KECELAKAAN KONSTRUKSI
02 KECELAKAAN KONSTRUKSI
MENCEGAH KECELAKAAN
KONSTRUKSI DENGAN
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN
KONSTRUKSI (SMKK)
DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN
KK Keselamatan Konstruksi
Keamanan, Keselamatan,
K4 Kesehatan, dan Keberlanjutan
Keselamatan dan
K3 Kesehatan Kerja
4
MATRIKS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kecelakaan Konstruksi
Pencegahan
Kecelakaan Keteknikan Kecelakaan Kerja, Kecelakaan pada Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit Akibat Kerja Lingkungan
Masyarakat
Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, RKPPL, Program Mutu dan RMLLP
5
SMKK SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN YANG TERINTEGRASI
Keterangan:
SMKK SMKK → Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
SMK3 → Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
RKK → Rencana Keselamatan Konstruksi
SMM → Sistem Manajemen Mutu
SMK3 SMM PMPM → Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
RMPK → Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
RKK (dan PMPM: RMPK, SML → Sistem Manajemen Lingkungan
Rancangan Program Mutu
RKPPL → Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Konseptual SMKK)
SMLL → Sistem Manajemen Lalau Lintas
RMLLP → Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan
PP → Peraturan Pemerintah
• PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020 tentang
Pedoman SOP Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
• PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
• PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Perpres → Peraturan Presiden
RMLLP Permen → Peraturan Menteri
RKPPL • Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK
• Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan
• Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan,
SML SMLL dan Penilaian Kegagalan Bangunan
• Permen PUPR No. 20 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung Fungsi Khusus
• Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan
Spesifikasi Gedung Hijau
Teknis, SNI • Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tahun 2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
PENGATURAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
UU NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI UU NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG
Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 59 ayat (4) BANGUNAN GEDUNG
1 2 3 4 5 6 7
Permen PUPR PP No. 14 Permen PUPR Peraturan LKPP PP No. 16 Permen PUPR Permen PUPR
No. 28/PRT/M/2016 Tahun 2021 No. 10 Tahun 2021 No. 12 Tahun 2021 Tahun 2021 No. 20 No. 21 Tahun
Tahun 2021 2021
(SEDANG Perubahan atas Mencabut Amanat Perpres Mencabut
PROSES PP No. 22 Tahun Permen PUPR No. 12 Tahun 2021 PP No. 36 Amanat PP No. Mencabut
REVISI) 2020 No. 21/PRT/M/2019 Tahun 2005 16 Tahun 2021 Permen PUPR
No.
Perubahan atas 02/PRT/M/2015
Pedoman PP No. 22 Standar dan Peraturan
Analisis Harga Pedoman
Tahun 2020 Pedoman Pelaksanaan Bangunan
Satuan Sistem
tentang Pengadaan UU No. 28
Gedung
Pekerjaan Manajemen
Peraturan Jasa Tahun 2002 Bangunan
(AHSP) Bidang Keselamatan Fungsi
Pelaksanaan Konstruksi Tentang
Konstruksi Khusus Gedung
Pekerjaan UU No. 2 Tahun Melalui Bangunan
Umum (SMKK) Hijau
2017 tentang Penyedia Gedung
Jasa Konstruksi
7
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
8
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
“
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan pemenuhan terhadap Standar Keamanan, Keselamatan,
“
dan keberlanjutan (K4) yang menjamin keselamatan Kesehatan, dan Keberlanjutan dengan menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga keteknikan konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja,
kerja, keselamatan publik dan lingkungan. keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan
PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PEMILIHAN PELAKSANAAN
KECELAKAAN
KONSTRUKSI
KECELAKAAN
KONSTRUKSI
PP Nomor 14 Tahun 2021 dan
Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021
13
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
TEORI KECELAKAAN
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang belum
terlindung dari bahaya, risiko dan
kerugian
Unsafe Action
adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di
tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja
BAGIAN 3
KASUS
KECELAKAAN
KONSTRUKSI
KEJADIAN KECELAKAAN KONSTRUKSI
TAHUN 2017-2018
2017 2018
4 Jatuhnya crane (LRT Palembang) Kecelakaan Konstruksi Major
Agt
4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Feb DDT Jatinegara)
22 JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi-
Sep Sukabumi) 18 Jatuhnya besi hollow (Pembangunan Rumah Susun
Mar Tingkat Tinggi Pasar Rumput)
26
Jatuhnya crane (Tol Bogor Outer 17 Runtuhnya Pengecoran In Situ Slab Proyek Jalan Tol
Okt Ring Road/BORR) Apr Manado-Bitung
27 Runtuhnya DPT Mix-Use Development dan
29 Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) Des Kelongsoran Jalan Raya Gubeng, Surabaya
Okt
Kecelakaan Konstruksi Minor
15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Nov 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-Antasari) 01 Longsor pada galian (Proyek Pipa Rusun
Jan Mei Penjaringan)
16 Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- 22
22 Box girder runtuh (LRT Jakarta) Launcher roboh (Tol Solo Kertosono)
Nov Cikampek II (El.)) Jan Mei
9 Runtuhnya penopang (Jembatan 20 Jatuhnya bekisting pier head PCB 34 13 Lepasnya Cross Girder (Jembatan Kali Kuto)
Des Ciputrapinggan) Feb (Proyek Tol Becakayu) Jul
30 Beton girder runtuh (Jalan Tol 30 Jatuhnya crane (Double Track Kereta Api 1 Robohnya Perancah (Proyek Jalan Tol
Des Pemalang-Batang) Apr Medan-Badara Kualanamu) Agt Pandaan–Malang)
17
KEJADIAN KECELAKAAN KONSTRUKSI
TAHUN 2019
4 Robohnya Dinding Penahan Tanah (DPT) dan Struktur 16 Tergulingnya Girder saat Pengangkutan pada Proyek
Jan Agt
Atas Rumah Pompa Durolis Riau Pembangunan Tol Cisumdawu
25 Runtuhnya Jembatan Gantung Banjasari II Pacitan 8 Kegagalan Pengecoran Box Traffic Ramp 8 pada
Jan Okt
Proyek Pembangunan Tol Depok–Antasari
22 Jatuhnya I-Steel Girder saat mobilisasi proyek Japek II
Mei 22 Kebakaran Pipa BBM Proyek Kereta Cepat Jakarta–
Okt
Bandung
15 Jatuhnya besi siku pada Proyek Pembangunan Tol Ruas
Juni
Cimanggis-Cibitung 2 Patahnya boom crane pada saat erection di proyek
Des
BORR
10 Runtuhnya Formwork Pierhead pada Proyek
Juli
Pembangunan Tol BORR Tahap 2 Seksi 3A 4 Keruntuhan Dinding Penahan Tanah (DPT) pada Proyek
Des
Pembangunan Pengaman Pantai Tahap III Paket 2,
23 Kelongsoran Jalan pada Proyek Pembangunan
Juli
Muara Baru, Jakarta Utara
Underpass Kentungan Yogyakarta
18
KEJADIAN KECELAKAAN KONSTRUKSI
TAHUN 2020
10 Februari 2020 16 Agustus 2020
Terlepasnya Boom pada Service Crane dalam Pelaksanaan Keruntuhan Pierhead pada Proyek Pembangunan Tol
Pekerjaan Konstruksi Jalan Tol Pekanbaru–Dumai Seksi 4 Cibitung–Cilincing
20
PERANCANGAN
RUNTUHNYA
JEMBATAN
GANTUNG
BANJARSARI II Kondisi Jembatan setelah runtuh Kondisi pilon sesaat setelah runtuh
DI KABUPATEN
PACITAN, JAWA
TIMUR
Kondisi Struktur Baja Coal Shed Storage setelah Kondisi Pagar Pembatas setelah Kejadian
Kejadian 26
KRONOLOGI KEJADIAN
REKOMENDASI
Pada hari Minggu 28 Februari 2021 pemasangan
frame ke-11 pada Struktur Baja Coal Shed Storage 1. Menyusun Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan
yang menggunakan temporary support structure Peluang (IBPRP), serta Analisis Keselamatan
untuk membantu pengingkatan frame ke-11 dengan Konstruksi (AKK)/Construction Safety
frame ke-10 sudah selesai dipasang. Sesuai kebijakan Analysis (CSA) diselaraskan dengan Work Breakdown
perusahaan, waktu pelaksanaan pekerjaan selesai
Structure (WBS), work method statement, dan
pukul 12.00 WITA. Sekitar pukul 15.00 WITA terjadi
analisis keteknikan yang memperhatikan multi hazard
KERUNTUHAN tiupan angin yang sangat kencang, diperkirakan
identification, multiple risk analysis, dan
sekitar 100 km/jam (berdasarkan analisis BMKG).
