Anda di halaman 1dari 85

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PELATIHAN PENGAWASAN KONSTRUKSI SPAM

PENGENDALIAN SUPERVISI KONSTRUKSI


SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Dr. Ir. Tri Joko, M.Si
Balai Diklat Kementerian PUPR Wilayah VIII - Makassar
Online : 5 Agustus 2021
2
PROFIL PENGAJAR

Dr. Ir. Tri Joko, M.Si Riwayat Pekerjaan


1. PDAM Kota Semarang 1989-1993
Tegal, 21 April 1964 2. Univ Diponegoro – 1994 – sekarang
Bidang Pekerjaan
Riwayat Pendidikan 1. Perencanaan Teknis SPAM
1. S1 Tek Lingkungan ITB 2. Perencanaan Teknis Air Limbah
2. S2 Tek Lingkungan UNHAS 3. Perencanaan Teknis Sampah
3. S3 Ilmu Lingkungan UNDIP 4. Tutor Pelatihan SPAM + Sanitasi
5. Asesor Kompetensi BNSP
3

DAFTAR
ISI
01 02
STANDAR KOMPETENSI
KOMPENTENSI LULUSAN DASAR

03 04
INDIKATOR OUTLINE
KEBERHASILAN MATERI
| 01. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4
PELATIHAN PENGAWASAN KONSTRUKSI SPAM

Peserta mampu memahami prinsip-prinsip


pengawasan dan pengendalian pembangunan
SPAM dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
pembangunan SPAM

Kompetensi :
K-4 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya (Level 1)
K-10 Pengawasan dan Pengendalian
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
(Level 1)
| 02. KOMPETENSI DASAR 5
PELATIHAN PENGAWASAN KONSTRUKSI SPAM

Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta pelatihan
diharapkan mampu memahami peraturan perundang-undangan
dan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian konstruksi SPAM, juga mampu mengidentifikasi
kebutuhan dan menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian konstruksi SPAM.
| 03. INDIKATOR KEBERHASILAN 6

PELATIHAN PENGAWASAN KONSTRUKSI SPAM

1. Menjelaskan peraturan-peraturan yang menyangkut jaminan mutu


dan kegagalan bangunan.
2. Menjelaskan dasar-dasar manajemen dan pelaksanaan proyek.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip pengawasan bagi pengawas lapangan.
4. Menjelaskan cara pengawasan pekerjaan pemasangan pipa dan
sumur bor
5. Menjelaskan prosedur yang harus dilakukan jika terjadi produk yang
tidak sesuai dengan persyaratan
6. Menjelaskan prosedur tindak lanjut jika dijumpai kesalahan produk
7. Membuat lkurva ”S” sebagai alat pengendalian pelaksanaan proyek.
8. Menjelaskan petunjuk teknis kerja.
9. Membuat contoh Rencana Mutu proyek.
10.Menjelaskan dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja.
04. OUTLINE MATERI
1. Manajemen Konstruksi SPAM
2. Pelaksanaan Konstruksi SPAM
3. Rencana Mutu Kontrak
4. Prosedur Pengendalian Cacat
5. Prosedur Aksi Koreksi
6. Petunjuk Teknis Kerja
7. Prosedur Pengawasan bagi Pengawas Lapangan
8. Membuat Kurva S
9. Pengawasan Pemasangan Pipa
10. Pengawasan Pekerjaan Sumur Bor
11. Administrasi Teknik Konstruksi SPAM
12. Penyusunan Laporan dan Berita Acara
13. Pengawasan Melekat
14. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU 11 Tahun 2020 Cipta Kerja, Pasal 5 Ayat 3b.
menyelenggarakan pengawasan penerapan
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan
pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha
Jasa Konstruksi

DASAR REGULASI

PP 14 Tahun 2021 Perubahan PP 22 Tahun


2020 ttg PerPenyelengg UU Jakon , pasal 84
dan 84E : Pelaksanaan Teknis Konstruksi
Berkelanjutan
| UPDATE REGULASI JASA KONSTRUKSI 9

1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 22 TAHUN 2O2O TENTANG PERATURAN


PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OI7 TENTANG JASA KONSTRUKSI
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2O21 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERTNTAH NOMOR 22 TAHUN 2O2O TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG
UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2OL7 TENTANG JASA KONSTRUKSI
3. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR
14 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MELALUI
PENYEDIA
4. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1
TAHUN 2020 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
TERINTEGRASI RANCANG BANGUN MELALUI PENYEDIA
5. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR
10 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
6. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
TANTANGAN PENYELENGGARAAN SPAM
NRW

NRW

NRW
IPAL

plan
NRW
continual
action improve do NRW
ment

check

NSPK SPAM
PP 122/2015 Sistem Penyediaan Air MInum PerMenKes 492/2010 Standar Kualitas Air Minum PerMenPUPR PerMen ESDM
PP 22/2021 Penyelengg.PPLH PerMenPUPR 27/2016 Penyelenggaraan SPAM 12/2013 13/2012

PP 54/2017 Badan Usaha Milik Daerah PerMenPUPR 29/2018 SPM Bid PUPR
PP 2/2018 Standar Pelayanan Minimal PerMenPUPR 15/2018 Kompetensi SDM Pengel. SPAM
PerPres18/2020 tentang RPJMN 2020-2024 PerMenPUPR 04/2020 POS Pengelolaan SPAM
PP 122/2015
PELAKSANAAN PERENCANAAN PerMenPUPR 27/2016
Peningkatan Pembangunan Baru
Pembangunan Baru Penyusunan Studi Kelayakan; dan
1. Pengadaan; 1. Pengadaan; Penyusunan Rencana Teknis
2. Pembangunan; 2. Pembangunan; Peningkatan Perluasan Terinci
3. Manajemen mutu; dan 3. Manajemen mutu; dan
4. Pemanfaatan.
4. Pemanfaatan. Perluasan Penyusunan Studi
Kelayakan; dan Penyusunan Studi
1. Pengadaan;
Penyusunan Rencana Kelayakan; dan
2. Pembangunan; Teknis Terinci Penyusunan Rencana
Ruang Lingkup : 3. Manajemen mutu; dan Teknis Terinci
1.Unit Air Baku 4. Pemanfaatan.
2.Unit Produksi PENGEMBANGAN
3.Unit Distribusi
Pembangunan Baru
SPAM JP
4.Unit Pelayanan Peningkatan
Peningkatan
Evaluasi teknis; dan Pembangunan
1. Pendataan kinerja; dan
Evaluasi pelayanan Air 2. Pengawasan dan
Baru
Minum. Evaluasi teknis; dan pengendalian kualitas
kuantitas, dan kontinuitas. 1. Pendataan kinerja; dan
Evaluasi pelayanan Air 2. Pengawasan dan pengendalian
Perluasan Minum. Perluasan
kualitas kuantitas, dan kontinuitas.

Evaluasi teknis; dan 1. Pendataan kinerja; dan


Evaluasi pelayanan Air Minum. 2. Pengawasan dan pengendalian kualitas
kuantitas, dan kontinuitas.

EVALUASI PEMANTAUAN
4.1 MANAJEMEN KONSTRUKSI SPAM

PENGAWASAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN (PLANNING, ORGANIZING, ACTUATING,
CONTROLLING).

Perlu diperhatikan:
• Sistem Mutu Konstruksi SPAM
• Sistem Pencapaian Mutu Pihak Kontraktor sebagai pelaksana harus
SISTEM MUTU
• Pengadaan Jasa membuat Rencana Mutu Kontrak
• Tinjauan Kontrak
• Dibuat oleh kontraktor yang menang dan
ditunjuk
• Disetujui/disahkan oleh pengguna jasa.
• Sebagai alat kendali bagi pelaksana dan
pengawas.
12
Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian Mutu (Quality Control)


melalui inspeksi produk akhir, sulit
menghindari terbuangnya bahan,
waktu, dana dan tenaga karena
adanya produk yang ditolak.
Masukan Proses Keluaran
(Input) Produksi (Output)

Quality Control Pada prakteknya masih ditemui produk


Quality Control Diserahkan yang tidak memenuhi syarat tetapi
Perbaiki
tidak ditolak.
Dibuang

Tolak

13
Program Jaminan Mutu (Quality Assurance)

Pengendalian
Kualitas
Quality Assurance

Masukan Proses Keluaran


(Input) Produksi (Output)

menekankan pada pengelolaan seluruh elemen dan tahap kegiatan (perencanaan,


pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan, pemanfaatan) yang berkaitan dengan mutu
produk, sehingga dapat mencegah terjadinya produk yang tidak memenuhi syarat.
14
4.2 PELAKSANAAN KONSTRUKSI SPAM

Oleh karenanya pada saat


pelaksanaan konstruksi SPAM harus
diperhatikan:
• Pengendalian Proses
• Inspeksi Dan Test
• Peningkatan Terus Menerus
• Tindakan Korektif dan Pencegahan
• Pengendalian Rekaman Mutu
Tahap yang sangat menentukan hasil • Tinjauan Manajemen
pembangunan konstruksi SPAM. Sebaik
apapun perencanaan suatu konstruksi
SPAM, jika pelaksanaannya tidak
memenuhi persyaratan teknis, maka
dapat dipastikan hasil akhirnya tidak
akan dapat mencapai umur teknis yang
telah ditetapkan. 15
PENGENDALIAN PROSES PENYUSUNAN RENCANA MUTU KONSTRUKSI SPAM
IDENTITAS KONSTRUKSI SPAM
• Menyebutkan nama konstruksi SPAM, lokasi konstruksi SPAM, sumber dana, besaran dana, nama penanggung jawab konstruksi
SPAM.
STRUKTUR ORGANISASI KONSTRUKSI SPAM
• Dilengkapi dengan uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing unit organisasi. Sehingga dapat dengan cepat dan tepat
meminta pertanggungjawaban kepada unit organisasi jika terjadi permasalahan.
BAGAN ALIR KEGIATAN POKOK
• Memuat alur perjalanan sebuah pekerjaan dari awal sampai akhir. Seorang pelaksana pekerjaan harus dapat menyusun bagan alir
untuk mengetahui sampai dimana pemahaman pelaksana terhadap urutan pelaksanaan pekerjaan. Sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
JADWAL PELAKSANAAN
• Digambarkan secara jelas urutan kegiatan dan mengidentifikasi katergantungan kegiatan yang satu dengan lainnya. Sehingga dapat
diperoleh lintasan kritis yang akan terjadi. Jika seorang pelaksana dapat mengidentifikasi lintasan kritis dalam kegiatan sebuah
konstruksi SPAM, maka dapat diambil langkah-langkah strategis supaya tidak terjadi keterlambatan sebuah konstruksi SPAM.
METODE PELAKSANAAN
• Memberikan gambaran tentang bagaimana cara seorang pelaksana akan melaksanakan pekerjaan tahap demi tahap.
RENCANA INSPEKSI DAN TEST.
DAFTAR ALAT YANG DIPERGUNAKAN
• Meliputi semua peralatan utama dan penunjang untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan.
CHECK LIST,
• Daftar simak yang dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan yang dikerjakan. Dengan check list
diharapkan tidak pekerjaan yang tertinggal 16
INSPEKSI DAN TEST
Petugas yang bertanggung jawab terhadap
pengendalian mutu harus mengadakan inspeksi
Pengukuran, pemeriksaan, pengujian dengan dan test secara intensif, sehingga kontraktor
membandingkan hasil dengan persyaratan terlebih dahulu akan mengadakan :
yang ditentukan agar dapat menetapkan
apakah kesesuaian dicapai untuk masing-
masing karakteristik.

