi)
o Pasal 29
1. Setiap dr / drg wajib memiliki STR
2. STR diterbitkan oleh KKI
3. Untuk memperoleh STR harus memenuhi persyaratan :
a. Memiliki ijazah dr / dr. Sp / drg / drg. Sp
b. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan janji / sumpah dr /drg
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. Memiliki sertifikat kompetensi
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika pro
fesi
4. STR berlaku selama 5 tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 tahun sekali
--> STR-P
1. Surat Keterangan Tanda Kependudukan (KTP)
2. Surat Tanda Registrasi (STR) lama.
3. Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium terkait
dan dilegalisir asli oleh pejabat yang berwenang di kolegium
tersebut, yang masa berlakunya masih
5 tahun. (tidak melebihi dari 6 (enam) bulan sejak tanggal dan
tahun penetapan Sertifikat Kompetensi diterbitkan).
4.Surat Pernyataan tidak menggunakan STR dokter/dokter gigi
untuk berpraktik setelah diterbitkan STR PPDS/PPDGS (setelah
STR PPDS/PPDGS diterbitkan maka otomatis STR dokter/dokter
gigi dinyatakan tidak berlaku lagi).
5. Surat Keterangan Sehat Fisik dan Mental yang dibuat oleh dokter
yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dengan mencantumkan
nomor SIP dokter yang memeriksa (Sesuai Perkonsil No.9 Tahun
2012).
6. Sertifikat Kompetensi (dokter / dokter gigi) yang masih berlaku,
bukan yang pendidikan spesialisnya.
7. Pas Foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm (tampak depan dan
latar belakang berwarna merah).
8. Fotokopi Surat Keputusan penetapan atau dokumen perjanjian
antara instansi pemberi bantuan dana pendidikan dengan
Institusi pendidikan penyelengaraan PPDS/PPDGS. (Bagi peserta
PPDS/PPDGS yang menerima bantuan dana pendidikan).
9. Surat Rekomendasi dari Kolegium terkait (Kolegium Pendidikan
Spesialis).
10. Surat pengumuman penerimaan peserta PPDS/PPDGS dari
institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, yang
ditandatangani Dekan atau Rektor.
6. Surat izin praktek (SIP) dan Surat izin praktek peserta didik
(SIP-P)
SIPbukti tertulis yg diberikan DINKES kab/kota kpd dr/drg yg telah me
menuhi persyaratan utk menjalankan praktik
o Permenkes RI No. 512 / MENKES/ PER/ IV/ 2007 tentang Izin Praktik &
Pelaksanaan Praktik Kedokteran
SIP-P --> SIP bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)
atau peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS)
berupa SIP dokter atau SIP dokter gigi dengan kewenangan sesuai
kompetensi yang ditetapkan oleh Ketua Program Studi (KPS)-->
Permenkes Nomor 2052 Tahun 2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran, Pasal 3 ayat 3
PESERTA PPDS :
1. Dokter peserta PPDS adalah dokter WNI yang telah memiliki STR yang
masih berlaku atau dokter WNA yang telah memiliki STR Bersyarat yang
masih berlaku; dan mengikuti program pendidikan dokter spesialis dalam
bidang spesialis tertentu di Institusi Pendidikan Kedokteran di indonesia
2. Selama mengikuti PPDS, status peserta didik adalah tetap dokter dan bukan
dokter spesialis, meskipun dokter ybs telah memperoleh peningkatan
kompetensi di bidang spesialis sesuai tahap pendidikan
3. Peningkatan kompetensi dokter peserta PPDS dinyatakan dalam Surat
Keterangan tentang Kompetensi Tambahan yang telah diperoleh dalam tingkat
magang dan tingkat mandiri : a. diterbitkan oleh KPS bagi dokter peserta
PPDS yang telah melakukan kegiatan pelayanan kesehatan spesialistik, atas
nama Ketua Kolegium Spesialis terkait b. diterbitkan secara berkala setiap ada
peningkatan kompetensi dalam tahap pendidikan c. digunakan sebagai
lampiran permohonan SIP Kolektif dan/atau dalam keadaan dibutuhkan untuk
penugasan peserta PPDS ke daerah.
Patient safety:
Suatu sistem yg membuat asuhan pasien di RS menjadi lebih aman,
dengan cara mencegah terjadinya cidera yang diakibatkan oleh suatu
tindakan (commission) atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan (omission)
Tujuan:
1. Tercipta budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatkan akuntabilitas (tanggung jawab) RS terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunkan KTD di RS
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.