STRUKTUR Pada pukul 15.30 WITA, terjadi runtuhnya struktur pengendalian risiko secara terintegrasi (intergrated
BAJA COAL baja pada bangunan coal shed storage determining control)
SHED STORAGE 2. Melakukan perhitungan ulang terhadap struktur
DI PROYEK HASIL INVESTIGASI bangunan dengan memperhatikan fungsi bangunan
PLTU SAMBELIA 1. Didapati adanya kelemahan penjaminan dan sebagai wadan bahan bakar dan lokasi bangunan.
LOMBOK TIMUR pengendalian mutu desain atau mutu perancangan
sistem struktur baja termasuk design-to-construct
(constructability) yang menyebabkan terjadinya
potential services failures
2. Metode konstruksi yang diaplikasikan kurang
memperhatikan deteksi risiko dan bahaya yang dapat
terjadi dengan kondisi tersebut
3. Terdapat ketidaksempurnaan desain (design
imperfection) pada desain sambungan yang memicu
gaya eksentrisitas 27
PENURUNAN
TANAH PADA
Layout Tiang Pancang Retaining Wall
ABUTMENT DAN
RETAINING
WALL
JEMBATAN
TANAH MERAH
KECAMATAN
TELUK BINTAN
Balok di atas base plat hanya diikat Kondisi Formwork setelah Kejadian
dengan kawat 35
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Keruntuhan formwork pierhead P109 terjadi pada 1. Gambar desain dan pelaksanaan di lapangan harus
hari Selasa, 10 Juli 2019 Pukul 05.15 WIB saat konsisten
proses pengecoran pada urutan truck mixer ke-23 2. Proses pengecoran harus menggunakan 2 (dua) buah
dari total rencana 25-26 truck mixer concrete pump untuk menjaga keseimbangan pada
pembebanan struktur pada saat pengecoran, serta
dilakukan dengan 2 (dua) tahap
RUNTUHNYA 3. Menambahkan spreader pada desain sistem shoring
FORMWORK HASIL INVESTIGASI
dan formwork baru, terutama pada shoring luar dan
memasang bracing pada balok spreader
PIERHEAD 4. Job Safety Analysis (JSA) metode formwork pierhead
1. Shoring pada titik yang mengalami runtuh hanya
PADA PROYEK memiliki Safety Factor (SF) sebesar 1,84
baru dan eksisting harus berdasarkan dari method
TOL BORR 2. Penggunaan tipe dudukan baja di atas shoring
statement karena memiliki analisis keselamatan yang
detail sesuai dengan tahapan pekerjaan
TAHAP 2 SEKSI berupa base plat dapat dikatakan kurang tepat. Hal
5. Konsultan Pengawas membuat rencana mutu
3A ini ditambah dengan balok di atas base plat shoring
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan,
hanya diikat menggunakan kawat secara vertical
termasuk pengawasan terhadap deformasi yang
3.Penggunaan 1 (satu) concrete pump menyebabkan
diizinkan
ketidakseimbangan pembebanan struktur saat
6. Konsultan Pengawas perlu melakukan konsultasi
pengecoran
dengan perencana untuk mengetahui hal-hal kritis
4. Lemahnya pengendalian/pengawasan atas desain
yang perlu dilakukan pengawasan
dan konstruksi struktur
5. Defisiensi atas desain dan pemasangan struktur sistem
shoring dan formwork yang terdiri dari 4 tipe
36
KEGAGALAN
PENGECORAN Penurunan Terjadi Dimulai dari Sisi Barat
TOP SLAB BOX
TRAFFIC RAMP
8 PROYEK
PEMBANGUNAN
TOL DEPOK -
ANTASARI
39