Inspeksi dan test dilaksanakan oleh


kontraktor dan diharapkan hasil pekerjaan
yang dikerjakan dapat memenuhi spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan.
1. Kegiatan inspeksi terhadap
material/rangkaian kegiatan pelaksanaan.

Rangkaian kegiatan pelaksanaan, sering 2. Melaksanakan inspeksi dan test terhadap


terjadi saat serah terima hasil pekerjaan hasil kerja sebelum diserahterimakan kepada
tidak memenuhi syarat/tidak sesuai dengan kepala satuan kerja.
spesifikasi teknis, sehingga perlu diadakan
inspeksi dan test.
17
INSPEKSI DAN TEST

Pengujian Laboratorium :
INSPEKSI 1. Kontraktor mengetahui apa
saja yang harus dilakukan
• Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan dengan pengujian.
mempergunakan check list, 2. Mengetahui laboratorium yang
• Pemeriksaan contoh bahan, disetujui oleh Direksi.
• Membandingkan pelaksanaan dengan spesifikasi 3. Cara pengujian yang akan
teknis dilaksanakan.

Pengujian Lapangan :
1. Mengecek jenis dan alat
TEST pengujian
2. Mempersiapkan pedoman
• Uji kualitas,
pengujian
• Hydrostatic test, 3. Mengetahui mutu di lapangan
• Uji aliran pada jaringan pipa,
• Test kubus beton.

18
PENINGKATAN TERUS MENERUS

• Mengukur karakteristik mutu setiap jenis pekerjaan.


• Membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria penerimaan.
• Mengambil tindakan peningkatan apabila ditemukan ada perbedaan
antara kinerja aktual dan standar.
• Apabila ditemukan ketidaksesuaian produk, harus diambil tindakan
peningkatan :
• Dikerjakan ulang sesuai kriteria penerimaan (rework)
• Diterima dengan perbaikan (repair)
• Ditolak atau dibuang (reject)

TINDAKAN PENCEGAHAN DAN KOREKTIF

• Menganalisa permasalahan Tindakan korektif adalah tindakan


• Menghilangkan penyebab masalah yang dilakukan setelah mengetahui
• Menyusun langkah-langkah pencegahan terjadinya ketidaksesuaian produk.
• Menyusun langkah-langkah produktif untuk tindakan pencegahan Misalnya dari hasil pengujian
tersebut hidrostatic dijumpai di beberapa
tempat terjadi kebocoran pipa.

19
Mengidentifikasi kebocoran,
misalnya pada pengujian Menganalisa penyebab
hidrostatic test pipa kebocoran à kebocoran
sepanjang 400 m terdapat pada sambungan pipa atau
kebocoran di 7 tempat yang badan pipa.
berbeda.

Kemungkinan kesalahan adalah


pada waktu penyambungan pipa
atau rubber ring tidak sesuai
dengan pipa yang dipasang. Jika
kebocoran terjadi pada badan Membuat kesimpulan
pipa, kemungkinan kesalahan Melakukan tindakan
dengan mencari akar
adalah pada pengadaan pipa yang perbaikan à membongkar
tidak memenuhi persyaratan yang permasalahan à jika
kembali di titik-titik
ditentukan. Atau pemasangan kebocoran terjadi pada
kebocoran dan memperbaiki.
pipa tidak memenuhi kedalaman sambungan
yang disyaratkan, sehingga
dengan beban dari luar badan
pipa mengalami kerusakan.
20
TINJAUAN MANAJEMEN
Penerapan

Penyusunan/Revisi Ketidaksesuaian Sistem/


Dokumen Mutu Hasil
Keluhan

Tinjauan Tindakan Koreksi &


Manajemen Pencegahan

Agenda dan materi Tinjauan Manajemen Setiap masalah yang dibahas Masalah yang tidak
Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Kepala dalam Tinjauan Manajemen dapat diselesaikan
diprakarsai oleh Bagian Satuan Kerja. diputuskan oleh Kepala disampaikan dalam
Jaminan Mutu Satuan Kerja sesuai Rapat Tinjauan
Konstruksi SPAM tingkatannya dan ditetapkan Manajemen tingkat di
(Quality Assurance). pernanggung -jawabnya. atasnya.

21
PENYERAHAN PEKERJAAN
Jika terdapat pekerjaan yang
Kontraktor mengajukan Pemeriksaan bersama antara
belum selesai dilaksanakan,
permohonan peninjauan kontraktor dan tim penerimaan
Dilaksanakan menjelang sedangkan batas akhir kontrak
lapangan, bahwa seluruh pekerjaan. Setelah dilakukan
berakhirnya jangka waktu telah berakhir, maka sanksi
kontrak. volume yang tercantum dalam pemeriksaan bersama (mutual
keterlambatan dapat dikenakan
kontrak telah dikerjakan secara check 100%) dibuat berita acara
kepada kontraktor yang
keseluruhan. serah terima pertama.
bersangkutan.

Setelah batas waktu masa Jangka waktu masa


Setelah pekerjaan Pada umumnya setelah
pemeliharaan berakhir dan pemeliharaan ditentukan dalam
diserahterimakan pada tahap penyerahan pertama,
tidak ada pekerjaan yang kontrak dan sudah disepakati
pertama, kontraktor masih kontraktor belum dapat
dinyatakan rusak, untuk yang oleh kedua belah pihak. Biaya
mempunyai kewajiban menerima pembayaran 100%,
kedua kalinya pekerjaan yang dikeluarkan untuk
melakukan pemeliharaan jika karena dana sebesar 5% masih
diserahterimakan. Pada saat pekerjaan pemeliharaan
terjadi kerusakan pada masa ditahan oleh pihak konstruksi
serah terima diterbitkan berita sepenuhnya menjadi tanggung
pemeliharaan. SPAM (retensi).
acara serah terima kedua. jawab kontraktor.

Dengan telah
ditandatanganinya berita acara Beban operasi dan
serah terima ini tanggung jawab pemeliharaan sepenuhnya
telah berpindah dari kontraktor menjadi tanggung jawab
kepada pemilik konstruksi pemilik konstruksi SPAM.
SPAM.
22
4.3 RENCANA MUTU KONTRAK

Untuk menerapkan lingkup prosedur 1.INFORMASI PROYEK


Nama Satuan Kerja : .........................................................................
jaminan mutu dan tujuan mutu kontrak Nomor Kode Satker : .........................................................................
serta hal-hal khusus lainnya yang timbul Propinsi : .........................................................................
dalam proses pelaksanaan. Departemen : .........................................................................
Unit Organisasi : .........................................................................
Nama Kepala Satker : .........................................................................
Alamat : .........................................................................

2. IDENTITAS PROYEK
Lokasi Proyek : .........................................................................
Konsultan Perencana : ........................................................................
Tujuan rencana mutu kontrak ini untuk Konsultan Pengawas : ........................................................................
menentukan arah pengendalian proses Sumber Dana : ........................................................................
produksi sehingga dapat diharapkan Nilai Kontrak : .......................................................................
memperoleh produk yang bermutu sesuai Nomor Kontrak : .......................................................................
perencanaan. Tanggal Kontrak : .......................................................................
Waktu Pelaksanaan : .......................................................................
Waktu Pemeliharaan : .......................................................................

3.DESKRIPSI PROYEK
Volume Pekerjaan yang Dilaksanakan
Pemasangan pipa Ø 150 mm : 1.576 meter
Pedoman ini diterapkan dalam proses Pemasangan pipa Ø 100 mm : 4.325 meter
pelaksanaan pekerjaan untuk memantau Pengadaan accessories : 15 bh
dan menilai spesifikasi teknis kontrak, Pemasangan accessories : 15 bh
sehingga dimungkinkan adanya prosedur Pembuatan Jembatan Pipa Ø 150 mm – 15 m : 1 unit
Pembuatan Ground Reservoir 100 m3 : 1 unit
tambahan untuk mendukung rencana mutu 23
STRUKTUR ORGANISASI & URAIAN TUGAS
Direktur

Quality
Controller
Site Manager

Asisten Asisten Asisten


Pelaksanaan Logistik Adm.Teknik

Pelaksana

Mandor

Pekerja 24
STRUKTUR ORGANISASI & URAIAN TUGAS

Direktur

• Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan.

Site Manager

• Menyiapkan program pelaksanaan pekerjaan


• Bersama Pengawas mengadakan koordinasi dengan Dinas terkait.
• Membuat usulan jadual pelaksanaan pekerjaan
• Melaksanakan pengecekan terhadap pelaksanaan pengukuran
• Mengadakan pengukuran dan perhitungan MC 0% dan 100% bersama Direksi
• Mengendalikan tercapainya target kualitas dan kuantitas per 15 (lima belas) harian serta mengevaluasi hasil pelaksanaan per
15 (lima belas) harian guna mencapai tertib administrasi lapangan dan mekanisme pelaporan.
• Mengecek kembali terhadap usulan tertulis yang dibuat pelaksana seperti yang tercantum di form check list sesuai dengan
wewenang permintaan ijin.
• Melaporkan kepada Direksi apabila terdapat perbedaan antara gambar dan situasi lapangan
• Mengkoordinasikan pembuatan as built drawing.
• Membuat dan menyampaikan laporan tentang masalah-masalah yang menyangkut pihak ketiga yang menyebabkan
terganggunya penyelesaian proyek sehingga bisa menyebabkan rasa kurang simpatinya masyarakat dengan adanya
pelakasnaan pekerjaan.
• Melaksanakan tugas lainnya atas perintah pimpinan.
• Membuat laporan hasil audit ke pimpinan dan Tim Audit Jaminan Mutu
25
STRUKTUR ORGANISASI & URAIAN TUGAS
Pelaksana
Asisten Pelaksanaan Administrasi Teknik
• Bersama Direksi Lapangan mempersiapkan keperluan
sarana administrasi lapangan • Membantu Pelaksana melaksanakan • Melaksanakan pekerjaan administrasi
• Bersama Site Manager dan Asisten Pelaksanaan kegiatan di lapangan proyek dan administrasi teknik
memperlajari gambar kerja, rencana kerja dan syarat- • Melaksanakan pekerjaan yang • Melaksanakan tugas-tugas lain atas
syarat teknis yang dilanjutkan dengan orientasi diperintahkan atasannya perintah pimpinan
lapangan. • Menyiapkan bahan untuk keperluan di • Pengawas Mutu (Quality Controller)
• Bersama Direksi Lapangan memantapkan rancangan lapangan dan administrasi atas • Melaksanakan kontrol atas pekerjaan di
dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Manager permintaan Site Manager lapangan secara berkala
yang disetujui oleh Direksi. • Melaksanakan audit atas hasil
• Membuat titik tetap dan as bangunan pelaksanaan pekerjaan
• Menyelenggarakan pengukuran • Melakukan inspeksi, test dan check atas
• Bersama Direksi Lapangan melaksanakan perhitungan pekerjaan
volume
• Memberikan petunjuk, pengarahan dan pertimbangan
pada mandor
• Mencatat setiap langkah kerja sejak awal
• Bersama Direksi Lapangan membuat laporan hasil
kemajuan pekerjaan dan kondisi pelaksanaan setiap 15
harian
• Memeriksa kesiapan pelaksanaan untuk memulai
pekerjaan
• Memberikan masukan kepada Direksi yang berguna
untuk meningkatkan kesempurnaan hasil pelaksanaan.
• Melaksanakan pengambilan foto-foto
• Menyelenggarakan pertemuan harian dengan mandor
• Mengadakan pemeriksaan kuantitas dan kualitas
pekerjaan 26
• Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah pimpinan
RENCANA MUTU

BAGAN ALIR PELAKSANAAN


JADWAL PELAKSANAAN
DAFTAR STANDAR PROSEDUR, STANDAR DISAIN
DAN INSTRUKSI KERJA METODE PELAKSANAAN

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS KRITERIA PENERIMAAN


• Mobilisasi
RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN
• Terase Pemasangan Pipa
• Penggalian dan Persiapan Parit untuk Pemasangan Pipa
• Pemasangan Pipa DAFTAR MONITORING KERJA
• Penyambungan Pipa
• Perlintasan Sungai DAFTAR PERALATAN
• Perlintasan Kereta Api
• Pengurugan
CHECK LIST
• Pengetesan Pipa
• Pengurasan Pipa
• Disinfeksi AUDIT MUTU PEKERJAAN
• Bekisting dan Tulangan
• Beton
27
4.4 PENGENDALIAN PEKERJAAN CACAT

TUJUAN
TUGAS POKOK PENGAWAS
LAPANGAN

• Menjamin keandalan jalannya pelaksanaan


pekerjaan.
• Melakukan Verifikasi/ penerimaan/ • Memisahkan material yang tidak memenuhi
persyaratan sepsifikasi teknis.
penolakan material/ barang saat datang.
• Mencegah lolosnya produk yang cacat untuk
• Melakukan verifikasi/ penerimaan/ tidak diserahterimakan pada konstruksi SPAM.
penolakan produk jadi/ produk belum • Mengkaji ulang material atau produk yang
jadi. cacat.
• Penyusunan laporan harian melalui
daftar simak.
• Melakukan langkah awal prosedur aksi
koreksi melalui laporan hariannya
tentang kaji ulang aksi koreksi.
28
PROSEDUR PENGENDALIAN PEKERJAAN CACAT
MATERIAL/BAHAN
• Pengawas Lapangan /Konsultan Supervisi (jika ada) melakukan test/identifikasi
atas material/bahan pada setiap kedatangan termasuk gambar kerja yang dibuat
oleh Kontraktor, menggunakan Daftar Simak.
• Jika hasil cek sesuai dengan Daftar Simak, maka material/ bahan dapat diterima
dan sesuai.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka material/ bahan harus
ditolak dan dipisahkan untuk menjaga agar material yang cacat tersebut tidak
digunakan baik sengaja maupun tidak sengaja.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka material/bahan harus
ditolak, tetapi jika Kontraktor mengisyaratkan ketidakmampuannya untuk
memenuhi Daftar Simak (contoh : material tidak ada di pasaran, misalnya dalam
Daftar Simak harus menggunakan kayu ulin, tetapi kayu ulin sudah tidak ada di
pasaran), maka material yang cacat tersebut harus dipisahkan lebih dahulu.
• Pengawas Lapangan segera membuat usulan tertulis
• Perlunya Kaji Ulang Aksi Koreksi perihal cacat material tersebut dan dalam waktu 1
x 24 jam Kaji Ulang Aksi Koreksi harus sudah diterima atasan langsungnya (awal
dari bergulirnya Prosedur Aksi Koreksi)
• Material yang cacat tersebut di atas dan telah dipisahkan lebih dahulu, harus
menunggu keputusan lebih lanjut melalui Prosedur Aksi Koreksi.
29
PROSEDUR PENGENDALIAN PEKERJAAN CACAT

PRODUK PEKERJAAN/KONSTRUKSI

• Pengawas Lapangan /Konsultan Supervisi (jika ada) melakukan test/identifikasi


atas produk pekerjaan konstruksi yang sudah jadi maupun yang belum jadi,
menggunakan Daftar Simak.
• Jika hasil cek sesuai dengan Daftar Simak, maka produk pekerjaan konstruksi
dapat diterima dan sesuai.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka produk pekerjaan
konstruksi harus ditolak dan diminta untuk diperbaiki sesuai dengan Daftar
Simak/gambar dan dapat diterima.
• Jika hasil cek tidak sesuai dengan Daftar Simak, maka hasil pekerjaan
konstruksi harus ditolak, tetapi jika dihadapi situasi krusial (contoh : jika
kedalaman pondasi belum tercapai sesuai Daftar Simak/gambar sedangkan
galian pondasi mendapatkan batu besar), maka produk pekerjaan konstruksi
galian pondasi tersebut perlu ditunda terlebih dahulu, Pengawas Lapangan
segera membuat Usulan Tertulis kepada atasan langsungnya perlunya Kaji
Ulang Aksi Koreksi perihal galian pondasi tersebut diatas dalam waktu 1 x 24
jam (awal dari bergulirnya Prosedur Aksi Koreksi).
• Galian pondasi tersebut diatas harus menunggu keputusan lebih lanjut melalui
Prosedur Aksi Koreksi. 30
PROSEDUR PENGENDALIAN PEKERJAAN CACAT

DOKUMEN TERKAIT
• Prosedur Pengawasan Bagi Pengawas
Lapangan TANGGUNG JAWAB
• Prosedur Aksi Koreksi
• Terselenggaranya proses awal pengendalian
• Prosedur Umum Inspeksi dan Test cacat yaitu proses verifikasi/ penerimaan/
• Instruksi Kerja Inspeksi dan Test penolakan material/ barang saat datang serta
• Rencana Mutu Kontrak yang bersangkutan verifikasi penerimaan/ penolakan produk
• Gambar-gambar terkait jada/ produk belum jadi, melalui pengisian
Daftar Simak sebagaimana adanya di
lapangan sesuai prosedur.
REKAMAN • Terpisahnya/ teriosolasinya material cacat
sedemikian rupa hingga tidak sempat
• Hasil Inspeksi dan Test digunakan baik sengaja maupun tidak
• Pembaharuan Jadwal Inspeksi dan Test sengaja.
• Tidak ikut diserahterimakan pada konstruksi
SPAM produk-produk yang cacat.
• Terselenggaranya langkah awal Proses Aksi
Koreksi sesuai prosedur.
31
4.5 PROSEDUR AKSI KOREKSI

Aksi Koreksi adalah kegiatan yang


langsung menuju kearah eliminasi/
Tujuan Prosedur Aksi Koreksi :
penghilangan penyebab
ketidaksesuaian produk, proses/ • Menjamin tercapainya sasaran
prosedur maupun sistem. Untuk kosntruksi SPAM seoptimal mungkin
perlu dibuat prosedur yang standar, • Menjamin keandalan jalannya
sehingga unit organisasi memiliki pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
pedoman yang baku untuk setiap lapangan.
tindakan yang dilakukan. • Memberdayakan seluruh potensi
sumber daya manusia dalam organsiasi
konstruksi SPAM sesuai bidang masing-
masing.
• Menjamin keandalan jalannya
penelusuran kembali, pelaporan dan
pengendalian semua Aksi Koreksi
dalam konstruksi SPAM.

32
PROSEDUR AKSI KOREKSI

TANGGUNG JAWAB
REFERENSI / • Pengawas Lapangan bertanggung
DOKUMEN TERKAIT jawab atas langkah awal timbulnya
KAK melalui laporan hariannya, jika
ada permasalahan yang tidak dapat
• Prosedur Tugas Pengawasan Bagi diselesaikan di tingkat lapangan.
Pengawas Lapangan • Kepala Satker dan para Asisten
• Prosedur Pengendalian Produk bertanggung jawab untuk menjamin
Cacat bahwa semua KAK yang disampaikan
• Rencana Mutu Kontrak dan kepada mereka akan terjawab sesuai
gambar-gambar terkait waktu yang telah ditetapkan.
• Prosedur Internal Audit • Kepala Satker bertanggung jawab
• Prosedur Kaji Ulang atas manajemen yang efektif dalam
pelaksanaan prosedur ini.
33
PROSEDUR AKSI KOREKSI

Rencana Mutu Kontrak dibuat oleh Kontraktor dan dipergunakan bersama baik oleh Kontraktor maupun oleh Petugas
Proyek sebagai alat pengendali proses pelaksanaan kontrak di lapangan dengan cara awal pengisian Daftar Simak yang ada
dalam Rencana Mutu Kontrak.

Setiap ditemukan oleh Kontrakator maupun Pengawas Lapangan, baik SP (Standar Prosedur) maupun SD (Standar
Disain) yang tidak sesuai dengan Daftar Simak berarti timbul permasalahan di lapangan dan permasalahan tidak mampu
diselesaikan oleh Kontraktor. Atau permasalahan yang ditemukan berulang, harus dilaporkan kepada Pengawas
Lapangan secara tertulis oleh Kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.

Pengawas Lapangan akan meneliti/mengkaji ulang dan berusaha menyelesaikan permasalahannya. Setiap permasalahan
yang dapat diselesaikan oleh Pengawas Lapangan harus ditandatangani dan dikumpulkan, yang pada gilirannya akan
diserahkan ke atasan langsungnya periode mingguan. Sebaliknya permasalahan yang dapat diselesaikan beserta usul
pemecahannya jika mampu ditulis sebagai laporan KAK cukup diparaf dan harus dikirmkan kepada atasan langsungnya
dalam waktu 2 x 24 jam untuk direkam dan diusahakan untuk diselesaikan sesuai prosedur ini.

Pemimpin Subpro mencatat setiap KAK yang diterima dalam buku register dengan nomor seri tertentu dan akan
meneliti dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan Pengawas Lapangan. Jika Pemimpin
sub proyek/ atasan langsungnya mampu menyelesaikan permasalahan, maka harus memberitahu Pengawas Lapangan
secara tertulis dalam waktu 2 x 24 jam.

Jika Pemimpin subproyek tidak mampu menyelesaikan permasalahan, maka dia bertanggung jawab untuk menentukan
apakah pekerjaan dapat dilanjutkan atau harus ditunda dulu sambil menunggu masukan dari Asisten terkait melalui
Kepala Satker (kecuali yang memang ditahan = hold). Jika kasus ini terjadi, maka Pemimpin sub proyek harus
memberitahu Pengawas Lapangan secara tertulis dalam waktu 2 x 24 jam, sebagai dasar perintah penundaan pekerjaan
kepada Kontraktor yang harus diberitahukan kepada Kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam oleh Pengawas Lapangan. 34
PROSEDUR AKSI KOREKSI

KAK yang belum terselesaikan dikirm ke Kepala Satker yang akan merekam lebih dulu dan kemudian mendistribusikan
dalam waktu 2 x 24 jam kepada Asisten terkait yang dinilai sesuai untuk menyelesaikan permasalahan atau dirapatkan
bersama.

Para Asisten penerima KAK harus menjawab dalam waktu 2 x 24 jam. Jawaban dikembalikan kepada Kepala Satker dan
kepala Satker harus mengkaji ulang jawaban Asisten sebelum meneruskan kepada Pemimpin sub proyek dalam waktu 3
x 24 jam setelah menerima jawaban Asisten. Pada gilirannya Pemimpin sub proyek akan meneruskan kepada Pengawas
Lapangan dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya Pengawas Lapangan memberitahu Kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.

Pemimpin Sub proyek mencatat KAK yang sudah lengkap dalam buku register dan jika tidak menerima jawaban dalam
batas waktu yang ditetapkan, maka Pemimpin Subpro mengirim ulang KAK kepada Kepala Satker dengan penjelasan
penarikan KAK yang lalu. Pengiriman ulang akan dicatat dalam register sebagai KAK yang terbuka/perlu jawaban.

