Anda di halaman 1dari 31

KARYA SITI NUR NISWATI

MATA KULIAH EVALUASI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


Karya 1
Buatlah contoh SATU tugas/ tes yang belum memenuhi syarat validitas konstruks!

Jelaskan mengapa belum memenuhi syarat validitas konstruk!

Perbaikilah sehingga indikator dan soalnya memenuhi validitas konstruks!

Jawaban:

Instrumen Tidak Valid

KD: Mampu menentukan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni
daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.

Konstruk: Mampu memetakan isi teks deskripsi meliputi topik dan bagian-bagiannya meliputi
kalimat utama, kalimat penjelas, ide pokok dan kata kunci.

Indikator:

1. Mampu menyebutkan struktur teks deskripsi

2. Menjelaskan unsur-unsur dalam teks deskripsi

3. Menemukan topik teks deskripsi

Soal!

1. Sebutkan struktur dalam teks deskripsi di bawah ini!

2. Jelaskan unsur-unsur dalam teks deskripsi di atas!

3. Tentukan topik teks deskripsi berikut!

Instrumen penilaian di atas tidak valid, hal ini karena adanya ketidaksesuaian antara KD dengan
Indikator. Ketercapaian dalam menentukan isi teks deskripsi tidak bisa dilakukan dengan hanya
menyebutkan struktur teks, menjelaskan unsur sekaligus menentukan topik. Tetapi, dibutuhkan
indikator yang memang menjadi bagian dalam proses menentukan isi teks deskripsi. Kesalahan
atau ketidaksesuaian dalam membuat indikator ini menyebabkan pembuatan soal juga menjadi
salah. Indikator haruslah bisa mencerminkan konstruk yang sudah dibuat sebelumnya.

Instrumen Valid

KD: Mampu menentukan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni
daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.
Konstruk: Mampu memetakan isi teks deskripsi meliputi topik dan bagian-bagiannya meliputi
kalimat utama, kalimat penjelas, ide pokok dan kata kunci.

Indikator:

1. Mampu membaca dengan cermat teks deskripsi

2. Mampu mencari kalimat utama

3. Mampu mencari kalimat penjelas

4. Mampu mencari ide pokok

5. Mampu mencari kata kunci dalam teks.

Tes:

Disajikan sebuah teks deskripsi, siswa dapat menentukan topik, mencari kalimat utama, kalimat
penjelas, ide pokok dan kata kunci dalam teks.
Karya 2

Reliabel

Tidak Reliabel

Valid
KD : Menentukan isi teks deskripsi objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah,
kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca.
Indikator:
 Memetakan isi teks deskripsi (topik dan bagian-bagiannya)
 Menjawab pertanyaan isi teks deskripsi
Disajikan teks deskripsi, siswa dapat memetakan isi teks deskripsi mulai dari topik dan bagian-
bagiannya.
Tidak Valid
KD: Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dengan teliti
Indikator:
 Menyebutkan struktur berita
 Menjelaskan unsur-unsur dalam berita
Soal:
1. Sebutkan struktur berita di bawah ini!
2. Jelaskan unsur-unsur berita yang terkandung dalam soal di atas!
Karya 3

(Membuat soal evaluasi tentang membaca menggunakan taksonomi Barret)


Karya 4

(Membuat membuat soal menyimak berdasarkan stimulus beberapa video dari YouTube)
Karya 5
(Membuat rubrik penilaian menulis surat resmi)
RUBRIK PENILAIAN MENULIS SURAT DINAS
Aspek Deskriptor Skor
Skor 20 = Memenuhi 5
kriteria
• Kop surat
Skor 16 = Memenuhi 4
• Nomor
kriteria
Kelengkapan struktur
• Tanggal
pembuka surat Skor 12 = Memenuhi 3
• Perihal kriteria
• Tujuan Surat Skor 8 = Memenuhi 2 kriteria
Skor 4 = Memenuhi 1 kriteria
Skor 30 = Memenuhi 3
•Salam pembuka kriteria
• Pembuka Skor 20 = Memenuhi 2
Kelengkapan struktur isi surat • Isi kriteria

• Penutup Skor 10 = Memenuhi 1


kriteria
• Salam penutup

Skor 20 = Memenuhi 4
kriteria
• Jabatan Skor 15 = Memenuhi 3
Kelengkapan struktur kriteria
• Tanda tangan
penutup surat
• Nama jelas Skor 10 = Memenuhi 2
kriteria
Skor 5 = Memenuhi 1 kriteria
Skor 30 = Memenuhi 3
kriteria
• Tanda baca
Skor 20 = Memenuhi 2
Penggunaan Bahasa • Kebakuan bahasa
kriteria
• Penggunaan huruf kapital
Skor 10 = Memenuhi 1
kriteria
Skor maksimal 100

Nilai akhir = Skor perolehan/skor maksimal x 100


Karya 6
(Membuat rubrik penilaian menulis teks eksposisi)

