Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

FOTOGRAMETRI I
KAJIAN PEMANFAATAN METODE FOTOGRAMETRI DENGAN UAV LOW COST
UNTUK PEKERJAAN CUT AND FILL PADA PEMBANGUNAN BANDARA
DHOHO KABUPATEN KEDIRI

Disusun Oleh :

Muhammad Yafi’ Maulana 21110122140116

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024)76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2023
Di era modern saat ini, kemajuan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang pesat
di berbagai sektor. Mulai dari sektor informasi, transportasi, hingga pemetaan. Dalam konteks
pemetaan, salah satu disiplin ilmu yang mengalami perkembangan adalah fotogrametri.
Fotogrametri memiliki aplikasi dalam menentukan volume pergeseran tanah ("cut and
fill"). Penghitungan volume cut and fill ini menjadi penting guna menilai pencapaian terhadap
target pekerjaan pergeseran tanah yang telah dilakukan. Teknik penghitungan volume cut and
fill ini sangat diperlukan dalam mendukung proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri yang
dikelola oleh PT. Surbana Jurong Indonesia. Proses pengolahan data cut and fill ini melibatkan
beberapa jenis data, seperti citra udara dan model elevasi permukaan (DTM) zona A pada bulan
Juli di lokasi Bandara Dhoho Kediri.
Proses fotogrametri ini menghasilkan model elevasi digital (Digital Elevation Model,
DEM) dan ortomosaik. DEM yang dihasilkan kemudian dianalisis lebih lanjut untuk
menghasilkan kontur dan profil melintang. Analisis profil melintang memanfaatkan dua
sumber data, yaitu DEM hasil dari citra udara dan DTM zona A. Hasil analisis profil melintang
ini menjadi dasar untuk menghitung volume pergeseran tanah (cut and fill).
Dalam pembuatan DEM, proses ini mengklasifikasikan titik-titik di area padat sebagai
titik-titik permukaan tanah, sehingga objek-objek seperti pepohonan atau struktur lainnya yang
berada di atas tanah tidak dimasukkan. Hasil akurasi geometri peta menunjukkan bahwa DEM
telah dihasilkan dalam skala peta 1:2500 kelas 1 dan 1:5000 kelas 1. Volume cut yang berhasil
dihitung adalah sekitar 23449,2 m3 untuk pergeseran tanah yang dipindahkan dan 32155,05
m3 untuk pergeseran tanah yang ditambahkan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa validasi data tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan data pengukuran di lapangan. Oleh karena itu, untuk membuat perbandingan,
dilibatkan data perhitungan volume tanpa mempertimbangkan profil melintang. Jika
diasumsikan bahwa perhitungan volume tanpa profil melintang adalah benar, perbandingan
antara kedua volume ini menghasilkan persentase kesalahan sebesar 3,25% untuk volume
pergeseran tanah yang dipindahkan dan 4,09% untuk volume pergeseran tanah
yang ditambahkan.
Dalam melakukan pengujian volume cut and fill dari hasil pengukuran fotogramteri
seharusnya bisa dibandingkan dengan menggunakan hasil volume dari pengukuran terestris. s.
Namun dalam Laporan ini tidak bisa dilakukan, karena hasil foto udara yang dipakai untuk
menghitung volume cut and fill adalah foto udara zona A untuk area pasca menggunakan teknik
ledakan (blasting). Perhitungan volume cut and fill secara otomatis tanpa menggunakan
penampang melintang menghasilkan nilai volume cut sebesar 23410,16 m3 dan untuk volume
fill sebesar 31358,73 m3 . Jika menganggap hasil perhitungan volume tanpa metode cross
section adalah nilai benar, selanjutnya akan dilakukan perbandingan antara 2 hasil perhitungan
volume. Untuk perhitungan volume cut terdapat selisih 796,32 m3, hasilnya pengukuran
volume cut lebih besar pada metode cross section. Namun untuk perhitungan volume fill
terdapat selisih 1283,04 m3, dengan hasil perhitungan volume fill lebih kecil pada metode cross
section. Persentase kesalahan perhitungan volume cut and fill berdasarkan selisih sebelumnya
adalah 3,25% untuk volume cut, dan 4,09% untuk volume fill. Melihat hasil persentase
kesalahan perhitungan volume dapat disimpulkan bahwa hasil volume cut and fill dengan
metode cross section tidak jauh berbeda dengan perhitungan volume secara otomatis. Namun
karena data validasi yang dipakai belum terjamin kebenarannya maka lebih baik menggunakan
data validasi yang lebih terjamin kebenarannya, misalnya menggunakan data pengukuran
terestris.
Di Indonesia perkembangan fotogrametri sangat membantu dalam memperoleh data
dan informasi spasial sampai saat ini, teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan,
baik dalam pengumpulan data maupun prosesnya. Fotogrametri memungkinkan pengumpulan
data visual yang detail dan akurat dari suatu wilayah tertentu. Data ini dapat digunakan untuk
membuat peta yang lebih terperinci, termasuk peta topografi, peta citra udara, dan peta lainnya.
Informasi ini sangat penting dalam perencanaan proyek pembangunan, termasuk infrastruktur,
bangunan, dan fasilitas lainnya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fotogrametri dapat digunakan untuk
menghitung volume cut and fill. Ini sangat berguna dalam proyek-proyek konstruksi yang
melibatkan pemindahan atau penambahan tanah, seperti pembangunan jalan, gedung, dan
bandara. Selama proses pembangunan, fotogrametri dapat digunakan untuk memantau
kemajuan proyek secara berkala. Pemantauan ini membantu dalam mengidentifikasi perubahan
yang tidak terduga atau potensial yang dapat memengaruhi jalannya proyek. Dengan teknologi
dan perangkat lunak yang terus berkembang, fotogrametri semakin menjadi alat yang kuat
dalam mendukung proses pembangunan, mengoptimalkan efisiensi, dan meningkatkan akurasi
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Fikri Musoffa, Abdi Sukmono, Zainul Ulum (2021) Kajian Pemanfaatan
Metode Fotogrametri Dengan Uav Low Cost Untuk Pekerjaan Cut And Fill Pada Pembangunan
Bandara Dhoho Kabupaten Kediri. Jurnal Geodesi Undip

Anda mungkin juga menyukai