Kepala Satker/Tim Inti wajib membuat ringkasan laporan bulanan atas semua KAK terbuka, dan laporan analisa triwulan.
Laporan ini didistribusikan kepada semua Asisten dan Pemimpin Subpro terkait.

Rekaman yang harus dilakukan :


• Catatan Register KAK di Pemimpin Subpro
• Ringkasan Laporan Bulanan
35
4.6 PETUNJUK TEKNIS KERJA
PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PENGUKURAN

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PEMASANGAN

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PENGURUGAN PIPA

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PENGETESAN

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN DISINFEKSI

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN BEKISTING

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PENULANGAN

PETUNJUK TEKNIS KERJA PEKERJAAN PENGECORAN BETON


36
4.7 PROSEDUR PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN

MAKSUD DAN TUJUAN


TUGAS POKOK
• Maksud : Memberikan arahan bagi para
Pengawas Lapangan dalam menjalankan
tugasnyua sehari-hari.
• Melakukan verifikasi/ penerimaan/ • Tujuan: Menjamin keandalan terlaksananya
penolakan bahan/ barang saat datang proses pengawasan di lapangan (audit,
(periksa Prosedur Pengendalian Produk inspeksi & test)
Cacat)
• Melakukan verifikasi/ penerimaan/
RUANG LINGKUP
penolakan produk jadi/ produk belum
jadi (periksa Prosedur Pengendalian • Mendefinisikan peran dan tanggung jawab
Produk Cacat) Pengawas Lapangan dalam proses
• Menyusun Laporan harian melalui penyusunan Laporan harian yang dikaitkan
pengisian Daftar Simak dalam Rencana dengan sistem pengawasan konstruksi SPAM.
Mutu Kontrak (Prosedur Pengawasan • Verifikasi/ penerimaan/ penolakan bahan/
bagi Pengawas Lapangan) barang saat datang serta verifikasi/
penerimaan/ penolakan produk jadi/ produk
• Melakukan langkah awal Prosedur Aksi belum jadi dapat dilihat pada Prosedur
Koreksi melalui laporan hariannya Pengendalian Cacat dan Prosedur Aksi
(periksa Prosedur Aksi Koreksi) Koreksi. 37
PROSEDUR PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN
Sekurang-kurangnya sehari
Sebelum mulai bertugas di sebelum Pengawas Lapangan
Sebelum bertugas, Pengawas
lapangan, Pengawas Lapangan berangkat menuju lokasi
Lapangan harus memahami isi
harus membekali diri dengan pekerjaan harus menetapkan
RMK termasuk di dalamnya Jadual
Rencana Mutu Kontrak (RMK) lebih dahulu bagian pekerjaan
Inspeksi & Test
beserta gambar yang akan diawasi pada keesokan
harinya.

Sekurang-kurangnya sehari
Pengawas Lapangan harus yakin Berbekal foto copy Daftar Simak,
sebelum Pengawas Lapangan
bahwa temuan cacat-cacat telah Pengawas Lapangan melakukan
berangkat menuju lokasi
diberitahukan oleh Kontraktor pengawasan dengan jalan mengisi
pekerjaan harus membuat foto
kepada para mandornya untuk Daftar Simak sesuai keadaan
copy Daftar Simak khususnya
mencegah kesalahan terulang lapangan serta membubuhkan
bagian pekerjaan yang ditetapkan
kembali. tanda tangan beserta tanggal.
untuk diawasi

Dalam keadaan lapangan yang


tidak sesuai dengan Daftar Simak, Pengawas Lapangan harus
Catatan yang dibuat harus
Pengawas Lapangan harus mengikuti Jadual Inspeksi & Test
termasuk usulan penyelesaiannya
membuat catatan dengan cara dalam RMK serta
jika mampu.
mengisi kolom Keterangan dalam memutakhirkannya.
Daftar Simak. 38
PROSEDUR PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN
Rencana
RMK & PL merencanakan bagian Mengcopy Daftar Simak
PL mengumpulkan pengawasan
Mulai gambar pekerjaan yang akan yang diperlukan untuk
RMK & gambar hari
tersedia diawasi hari berikutnya pengawasan hari berikutnya
berikutnya

Copy Daftar
Simak yang
perlu dan
gambar

Pengisian Standar Prosedur Pengisian Standar Disain


Daftar Simak Daftar Simak

SP Daftar SD Daftar
Simak terisi Simak terisi

Tidak Tidak
Sesuai Mengisi kolom keterangan Sesuai
Daftar Simak ? Daftar Simak Daftar Simak ?

Ya Ya
Daftar Simak
terisi/Laporan
Harian siap

Selesai 39
PROSEDUR PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN BAGAN ALIR SISTEM PENGAWASAN OPERASI LAPANGAN
(DALAM ORGANISASI YANG LEBIH KECIL)

BAGAN ALIR SISTEM PENGAWASAN OPERASI LAPANGAN Satker


(DALAM ORGANISASI YANG LEBIH BESAR)
Alternatif II
Organisasi Operasi Lapangan
Pengawas
Pengawas Daerah
Pinsubpro
Daerah
Alternatif I
Organisasi Operasi Lapangan Rencana Mutu
Kontraktor
Kontrak

Rencana Mutu Pengawas


Kontraktor
Kontrak Lapangan

Setiap hari PL
Rencana Mutu melakukan
Kontrak pengisian copy
Daftar Simak
Setiap hari PL
Rencana Mutu melakukan
Kontrak pengisian copy
Daftar Simak

Copy Daftar
Simak terisi

Copy Daftar
Simak terisi

Secara mingguan Pengawas Daerah


melakukan Audit, Inspeksi & Test di
Secara mingguan Pengawas Daerah tempat crusial serta mengumpulkan
melakukan Audit, Inspeksi & Test di Daftar Simak para PL dan membuat
tempat crusial serta mengumpulkan Laporan Mingguan
Daftar Simak para PL dan membuat
Laporan Mingguan

Laporan Audit
Laporan Audit Mengguan siap
Mengguan siap

Secara bulanan Tim Inti Proyek melakuakn Audit, Secara bulanan Tim Inti Proyek melakuakn Audit,
Inspeksi & Test di tempat crusial serta Inspeksi & Test di tempat crusial serta
mengumpulkan Laporan Aurdit Mingguan Tim mengumpulkan Laporan Aurdit Mingguan Tim
Inti Pinsubpro dan membuat PAK & LC untuk Inti Pinsubpro dan membuat PAK & LC untuk
bahan Kaji Ulang Manajemen bahan Kaji Ulang Manajemen

Rekapitulasi PAK
& LC Rekapitulasi PAK
& LC

CATATAN
PAK : Permohonan Aksi Koreksi (CAR) CATATAN
LC : Laporan Cacat (NCR) Kaji Ulang PAK : Permohonan Aksi Koreksi (CAR)
Manajemen Aksi Tindak Lanjut LC : Laporan Cacat (NCR) Kaji Ulang
Bulanan
Manajemen
Bulanan
Aksi Tindak Lanjut
40
4.8 MEMBUAT KURVA S

Dalam pelaksanaan suatu Bermacam-macam alat yang


konstruksi SPAM pada umumnya dapat digunakan untuk
dibatasi oleh waktu, dimana mengendalikan pelaksanaan
konstruksi SPAM memiliki batasan konstruksi SPAM agar tidak terjadi
kapan konstruksi SPAM dimulai kelambatan, seperti network
dan kapan harus selesai. planning, bar chart, kurva “S”.

Dengan batasan ini pelaksana


konstruksi SPAM harus dapat
membuat rencana penggunaan
sumber daya secara efektif dan
efisien. (manusia,
material/bahan, peralatan,
keuangan)
41
SUMBER DAYA MANUSIA

Pekerja adalah strata yang


paling rendah kemampuannya Dengan demikian kita dapat
Seorang mandor harus mampu Seorang tukang harus memiliki menghitung jumlah mandor
Salah satu potensi yang ikut diantara seluruh sumber daya
mengelola tukang, pekerja dan keahlian khusus sesuai dan pekerja dalam waktu 1
mempengaruhi keberhasilan yang ada. Meskipun demikian
pembantu lainnya, dapat bidangnya. Tukang kayu harus Artinya produktivitas seorang hari untuk mengerjakan
suatu konstruksi SPAM. seorang pekerja harus
bekerja mengikuti petunjuk mampu melakukan pekerjaan Mandor untuk mengendalikan sejumlah volume pekerjaan
memiliki standar kerja dan
dari atasan sampai ke tingkat kayu sesuai standar yang pekerjaan dengan baik selama tertentu. Karena sudah dapat
produktivitas kerja tertentu,
Dengan keahlian dan yang paling bawah. dikehendaki. 1 hari menghasilkan 40 m3 dihitung produktivitas kerja
sehingga mampu
keterampilan yang dimilki melaksanakan seluruh jenis galian tanah. Produktivitas dari masing-masing jenis
serta standar kinerja tertentu pekerjaan. seorang Pekerja menghasilkan sumber daya manusia untuk
Semua sumber daya manusia Tukang batu harus mampu
diharapkan dapat pekerjaan galian tanah dalam pekerjaan tertentu.. Sehingga
harus mempunyai fokus untuk mengerjakan pekerjaan batu,
menyelesaikan pekerjaan waktu 1 hari adalah 1.33 m3. kita dapat menentukan
mencapai sasaran, yaitu dapat beton, pemasangan batu bata, •Misalnya pekerjaan 1 m3 galian
dengan waktu yang tersedia, mobilisasi tenaga kerja yang
menyelesaikan pekerjaan plesteran sesuai standar yang tanah diperlukan :
dengan biaya yang efisien. diperlukan untuk
dengan maksimal. dikehendaki. •Mandor : 0,025 hari
•Pekerja : 0,750 hari
menyelesaikan pekerjaan.

42
SUMBER DAYA MATERIAL/BAHAN

Ketersediaan pasir, kerikil, kayu, batu bata, Khusus untuk material/bahan yang
semen . Pada umumnya kontraktor sudah disediakan oleh pemilik konstruksi SPAM,
Pengadaaan material/bahan diusahakan
memperhitungkan bagaimana cara kontraktor harus memperhitungkan biaya
diambil dari daerah sekitar konstruksi
memperoleh material/bahan. Sejak tranportasi dari gudang pemilik konstruksi
SPAM, dimaksudkan untuk menekan biaya
menyusun dokumen penawaran sudah SPAM ke gudang lapangan. Termasuk
transportasi. Semakin jauh jarak
dilakukan survai lapangan, dimana akan diantaranya kemungkinan adanya biaya
pengambilan material, semakin mahal
mengambil material dan berapa banyak langsiran, diperhitungkan biaya
biaya transportasinya.
potensi yang ada di daerah sekitar penyimpanan di gudang dan biaya
konstruksi SPAM. keamanan.

Mendatangkan material dapat dilakukan


Jika diprediksi akan terjadi kenaikan harga
Skedul mendatangkan material/bahan secara berangsur-angsur, disesuaikan
yang cukup signifikan atas beberapa jenis
harus disesuaikan dengan rencana waktu dengan jenis pekerjaan sedang dikerjakan.
material/bahan tertentu, ada baiknya
pelaksanaan seperti yang tertuang dalam Penjadualan seperti ini dimaksudkan
dilakukan pembelian lebih awal kemudian
kurva ”S”, sehingga target pencapaian untuk optimasi ukuran gudang dan cash
dilakukan stock di gudang. Hal ini
progres fisik yang dikehendaki dapat flow keuangan konstruksi SPAM. Material
dimaksudkan untuk menghindari
dicapai dengan baik. yang seharusnya dipasang di bagian akhir
terjadinya kerugian lebih besar.
tidak perlu didatangkan pada awal skedul.