Rubrik Penilaian Menulis Teks Eksposisi


No Aspek Yang Kriteria Skor
. Dinilai
a. Pemilihan judul teks eksposisi sesuai dengan
video YouTube
5
b. Informasi yang disampaikan sesuai dengan video
dan ditulis secara rinci dan detail
a. Pemilihan judul teks eksposisi sesuai dengan
video YouTube 4
b. Informasi yang disampaikan sesuai dengan video.
a. Pemilihan judul teks eksposisi sesuai dengan
video YouTube
3
1. Kesuaian Isi Teks b. Informasi yang disampaikan kurang sesuai
dengan video dan ditulis kurang rinci
a. Pemilihan judul teks eksposisi kurang sesuai
dengan video YouTube
2
b. Informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan
video.
a. Pemilihan judul teks eksposisi tidak sesuai
dengan video YouTube
1
b. Informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan
video dan ditulis tidak rinci.
a. Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis,
argumentasi, dan penegasan ulang) lengkap,
5
disusun secara sistematis, dan sesuai dengan tema
yang disajikan.
a. Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis,
argumentasi, dan penegasan ulang) lengkap dan 4
disusun secara sistematis.
a. Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis,
2.
Struktur Teks argumentasi, dan penegasan ulang) kurang
3
Eksposisi lengkap, disusun secara sistematis, dan kurang
sesuai dengan topik yang disajikan.
a. Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis,
argumentasi, dan penegasan ulang) kurang
2
lengkap, disusun tidak sistematis, dan tidak
sesuai dengan topik yag disajikan.
a. Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis,
argumentasi, dan penegasan ulang) tidak lengkap, 1
disusun tidak sesuai dengan topik yang disajikan.
a. Pada teks eksposisi yang ditulis terdapat lima
kaidah kebahasaan (lengkap), yaitu penggunaan
kata teknis, kata yang menunjukkan hubugan
5
argumentasi (kausalitas dan kronologis), kata
kerja mental (mental verbal), kata rujukan, dan
kata persuasive.
Kaidah a. Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat
3 4
Kebahasaan empat kaidah kebahasaan.
a. Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat
3
tiga kaidah kebahasaan.
a. Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat
2
dua kaidah kebahasaan.
a. Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat
1
satu kaidah kebahasaan.
a. Penggunaan kata pada teks eksposisi tepat dan
5
sesuai dengan KBBI daring edisi V.
a. Penggunaan kata pada teks eksposisi terdapat 1-3
kata yang tidak sesuai dengan KBBI daring edisi 4
V.
a. Penggunaan kata pada teks eksposisi terdapat 4-6
4. Ketepatan Kata kata yang tidak sesuai dengan KBBI daring edisi 3
V.
a. Penggunaan kata pada teks eksposisi terdapat 7-9
kata yang tidak sesuai dengan KBBI daring edisi 2
V.
a. Penggunaan kata pada teks eksposisi terdapat 10
1
yang tidak sesuai dengan KBBI daring edisi V.
a. Penulisan teks eksposisi sangat baik, karena tidak
terdapat kesalahan ejaan maupun tata tulis
(penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda 5
baca titik, koma, dan pemakaian kata depan atau
imbuhan (di dan ke)).
a. Penulisan teks eksposisi baik, hanya saja terdapat
4
Ejaan dan Tata 1-3 kesalahan ejaan dan tata tulis.
5.
Tulis a. Penulisan teks eksposisi cukup baik, hanya saja
3
terdapat 4-6 kesalahan ajaan dan tata tulis.
a. Penulisan teks eksposisi kurang baik, karena
2
terdapat 7-9 kesalahan ejaan dan tata tulis.
a. Penulisan teks eksposisi sangat tidak baik, karena
terdapat 10 atau lebih kesalahan ejaan dan tata 1
tulis.

Nilai Total Skor Siswa : Skor Maksimal x 100 = ……….


Karya 7
(Ujian Tengah Semester)

1. Buatlah soal menyimak 4 buah berdasarkan yang Anda dengarkan dengan ketentuan berikut!

 Soal P-G (Tersurat)


Berdasarkan video tersebut, ada hal yang bisa kita ubah dalam kondisi apapun. Hal apa
saja itu?
a. Perbuatan kita dan pikiran kita
b. Tindakan kita dan pemikiran kita
c. Pikiran kita dan tindakan kita
d. Pemikiran kita dan perbuatan kita
Jawaban dari soal di atas adalah C, karena di dalam video stimulus sang motivator
mengatakan bahwa dua hal yang bisa kita ubah dalam kondisi apapun adalah pikiran
kita dan tindakan kita.
 Soal P-G Kompleks (Reorganisasi)
Pada video yang disajikan, motivator memberikan penjelasan tentang tahapan perubahan.
Tentukan benar atau salah pernyataan di bawah ini berdasarkan penjelasan motivator!
Pernyataan Benar Salah
Untuk memulai sebuah perubahan, maka perlu adanya ✓
dorongan motivasi yang bisa menginspirasi
Kita bisa memulai perubahan dari mana saja, baik hal ✓
besar ataupun kecil
Memulai sebuah perubahan harus datang dari kesadaran ✓
diri sendiri
Perubahan haruslah dilakukan mulai saat ini dan jangan ✓
menunda

 Soal Essai (Tersirat)


“Mari kita ubah pilihan-pilihan hidup kita, agar masa depan kita berubah sesuai dengan
apa yang kita inginkan.”
Apa pesan yang ingin disampaikan oleh motivator melalui kalimat di atas?

Jawaban: Kita harus bisa memilih dengan bijak hal-hal yang ingin kita lakukan mulai
dari sekarang, supaya kita bisa menggapai masa depan atau impian yang kita cita-citakan.

 Soal Essai (Evaluasi)


Setelah menonton video di atas, kita pasti ingin melakukan perubahan agar bisa
menggapai masa depan yang kita inginkan seperti yang disampaikan oleh motivator.
Perubahan-perubahan apa saja yang ingin kamu lakukan dengan status sebagai pelajar
saat ini?

Jawaban: Sebagai seorang pelajar saat ini, saya ingin mengubah kebiasaan malas saya
dengan kebiasaan belajar segiat mungkin agar bisa mendapat nilai bagus sehingga
memudahkan jalan saya untuk meraih masa depan cerah yang saya inginkan.

