Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME MATA KULIAH FITOKIMIA

AZHAR ARDIANSYAH
G 701 22 116

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024
A. Definisi Fitokimia
Fitokimia (phytochemicals). Dari asal usul katanya, maka terdiri dariphyto dan
chemicals. Fito (phyto) dalam bahasa latin berarti tumbuhan, sedangkan chemicals
berarti bahan-bahan kimia. Secara harfiah dapat dikatakan fitokimia adalah bahan-
bahan atau senyawa-senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan Dalam
penggunaannya terutama dalam bidang kimia bahan alam, fitokimia diartikan sebagai
metabolit sekunder yang khusus dihasilkan oleh tumbuhan. Dengan demikian dapat
didefinisikan bahwa fitokimia adalah senyawa kimia non nutrisi yang memiliki fungsi-
fungsi proteksi atau pertahanan yang diproduksi di dalam sel tumbuhan.

Fitokimia merupakan kajian ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi senyawaan kimia
metabolit sekunder dalam tumbuhan. Keberadaan metabolit sekunder ini sangat penting
bagi tumbuhan untuk dapat mempertahankan dirinya dari makhluk hidup lainnya,
mengundang kehadiran serangga untuk membantu penyerbukan dan lain-lain (Ayu,
2023).

B. Lingkup Fitokimia
Fitokimia dalam arti luas adalah cabang ilmu yang mempelajari senyawa organik yang
dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mencakup struktur kimia, biosintesis,
perubahan serta metabolisme, penyebaran secara alamiah, dan fungsi biologis. Dalam
arti sempit, fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan
pada sayur-sayuran dan buah-buahan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh,
tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Komponen
fitokimia bukanlah zat gizi karena tanpa kehadirannya asalkan kita tetap mengonsumsi
pangan bergizi maka tubuh akan mampu untuk melakukan metabolisme secara normal.
Namun, kehadiran komponen fitokimia di dalam tubuh akan sangat membantu untuk
membuat tubuh menjadi lebih sehat, lebih kuat, dan lebih bugar (Astawan, 2008).
C. Peran Fitokimia dalam penemuan dan pengembangan obat
Tumbuhan obat dalah tumbuhan atau bagian- bagaiannya yang digunakan baik untuk
pencegahan ataupun pengobatan penyakit-penyakit tertentu, atas dasar penggunaan
secara empirik ataupun pengujian ilmiah. Pengujian khasiat suatu tanaman obat
dilakukan melalui uji pra klinik hingga uji klinik. Pengembangan obat tradisional di
Indonesia semakin menunjukkan kemajuan yang mengarah kepada upaya memasuki
jalur pelayanan kesehatan formal. Obat tradisonal yang akan memasuki jalur pelayanan
kesehatan formal dituntut mempunyai kualitas yang memenuhi standar yang telah
ditetapka. Evaluasi kualitas ini diperlukan untuk memperoleh obat tradisional yang
memenuhi persyaratan, memiliki khasiat, dan tentunya harus aman untuk digunakan.

Khasiat atau aktivitas farmakologi yang menjadi tumpuan bagi penggunaan suatu
tumbuhan sebagai tumbuhan obat ditentukan oleh suatu kandungan metabolit sekunder
dalam tumbuhan pada suatu bagian tumbuhan obat tertentu. Kandungan senyawa
metabolit sekunder yang sangat penting artinya dalam kaitannya dengan khasiat atau
aktivitas farmakologi tumbuhan obat adalah senyawa metabolit sekunder kelompok
alkaloid, tanin, polifenolat, mono dan sesquiterpen, senyawa quionon, glikosida
jantung, flavonoid, triterpenoid dan steroid, serta saponin.

Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa kimia metabolit sekunder merupakan


langkah awal yang penting dalam penelitian mengenai tumbuhan obat atau dalam hal
pencarian senyawa aktif baru yang berasal dari bahan alam yang dapat menjadi
precursor bagi sintesis obat-obat baru atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu.
Oleh karenanya, metode uji fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi terandalkan
(Fikayuniar, 2022).
Daftar Pustaka

Astawan., M., Leomitro., A.K,. (2008). Khasiat Warna – Warni Makanan. Jakarta ;PT
Gramedia Pustaka Utama.

Ayu., Aprlia., B.M,. (2023). Ragam Bioaktivitas Kombinasi Tanaman Kelor. Yogyakarta;
Penerbit Samudra Biru.

Fikayuniar., L,. (2022). Fitokimia.

Anda mungkin juga menyukai