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Pada hari kamis, 6 Agustus 2020 pukul 22.00 WIB 1. Perbaikan sistem izin kerja, wajib disetujui
dilakukan setting concrete pump. Pengecoran bersama oleh Team Leader MK dan Project
dimulai pada pukul 23.36 WIB. Pada jumat, 7 manager
Agustus 2020 dini hari pukul 01.15, dilakukan 2. Diperlukan pengawasan dan pengendalian teknis
pengecoran pada plat dan balok lantai 4 As 29-31, saat operasional di lapangan terutama sebelum
kemudian dilakukan finish kasar cor, dan perancah pelaksanaan pekerjaan beresiko besar dimulai
KERUNTUHAN penopang balok runtuh bersama dengan 4 pekerja 3. Wajib mempekerjakan tenaga ahli K3 Konstruksi
PERANCAH yang sedang bekerja di atas balok. yang juga berfungsi sebagai resident engineer
PENOPANG untuk mengendalikan dan mengawasi aspek
teknis di lapangan
BALOK 4. Perbaikan HIRADC dan Job Safety Analysis (JSA)
PROYEK HASIL INVESTIGASI yang memperhatikan multi hazard analysis dan
JAKARTA disosialisasikan kepada semua pihak yang terlibat
INTERNASIONAL 1. Pengecoran dilaksanakan atas dasar IPL telah 5. Mengevaluasi perhitungan sistem shoring dengan
disetujui oleh MK, walaupun perancah sudah di tag memperhatikan strength, stiffnes, serviceability,
STADIUM (JIS) merah. Ditemukan ketidaksesuaian bahwa hasil lendutan dan stability yang memenuhi ketentuan
checklist Scaffolding tidak dijadikan persyaratan safety factor
dalam persetujuan IPL tersebut. 6. Diperlukan checklist jenis, desain, mutu
2. Pekerja tidak mengaitkan body harness pada lifeline. material/komponen dan metode pemasangan
perancah
7. Perlu ditambahkan bracing diagonal untuk
menghindari puntir saat pengecoran dengan
pompa
40
KERUNTUHAN
PIER HEAD
PADA PROYEK
PEMBANGUNAN
JALAN TOL
CIBITUNG -
CILINCING
41
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Pada hari Minggu, 16 Agustus 2020 di STA 31+130 di 1. Diperlukan pengawasan dan pengendalian teknis saat
Sungai Tiram Raya dilakukan aktivitas pekerja operasional di lapangan terutama sebelum
pengecoran crossbeam/pierhead pada STA 31+128 pelaksanaan pekerjaan berisiko besar dimulai
portal dengan lebar 1,6 m tinggi 1,5 m, karena 2. Dalam hal terjadi perubahan metode, kriteria, JSA,
melangkahi pipa pertamina maka sesuai dengan HIRADC, struktur organisasi, dan Instruksi kerja harus
desain digunakan sistem portal dengan bentang 12 dilakukan pemutakhiran dokumen Rencana Mutu
KERUNTUHAN meter. Pengecoran dilakukan oleh tenaga kerja
dengan jumlah 8 orang diatas ketinggian 5 meter,
Pelaksanaan Kegiatan (RMPK) dan Rencana
PIER HEAD yang dimulai pukul 14.19 WIB. Pada pukul 16.45 wib
Keselamatan konstruksi (RKK)
3. Perbaikan Job Safety Analysis (JSA) dan HIRADC yang
PADA PROYEK scafolding roboh pada pekerjaan beton sudah memperhatikan multi hazard analysis
PEMBANGUNAN tertuang 19 m3 dari rencana 28.8 m3, menyebabkan 4. Perlu dilakukan perbaikan metode pelaksanaan
JALAN TOL 8 pekerja jatuh ke reruntuhan scaffolding, bekisting,
besi struktur dan beton cor dari ketinggian 5 meter.