2. Buatlah soal membaca 4 buah berdasarkan 3 teks yang Anda baca dengan ketentuan
berikut!

 Soal P-G (Tersurat)


Berdasarkan ketiga teks di atas, fenomena fast fashion dapat mempengaruhi konsumen
untuk membeli barang yang dijual dengan cara apa?
a. Menjual pakaian dengan harga relatif murah
b. Desain pakaian yang dijual kekinian
c. Menjual barang branded
d. Produksi barang yang murah
Jawaban yang benar adalah a (Menjual pakaian dengan harga relative murah), fakta
ini disebutkan pada ketiga teks yang sudah disajikan.
 Soal P-G (Reorganisasi)
Setelah membaca tiga teks yang disajikan, apa dampak yang akan ditimbulkan bagi
masyarakat jika fenomena fast fashion ini terus berlanjut?
a. Timbulnya budaya konsumtif di masyarakat
b. Banyaknya limbah yang mencemari lingkungan karena produksi yang berlebihan
c. Masyarakat akan cenderung lebih memilih pakaian dengan harga murah
d. Masyarakat tidak akan melihat kualitas lagi saat membeli pakaian
Jawaban yang benar adalah a (Timbulnya budaya konsumtif di masyarakat) karena
fast fashion akan mendorong masyarakat untuk membeli pakaian baru secara terus-
menerus tanpa memperhatikan lagi fungsi kebutuhan dari pakaian itu sendiri,
 Soal Essai (Tersirat)

Berdasarkan teks 3 dengan judul “Dampak Fast Fashion Terhadap Negara


Berkembang”, perusahan penghasil pakaian berusaha menekan biaya produksi yang
dikeluarkan, hal ini bertujuan untuk?

Jawaban: Penekanan biaya produksi dilakukan untuk bisa menghasilkan pakaian-


pakaian yang bisa dijual dengan harga realatif murah. Harga murah bisa mempengaruhi
konsumen untuk membeli pakaian yang dijual.

 Soal Essai (Evaluasi)


Setelah membaca ketiga teks di atas kita menjadi tahu bahwa fenomena fast fashion
memiliki beberapa dampak negatif yang merugikan. Sebagai anak muda, hal apa yang
bisa kamu lakukan untuk bisa menghadapi fenomena fast fashion?

Jawaban: Mengurangi kebiasaan konsumtif dengan hanya membeli pakaian-pakaian


yang memang dibutuhkan dan juga mendaur ulang pakain yang sudah tidak terpakai.

Rubrik Penilaian Menulis Teks Eksposisi


No Aspek Yang Kriteria Skor
. Dinilai
Pemilihan judul sesuai dengan permasalahan yang
sudah diberikan, dilengkapi data-data yang akurat, 25
dan ditulis secara rinci
Pemilihan judul sesuai dengan permasalahan yang
Kesuaian Isi Teks 20
sudah diberikan dan dilengkapi data-data yang akurat
Dengan
1. Pemilihan judul sesuai dengan permasalahan yang
Permasalahan 15
sudah diberikan
Yang Disajikan
Pemilihan judul kurang sesuai dengan permasalahan
10
yang sudah diberikan
Pemilihan judul tidak sesuai dengan permasalahan
5
yang sudah diberikan
Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis, argumentasi,
dan penegasan ulang) lengkap, disusun secara
25
sistematis, dan sesuai dengan permasalahan yang
sudah disajikan.
Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis, argumentasi,
dan penegasan ulang) lengkap dan disusun secara 20
sistematis.
Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis, argumentasi,
2.
Struktur Teks dan penegasan ulang) kurang lengkap, disusun secara
15
Eksposisi sistematis, dan kurang sesuai dengan permasalahan
yang disajikan.
Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis, argumentasi,
dan penegasan ulang) kurang lengkap, disusun tidak
10
sistematis, dan tidak sesuai dengan permasalahan yag
disajikan.
Penulisan struktur teks eksposisi (Tesis, argumentasi,
dan penegasan ulang) tidak lengkap, disusun tidak 5
sesuai dengan permasalahan yang disajikan.
3 Kaidah Kaidah kebahasaan teks eksposisi ada lima 25
Kebahasaan (lengkap):
 Penggunaan kata teknis
 Penggunaan kata yang menunjukkan
hubungan argumentasi (kausalitas dan
kronologis)
 Penggunaan kata kerja mental (mental verbal)
 Penggunaan kata rujukan
 Penggunaan kata persuasif.
Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat empat
20
kaidah kebahasaan.
Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat tiga
15
kaidah kebahasaan.
Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat dua
10
kaidah kebahasaan.
Pada teks eksposisi yang ditulis hanya terdapat satu
5
kaidah kebahasaan.
Penulisan teks eksposisi sangat baik, karena tidak
terdapat kesalahan ejaan maupun tata tulis
(penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca 25
titik, koma, dan pemakaian kata depan atau imbuhan
(di dan ke)).
Penulisan teks eksposisi baik, hanya saja terdapat 1-3
Ejaan dan Tata 20
4. kesalahan ejaan dan tata tulis.
Tulis
Penulisan teks eksposisi cukup baik, hanya saja
15
terdapat 4-6 kesalahan ajaan dan tata tulis.
Penulisan teks eksposisi kurang baik, karena terdapat
10
7-9 kesalahan ejaan dan tata tulis.
Penulisan teks eksposisi sangat tidak baik, karena
5
terdapat 10 atau lebih kesalahan ejaan dan tata tulis.

Nilai Total Skor Siswa : Skor Maksimal x 100 = ………


Karya 8
(Presentasi kelompok dengan materi Apresiasi Sastra)
1. Mencari stimulus cerpen dari buku antologi cerpen Moral Code karya Patrick Kellan

Anjing

Dua anak kecil berusia 9 dan 6 tahun terlihat tengah mengais-ngais tumpukan sampah.
Mengenakan pakaian lusuh yang warnanya serupa dengan aroma busuk di hadapan mereka,
dengan pipi cemong sesuai raut wajah yang nelangsa. Kadang senyum mereka terkembang
saat tergapai sisa makanan: nasi dan segigit lauk yang separuhnya benyek karena basi. Tapi
tak apalah, pikir mereka. Apalah bedanya rasa gurih dan asam jika akhirnya hanya jadi
kotoran yang terbuang?

"Kak, ini namanya apa?" Bertanya sang adik setelah menggigit secuil daging yang telah
berjamur.