43
SUMBER DAYA PERALATAN

Untuk menunjang pelaksanaan


pekerjaan dilengkapi dengan peralatan,
mulai dari alat yang sederhana Peralatan dimaksud sebagian milik
cangkul, linggis, sekop, beton molen, sendiri dana dan kalanya sewa ke
vibrator, palu, cetok sampai alat-alat perusahaan rental alat-alat berat.
berat, misalnya excavator, buldozer,
dump truck, wheel loader.

Penggunaan alat berat harus Jika harus dikembalikan dan pada saat
disesuaikan dengan jadwal kegiatan dibutuhkan lagi, dikenakan biaya
yang betul-betul membutuhkan alat mobilisasi dan demobilisasi. Oleh
berat dalam waktu cukup lama dan karena itu mendatangkan alat-alat
berkesinambungan. Karena sewa alat berat harus diperhitungkan sedemikian
berat dan idle di lapangan tetap rupa agar penggunaannnya efektif dan
dikenakan biaya sewa. efisien.

44
SUMBER DAYA KEUANGAN
Penangguhan pembayaran beberapa jenis
Sumber daya keuangan sangat material/ bahan yang terlalu lama
menentukan kelancaran pelaksanaan mengakibatkan ketidakpercayaan supplier
konstruksi SPAM. Sumber daya material kepada kontraktor. Jika hal ini
manusianya sudah siap, tanpa didukung berlarut-larut, maka akan terjadi
sumber dana yang memadai tidak akan pengurangan supply material kepada
terjadi progress fisik yang diharapkan, kontraktor. Hal ini akan berakibat pada
karena tenaga kerja akan mogok kerja. lambatnya kemajuan pekerjaan di
lapangan.

Kontraktor harus dapat menghitung kemampuan


keuangan untuk mendukung pelaksanaan konstruksi
Dengan demikian diharapkan tidak terjadi SPAM. Jika kemampuan keuangan terbatas, jangan
kesenjangan antara kebutuhan biaya mengerjakan konstruksi SPAM dengan kualifikasi yang
konstruksi SPAM dan kemajuan prestasi besar, kecuali ada jaminan dukungan dana dari bank.
konstruksi SPAM. Pengeluaran belanja harus disesuaikan dengan
kemampuan dana cash on hand dan jadwal pemasukan
tagihan dari termin yang ada.
45
MEMBUAT KURVA ”S”
Tentukan harga satuan setiap
Jumlahkan harga semua item
Tentukan seluruh item item pekerjaan dan kalikan
pekerjaan (ini menjadi nilai
pekerjaan dan volume yang dengan volume yang ada,
kontrak setelah ditambah PPN
akan dilaksanakan sehingga diperoleh jumlah
10%).
Kurva ”S” adalah gambar yang harga setiap item pekerjaan.
menunjukkan rencana kemajuan fisik
dan realisasi kemajuan fisik pekerjaan
yang dicapai dari waktu ke waktu.

Pembuatan kurva ”S” ini biasanya


mempergunakan periode waktu
pencatatan setiap 1 mingguan atau 2 Disusun urut-urutan pekerjaan Berikan bobot setiap item
mingguan. Jadwal yang disusun mulai dengan memperhatikan saling Tentukan jangka waktu pekerjaan dengan cara jumlah
ketergantungan item pelaksanaan setiap item harga setiap item dibagi
dari awal hingga selesainya suatu pekerjaan satu dengan yang pekerjaan dengan jumlah harga semua
konstruksi SPAM. lain. item dikalikan 100%

Penyusunan jadwal ini sangat


dipengaruhi oleh sumber daya
manusia, material/bahan, peralatan
dan keuangan.

Oleh karenanya pembuatan jadwal Buat butir h) menjadi


Jumlahkan bobot pada butir g)
dengan menggunakan kurva ”S” ini kumulatif kemajuan fisik
Bobot yang ada pada butir d) dari baris pertama sampai
mingguan. Jika titik-titik ini
berpijak pada Rencana Anggaran Biaya disebar dalam kurun waktu baris terakhir, sehingga
sebagaimana pada butir e) dihubungkan akan
yang telah disetujui untuk diperoleh kemajuan fisik
membentuk kurva seperti
dilaksanakan. mingguan.
huruf ”S”

46
PENGAWASAN PEMASANGAN PIPA

47
4.9 PENGAWASAN PEMASANGAN PIPA, PENGANGKUTAN PIPA
Pengangkutan pipa untuk keperluan
Cara pengkutan pipa dapat Yang perlu diperhatikan dalam
konstruksi SPAM pada umumnya
dilakukan dengan 2 cara : pengangkatan pipa ini :
dilakukan melalui 2 tahap, yakni :
• Pengangkutan dari gudang • Dilakukan dengan tenaga manusia, • Titik pengangkatan di tengah-
konstruksi SPAM ke gudang terutama untuk pipa berdiameter tengah pipa.
lapangan. kecil dan ringan. • Titik pengangkatan di ujung pipa
• Pengangkutan dari gudang • Dilakukan dengan alat mekanis,
lapangan ke lokasi pekerjaan terutama untuk pipa berdiameter
(langsiran) besar dan berat.

Perletakan di atas truk dilakukan


Kesalahan pengangkatan pipa dapat tidur dan dimiringkan yang Menurunkan pipa berat dan
mengakibatkan : ditujukan agar ujung pipa tidak berdiameter besar
pecah dan batang pipa tidak retak.
• Pipa pecah/patah • Tenaga manusia : diturunkan
• Pipa retak langsung dengan tangan, untuk
• Pipa cacat pada bagian ujung pipa berdiameter kecil dan ringan.
• Diturunkan dengan perantaraan
kayu dimiringkan dan dibantu
dengan penahan tali.
48
PENUMPUKAN PIPA

Untuk melindungi pipa dari kerusakan, cara penumpukan


pipa harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak
menimbulkan kerugian-kerugian yang berarti.

• Penimbunan Model Penumpukan Peti, yaitu model penimbunan dengan


penumpukan keatas dengan diberi sekat kayu pada ujung-ujungnya diberi
pasak kayu sebagai pengunci.
• Penumpukan Model Piramida, yaitu model segi tiga meruncing di
bawahnya dan diujungnya diberi pasak kayu.
• Ketinggian penimbunan model penumpukan peti dan model piramida
tidak lebih dari 1,5 meter. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya cacat pada pipa.
• Penimbunan pipa PVC yang terkena sinar matahari harus ditutup terpal
untuk menghindari kerusakan pipa. Pipa yang terkena sinar matahari akan
mengalami perubahan warna, lebih lanjut akan mengalami perubahan sifat
dari elastis menjadi getas. Jika pipa sudah berubah menjadi getas, maka
pipa sudah mengalami kerusakan yang parah.

49
PENGGALIAN PIPA

Yang perlu diperhatikan pada saat


penggalian tanah untuk pemasangan
pipa

• Pematokan dan penggalian saluran, untuk memudahkan


menentukan terase jalur pipa
• Rambu-rambu pengaman, untuk menghindari terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan keselamatan kerja.
• Perkuatan dinding saluran dengan mempergunakan turap,
jika kedalaman galian > 3 meter. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kelongsoran tanah dan kecelakaan
kerja.
• Memperhatikan dimensi galian tanah (lebar dan
kedalaman sesuai dengan spesifikasi teknis.

50
PEMASANGAN PIPA

Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pipa di dasar saluran


adalah :

• Pematokan dan penggalian saluran


• Memeriksa ujung-ujung pipa, bila rusak harus dibuang dan memperbaiki ujung tersebut.
• Memeriksa elevasi dasar saluran.
• Memastikan ketersediaan accessories yang akan dipasang pada bagian-bagian tertentu.
• Memastikan ketersediaan perlengkapan pemasangan pipa, misalnya rubber ring, solvent
cement.

Menurunkan pipa ke dasar saluran dengan cara :

• Tenaga manusia, untuk pipa berdiameter kecil dan ringan


• Dengan tali, untuk pipa berdiameter besar dan berat
• Dengan tripot, untuk pipa berdiameter besar dan berat.
• Dengan alat berat (crane atau excavator) untuk pipa steel dan berdiameter besar.
51
PENYAMBUNGAN PIPA

Pada umumnya penyambungan pipa dilakukan di dasar saluran, untuk


mencegah terjadinya pergeseran sambungan pipa. Jika pipa
disambung di atas, kemudian diturunkan ke dasar saluran bisa terjadi
pergeseran sambungan, sehinga dapat menimbulkan kebocoran.
Selain itu untuk memudahkan pemasangan (terutama untuk pipa
berdiameter besar dan berat).

Syarat-syarat peletakan pipa di dasar saluran :

• Pipa harus diletakkan di atas permukaan yang rata. Untuk menghindari adanya tekanan benda keras ke pipa,
menghindari terkumpulnya udara pada posisi pipa yang tidak rata (bagian atas) dan terkumpulnya kotoran di
dalam pipa pada posisi pemasangan pipa di bawah.
• Sebelum pipa ditanam, dasar perletakannya harus padat dan diusahakan dipasang lapisan pasir. Sehingga
beban tekanan pipa merata di sepanjang badan pipa.
• Perletakan pipa pada tikungan atau sambungan accessories lainnya. Perlu diperhatikan bahwa pada posisi ini
tekanan air yang mengalir pada pipa mengakibatkan gaya dorong pada tanah di sekitarnya. Gaya yang terjadi
pada bagian ini cukup besar, sehingga perlu dilakukan pemasangan angker blok agar posisi pipa dan
accessories tetap stabil.
• Pemasangan pipa pada posisi membentuk punggung/bukit, perlu dipasang air valve. Peralatan ini
dimaksudkan untuk melepaskan udara yang terperangkap dalam pipa. Udara yang terperangkap dalam pipa
dapat mengakibatkan terjadinya hambatan aliran air. Sedangkan pada posisi pipa yang rendah perlu dipasang
wash out. Sehingga kotoran yang mengendap pada bagian ini dapat dibuang melalui wash out.
• Penempatan air valve dipasang pada jarak 2 km pemasangan pipa mendatar. Sedangkan pada jembatan pipa
air valve harus dipasang, karena pada umumnya posisi jembatan pipa lebih tinggi daripada jalur pipa yang
ditanam di dasar saluran. Sehingga pada jembatan pipa terjadi pengumpulan udara yang terperangkap.
52
PENIMBUNAN PIPA

1. PENIMBUNAN SEBELUM PENGETESAN PIPA DILAKUKAN.

• Dilakukan sebelum hidrostatik test dilakukan. Penimbunan hanya


dilakukan di bagian badan pipa, sedangkan pada bagian sambungan
untuk sementara waktu tidak ditimbun. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah ada kebocoran pada bagian sambungan pipa pada
saaat pengetesan pipa.
• Jika terjadi kebocoran pada sambungan pipa, segera bisa diketahui dan
diperbaiki seperlunya. Penimbunan ini didahului dengan pengurugan
pasir setebal 10 cm di bawah pipa dan sampai dengan 10 cm di atas
pipa. Penimbunan dilakukan selapis demi selapis dipadatkan dengan
alat penumbuk tangan.