pegecoran beton pier head dengan perhitungan
sistem perancah yang sesuai dengan kebutuhan di
CIBITUNG - lapangan
CILINCING 5. Mengevaluasi perhitungan sistem shoring dengan
HASIL INVESTIGASI memperhatikan strength, stiffnes, serviceability,
lendutan dan stability yang memenuhi ketentuan
1. Pengawasan lemah akibat PIC tidak sesuai safety factor
kompetensi 6. Wajib memperhatikan beberapa hal dalam sistem
2. Standar-standar keselamatan konstruksi tidak shoring, meliputi pemeriksaan material, sambungan,
dijalankan konsisten dan optimal. perhitungan shoring, peletakan baseplate, dan
3. Ketersediaan material scaffolding/ringlock terbatas. pembongkaran shoring, baik secara visual maupun
4. Modifikasi konfigurasi scaffolding tanpa adanya back melalui pengujian
up perhitungan 42
PENGANGKUTAN
JATUHNYA
STEEL I-GIRDER
SAAT
Alat Forklift yang Tertimpa SIG
MOBILISASI
PADA PROYEK
JALAN TOL
JAKARTA
CIKAMPEK II
ELEVATED
47
BEKERJA PADA
KETINGGIAN
JATUHNYA BESI
SIKU PADA
PROYEK
PEMBANGUNAN
TOL RUAS
CIMANGGIS –
CIBITUNG
49
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Sabtu, 15 Juni 2019 Pukul 13.00 WIB dilaksanakan 1. Pengaturan mengenai penumpukan material di
tool box meeting dan persiapan pemasangan tempat tinggi perlu diperhatikan. Material yang
beksisting side form. Kecelakaan terjadi pada pukul diizinkan untuk diletakkan di atas merupakan
15.10 WIB, dimana pekerja lengah saat proses material yang digunakan pada hari yang sama.
pengambilan push pull bracing di back wall. Pekerja 2. Perlu disediakan lokasi khusus untuk menumpuk
mengenai besi siku yang mengakibatkan besi siku material yang berada di bawah.
JATUHNYA terjatuh dan terlempar keluar menimpa mobil
pengguna jalan eksisting di bawahnya. Pada saat
3. Menyusun Job Safety Analysis (JSA) yang
diturunkan dari method statement sehingga
BESI SIKU kejadian, di dalam mobil terdapat 3 (tiga) orang memiliki analisis keselamatan pekerjaan yang
PADA PROYEK detail sesuai dengan tahapan pekerjaan. JSA
PEMBANGUNAN sebagai salah satu item yang harus diketahui dan
TOL RUAS HASIL INVESTIGASI disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum
mengajukan izin kerja
CIMANGGIS – Tidak adanya pengaturan penumpukan material dan
CIBITUNG jadwal pengiriman material di ketinggian.
50
Celah Jatuhnya
Stress Bar
JATUHNYA
STRESSBAR
PEMBANGUNAN
6 RUAS JTD
TAHAP 1
SEMANAN –
SUNTER DAN
SUNTER – PULO
GEBANG SEKSI
A KELAPA
GADING – PULO
GEBANG
52
PUBLIK DAN
LINGKUNGAN
KEBAKARAN
PIPA BBM PADA
PROYEK
Kondisi Setelah Api Berhasil Dipadamkan
PEMBANGUNAN
KERETA CEPAT
JAKARTA -
BANDUNG
Kondisi Saat Terjadi Kebakaran
56
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Kecelakaan konstruksi yang mengakibatkan 1 korban 1. Menyusun Rencana Keselamatan Konstruksi atas
meninggal terjadi pada hari Selasa, 15 September keseluruhan tahap pekerjaan dengan menambahkan
2020 pukul 14:30 WITA saat melakukan aktivitas identifikasi bahaya yang menerapkan analisis multi
lapangan terkait pekerjaan pemancangan Tiang risiko (multiple risk analysis)
Pancang Spun Pile pada Inlet Pelimpah Terowongan 2. Menyusun rencana penanggulangan keadaan darurat
Bendungan Manikin. Kecelakaan terjadi akibat dan melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan
LONGSORAN korban tertimpa longsoran tanah, mengingat yang
bersangkutan berada di dekat lereng galian setinggi ±
terdekat.