"Makanan orang kaya," sahut sang kakak sambil mengamati balon-balon bening yang di
dalamnya mengalir lendir.

Mereka para dewasa-bilang, lendir itu jika tidak dibiarkan tercecer akan tumbuh juga
menjadi binatang. Makanya mereka buang di sini. Bagaimana bisa? Sang kakak mengernyit.
Entahlah, dia juga tak memahami.

"Orang kaya itu apa?" Lagi, sang adik bertanya sambil mulutnya melepeh cuilan daging
karena sudah tak kuat menyantap rasa asamnya.

"Orang yang tinggal di gedung-gedung sana!" Sang kakak menunjuk kejauhan. Tempat
berlalu lalang manusia-manusia yang tinggal di dalam kotak kaca, yang tubuhnya tak
tersentuh hujan ataupun panas seperti mereka. Sementara di sekitar kepala mereka tak bulat,
lalat enggan mendekat. Hanya saja kakeknya bilang, tampak luar tak mesti sama dengan apa
yang tersimpan di dalam. Entah apa maksudnya, dia tak mengerti. Mungkin yang kakeknya
maksud di dalam adalah sepotong merah bernama hati, pikirnya. la bilang, hati mereka yang
berpakaian bersih serta beraroma wangi itu rata-rata kecil dan sedikit membusuk.

Ah, mungkin tidak sedikit, tapi hampir seluruhnya. Berbeda dengan mereka yang tinggal di
tumpukan sampah sini: punya hati berukuran lebih besar, tapi ukuran otaknya jauh lebih
kecil, cuma separuh bahkan banyak yang kerdil. Seekor lalat hinggap dan merayap masuk ke
mulut sang adik. Kesal, sang kakak mengusir lalat itu dengan sentakan tangan. Membuat
kepala sang adik sedikit terhuyung ke belakang.

"Asu!" Sang adik menyeru, lalu mereka berdua sama- sama tertawa.
Canda, itu canda.

Pukulan dan kata kasar, di sini, adalah canda. Jangan harap ada yang mendengar ayat-ayat
suci dilantunkan, atau kata-kata puitis dipuisikan. Jika ada, mereka yang mendengar hanya
akan menggelengkan kepala. Basa-basi, katanya. Sang kakak kemudian menarik setengah
menyeret kerah belakang kaos penuh lubang yang dikenakan adiknya. Mengajaknya
berlarian di sepanjang sisi tumpukan sampah. Telah didapatnya beberapa benda usang yang
masih bisa dipakai, lagi pula sang adik pun telah kenyang.

"Aduh!" Sang kakak terhenti. Menyadari tubuh kecilnya telah beradu dengan sosok seorang
berperawakan tinggi besar berpakaian hitam mengilap berwajah tampan. Sementara, di
belakang pria itu, berdiri seorang wanita yang kulitnya seputih susu beraroma wangi.

Hal yang sangat jarang terjadi, ada orang gedung membiarkan sepatu mereka terkena tanah
becek di sini. Pria itu mengernyit, sementara wanitanya menangkupkan telapak tangan di
depan hidung.

"Hei, boleh aku bertanya?" Lelaki itu bicara.

"Apa nanti ada bayarannya?" Balas bertanya sang kakak. la terbiasa melihat fenomena yang
terjadi di tempat tinggalnya: orang-orang berdasi datang, bertanya, dan memberi janji di
depan nyala kamera, lalu pergi setelah membagi lembar uang berbau aneh.

Kakek bilang, itu karena uang mereka baru saja dicetak dari pabrik tapi sebagian
mengatakan, itu bau yang berasal dari hasil keringat orang buangan.

"Ya, nanti akan ada uang jika kau jawab pertanyaanku dengan benar."

Sang kakak menarik lengan adiknya yang ingin melenggang pergi. Agar anak itu
menemaninya menghadapi lelaki yang terlihat layaknya pohon uang kini.

"Apa kau tinggal bersama ibu dan ayahmu?" Dia mulai bertanya.

Sang kakak menggeleng, "Kami tinggal bersama kakek!"

"Anak kecil itu adikmu?"

"Ya."

"Tapi rupa kalian jelas jauh berbeda!"

"Kakek bilang, yang namanya saudara itu mereka yang terlahir dari tempat yang sama!"
"Tempat yang sama? Maksudnya ibu yang sama?"

"Ya."

"Lalu di mana ibumu?"

"Di sini!"

"Aku tak melihat seorang pun di sini kecuali kalian berdua!" Lelaki itu mengernyit heran.

"Itu ibuku!" Sang kakak menunjuk ke arah tumpukan sampah di depan sana.

Astaga! pikir lelaki itu.

"Bagaimana bisa kau bercanda sedangkal itu? Kenapa menyebut sampah kotor itu sebagai
ibu?" Rasa geram terlihat jelas di mata wanita itu, merasa kaumnya sedang direndahkan oleh
sepasang anak pinggiran. Tak berpendidikan!

"Karena di sana tempat pertama kali kami ditemukan. Bukankah dia yang melahirkanmu
disebut sebagai ibu? Aku lahir dari sana!"

Kini, dua mulut dewasa itu terkunci. Saliva mereka tertelan bersama rasa yang entah saat
menyadari, kebenaran tengah ditunjukkan dalam rupa kepolosan.

"Lalu... siapa ayahmu?"

"Anjing!"

"Apa?"

"Ya, seekor anjing buduk yang wajahnya serupa dengan ibu.

"Kenapa menyebut ayahmu dengan sebutan anjing?" "Karena Kakek bilang, malam itu saat
dia menemukanku di atas tumpukan sampah itu, aku sedang dijilati oleh anjing!"

