Anda di halaman 1dari 3

Contoh:

Perusahaan selama ini menjual secara tunai dimana omzet penjualannya sebesar Rp 800 juta
dengan keuntungan sebesar 15% dari penjualan. Perusahaan berencana menjual barangnya
secara kredit dengan syarat pembayaran n/60, hal ini diharapkan dapat meningkatkan omzet
penjualan menjadi Rp 1.050 juta per tahun. Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk piutang
adalah 15%. Apakah perusahaan sebaiknya menerima alternative penjualan kredit tersebut?

Manfaat : tambahan keuntungan = (Rp 1.050 juta – Rp 800 juta) x 15% = Rp 37.500.000,-
Pengorbanan :
- Perputaran piutang = 360 : 60 = 6 kali
- Rata-rata piutang = Rp 1.050 juta : 6 = Rp 175 juta
- Dana untuk membiayai piutang = (1-0.15)* 175 juta =Rp 148,75 juta
- Biaya dana yang ditanggung = Rp 148,75 juta x 15% = Rp 22.310.000,-
Manfaat bersih = Rp 15.190.000,-

Kesimpulan : benefit >pengorbanan (biaya) maka kebijakan kredit layak diterapkan

Contoh :
Jika perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 net 60 dan ditaksir 50% pelanggan akan
membayar pada hari ke 20 dan sisanya pada hari ke 60, maka apakah perubahan syarat
penjualan tersebut layak diterapkan dibandingkan dengan penjualan tunai ?

Penyelesaian :
Manfaat: Tambahan keuntungan dari tambahan penjualan
(1050 juta-800 juta)*15% : 37.500.000,-
Biaya:
- Rata-rata periode pembayaran piutang = 0,5 (20) + 0,5 (60) = 40 hari
- Perputaran piutang = 360 : 40 = 9 kali
- Rata-rata piutang = Rp 1.050 juta : 9 = Rp 116,67 juta
- Dana yang diperlukan untuk membiayai piutang = Rp 116,67 juta x 85% = Rp 99,17 juta
- Biaya dana di piutang : 15% * (99,17 juta) : Rp 14.875.500
- Pengorbanan : diskon = 2% x 50% x Rp 1.050 juta = Rp 10.500.000,-
Total biaya Rp25.375.500 ,-
Manfaat bersih = 37.500.000 – 25.375.500 = 12 124.500

Kesimpulan : benefit >pengorbanan (biaya) maka ebijakan syarat kredit yang baru layak
diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai