A. Hasil Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah jeruk lemon yang memiliki warna kuning,
segar, dan padat. Di perlukan 1000 gram buah jeruk lemon ( sekitar 9 buah lemon)
Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri gram negatif
Escherichia coli
Berdasarkan data pada Tabel diatas, diketahui bahwa diameter zona hambat
coli memiliki rerata 41,0 mm dengan nilai SD kurang lebih 0,2. Diameter zona
hambat yang paling besar yaitu 41,2 mm dan yang terkecil yaitu 40,8 mm.
Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah aquadest steril
dimana pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada aquades
Pada penelitian ini perasan buah jeruk lemon diuji menjadi beberapa
konsentrasi diantaranya: 25, 50, 75, 100% dengan 4 kali pengulangan perlakuan.
berikut:
38
Tabe 6
Diameter Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Perasan Jeruk Lemon
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli
yang dihasilkan oleh perasan jeruk lemon pada konsentrasi 25% terhadap
hasil rerata yang paling kecil dalam penelitian ini. Sedangkan perasan buah jeruk
rerata diameter zona hambat paling tinggi yaitu 11,17±0,5. Berdasarkan data pada
Tabel 6 disebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin luas diameter
Zona hambat yang dihasilkan oleh perasan jeruk lemon dengan konsentrasi
25, 50, 75, 100% terhadap bakteri Escherichia coli selanjutnya dikategorikan.
jeruk lemon berdasarkan kategori daya hambat antibakteri disajikan pada tabel :
39
Tabel 7
Kategori zona hambat berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli
Berdasarkan data pada Tabel diatas, dapat diketahui bahwa daya hambat
dari perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 25, 50, 75% dapat dikategorikan kedalam daya
hambat sedang karena memiliki rerata diameter zona hambat yang memiliki
rentang ukuran antara 6-10 mm. Sedangkan pada konsentrasi 100% dapat
hasil diameter zona hambat tertinggi dan termasuk kedalam daya hambat yang
4. Analisa data
Data yang didapatkan dari hasil pengukuran diameter zona hambat yang
diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya diolah menggunakan uji statistik
dengan bantuan perangkat lunak komputer. Uji Kolmogorov Smirnov (KS) adalah
uji yang paling pertama dilakukan yang dimana dalam uji ini bertujuan untuk
dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka menjadi p>α (0,142 > 0,05). Hal ini
40
maka untuk mengetahui adanya perbedaan zona hambat pada penelitian ini
Uji one way anova diperoleh nilai p (0,000) < α (0,05) yang menunjukkan
Escherichia coli pada berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon. Dan
dilanjutkan dengan Uji LSD (Least Significant Difference) yaitu uji yang
α (0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai antara zona hambat
B. Pembahasan
Coli
sebagai kontrol terhadap proses bekerja yang dilakukan pada saat penelitian
dilaboratorium. Selain karena hal itu kontrol ini juga dapat dipergunakan untuk
mengetahui apakah jenis isolate bakteri yang digunakan layak dipakai, ketepatan
41
pertumbuhan media yang dijadikan sebagai bahan uji apakah baik atau tidak. Hal
didapatkan hasil pengukuran rerata diameter zona hambat dari Ciprofloxacin yang
terbentuk adalah 41,00 mm. dalam table CLSI, Ciprofloxacin dapat dikatakan
dibandingkan dengan table CLSI maka diameter zona hambat yang dihasilkan
oleh kontrol kerja ini tergolong kedalam kategori resisten dalam menghambat
Dalam penelitian ini kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest steril.
apakah pelarut yang digunakan dalam uji memiliki pengaruh terhadap diameter
zona hambat yang terbentuk pada setiap konsentrasi perasan buah jeruk lemon
(Citrus Limon L.). Dari penelitian yang telah dilakukan dilaboratorium didapat
hasil penelitian dari kontrol negatif yaitu zona hambat yang terbenuk adalah 0
mm. Hal tersebut berarti zona hambat yang terbentuk pada masing-masing
konsentrasi perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) tidak dipengaruhi oleh
pelarut melainkan disebabkan oleh aktivitas dari senyawa aktif yang terdapat pada
42
Penggunaan aquadest steril sebagai kontrol negatif diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Bodhi (2016) dalam uji daya hambat perasan daun
Escherichia coli menyatakan bahwa aquades merupakan bahan yang tidak bersifat
bakterisida dan merupakan bahan yang tidak memiliki zat aktif sehingga tidak
Dalam penelitian ini daya hambat jeruk lemon diuji dengan menggunakan
metode yang Bernama difusi cakram Kirby bauer. Dimana metode ini merupakan
metode sederhana yang dapat dilakukan untuk melihat kemampuan suatu bahan
alam sebagai antibakteri. Kemampuan perasan jeruk lemon (Citrus Limon L.)