PERANCAH 5 m yang sedang dalam proses proteksi dengan tiang
3. Menyediakan Tenaga Kesehatan yang menjadu
bagian tidak terpisahkan dari Unit Keselamatan
BENDUNGAN Konstruksi yang berada dalam struktur organisasi
MANIKIN/ proyek yang dikomando oleh Ahli Keselamatan
TEFMO (PAKET- HASIL INVESTIGASI Konstruksi
2) KABUPATEN 1. Kurangnya kewaspadaan pengawas dan pekerja
4. Memperhatikan rentang waktu antara penggalian
tanah dan pemancangan, mengingat kondisi geologi
KUPANG terhadap risiko di area pekerjaan galian yang tanah merupakan lempung berpasir (sandy clay)
berpotensi longsor yang rentan terjadi longsor (sliding) setelah
2. Kurangnya konsistensi terkait komunikasi dalam teroksidasi
menganalisa potensi bahaya dan risiko 5. Memperhatikan analisis safety factor kestabilan
3. Kurang ketatnya pengawasan terhadap penerapan lereng mengacu pada pedoman persyaratan
metode kerja saat proses penggalian tanah dan minimum safety factor SNI 8460:2017 tentang
pemancangan Persyaratan Perancangan Geoteknik
57
BANJIR TOL
JAKARTA–
CIKAMPEK DAN
TOL
PADALEUNYI Titik Lokasi Banjir Tol Japek KM 9 Titik Lokasi Banjir Tol Japek KM 19
AKIBAT
PEKERJAAN Arah Jakarta
Arah Cileunyi
58
Titik Lokasi Banjir Tol Padaleunyi
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan KCJB di daerah 1. Harus memperhatikan sistem drainase termasuk
milik jalan tol telah memicu terjadinya genangan air aliran sungai dan alur air drainase jalan tol eksisting
atau banjir pada jalan tol sebanyak 2 (dua) kali pada 2. Menyusun dokumen rencana pengendalian banjir
BANJIR TOL tahun 2020. Kejadian pertama pada tanggal 25 berupa laporan akhir sistem drainase dan
Februari 2020 di Tol Jakarta–Cikampek (arah Jakarta)
JAKARTA– KM 9 dan KM 19, serta kejadian kedua pada tanggal
pengendalian banjir, nota desain sistem
pengendalian banjir dan drainase, serta album
CIKAMPEK DAN 12 Agustus 2020 di Tol Padaleunyi KM 130A gambar sistem pengendalian drainase dan rencana
TOL 3. Membuat SOP, metode dan teknis konstruksi sebagai
PADALEUNYI HASIL INVESTIGASI tindakan responsif jangka pendek dan preventif
AKIBAT jangka panjang terhadap mitigasi multi-risiko
1. Kegagalan sistem drainase di daerah milik jalan yang pelaksanaan pekerjaan konstruksi terhadap
PEKERJAAN dipicu oleh permasalahan teknis dan manajemen dari keselamatan konstruksi
KONSTRUKSI pelaksanaan konstruksI 4. Diperlukan pembentukan Project Management Office
PEMBANGUNAN 2. Kejadian banjir pertama dipicu oleh penumpukan (PMO) sebagai media komunikasi dan koordinasi
KERETA CEPAT material pekerjaan KCJB pada bahu jalan yang semua pihak
menganggu fungsi drainase, kebersihan jalan, dan
JAKARTA– keselamatan pengguna jalan serta pengelolaan
BANDUNG sistem drainase yang buruk dan adanya
keterlambatan pembangunan saluran drainase yang
terputus
3. Kejadian banjir kedua dipicu oleh pekerjaan pondasi
dan pile cap pilar KCJB yang mengganggu aliran
Sungai Cilember di lokasi daerah milik Jalan Tol
Padaleunyi 59
AMBLASNYA
JALAN DETOUR
DI JALAN
NASIONAL
RUAS
PADALARANG –
PURWAKARTA
TERDAMPAK
PEMBANGUNAN
TEROWONGAN
8 PROYEK
KERETA CEPAT
JAKARTA – Titik Lokasi Kejadian Kondisi Jalan Setelah Kejadian
BANDUNG
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Pada tanggal 31 Mei 2020 pukul 08.40, tumpuan 1. Melakukan analisis tanah terutama di lokasi dengan
primer (initial support) kiri sektor DK99+462-458 morfologi berkontur di beberapa titik lokasi
AMBLASNYA terowongan no.8 tiba-tiba tertekan di bagian arch pekerjaan sebagai dasar dari desain terowongan dan
JALAN DETOUR foot (menghadap tunnel faces sisi kiri), dan bagian mitigasi bencana akibat pergeseran air dan partikel di
bawah sekitar 0,8 m. Pada saat yang sama, tanah berkontur.
DI JALAN penurunan tanah terjadi tepat di atas terowongan 2. Membuat desain remedial action terkait penanganan
NASIONAL dengan jarak tempuh yang sesuai, 4 m x 6 m (garis air permukaan.
