Anda di halaman 1dari 16

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah jeruk lemon yang memiliki warna kuning,

segar, dan padat. Di perlukan 1000 gram buah jeruk lemon ( sekitar 9 buah lemon)

untuk memperoleh 300 ml perasan buah jeruk lemon konsentrasi 100%.

(a) Jeruk lemon (b) Perasan jeruk lemon

Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri gram negatif

Escherichia coli ATCC 29522

2. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri

Escherichia coli

a. Data kontrol diameter kerja

Kontrol kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah antibiotik

ciprofloxacin yang dapat menimbulkan zona hambat terhadap pertumbuhan

bakteri Escherichia coli. Berdasarkan hasil pengukuran pada kontrol kerja di

dapatkan hasil pengukuran zona hambat yang disajikan pada Tabel 5.


Tabel 5
Diameter Zona Hambat Kontrol Kerja Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia coli

Pengulangan Diameter Zona Hambat (mm)


I 40,8
II 41,2
Rerata ± SD 41,0 ± 0,2

Berdasarkan data pada Tabel diatas, diketahui bahwa diameter zona hambat

yang dihasilkan oleh Ciprofloxacin terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia

coli memiliki rerata 41,0 mm dengan nilai SD kurang lebih 0,2. Diameter zona

hambat yang paling besar yaitu 41,2 mm dan yang terkecil yaitu 40,8 mm.

b. Data diameter zona hambat kelompok kontrol negatif

Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah aquadest steril

dimana pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada aquades

steril tidak dapat menimbulkan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri

Pemeriksaan zona hambat menunjukkan bahwa aquadest steril tidak menghasilkan

zona hambat (0 mm).

c. Data diameter zona hambat kelompok perlakuan

Pada penelitian ini perasan buah jeruk lemon diuji menjadi beberapa

konsentrasi diantaranya: 25, 50, 75, 100% dengan 4 kali pengulangan perlakuan.

Hasil pengukuran diameter zona hambat masing-masing konsentrasi sebagai

berikut:

38
Tabe 6
Diameter Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Perasan Jeruk Lemon
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli

Perlakuan Diameter Zona Hambat (mm) Rerata


konsentrasi ±SD
(%) (mm)
I II III IV
25 8,6 8,5 9,3 8,2 8,65±0,4
50 9,8 9,8 10,7 10,6 10,22±0,4
75 10,8 10,6 11,2 11,3 10,97±0,2
100 10,7 11,5 11,9 10,6 11,17±0,5

Berdasarkan data pada Tabel 6, diketahui bahwa diameter zona hambat

yang dihasilkan oleh perasan jeruk lemon pada konsentrasi 25% terhadap

pertumbuhan bakteri Escherichia coli memiliki rerata 8,65±0,4 mm merupakan

hasil rerata yang paling kecil dalam penelitian ini. Sedangkan perasan buah jeruk

lemon konsentrasi 100% terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli memiliki

rerata diameter zona hambat paling tinggi yaitu 11,17±0,5. Berdasarkan data pada

Tabel 6 disebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin luas diameter

zona hambat yang diperoleh.

3. Kategori Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Perasan Jeruk Lemon

Terhadap Pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Zona hambat yang dihasilkan oleh perasan jeruk lemon dengan konsentrasi

25, 50, 75, 100% terhadap bakteri Escherichia coli selanjutnya dikategorikan.

Kategori hasil diameter zona hambat pada masing-masing konsentrasi perasan

jeruk lemon berdasarkan kategori daya hambat antibakteri disajikan pada tabel :

39
Tabel 7
Kategori zona hambat berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli

Perlakuan Rerata Diameter Interpretasi Kategori


Konsentrasi (%) Zona Hambat (mm) Zona Hambat
25 8,65 Sedang
50 10,22 Sedang
75 10,97 Sedang
100 11,17 Kuat