2. PENIMBUNAN SETELAH PENGUJIAN DILAKUKAN

• Setelah pengetesan pipa dinyatakan berhasil, pada bagian sambungan


pipa dilakukan penimbunan dengan cara seperti tersebut di atas.
53
4.10 PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR PERALATAN BOR

BAGIAN BOR MESIN


ALAT BOR : PERALATAN PENUNJANG :
(MECHANICAL DRILL) :

• Bor Tangan (Auger Drill) • Bor putar hidrolis berspindel • Stang bor (drill stem)
• Bor Mesin (Mechanical Drill) (spindle hydraulic rotary) • Mata bor (bit)
• Bor putar penggerak atas (top • Pemberat (drill colar)
• Mengingat bahwa untuk drive hydraulic rotary) • Alat pancing (fishing tools)
keperluan konstruksi SPAM tidak • Bor meja putar (rotary table • Lumpur pemboran (drilling mud)
menggunakan bor tangan, maka drilling machine)
pembahasan berikutnya
difokuskan pada bor mesin.

54
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR MEKANISME PEMBORAN
Mekanisme pemboran dapat dilakukan sebagai berikut :
• Suatu rangkaian mata bor dan stang pemboran dipasang melalui meja putar atau spindel. Kemudian
dihubungkan dengan slang karet dan swivel yang digantung pada pulley (kerekan) dengan sling.
• Rangkaian ini diputar melalui spindel meja putar atau top drive, tergantung pada jenis mesin bornya.
• Untuk mesin bor jenis hidrolis, tekanan bit dapat diatur melalui sistem hidrolis. Sedangkan mesin bor
dengan sistem meja putar, tekanannya hanya bergantung pada berat stang bor. Sehingga pemberat
(collar drill) mutlak diperlukan untuk menjaga kelurusan dan kecepatan pemboran.

Pompa Lumpur (Mud Pump)


• Bertugas memompakan cairan pembilas ke dalam lubang bor melalui stang bor dan mata bor.
• Pompa lumpur yang digunakan harus berpiston ganda, minimal mempunyai debit 350 – 500 liter per
menit dan bertekanan 22 – 24 kg/cm2.

Lumpur Pemboran/Cairan Pembilas


• Bentonite clay : mineral lempung yang mempunyai struktur berlapis silikat dan H2O.
• Berfungsi :
• Transport remukan hasil pemboran.
• Pelumas mata bor, stang bor dan pompa lumpur
• Sebagai pendingin mata bor.
• Menjaga kestabilan lubang bor.
• Mencegah masuknya air formasi ke dalam lubang bor dan sebaliknya 55
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR MEKANISME PEMBORAN
Bentonite yang baik :

• Berat jenis lumpur 7 – 9 pound/gallon


• Kekentalan berkisar 32 – 45 detik/liter
• Tidak mengandung banyak pasir.
• pH berkisar 8 – 10
• Kecepatan aliran lumpur : 0.7 – 1 m/detik

Cara mendeteksi :

• Dengan Penimbang Lumpur


• Dengan Mars Funnel
• pH meter/pH paper (kertas pH)

Native clay (lempung alam) tidak diperkenankan dipakai karena :

• Banyak mengandung pasir dan lanau (linet)


• Bekurangan koloid dan kurang kenyal yang dapat menyebabkan terjepitnya alat bor dan
tersumbatnya aquifer
• Native clay hanya dapat digunakan pada formasi tanah pasir/artesis
56
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR PROSES PEMBORAN
Pada proses pemboran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
diperoleh hasil sumur yang baik, yaitu :

• Diameter yang dipakai harus sesuai dengan perencanaan.


• Posisi mesin bor harus betul-betul tepat horizontal. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh sumur
yang tegak lurus (tidak miring).
• Setiap mulai kerja muka air statis harus diukur dan dicatat.
• Amati keadaan cairan pembilas dan harus dicatat bila ada perubahan.
• Amati rpm mata bor.
• Pengambilan contoh batuan pada pilot hole setiap meter penembusan untuk mengetahui
formasi batuan, sehingga dapat disimpulkan pada kedalaman berapa lapisan aquifer berada.

Kecepatan pemboran tergantung pada :

• Kekerasan batuan
• Ukuran dan kondisi mata bor
• Putaran mata bor
• Total beban pada mata bor
• Keadaan cairan pembilas.

57
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR GEOPHYSICAL BOREHOLE LOGGING
Kegiatan pencatatan kemungkinan kandungan air di dalam
sumur bor setelah dilakukan pilot hole. Cara ini tidak
menunjukkan besaran kandungan air di dalam tanah, tetapi
sebatas mengetahui potensi air tanah.

Macam logging yang dilakukan adalah :


• Resistivity logging
• Short normal
• Long normal
• Spontaneous Potential
• Gammay ray

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


• Bentangan elektrode permukaan sebaiknya memotong lubang bor.
• Radius bentangan dari titik bor minimum 10 meter
• Bentangan jangan dibuat paralel dengan kawat listrik atau rel kereta api, karena
dapat menimbulkan terjadinya medan magnet.
• Pengukuran dengan kecepatan konstan.
• Tancapkan elektrode pada tanah yang basah.

58
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR KONSTRUKSI SUMUR BOR

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pekerjaan


konstruksi sumur bor :

• Posisi mesin bor agar diperiksa kedatarannya


• Peralatan dan material (casing dan sebagainya) harus dipasang sesuai rencana
• Lubang harus bersih dan dapat dicapai oleh tali berbandul 1 – 1,5 kg minimal sedalam
yang diharuskan.
• Periksa kelurusan penyambungan dengan metode sederhana. Selain itu perhatikan
mutu bahan dan mutu pengelasan.
• Semua ujung casing harus ditirus untuk tempat kampuh las.

Verticality/Plumbness Test

• Peralatan :
• Lembaran plastik tebal transparan berskala lingkar untuk setiap radius 1 cm dan
maksimum 2 cm > radius jambang dan diberi celah.
• Pipa berdiameter 2” dengan 3 ring.
• Sling (wire line) 3/8 inch
• Pengukuran dilakukan tiap 3 meter interval. 59
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR KONSTRUKSI SUMUR BOR
Gravel Packing
• Persyaratan :
• Ukuran butir : 2 mm – 6 mm
• Material berbentuk butir membundar
• Material gepeng/lunak tidak lebih dari 5%

Pengisian gravel dapat dilakukan dengan :


• Sirkulasi terbalik
• Sirkulasi biasa
• Penutupan casing
• Bila lumpur terlalu kental, dilakukan pengenceran lebih dahulu agar gravel dapat masuk dengan baik dan harus masuk sedikit
demi sedikit.
• Proses pemasangan casing sampai pemasukan gravel harus dilakukan tanpa selang waktu.

Cleaning/ Developing
• Proses pencucian sumur dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni : High Velocity Jetting
• Pompa piston ganda dengan debit 500 liter/menit
• Tekanan 20 bar dan diameter nozzle 3/8” – 3 buah
• Pipa GI dengan diameter 2”
• Manometer
• Peralatan jetting/jetting tools
• Air yang bersih (tidak tercemar)

Pelaksanaan :
• Jetting dilakukan dengan tekanan dimulai dari saringan paling atas sampai dengan bawah.
• Lamanya kurang lebih 10 menit setiap 3 meter saringan.
• Pengulangan dilakukan dari awal hingga akhir
• Surging by Air Compressor
• Kompresor ebrtekanan 125 – 150 psi
• Pipa konduktor 3 – 3,5”
• Pipa tutup 1 – 2” 60
PENGAWASAN PEKERJAAN SUMUR BOR KONSTRUKSI SUMUR BOR
Penyemenan/Grouting

•Dilakukan untuk mencegah kontaminasi dengan air permukaan


•Kedalaman antara 10 – 15 meter

Pumping Test

•Pumping test adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kapasitas sumur bor. Untuk mengetahui kapasitas sumur bor dilakukan dengan cara
pemompaan.

Peralatan yang dipergunakan :

•Pompa submersible/turbin
•Water level gauge
•V notch weir/pengukur debit
•Thermometer air dan kertas pH
•Jerican 5 liter – 2 buah
•Stop watch.

Pelaksanaan :

•Ukur static water level (SWL) 2 hari sebelumnya, pagia – siang – sore.
•Periksa tata letak pengkur debit
•Jangan menimbulkan genangan baru pada radius 50 meter.

Step pumping test :

•Dilakukan minimal 4 tahapan, mulai dari debit kecil. Setiap tahapan dilakukan selama 2 jam. Antar tahapan tidak dilakukan uji kambuh. Setelah diuji
diperlukan waktu 8 jam kambuh (recovery).

Long term test pumping :

•Dilakukan terus menerus selama 2 x 24 jam tanpa selang waktu sedikitpun.


•Pengukuran debit dilakukan setiap jam.
•Pengukruan temperatur dilakukan setiap 3 jam.
•Pengukuran pH dan lain-lain dilakukan pada tahap akhir pemompaan.
•Pengambilan contoh air pada jam ke 8 dan jam ke 47.
•Pengambilan harus langsung ke pipa
•Pemeriksaan contoh maksimal 1 x 24 jam.
•Setelah long term pumping test, maka uji kambuh/recovery selama 1 x 24 jam.
61
4.11 ADMINISTRASI TEKNIK KONSTRUKSI SPAM

Banyak kasus yang terjadi ketika ada


pemeriksaan, petugas tidak dapat
• Pelaksanaan suatu konstruksi membuktikan • Tidak adanya data pendukung
SPAM harus ditunjang dengan yang memadai.
administrasi teknik yang
memadai.
• Kecepatan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sering
tidak diikuti dengan
administrasi teknik yang baik.

Kelemahan : penataan administrasi Pengawas lapangan hendaknya


yang kurang, terutama pada bagian memahami semua dokumen
lapangan. administrasi teknik yang diperlukan.

62
ADMINISTRASI TEKNIK KONSTRUKSI SPAM PENGERTIAN ADMINISTRASI TEKNIK
KONSTRUKSI SPAM

Segala bentuk proses Dokumen yang berisi Dengan mengetahui Sering terjadi Oleh karenanya
yang didukung oleh ketentuan standar besaran kuantitas dan perencanaan telah administrasi teknik
dokumen berisi tertuang dalam Daftar biaya ini, maka semua menetapkan sasaran konstruksi SPAM
ketentuan standar Isian Konstruksi SPAM, unit organisasi harus tertentu, tetapi hendaknya dijadikan
(kuantitas dan kualitas), Petunjuk Operasional, mengetahui sasaran pelaksanaan tidak fokus sebagai salah satu
rincian kegiatan dan Lembaran Kerja, Surat konstruksi SPAM dan pada perencanaan. bentuk/sarana
biaya yang pada Perjanjian semua unit organisasi Sehingga hasil akhir koordinasi. Sehingga
prinsipnya Pemborongan. konstruksi SPAM harus tidak mencapai sasaran dapat diharapkan
mencerminkan Dokumen memuat fokus mencapai sasaran yang telah ditetapkan. pencapaian sasaran
keseluruhan kronologis besaran kuantitas yang telah ditetapkan konstruksi SPAM dapat
perencanaan dan pekerjaan dan biaya dalam perencanaan. dicapai bersama-sama.
pelaksanaan konstruksi yang diperlukan untuk
SPAM. menyelesaikan
pekerjaan.