Gemetar tangan lelaki itu saat menyentuh wajahnya. la mengusap raut dengan hidung
berlapis ingus mengering itu dengan penuh kasih sayang. Di balik kulit kusam menghitam
akibat sengat matahari itu, masih dapat terlihat olehnya gurat yang sama. Mereka tampak
serupa. Berkaca-kaca matanya mengingat kejadian bertahun- tahun lalu, saat bulan pucat di
atas sana menarik napas, demi melihat seorang gadis belia berwajah sendu melemparkan
plastik hitam serupa sampah, diiringi tangis tersengal-sengal dari seorang bocah. Tangis
pedih karena telah terbanting di atas tumpukan sampah.
Sementara di atas ranjang empuk yang hangat, seorang pemuda bergerak liar bersama wanita
jalang.

Waktu mengalir bersama karma. Mereka kembali dipertemukan dalam pemikiran yang lebih
dewasa, dalam keadaan sama-sama tercela. Lalu bersatu dalam ikatan. bersumpah untuk
menghabiskan hidup di ranjang yang sempat ditinggalkan.

Siapa yang dapat melawan saat dihadapkan oleh hukum Tuhan? Mereka hanya bisa pasrah
menerima keadaan saat mendengar vonis dokter yang menyerupai kutukan: tak akan bisa
memiliki keturunan untuk seumur hidup. Tersebab penyakit yang sama-sama mereka derita.
Karena itu, mereka datang ke sini. Mengais sampah yang pernah mereka buang.

Karena nyatanya, yang dulu mereka anggap sampah itu, kini sangat berharga layaknya
sebuah berlian.

"Nak, aku... ayahmu!" Lelaki itu mengharu dalam suara bergetar. Berharap anak kecil di
hadapannya akan tersenyum hangat dan memberi peluk kerinduan. Tapi....

"Jadi kau anjingnya?" Terdengar tanya polos, tapi layaknya sebuah hunjaman pisau tajam.
"Kau boleh menganggapku anjing sekarang. Tapi, Nak... maukah kau ikut pulang dan tinggal
bersama kami?"

Anak kecil itu meraih tubuh sang adik pergi, "Kakek bilang, manusia tidak boleh tinggal
bersama anjing," ucapnya tegas. "Haram!"
2. Membuat soal PG dan essai apresiasi sastra
Karya 9
Baca ATP - buat indikator dan soalnya. Kemudian buat panduan skor/ panduan penilaian- beri
contoh penyekoran.
Jawaban!
HASIL PENGOLAHAN HASIL BELAJAR (TUGAS INDIVIDU)
Elemen Menulis (D)
n D.2 Menggunakan dan mengembangkan kosakata baru yang
memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan dalam menulis
D.5 Menyajikan fakta, pengalaman, dan imajinasi secara indah,
menarik, dan kreatif dalam bentuk prosa secara tertulis.
Indikator 1. Mampu mengkreasikan diksi dalam cerpen yang ditulis
2. Mampu menuliskan cerpen secara kreatif dengan
memperhatikan struktur pembangun cerpen

Soal
Tontonlah video di bawah ini dengan cermat!

https://youtu.be/oCBlY0XBs4w?si=XoCdGjc35N-p640e
Setelah menonton video di atas, buatlah sebuah cerita pendek yang mengisahkan keseluruhan
lukisan pasir. Tulislah dengan minimal 1000 kata dan berikan judul menarik!
Rubrik Penilaian Menulis Cerpen
Aspek Deskriptor Skor Skor
Maksimal
Kesesuaian isi cerpen Cerpen yang ditulis isinya sesuai Skor 20
dengan rangsang video dengan tema yang terdapat pada video
yang sudah disediakan “Vina Candrawati Melukis dengan
Pasir”
20
Cerpen yang ditulis isinya tidak sesuai Skor 10
dengan tema yang terdapat pada video
“Vina Candrawati Melukis dengan
Pasir”
Kelengkapan Aspek Memuat: Skor 20=
Formal Cerpen  Judul Memenuhi 4
 Nama pengarang kriteria
 Dialog Skor 15 =
 Narasi Memenuhi 3
kirteria
Skor 13 = 20
Memenuhi 2
kriteria
Skor 10 =
Memenuhi 1
kriteria

Kelengkapan Unsur Memuat: Skor 20 =


Intrinsik Cerpen  Fakta cerita (plot, tokoh, dan Memenuhi 3
latar) kriteria
 Sarana cerita (sudut pandang, Skor 15 =
penceritaan, gaya bahasa, Memenuhi 2 20
simbolisme) kriteria
 Pengembangan tema yang Skor 10 =
relevan dengan judul Memenuhi 1
kriteria
Kepaduan Struktur disusun dengan Skor 20 = 20
Unsur/Struktur Cerpen memperhatikan: Memenuhi 3
1. Kaidah plot (kelogisan, rasa kriteria
ingin tahu, kejutan, dan Skor 15 =
keutuhan) dan pemahaman plot Memenuhi 2
(awal, tengah, akhir) kriteria
2. Dimensi tokoh (fisiologis, Skor 10 =
psikologis, sosiologis) Memenuhi 1
3. Dimensi latar (tempat, waktu, kriteria
dan sosial)
Penggunaan Bahasa Menggunakan Puebi Skor 20 = 20
1. Kaidah Puebi Memenuhi 3
2. Keajekan penulisan kriteria
3. Ragam bahasa yang Skor 15 =
disesuaikan dengan dimensi Memenuhi 2
tokoh dan latar kriteria
Skor 10 =
Memenuhi 1
kriteria
Total Skor Maksimal 100

Nilai Akhir: skor perolehan : skor maksimal x 100 = ………….

Contoh Pengerjaan dan Pengolahan Skor


“Di Ujung Senja Yang Tertawa”
Ras, tahukah dirimu aku masih setia menunggu? Senja di sini masih sama, Ras. Terasa tabu,
tanpa dirimu di sampingku. Bahkan, sesekali ketika mata ini mengadah, menatap cakrawala, ada
sosokmu tengah mengukir senyum manis di sana. Melambai penuh keindahan, mengundang hati
untuk selalu terpenjara oleh perasaan yang sama.