Berdasarkan data pada Tabel diatas, dapat diketahui bahwa daya hambat

dari perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli pada konsentrasi 25, 50, 75% dapat dikategorikan kedalam daya

hambat sedang karena memiliki rerata diameter zona hambat yang memiliki

rentang ukuran antara 6-10 mm. Sedangkan pada konsentrasi 100% dapat

dikategorikan kuat karena memiliki rentang zona hamba antara 11-20 mm

sehingga konsentrasi 100% pada penelitian ini merupakan konsentrasi dengan

hasil diameter zona hambat tertinggi dan termasuk kedalam daya hambat yang

kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

4. Analisa data

Data yang didapatkan dari hasil pengukuran diameter zona hambat yang

diperoleh dari hasil penelitian ini selanjutnya diolah menggunakan uji statistik

dengan bantuan perangkat lunak komputer. Uji Kolmogorov Smirnov (KS) adalah

uji yang paling pertama dilakukan yang dimana dalam uji ini bertujuan untuk

normalitas data. Uji KS didapatkan nilai probabilitas (p) = 0,142. Jika

dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka menjadi p>α (0,142 > 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa data dari diameter zona hambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli berdistribusi normal. Karena data sudah berdistribusi normal,

40
maka untuk mengetahui adanya perbedaan zona hambat pada penelitian ini

dilanjutkan dengan uji one way anova.

Uji one way anova diperoleh nilai p (0,000) < α (0,05) yang menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara diameter zona hambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli pada berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon. Dan

dilanjutkan dengan Uji LSD (Least Significant Difference) yaitu uji yang

bertujuan untuk mengetahui perbedaan zona hambat. Didapatkan nilai p (0,000)<

α (0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai antara zona hambat

pada masing-masing konsentrasi perasan jeruk lemon.

B. Pembahasan

1. Diameter Zona Hambat Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia

Coli

a. Diameter zona hambat kontrol kerja

Kontrol kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah antibiotik

Ciprofloxacin. Ciprofloxacin dipilih sebagai kontrol kerja karena Ciprofloxacin

merupakan antibiotik spektrum luas. Dan juga termasuk kedalam golongan

florokuinolon yang paling umum digunakan dengan mekanisme kerja

menghambat DNA girase (Sarro, 2020).

Pemeriksaan menggunakan kontrol kerja Ciprofloxacin ini memiliki tujuan

sebagai kontrol terhadap proses bekerja yang dilakukan pada saat penelitian

dilaboratorium. Selain karena hal itu kontrol ini juga dapat dipergunakan untuk

mengetahui apakah jenis isolate bakteri yang digunakan layak dipakai, ketepatan

konsentrasi suspensi bakteri, dan juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana

41
pertumbuhan media yang dijadikan sebagai bahan uji apakah baik atau tidak. Hal

tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kemampuan ciprofloxacin

menghambat bakteri uji yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat.

Kemampuan menghambat antibiotik terstandar seperti Ciprofloxacin dapat

dikategorikan menjadi tiga kategori diantaranya: sensitif, intermediet, dan

resisten. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada loboratorium

didapatkan hasil pengukuran rerata diameter zona hambat dari Ciprofloxacin yang

terbentuk adalah 41,00 mm. dalam table CLSI, Ciprofloxacin dapat dikatakan

resisten dikarenakan diameter zona hambat yang terbentuk ≥ 1 mm. Jika

dibandingkan dengan table CLSI maka diameter zona hambat yang dihasilkan

oleh kontrol kerja ini tergolong kedalam kategori resisten dalam menghambat

bakteri Escherichia coli.

b. Diameter zona hambat kelompok kontrol negatif

Dalam penelitian ini kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest steril.

Dimana pemeriksaan menggunakan kontrol negatif bertujuan agar mengetahui

apakah pelarut yang digunakan dalam uji memiliki pengaruh terhadap diameter

zona hambat yang terbentuk pada setiap konsentrasi perasan buah jeruk lemon

(Citrus Limon L.). Dari penelitian yang telah dilakukan dilaboratorium didapat

hasil penelitian dari kontrol negatif yaitu zona hambat yang terbenuk adalah 0

mm. Hal tersebut berarti zona hambat yang terbentuk pada masing-masing

konsentrasi perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) tidak dipengaruhi oleh

pelarut melainkan disebabkan oleh aktivitas dari senyawa aktif yang terdapat pada

perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.)