RUAS paralel x garis vertikal), dengan penurunan 3. Memperbaiki sistem drainase pada lokasi pekerjaan
PADALARANG – maksimum adalah 1,2 m. penggalian terowongan supaya tidak terjadi infiltrasi
air terlalu besar pada kandungan tanahnya sebelum
PURWAKARTA pekerjaan penggalian dilanjutkan.
TERDAMPAK HASIL INVESTIGASI 4. Segera melakukan perbaikan ruas jalan detour
PEMBANGUNAN sehingga ruas tersebut dapat berfungsi kembali
TEROWONGAN 1. Kontraktor telah menugaskan orang khusus untuk sebelum pekerjaan penggalian terowongan dimulai
mengeruk lubang runtuhan sampai permukaan kembali.
8 PROYEK 2. Kontraktor melakukan penimbunan kembali dengan 5. Memperhatikan sistem perkerasan pada lokasi
KERETA CEPAT beton polos C20 kemudian dibuat permukaan dasar pekerjaan penggalian terowongan.
JAKARTA – dengan aspal untuk mengembalikan tampilan asli
BANDUNG jalan yang direlokasi sementara
3. Kontraktor menutup retakan yang terbentuk pada
initial support dan ekstrusi internal di DK99+462
dengan shortcrete basah C30 yang sudah diselesaikan
61
PERALATAN
PUTUSNYA
SLING
CRAWLER
CRANE PADA
PROYEK
PEMBANGUNAN
TOL BORR
TAHAP 2 SEKSI
3A
64
BOOM CRANE
TERLEPAS
PADA
PEMBANGUNAN
JALAN TOL
PEKANBARU –
DUMAI
Kondisi Service Crane Setelah Kejadian Lokasi Kecelakaan Konstruksi dengan Posisi
Korban Ditandai dengan Balok Kayu dan Crane
Sudah Dipindahkan
65
KRONOLOGI KEJADIAN REKOMENDASI
Inspeksi kesiapan alat kerja bersama seluruh pihak 1. Pengajuan perizinan serta pemeriksaan peralatan
tertunda selama satu hari sehingga crane yang sudah dan material wajib dilaksanakan sebelum memulai
terpasang dibongkar oleh pekerja. Kegiatan kegiatan di lapangan agar sesuai dengan standar
pembongkaran ini tidak melalui perizinan terlebih prosedur dan spesifikasi teknis yang ditentukan
dahulu kepada kontraktor dan dilakukan di luar jam 2. Konsultan pengawas dituntut untuk berperan aktif
kerja. Insiden terjadi saat salah satu pekerja melepas dalam menjamin keselamatan pekerja, publik,
BOOM CRANE safety pin lock pada bagian bawah rangka crane
tanpa menggunakan bantuan crane lain dan tanpa
lingkungan, dan harta benda, terutama selalu hadir
pada saat pekerjaan kritis. Seluruh pekerja perlu
TERLEPAS berkoordinasi dengan petugas di lapangan, diingatkan dengan tegas untuk menggunakan APD
PADA mengakibatkan boom crane menjadi tidak stabil dan dan APD pada saat melakukan kegiatan konstruksi di
PEMBANGUNAN jatuh menewaskan pekerja lapangan
JALAN TOL 3. Pembatasan area kerja dengan gate pengamanan dan
jalur khusus yang diperuntukkan bagi mobilisasi
PEKANBARU – pekerja dan peralatan, termasuk akses untuk
DUMAI HASIL INVESTIGASI
masyarakat di sekitar lokasi kerja perlu disiapkan oleh
1. Masuknya crane ke dalam lokasi kerja tidak melaui kontraktor untuk memudahkan pengawasan dan
proses izin kerja pengendalian risiko
2. Pembongkaran dan mobilisasi crane tidak melalui 4. Pemasangan foto operator, SIO, dan SILO pada alat
prosedur yang benar berat dapat dilakukan untuk mencegah pihak-pihak
yang tidak berwenang mengoperasikan alat berat
tersebut
66
ROBOHNYA
CRANE PADA
PEKERJAAN Lokasi Kecelakaan Konstruksi
TOWER AIR
PDAM TIRTA
ASASTA, DEPOK
70
TERIMA KASIH