Anggap saja aku tak waras, Ras. Tapi, orang bodoh ini masih ingat betul bagaimana dirimu
tersenyum bahagia ketika baru saja aku menjanjikan tawa yang akhirnya berujung luka. Kita
sama-sama sepakat untuk tersesat di labirin yang menjerumuskan hati untuk perlahan merasakan
mati. Usiamu masih 16 tahun, Ras. Cukup rentan untuk terkena janji manis yang membuat hati
menangis tragis. Kau memilin ujung seragam, sedang kepala bersurai hitam legam itu menatapku
penasaran.

"Kak Arjuna serius?"

Suaramu mengalun merdu, begitu lancang menawan hati yang sedari awal sudah menaruh
harapan. Binar matamu kala itu tidak bisa berbohong, Ras. Kau menginginkan hal yang sama.
Dan aku mengangguk, membuatmu menggigit bibir ranum untuk menyembunyikan buncahan
bahagia. Lalu, dengan mantap kepalamu mengangguk berulang kali, Ras. Seakan-akan tak
memikirkan lagi seperti apa akhir yang akan kutawarkan ketika nanti hati tak lagi tertawan oleh
senyummu yang menawan.

"Apa coba?" Aku hanya ingin melihat semburat merah di pipimu, Ras. Begitu ingin hingga
rasanya aku akan benar-benar jadi orang tak waras.

Kau terlihat malu-malu, karena sadar jika aku baru saja menggodamu. "Laras mau jadi pacar
Kak Arjuna."

Kala itu, kita hanyut dalam hangatnya dekapan. Tubuh mungilmu terasa begitu pas tenggelam di
antara kedua lengan gagah ini. Lalu perlahan menuntun nafsu untuk menuntut lebih. Aku
menginginkan dirimu lebih dari berpelukan, Ras. Gairah sebagai pemuda 18 tahun begitu
menggebu dalam diriku. Setiap hari yang kita lalui dengan tawa membuatku terlena, Ras.
Semakin dalam dirimu tenggelam dalam dekapan ini, bertambah pula inginku untuk mencicipi
madu yang sudah kau tawarkan dengan gamblang di awal menjalin hubungan. Aku laki-laki
normal, Ras. Ingin mencecap mawar merah yang masih merekah indah. Dan ketika belum
terpenuhi hasrat ini, aku akan terus mencari. Berusaha, walaupun yang kutemui nanti antara tetap
hidup atau mati. Karena otakku sudah lumpuh ketika memilih untuk menjalin hubungan
denganmu.

Seperti saat aku menyuruhmu untuk bertemu di taman kota malam itu. Hanya ada kita berdua,
Ras. Duduk berdampingan di taman kota, mendengarkan lalu lalang kendaraan yang enggan
terjaga. Keheningan di antara kita hanya membuatku gugup, Ras. Tak tahu harus memulai dari
mana. Ada rasa bersalah yang berusaha mencuat ke permukaan, namun begitu, buncahan dalam
diri ini tidak bisa berbohong. Akhirnya, tangan ini terangkat. Menyentuh tanganmu yang berada
di atas paha berselimut dress selutut. Kau tahu, Ras? Keelokan pada dirimu membuatku tak lagi
bisa berpikir jernih. Akal sehat ini roboh, tak bersisa.

Terlebih, ketika tanganmu menyambut. Kita saling melontar senyum, entah itu pertanda bahagia
atau sekedar bukti kepuasanku atas sikap ramahmu.

"Kamu cantik, Laras."

Pancuan rasa dalam diriku semakin menggebu ketika kau tersenyum, Ras. Aku kehilangan
kendali. Lalu, tangan yang masih menganggur ini berhasil menangkup pipi selembut sutra
milikmu. Ketidaksabaran menuntunku untuk mendekat, merasakan hembusan napasmu yang
mengundang birahi. Semakin memupuk hasrat bejat yang selama ini berusaha disimpan. Seperti
tahu niatku, kau memejamkan mata. Menyuguhkan bibir tipis nan ranum bak surgawi itu. Lantas
yang terjadi adalah bagaimana aku dan dirimu berusaha menunjukkan siapa yang berhak
memimpin permainan sepanjang malam.

Rumah kosong dekat taman kota adalah saksi bisu tentang kita, Ras. Tentang tetesan keringat
penuh kebejatan yang menetes, membasahi lantai kotor tak terawat. Kegelapan menjadi selimut
yang semakin membuat napsu kalut. Dalam keheningan kita saling berebut napas. Mengabaikan
tentang bagaimana hari-hari selanjutnya akan berjalan.

"Aku mencintaimu, Ras."

Kalimat itu menjadi awal dari sebuah tragedi pilu yang akan membuatmu menangis sendu, Ras.
Namun begitu, kau tetap pada pendirian untuk membersamaiku hingga pagi menyadarkan kita
dengan tatapan semu. Tapi, rasanya kita benar-benar tak puas. Lalu, menjadikan setiap
pertemuan sebagai waktu untuk mengadu napas, melepaskan hasrat. Hingga aku sadar, jika akal
sehat kita tak lagi berfungsi dengan baik.
Sampai suatu ketika, dirimu datang dengan tangis tragis. Menyuguhkan sebuah test pack yang
memperlihatkan dua garis merah. Ini adalah luka yang kumaksud, Ras.

"Aku takut, Kak ...."

Aku juga takut, Ras. Kita sama-sama pengecut untuk tersesat di dalam labirin yang perlahan
akan membawa kita pada pahitnya kenyataan. Berbagai prediksi terburuk tentang hari esok
menghantuiku. Juga tentang dirimu yang menangis tersedu, menuntut sebuah
pertanggungjawaban. Jika aku memilihmu, lantas bagaimana dengan cita-citaku, Ras?