63
ADMINISTRASI TEKNIK KONSTRUKSI SPAM PRINSIP-PRINSIP DOKUMEN
Obyektif dan akurat
ADMINISTRASI TEKNIK
• Harus memiliki sifat yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Dokumen yang tidak obyektif dapat
menimbulkan keruwetan di kemudian hari. Apalagi setelah terjadi pergantian petugas dan pimpinan, dokumen yang
tidak obyektif akan membingungkan pejabat yang menggantikan.

Tepat Waktu
• Pada umumnya dokumen administrasi teknik dibutuhkan pada kurun waktu tertentu. Terlambatnya penyampaian
dokumen ini menjadi tidak aktual lagi, karena pada umumnya kegiatan konstruksi SPAM mempunyai dinamika
permasalahan yang sangat tinggi. Oleh karenanya penyampaian dokumen administrasi teknik harus disampaikan secara
tepat waktu.

Informatif
• Berisi informasi yang mudah dimengerti, baik dari tata bahasa maupun pesan yang ingin disampaikan. Sehingga setiap
orang yang membacanya, dengan mudah mengerti makna yang terkandung dalam dokumen tersebut.

Lengkap dan Terinci


• Harus memuat semua informasi yang diperlukan secara rinci baik kuantitatif maupun kualitatif, sehingga dapat
memberikan gambaran secara menyeluruh kepada orang yang membacanya. Kurang lengkapnya informasi membuat
orang menjadi bingung.

Pasti
• Memuat informasi yang pasti dan tegas, tidak menimbulkan keraguan bagi orang yang membaca. Dengan demikian tidak
menimbulkan interpretasi yang berbeda.

Konsisten
• Informasi yang dimuat harus tidak berubah-ubah antara halaman yang satu dengan yang lain.

Legal
• Informasi harus diperoleh dari sumber yang autentik dan dapat dipertanggungjawabkan. 64
ADMINISTRASI TEKNIK KONSTRUKSI SPAM JENIS-JENIS DOKUMEN
Daftar Isian Konstruksi SPAM /Petunjuk
ADMINISTRASI TEKNIK
Operasional/Lembar Kerja

Berita Acara MC-0 (Mutual Check – 0%)


DAFTAR PAKET KONTRAK Jadwal Pelaksanaan (kurva “S”)
Jadwal Pelelangan Laporan Pelaksanaan
Owner’s Estimate (Harga Perkiraan Sendiri) Daftar Simak (Check List)
Kontrak Buku Instruksi
Surat Perjanjian Pemborongan Change Order
Syarat Umum dan Khusus Administrasi Barang (SPMB, BA Pengembalian Sisa Barang)
Spesifikasi Teknis Berita Acara Pelaksanaan
Bil of Quantity/Penawaran Berita Acara Uji Coba
Gambar-gambar Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Barang
Brosur As Built Drawing
Berita Acara Aanwijzing Laporan Konstruksi SPAM Selesai
Jangka Waktu Pelaksanaan Laporan IKMN (KIB, BIB, LIT dsb)
Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Sementara

65
4.12 PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA

Pengertian laporan adalah sarana


penyampaian informasi untuk
memberikan gambaran mengenai Untuk dasar pengambilan keputusan dan
4W + H : penentuan tindak lanjut.

Dalam sesi ini tidak diberikan contoh


membuat semua jenis laporan, melainkan
• What à Apa
laporan harian dan mingguan saja.
• Where à Dimana
• When à Kapan à Sebagai bahan/sarana penyampaian
• Why à Mengapa informasi
• How à Bagaimana à Sebagai bahan evaluasi
à Sebagai acuan pengambilan keputusan
dan penentuan tindak lanjut
à Sebagai alat/sarana kerja sama
à Sebagai sarana pengembangan wawasan

66
PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA
SYARAT DAN PRINSIP LAPORAN
Obyektif dan akurat
Konsisten
• Data yang disajikan benar dan aktual (tidak
kadaluwarsa). • Sistematis, jelas dan urut
• Menggambarkan keadaan yang nyata • Isi tidak berubah-ubah
• Mengarah pada tujuan pembuatan laporan.
Pasti
Informatif
• Tegas
• Jelas dan mudah dimengerti • Tidak menimbulkan keraguan atau multi persepsi
• Kalimat sederhana
• Tidak terlalu banyak istilah/ungkapan Tepat Waktu

• Sesuai status kejadian pada saat dilaporkan


Tepat Sasaran

• Langsung mengenai sasaran (pihak Tepat Penerimaan


pembaca)
• Singkat dan tepat • Tidak etrlambat sampai kepada pihak penerima/pembaca laporan

Lengkap Legal

• Data terinci secara kuantitatif dan kualitatif • Ada pihak yang merekomendasi kebenaran dan keabsahannya
• Data pendukung relevan (paraf, tanda tangan).

67
PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN LAPORAN
No Jenis Penyusun
Menyesuaikan terhadap subyek dan judul laporan :
1 Laporan Harian Kontraktor Pelaksana
• Harus disesuaikan dengan jenis laporan yang akan disusun, 2 Laporan 2 Mingguan
misalnya laporan mingguan, laporan bulanan atau laporan
triwulan. 3 Laporan Penunjukan Pekerjaan Bagian Proyek
4 Laporan Bulanan (Kemajuan Pelak-

Menghimpun/mengumpulkan data : 5
sanaan Proyek)
Laporan Triwulan

• Dapat dikumpulkan dari lapangan atau himpunan laporan- 6 Laporan 2 Mingguan Bagian Pelaksanaan
laporan yang ada. 7 Laporan Bulanan
8 Laporan Triwulan
Mengklasifikasikan data dan mengelompokkan : 9
10
Laporan Tahunan
Laporan Khusus (Insidental)
• Dapat dilakukan dengan cara mengelompokan berdasarkan 11 Laporan Proyek Selesai Bagian Proyek
kesamaan jenis pekerjaan atau lokasi. Bagian Pelaksanaan

Evaluasi dan pengolahan data : 12 Laporan IKMN

• Relevansi
• Kebenaran à peninjauan
• Keabsahan à penyusunan
• Sistematika
• Tabulasi
68
PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA
BERITA ACARA

Dokumen yang khusus memuat informasi suatu kejadian


/proses kegiatan yang perlu disepakati dan menjadi
pedoman bersama pihak-pihak yang terkait /berkepentingan FUNGSI
dan bertanggung jawab atas kejadian /proses tersebut.
• Sebagai bahan evaluasi terhadap
Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan berita acara kebenaran dan ketepatan pelaksanaan
secara legal formal harus membubuhkan tanda tangan untuk proses kegiatan.
dimintai pertanggungjawaban jika dikemudian hari dijumpai • Sebagai acuan pengambilan keputusan
penyimpangan terhadap hasil suatu pekerjaan/kegiatan. dan penentuan tindak lanjut.
• Sebagai pedoman sekaligus dokumen
Pada umumnya berita acara dibuat untuk kejadian/kegiatan perjanjian/kesepakatan oleh pihak-pihak
yang dikerjakan dan kemudian kegiatan tersebut tertutup yang terkait dan bertanggung jawab.
atau tidak nampak lagi pada saat dilakukan pemeriksaan. • Sebagai data pendukung akurasi dan
keabsahan laporan.

69
PENYUSUNAN LAPORAN DAN BERITA ACARA
BERITA ACARA

SYARAT
JENIS
• Menunjukkan waktu dan tempat proses
kegiatan secara tepat. • Berita Acara Aanwijzing
• Menguraikan urutan proses kegiatan • Berita Acara Pembukaan Penawaran
secara jelas • Berita Acara Evaluasi Penawaran
• Menyebutkan semua hal yang • Berita Acara Negosiasi
mempengaruhi proses kegiatan
• Berita Acara MC-Nol
• Menjelaskan hasil proses kegiatan
• Berita Acara Pengetesan (Pipa dan Reservoir)
secara kuantitatif dan kualitatif
• Berita Acara Uji Coba
• Mencerminkan adanya kesepakatan
dan keputusan yang dapat dipedomani • Berita Acara Pengembalian Sisa Barang
oleh pihak-pihak yang terkait. • Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan / Barang
• Keabsahannya direkomendasi bersama • Berita Acara Penyerahan Pengelolaan
(tanda tangan, cap) oleh pihak-pihak Sementara
yang terkait dan bertanggung jawab.

70
4.13 PENGAWASAN MELEKAT

Menciptakan kondisi yang Tugas pimpinan untuk melakukan


mendukung kelancaran dan pengawasan dan pengendalian
ketepatan pelaksanaan tugas bawahannya. Jika terdapat
Kewajiban pimpinan pada tingkat
umum pemerintahan dan kesalahan yang dilakukan oleh
manapun terhadap bawahannya,
pembangunan kebijakan serta bawahan, maka atasan
perundang-undangan yang langsungnya tidak terlepas dari
berlaku. tanggung jawab bawahan.

Setiap tindak-tanduk bawahan


Tidak boleh terjadi anak buah Fungsi koordinasi, pengarahan dan
harus diketahui dan
mengambil kebijakan sendiri di pengawasan senantiasa terjaga
dipertanggungjawabkan kepada
luar kontrol atasan. dengan baik.
atasan.

71
PENGAWASAN MELEKAT
PRINSIP

KESADARAN DAN TERUS MENERUS DAN


BERJENJANG PENCEGAHAN PEMBINAAN DETERMINISTIK
KEWAJARAN BERKELANJUTAN
• Pengawasan melekat • Pengawasan melekat • Mencegah agar tidak • Bersifat membina • Pengawasan melekat • Pengawasan melekat
dilakukan berjenjang, harus dilaksanakan terjadi dalam mendeteksi harus dilakukan sebagai pengawasan
namun pimpinan secara sadar dan penyimpangan, adanya secara yang pokok,
dalam setiap saat wajar, sebagai salah sehingga tujuan penyimpangan berkesinambungan, sedangkan
dapat melakukannya satu fungsi dapat dicapai secara tidak terputus-putus, pengawasan
pada jenjang manajemen yang efektif dan efisien. sehingga terjadi fungsional dan
dibawahnya. penting dan tidak budaya pengawasan pengawsan
terpisahkan dari menjadi kegiatan masyarakat sebagai
fungsi manajemen rutin. penunjang.
yang lain.

72
PENGAWASAN MELEKAT
SASARAN

Dengan dilaksanakannya pengawasan melekat secara konsisten


dan berkesinambungan diharapkan akan terbentuk aparatur
negara yang bersih dari tindakan-tindakan yang menyimpang.

• Meningkatkan disiplin dan prestasi kerja


• Menekan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan
• Mempercepat penyelesaian perijinan dan meningkatkan pelayanan masyarakat.
• Mempercepat pengurusan kepegawaian sesuai aturan yang berlaku.

73
PENGAWASAN MELEKAT
TINDAK LANJUT

• Pemberian penghargaan kepada yang berprestasi


• Memberikan bimibingan dan pengarahan kepada yang belum mampu.
• Penyempurnaan kebijaksanaan dan aparatur dibidang kelembagaan kepegawaian
Hasil pengawasan melekat hendaknya dan ketatalaksanaan.
dilakukan tindak lanjut sebagaimana • Saran penyempurnaan kebijaksanaan kepada pejabat yang lebih tinggi.
mestinya. Dimaksudkan untuk • Tindakan administratif sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
diperoleh perbaikan yang nyata atas • Tuntutan perdata atau tindak pengaduan pidana
terjadinya penyimpangan. Tanpa
dilakukan tindak lanjut, maka akan
memberikan efek jera bagi pegawai
yang sering melakukan penyimpangan.