terbentuknya zona hambat bening di sekitar cakram disk yang telah dijenuhkan
dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Nilai pada zona hambat bening yang
terbentuk diukur dengan cara menggunakan jangka sorong. Ukuran diameter yang
Perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) dibuat menjadi 4 varian
konsentrasi tersebut yaitu konsentrasi 25, 50, 75, dan 100%. Konsentrasi tersebut
diperoleh dengan cara mengencerkan perasan buah jeruk lemon (Citrus Limoon
jeruk lemon (Citrus Limon L.) memiliki daya hambatan yang berbeda-beda pada
43
setiap konsentrasi. Yang dimana zona hambat yang terbentuk dipengaruhi oleh
perbedaan zona hambat dan perbedaan kategori yang terjadi pada tiap-tiap
1. Konsentrasi 25%
digunakan dalam penelitian kali ini. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
hambat dengan rerata diameter yang terbentuk hanya sebesar 8,65 mm yang
tergolong kedalam daya hambat sedang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kandungan dari perasan jeruk lemon yaitu senyawa aktif seperti asam sitrat, dan
diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi ini merupakan rerata
diameter zona hambat sedang. Hal tersebut dapat terjadi karena perasan jeruk
lemon mampu merusak membrane sel terdalam dari bakteri Escherichia coli
sehingga hambatan yang terjadi tergolong kedalam hambatan yang sedang, Jika
penelitiannya yang berjudul Uji Daya Hambat Perasan Jeruk Lemon terhadap
membentuk zona hambat dengan rerata diameter 2,5 mm. Jadi jika dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan maka hasil yang didapat lebih besar.
2. Konsentrasi 50%
coli dengan membentuk zona hambat dengan rerata diameter yang terbentuk
44
sebesar 10,22 mm yang tergolong kedalam daya hambat sedang. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2019) tentang Daya Antibakteri Air
Mutans, perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 50% hanya dapat membentuk
zona hambat dengan diameter 10,7 mm. Bila dibandingkan dengan penelitian ini,
maka konsentrasi 50% pada penelitian ini memiliki rerata diameter zona hambat
yang lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan dari senyawa
konsentrasi perasan jeruk lemon yang semakin tinggi yang dimana kandungan
senyawa dari perasan jeruk lemon lebih besar sehingga daya hambatnya menjadi
lebih besar , dan daya hambat perasan jeruk lemon terhadap bakteri Escherichia
3. Konsentrasi 75%
coli dengan rerata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar 10,97mm yang
Berti (2015) tentang Daya Antibakteri Air Perasan Jeruk Lemon (Citrus
yaitu perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 80% hanya mampu menghambat
bakteri dengan zona hambat sebesar 4,31mm. Bila dibandingkan dengan hasil
penelitian ini, maka konsentrasi 75% pada penelitian ini memiliki rerata diameter
zona hambat yang lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan
dari senyawa konsentrasi perasan jeruk lemon yang semakin tinggi yang dimana
kandungan senyawa dari perasan jeruk lemon lebih besar sehingga daya
hambatnya menjadi lebih besar, dan daya hambat perasan jeruk lemon terhadap
45
bakteri Escherichia coli sudah semakin dalam. Perbedaan zona hambat yang
4. Konsentrasi 100%
Escherichia coli dengan rerata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar
11,17 mm yang tergolong kedalam daya hambat kuat. Rerata diameter zona
hambat yang ditimbulkan oleh konsentrasi 100% merupakan rerata diameter zona
konsentrasi lainnya. Diameter zona hamabat ini lebih besar bila dibandingkan
dengan diameter zona hambat dari konsentrasi 75%. Hal tersebut dapat terjadi
semakin tinggi yang dimana kandungan senyawa dari perasan jeruk lemon lebih
besar sehingga daya hambatnya menjadi semakin lebih besar , dan daya hambat
perasan jeruk lemon terhadap bakteri Escherichia coli sudah menembus bagian
terdalam dari dinding bakteri. Perbedaan zona hambat yang terbentuk juga dapat
Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh perasan buah jeruk lemon
(Citrus Limon L.) terhadap bakteri Escherichia coli pada penelitian ini dapat
disebabkan karena bakteri Escherichia coli resisten terhadap perasan buah jeruk
lemon (Citrus Limon L.) bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif
hal tersebut dapat terjadi karena jeruk lemon (Citrus Limon L.) memiliki bebrapa
46
kandungan kimia diantaranya flavonoid, dan asam sitra. Menurut Nurlaely (2010)
antibakteri.
Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh perasan buah jeruk lemon juga
berbeda antar konsentrasi satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat
semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak
yang lebih besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Anggi, Abdi, dan Desiani
senyawa yang diberikan, semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula bahan
seperti asam sitrat, flavonoid, saponin, limonoid, dan tanin. Senyawa aktif
bakteri Escherichia coli sehingga bakteri yang diuji pada daerah tersebut tidak
Asam sitrat pada jeruk lemon merupakan asam organik yang paling banyak
terdapat pada jeruk lemon. Perasan jeruk lemon yang begitu terasa kecut tersebut
disebabkan oleh tingginya kandungan asam sitrat pada jeruk lemon (Berti, 2015).