Ternyata, janjiku untuk memintamu menunggu tak cukup mampu menghalangi kedua
orangtuamu datang ke rumah. Meluapkan semua beban sekaligus ancaman, mereka juga tak lupa
untuk memberi tamparan keras di pipi ini. Rasanya sakit, Ras, tapi tidaklah sesakit ketika aku
membayangkan bagaimana kehidupan kita berdua dengan sebuah aib.

Akhirnya, aku mengalah pada ego. Sabtu, 23 Agustus aku mengahalalkanmu. Kenyataan yang
membuat diri ini merasa begitu bajingan adalah ketika hanya ada tangisan di wajahmu. Bahkan,
genggaman tanganku tak mampu membuat air mata itu berhenti meluap. Inilah awal yang aku
takutkan, Ras. Melupakan mimpi untuk menjadi dokter, dan menghadapi hidup hanya sebagai
karyawan di tempat foto copy. Bukan ini alur cerita yang aku impikan, Ras. Dan lagi-lagi,
kenyataan jika ada dirimu di rumah yang harus kunafkahi membuat nanar menghampiri.

Hari-hari selalu berotasi dengan sebuah penyesalan. Di tempat kerja tak disapa, lalu di rumah
disambut oleh tangismu. Setiap malam, hanya sebuah aduan yang kudengar dari bibirmu.
Tentang bagaimana orang-orang mengucilkan kita. Lalu, kita sama-sama mengarungi mimpi
setelah mengusap tangis yang membasahi bantal serta baju.

Pernah sekali, kau datang ke tempat kerjaku sembari memegang perutmu buncit itu. Raut
mukamu begitu kesakitan. Dan mengundang atensi banyak orang ketika dirimu terduduk di
halaman tempat kerjaku. Teriakanmu membuatku keluar dan berusaha membantu. Namun,
sebuah gumpalan darah yang keluar dari rahimmu menginstruksi jika penderitaan kita akan
semakin lengkap. Dan itu semua disaksikan oleh banyak orang.

Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa, Ras. Pria berjas putih dengan wajah muram seakan
membawa pertanda buruk. Dan benar, bencana itu terlontar dari bibirnya.

"Kami tidak bisa menyelamatkan Ibu dan Bayi anda."

Pertahananku runtuh, Ras. Kenyataan kali ini terlalu menyakitkan untuk kutanggung sendiri.
Bayangmu yang tak akan lagi bisa kulihat membuat tubuh ini terduduk di lantai rumah sakit.
Raga dan jiwaku belum siap kehilanganmu. Aku masih membutuhkanmu, Ras. Lantas setelah
ini, bagaimana aku bisa bertahan sendirian? Bukankah kita sama-sama sepakat untuk terus
berjalan dan bertahan? Lalu di mana letak kesalahanku hingga kau meninggalkanku sendirian,
Ras.
Langkahku tak akan lagi bisa seringan ketika bergandengan denganmu, Ras. Senyumku tak akan
lagi bisa setulus ketika bersamamu, Ras. Namun kini, dirimu melengkapi kepingan luka yang
entah sampai kapan akan menggerogoti kesempatanku untuk berbahagia.

Lihatlah, Ras! Senja di ujung sana menertawakan kita, dua remaja yang memilih untuk terluka
di usia belia.

Aspek Deskriptor Skor Skor


Perolehan
Kesesuaian isi cerpen Cerpen yang ditulis isinya sesuai Skor 20
dengan rangsang video dengan tema yang terdapat pada video
yang sudah disediakan “Vina Candrawati Melukis dengan
Pasir”
20
Cerpen yang ditulis isinya tidak sesuai Skor 10
dengan tema yang terdapat pada video
“Vina Candrawati Melukis dengan
Pasir”
Kelengkapan Aspek Memuat: Skor 20=
Formal Cerpen  Judul Memenuhi 4
 Nama pengarang kriteria
 Dialog Skor 15 =
 Narasi Memenuhi 3
kirteria
Skor 13 = 15
Memenuhi 2
kriteria
Skor 10 =
Memenuhi 1
kriteria

Kelengkapan Unsur Memuat: Skor 20 =


Intrinsik Cerpen  Fakta cerita (plot, tokoh, dan Memenuhi 3
latar) kriteria
 Sarana cerita (sudut pandang, Skor 15 =
penceritaan, gaya bahasa, Memenuhi 2 20
simbolisme) kriteria
 Pengembangan tema yang Skor 10 =
relevan dengan judul Memenuhi 1
kriteria
Kepaduan Struktur disusun dengan Skor 20 = 15
Unsur/Struktur Cerpen memperhatikan: Memenuhi 3
1. Kaidah plot (kelogisan, rasa ingin kriteria
tahu, kejutan, dan keutuhan) dan Skor 15 =
pemahaman plot (awal, tengah, Memenuhi 2
akhir) kriteria
2. Dimensi tokoh (fisiologis, Skor 10 =
psikologis, sosiologis) Memenuhi 1
3. Dimensi latar (tempat, waktu, dan kriteria
sosial)
Penggunaan Bahasa Menggunakan Puebi Skor 20 =
1. Kaidah Puebi Memenuhi 3
2. Keajekan penulisan kriteria
3. Ragam bahasa yang Skor 15 =
disesuaikan dengan dimensi Memenuhi 2 15
tokoh dan latar kriteria
Skor 10 =
Memenuhi 1
kriteria
Total Skor Perolehan 85

Nilai Akhir: 85 : 100 x 100 = 85


Karya 10
(Memberi komentar tugas membuat pengolahan hasil belajar)
Komentar:
 Pemilihan Indikator sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Stimulus sudah cukup problematik, namun alangkah lebih baiknya jika memilih
stimulus dengan isu pembahasan terkini atau yang banyak diperbincangkan saat ini
 Soal essay juga bisa divariasikan lagi jenisnya
 Penskoran soal pilihan ganda sudah jelas dan mudah dipahami
 Di bagian penskoran untuk soal essai sudah sesuai dengan soal, namun masih kurang
rinci. Mungkin bisa ditambahkan rincian mengenai jawaban siswa yang mendekati
kunci jawaban (jawaban benar) dan jawaban siswa yang sama sekali tidak sesuai
dengan kunci jawaban. Ini akan memperjelas penilaian untuk soal essai.
Karya 11
(Membuat soal kebahasaan)
Soal Kata Baku dan Tidak Baku
INDIKATOR
Disajikan empat kalimat, siswa bisa menentukan kalimat yang menggunakan kata baku