74
PENGAWASAN MELEKAT
HAMBATAN

Kurangnya kesadaran akan


pentingnya pengawasan Kurangnya menguasai dibidang
Lemahnya pelaksanaan
melekat sebagai salah satu tugas/substansi yang
koordinasi.
fungsi manajemen yang harus dipimpinnya.
dilaksanakan.

Adanya perasaan enggan, Tidak adanya pendelegasian


cepat tersinggung, kurang (kurang percaya) dan hanya
obyektif dan kurang peduli dengan bidang tugasnya
keterbukaan. sendiri.

75
4.14 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Kontraktor harus mempersiapkan


sarana dan prasarana kerja yang
memungkinkan pekerja dapat bekerja
• Program Keselamatan dan Kesehatan • Pada sesi ini akan disampaikan
dengan aman.
Kerja dalam kegiatan jasa konstruksi beberapa persyaratan administratif
sudah menjadi kewajiban bagi dan teknis serta beberapa contoh
kontraktor untuk melaksanakannya. • Meskipun sudah ada jaminan sosial perlindungan terhadap kecelakaan
Dengan jaminan ini para pekerja akan tenaga kerja jika terjadi kecelakaan, kerja yang diambil dari Surat
merasa lebih terlindungi dari segi kontraktor harus melakukan langkah- Keputusan Bersama Menteri Tenaga
finansial jika terjadi kecelakaan kerja. langkah awal guna menghindari Kerja dan menteri Pekerjaan Umum.
terjadinya kecelakaan kerja.

Oleh karenanya untuk mengalihkan


resiko kerugian jika terjadi kecelakaan
kerja, kontraktor bekerja sama
dengan perusahaan asuransi.

76
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERSYARATAN ADMINISTRATIF
Pengurus atau kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata
cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari resiko kecelakaan kerja.

Pengurus atau kontraktor harus menjamin mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan
atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan Keselamatan Kerja, dan harus dapat dipergunakan secara aman.

Pengurus atau kontraktor harus turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut
dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.

Pengurus atau kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang jabatannya di dalam organisasi kontraktor,
bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindari resiko bahaya kecelakaan.

Pengurus atau kontraktor harus memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur,
jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.

Sebelum pekerjaan dimulai Pengurus atau Kontraktor menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
bahaya pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya. Untuk itu pengurus atau kontraktor dapat
memasang papan-papan peringatan serta sarana pencegahan yang dipandang perlu.

Orang tersebut di atas bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan,
sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
77
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAPORAN KECELAKAAN

Setiap kejadian
kecelakaan kerja atau
kejadian yang berbahaya
harus dilaporkan ke Menunjukkan catatan
Departemen Tenaga kecelakaan dari setiap kegiatan
Kerja dan Departemen kerja, pekerja masing-masing
Pekerjaan Umum dan,

Menunjukkan gambaran
kecelakaan-kecelakaan dan
sebab-sebabnya.

CONTOH PAPAN
KECELAKAAN KERJA
78
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN KERJA DAN PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN

Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya. Suatu rencana organisasi untuk keadaan
Sebelum atau beberapa saat setelah darurat dan pertolongan pertama pada
memasuki masa kerja pertama kali Tenaga kerja dibawah umur 18 tahun harus kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk
Data yang diperoleh dari pemeriksaan
(Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk mendapat pengawasan khusus, meliputi setiap daerah tempat bekerja meliputi
kesehatan harus dicatat dan disimpan
kerja dengan penekanan pada kesehatan pemeriksaan kembali atas kesehatannya seluruh pegawai/petugas pertolongan
untuk referensi.
fisik dan eksehatan individu) dan Secara secara teratur. pertama pada kecelakaan dan peralatan,
berkala, sesuai dengan resiko-resiko yang alat-alat komunikasi alat-alat jalur
ada pada pekerjaan tersebut. transportasi.

Pertolongan pertama jika terjadi


Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan yang
Setiap tenaga kerja harus diberitahu akan kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba
memadai, harus disediakan di tempat kerja
hal-hal yang berhubungan dengan hal harus dilakukan oleh dokter, juru rawat
dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
tersebut di atas, atau seorang yang terdidik dalam
kelembaban udara dan lain-lain.
pertolongan pertama apda kecelakaan.

79
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN KERJA DAN PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN

Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan


Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan
harus berisi paling sedikit dengan Isi kotak obat-obatan dan alat P3K
harus berisi keterangan- Kereta untuk mengangkat orang
obat kompres, perban Gauze yang harus diperiksa secara teratur dan
keterangan/instruksi yang mudah sakit (carrying basket) harus selalu
steril, antiseptik, plester, forniquet, harus dijaga supaya tetap berisi
dan jelas sehingga mudah tersedia.
gunting, splint dan perlengkapan (tidak boleh kosong)
dimengerti.
gigitan ular.

Jika tenaga kerja dipekerjakan di Persiapan-persiapan harus dilakukan


Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan untuk memungkinkan mengangkut
bawah tanah atau pada keadaan adanya resiko tenggelam atau dengan cepat, jika diperlukan untuk
lain, alat penyelamat harus tersedia keracunan gas alat-alat penyelamat petugas yang sakit atau mengalami
di dekat tempat mereka bekerja harus selalu tersedia di dekat kecelakaan ke rumah sakit atau
tempat mereka bekerja. tempat berobat semacam ini.

80
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMA
Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik PADA KECELAKAAN
(strategis) yang memberitahukan :

• Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat P3K, ruang


P3K, ambulans, kereta untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat
dicari orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
• Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans,
nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
• Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakit dan tempat
penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

81
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

GALIAN TANAH UNTUK PEMASANGAN PIPA


• Parit yang digali pada daerah yangberpenduduk padat dan pada daerah yang ramai lalu lintasnya harus diberi
pagar.
• Tanah bekas galian harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak menutup sebagian besar badan jalan.
• Bergantung pada jenis tanahnya, dinding parit harus diamankan terhadap kejatuhan (kelongsoran) dengan
mebuat talud konstruksi penahan dan tameng portabel atau sarana lain yang serupa.,
• Apabila perlu untuk mencegah bahaya, pekerja yang sedang memasang konstruksi penahan harus dilindungi
dengan kerangka, balok kopel atau sarana yang serupa.
• Parit dengan kedalaman lebih dari 1,20 meter, harus dilengkapi dengan tangga pada tempat-tempat tertentu.
• Harus ada tangga dari bawah parit sampai paling swedikit 10 cm di atas tanah.
• Apabila sedang bekerja di dalam parit , para pekerja menggunakan alat tangan seperti cangkul dan sekop,
mereka harus mempertahankan jarak yang cukup antara satu dengan yang lain.
• Apabila mesin penggali digunakan untuk membuat parit, pemasangan penopang kayu-kayunya harus mengikuti
alat–alat penggali tersebut sedekat mungkin.
• Parit yang digali dalam tanah yang tidak stabil seperti pasir lepas harus dipasang tutup kayu secara tertutup.
• Plat injak dan platform yang disangga dengan balok kopel harus diamankan secukupnya dengan menggunakan
siku-siku penguat atau semacamnya.
• Balok kopel tidak diijinkan untuk digunakan sebagai tangga.
• Benda-benda yang berat tidak diijinkan diletakkan diatas balok kopel.
• Apabila ember yang berisi bahan panas sedang diturunkan, tindakan pencegahan khusus harus diambil untuk
menghindarkan terjadinya kecelakaan.
• Apabila parit sedang diurag, konstruksi penyangga harus tetap pada rempatnya selama masih diperlukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan akibat longsornya dinding/galian. 82
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Para pekerja yang mengerjakan semen dan Bila pekerjaan menggunakan semen, kapur
beton harus : dan bahan-bahan lain yang berdebu atau
•Memakai baju kerja yang pas, sarung tangan, helm atau menggunakan mesin penghancur atau
topi baja, kaca mata pengaman dan sepatu yang cocok. penghalus yang digunakan pada tempat yang
Bila perlu untuk mencegah bahaya, dipakai alat tertutup : Bila pekerjaan menggunakan kapur, maka Bila pekerjaan menggunakan kapur, maka
pengatur pernapasan (respirator), tutup mulut (masker) tindakan yang hati-hati harus diambil untuk keselamatan harus dijaga supaya tidak
•Badan harus tertutup sebanyak mungkin •Ruangan harus berventilasi yang cukup mencegah debu berterbangan. mengalami luka terbakar.
•Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah
•Mencegah semen dan beton bersentuhan dengan kulit.
debu-debu berterbangan.
•Sering dicuci dan diberi salep yang sesuai pada bagian
yang terbuka

Bak muatan pembawa semen pada derek atau


Pengontrolan terhadap mesin yang memroses
Tempat pengambilan kapur harus dipagar atau jkabel kerekan di udara tidak boleh diisi terlalu Bak muatan beton yang penuh diarahkan ke
semen, kapur dan bahan-bahjan berdebu
tertutup. penuh, karena kelebihan isi dapat tujuan dengan cara yang sesuai
lainnya harus dari tempat yang bebas debu.
mengakibatkan semen tumpah.

Bak muatan yang berisi beton yang idangkut Beton tidak boleh mengandung material yang Selama pengecoran papan acuan dan Bila beton mulai mengeras, maha harus
melalui derek atau kabel kerekan di udara, dapat mempengaruhi keadaannya, penumpunya harus dicegah terhadap dilindungi terhadap arus air yang mengalirkan
harus diberi sangkutan/cantelan pengaman. melemahkan atau merusakkan besi. kerusakan. bahan-bahan kimia dan getaran.

83
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Unit beton pra tekan hanya dapat Selama pengangkutan, batang


Tidak boleh meletakkan beban di Pekerja tidak boleh berdiri di atas dikerjakan pada bagian-bagian dan balok jembatan dari beton
atas beton yang sedang alat pengangkat (jack) ketika gaya dari unit tersebut dan dengan pratekan harus diletakkan berdiri
mengeras. tekanan sedang dilakukan. menggunakan peralatan yang dan diberi penguat atau cara lain
ditentukan oleh pabrik pembuat. yang efektif.

Bila bagian tegangan sedang


Angker untuk kabel penegang ditarik, maka angker harus Selama penarikan penegangan,
beton pratekan yang dipasang sedapat mungkin terjepit kuat pekerja tidak boleh berdiri di Semua pekerja yang
sebelum pengecoran harus pada plat angkernya. Hal ini belakang atau searah dengan menggunakan alat vibrator harus
terlindung dan dikerjakan dimaksudkan untuk mengurangi bagian-bagian yang sedang ditarik dalam keadaan sehat.
menurut instruksi pabrik. benturan dan ekrusakan bila maupun di belakang dongkrak.
dongkrak hidrauliknya rusak.

Semua tindakan yang mungkin


Jika perlu untuk mencegah Bila melakukan penyambungan Besi tulangan tidak boleh
harus dilakukan untuk
bahaya, besi tulangan yang besi tulangan maka ujungnya disimpan pada perancah atau
mengurangi getaran yang
menjorok ke luar dari lantai atau menjorok ke luar tidak boleh papan acuan yang dapat
merambat kepada pekerja yang
dinding harus diberi pelindung menimbulkan bahaya. membahayakan kestabilannya.
menggunakan vibrator.
84

Anda mungkin juga menyukai