Selain itu menurut Batubara (2017) meyatakan bahwa kandungan asam sitrat
47
membuat derajat keasaman (pH) perasan buah jeruk lemon menjadi asam. pH
mendenaturasi dinding sel bakteri dengan cara melalui ikatan hydrogen. Aktivitas
bakteri,terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada dinding sel (Silvia,
topoisomerase yang berfungsi pada proses transkripsi dan replikasi, sehingga sel
bakteri tidak dapat terbentuk (Batubara, 2020). Menurut Ngajawo, Abidjulu, dan
sel bakteri sehingga dapat menyebabkan kebocoran sel bakteri dan mengakibatkan
luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma dan dapat
mengganggu dan mengurangi kestabilan sel bakteri hal inilah yang menyebabkan
bakteri mati. Limonoid juga merupakan komponen yang terkandung dalam jeruk
permeabilitas membrane sel dan menghilangkan ion-ion dalam sel. Selain hal
tersebut limonoid juga merupakan salah satu komponen dari minyak atsiri yang
48
polisakarida,asam lemak,dan fosfolipid. Sehingga hal tersebut dapat
merupakan bakteri yang memiliki struktur dinding sel yang berlapis-lapis dan
sangat kompleks, dan mengandung tiga polimer yaitu lapiran terluarnya adalah
adalah peptidoglikan serta membran luar terdiri atas fosfolipid dan berupa bilayer
yang keluar atau masuk kedalam sel yang dapat mengakibatkan efek toksik.
Adanya zona hambat bening yang terbentuk pada sekitaran media menyatakan
merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh dan bertahan hidup pada suhu
10-40°C dengan suhu optimal 37°C. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka hal
ini sesuai dengan suhu inkubator yang digunakan yaitu 37°C sehingga suhu
Escherichia coli. Akan tetapi pada penelitian yang telah dilakukan mendapatkan
hasil bahwa bakteri Escherichia coli tidak dapat menembus senyawa yang
terbentuknya zona bening pada area cakram disk yang sebelumnnya telah di
jenuhkan didalam perasan jeruk lemon dengan konsentrasi yang digunakan dalam
penelitian ini.
49
zona hambat yang dihasilkan oleh berbagai konsentrasi perasan jeruk
lemon menunjukkan bahwa perasan dari buah jeruk lemon memiliki potensi
antibakteri, kategori diameter zona hambat dari suatu bahan uji dapat
lemah, zona hambat 6-10 mm termasuk dalam kategori sedang, zona hambat 11-
kategori kuat.
Berdasarkan daya hambat yang dihasilkan dari perasan buah jeruk lemon
dengan kategori daya hambat kuat. Daya hambat kuat tersebut membuktikan
bahwa perasan jeruk lemon pada konsentrasi 100% memiliki kemampuan yang
Menurut peneliti adanya zona hambat yang terbentuk yang dimana ditandai
dengan adanya area bening di sekitar kertas cakram yang di tanam pada media
MHA (Mueller Hinton Agar) pada uji daya hambat antibakteri membuktikan
bahwa perasan jeruk lemon (Citrus Limon L.) dapat menghambat pertumbuhan
50
bakteri Escherichia Coli. Jika dikaitkan dengan penjelasan peneliti sebelumnya
hal ini disebabkan oleh kandungan didalam perasan jeruk lemon mengandung
senyawa kimia asam sitrat dan flavonoid yang dapat merusak dinding sel bakteri
daerah yang tidak ditumbuhi oleh bakteri dan terlihat lebih bening dari area
sekitarnya. Sehingga pada penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan teori
yang dijelaskan.
Berdasarkan Analisa data statistika dengan Uji One Way Anova apabila
pada uji wan way anova didapatkan nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 maka
nenunjukkan rerata diameter zona hambat yang berbeda, sedangkan dalam uji wan
way anova dalam hasil penelitian ini diperoleh nilai p < α (0,000 < 0,05) yang
Escherichia coli dengan berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon. Dimana
pada penelitian ini di buktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
terdapatnya perbedaan ukuran diameter zona hambat pada setiap konsentrasi yang
masing konsentrasi, analisis data dilanjutkan dengan Uji LSD (Least Significant
Difference). Dalam uji LSD ini apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka data yang didapatkan memiliki perbedaan rata-rata diameter zona hambat
yang berbeda, sedangkan dalam hasil Uji LSD dalam penelitian ini diperoleh
nilai p (0,000) < α (0,05) yang dimana hal tersebut menunjukkan bahwa pada
51
hasil penelitian ini terdapatnya perbedaan diameter zona hambat yang bermakna
antara masing-masing konsentrasi perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.).
setiap konsentrasi yang dibuktikan pada hasil uji statistik yang dilakukan
dengan rerata zona hambat yang terbentuk sebesar 11,17 mm. Rerata diameter
zona hambat tersebut lebih besar dari rerata diameter zona hambat lainnya.
52