1. Temukanlah salah satu dari kalimat yang ada di bawah ini dengan penggunaan kata yang tidak
baku, kecuali.....
a) Dokter Ani membuka praktik di Jakarta Utara
b) Harga deterjen akhir-akhir ini semakin mahal
c) Kota Saranjana dikenal sebagai kota ghaib
d) Pemerintah memberikan dana sebesar 100 milyar rupiah untuk pembangunan setiap daerah.
Kunci jawaban (A)
a) kata 'praktik' yang digunakan adalah bentuk baku dari kata 'praktek)
b) bentuk baku dari 'deterjen' adalah 'detergen' sehingga pilihan b salah karena memuat kata tidak
baku
c) bentuk baku dari 'ghaib' adalah 'gaib' sehingga pilihan c salah karena memuat kata tidak baku
d) bentuk baku dari 'milyar' adalah 'miliar' sehingga pilihan d salah karena memuat kata tidak
baku

Soal kpts
INDIKATOR
Disajikan empat kalimat, siswa dapat menentukan penggunaan peleburan k, p, t, s yang benar.
1. Temukanlah salah satu dari kalimat di bawah ini dengan peleburan kata tidak tepat, kecuali....
a) Meningkatkan minat literasi siswa memperlukan peran dari banyak pihak
b) Pemrograman aplikasi membutuhkan waktu cukup lama
c) Mahasiswa Sastra Indonesia sedang mengaji tentang dialek Bojonegoro
d) Sebagai anak penjabat, Sassa sering mengtraktrir teman sekelasnya.
Kunci jawaban (b)
a) Kata memperlukan berasal dari bentu dasar 'perlu'. Kata yang diawali dengan huruf k, p, s, t
akan melebur jika huruf keduanya berupa hurup vokal. Peleburan yang benar adalah memerlukan
bukan memperlukan.
b) Kata dasar berawalan huruf k, p,s, dan t dengan huruf kedua berupa huruf konsonan
bisa melebur hanha jika mendapat awalan pe-. Maka, kata pemrogaman di sini adalah betul.
c) Kata mengkaji tidak dileburkan agar dapat dibedakan dengan kata mengaji. Jadi, kata
mengkaji tidak bisa dileburkan menjadi mengaji.
d) Kata dasar berawalan huruf k, p,s, dan t dengan huruf kedua berupa huruf konsonan
tidak akan melebur. Peleburan kata 'traktir' yang benar adalah mentraktir.

Soal Memperbaiki Kalimat Efektif


INDIKATOR
Disajikan satu kalimat tidak efektif, siswa dapat menentukan perbaikan kalimat agar menjadi
kalimat efektif.

1. Bacalah dengan cermat kalimat di bawah ini!


la adalah penemu yang pada kesempatan itu untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa
gambar hidup dapat ditransmisikan melalui pesawat yang sekarang dikenal sebagai televisi.
Perbaikan kalimat tersebut agar menjadi efektif adalah....
a) menghilangkan kata pada kesempatan itu
b) menghilangkan kata yang pada kesempatan itu
c) mengganti kata pertama kalinya menjadi pertama kali
d) mengganti kata transmisikan menjadi transmisi

Kunci jawaban (A)


a) kata 'pada kesempatan itu' membuat susunan kalimat tidak efektif
b) kata 'yang' tidak perlu dihilangkan karena merupakan penjelas dari kalimat definisi
c) kata 'pertama kalinya' tidak perlu diubah menjadi 'pertama kali' karena tidak mempengaruhi
susunan kalimat
d) kata transmisikan merupakan proses penerusan energi dari satu benda ke benda lain.
Penggambaran proses dalam kata 'transmisikan' dibutuhkan dalam kalimat sehingga tidak perlu
diubah menjadi 'transmisi'.

Soal Paragraf
INDIKATOR
Disajikan satu paragraf yang salah, siswa dapat menentukan kalimat sumbang (mengganggu
kepaduan paragraf)

1. Perhatikan paragraf di bawah ini!


(1) Sapardi Djoko Damono merupakan seorang penyair terkemuka Indonesia. (2) Penyair
kelahiran Solo ini sudah menulis puisi sejak SMP. Buku puisi pertamanya berjudul Duka-Mu
Abadi. (3) Puisi- puisi Sapardi begitu disukai dan dikenal masyarakat karena kata-kata yang
digunakannya begitu sederhana. (4) Hal ini karena mayoritas pembaca adalah masyarakat awam
yang belum tahu tentang diksi sastra. (5) Salah satu puisi SDD (julukan Sapardi) yang paling
terkenal adalah Aku Ingin.
Kepaduan paragraf tersebut terganggu karena adanya kalimat....
a) 1
b) 2
c) 3
d) 4
Kunci jawaban (d)
a) Kalimat pertama tidak mengganggu kepaduan karena merupakan topik utama dari paragraf,
yakni membahas tentang profil Sapardj Djoko Damono.
b) Kalimat kedua tidak mengganggu kepaduan karena masih masuk dalam topik pembahasan
prodil Sapardj Djoko Damono.
c) Kalimat kedua tidak mengganggu kepaduan karena masih masuk dalam topik pembahasan
prodil Sapardj Djoko Damono.
(d) Kalimat kedua adalah kalimat membuat paragraf tidak padu. Dikatakan demikian karena
topik utama paragraf di atas adalah profil Sapardi Djoko Damono , bukan membahas tentang
kemampuan pembaca dalam memahami diksi.

Anda mungkin juga menyukai