42
Penggunaan aquadest steril sebagai kontrol negatif diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Bodhi (2016) dalam uji daya hambat perasan daun

lidah mertua (sansevierae trifasciata folium) terhadap pertumbuhan bakteri

Escherichia coli menyatakan bahwa aquades merupakan bahan yang tidak bersifat

bakterisida dan merupakan bahan yang tidak memiliki zat aktif sehingga tidak

dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

c. Diameter zona hambat kelompok perlakuan

Dalam penelitian ini daya hambat jeruk lemon diuji dengan menggunakan

metode yang Bernama difusi cakram Kirby bauer. Dimana metode ini merupakan

metode sederhana yang dapat dilakukan untuk melihat kemampuan suatu bahan

alam sebagai antibakteri. Kemampuan perasan jeruk lemon (Citrus Limon L.)

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dibuktikan dengan

terbentuknya zona hambat bening di sekitar cakram disk yang telah dijenuhkan

dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Nilai pada zona hambat bening yang

terbentuk diukur dengan cara menggunakan jangka sorong. Ukuran diameter yang

terbentuk menunjukkan kekuatan menghambat dari msing-masing konsentrasi

perasan jeruk yang telah ditentuk.

Perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.) dibuat menjadi 4 varian

konsentrasi dengan pengulangan 4 kali pada tiap konsentrasinya. Keempat

konsentrasi tersebut yaitu konsentrasi 25, 50, 75, dan 100%. Konsentrasi tersebut

diperoleh dengan cara mengencerkan perasan buah jeruk lemon (Citrus Limoon

L.) konsentrasi 100% dengan menggunakan aquadest steril.

Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa seluruh konsentrasi perasan

jeruk lemon (Citrus Limon L.) memiliki daya hambatan yang berbeda-beda pada

43
setiap konsentrasi. Yang dimana zona hambat yang terbentuk dipengaruhi oleh

besarnya konsentrasi yang digunakan. Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan

perbedaan zona hambat dan perbedaan kategori yang terjadi pada tiap-tiap

konsentrasi perasan jeruk lemon terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

1. Konsentrasi 25%

Konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang paling terendah yang

digunakan dalam penelitian kali ini. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah

dilakukan dapat diketahui bahwa konsentrasi 25% mampu membentuk zona

hambat dengan rerata diameter yang terbentuk hanya sebesar 8,65 mm yang

tergolong kedalam daya hambat sedang. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kandungan dari perasan jeruk lemon yaitu senyawa aktif seperti asam sitrat, dan

flavonoid pada jeruk tersebut sehingga menghasilkan diameter zona hambat,

diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi ini merupakan rerata

diameter zona hambat sedang. Hal tersebut dapat terjadi karena perasan jeruk

lemon mampu merusak membrane sel terdalam dari bakteri Escherichia coli

sehingga hambatan yang terjadi tergolong kedalam hambatan yang sedang, Jika

dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2017) dalam

penelitiannya yang berjudul Uji Daya Hambat Perasan Jeruk Lemon terhadap

bakteri Staphylococcus Aureus yang menggunakan konsentrasi 30% dapat

membentuk zona hambat dengan rerata diameter 2,5 mm. Jadi jika dibandingkan

dengan penelitian yang dilakukan maka hasil yang didapat lebih besar.

2. Konsentrasi 50%

Konsentrasi 50% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia

coli dengan membentuk zona hambat dengan rerata diameter yang terbentuk

44
sebesar 10,22 mm yang tergolong kedalam daya hambat sedang. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Ardian (2019) tentang Daya Antibakteri Air

Perasan Buah Lemon (Citrus Lemon(L) Burm.F.) Terhadap Streptococcus

Mutans, perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 50% hanya dapat membentuk

zona hambat dengan diameter 10,7 mm. Bila dibandingkan dengan penelitian ini,

maka konsentrasi 50% pada penelitian ini memiliki rerata diameter zona hambat

yang lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan dari senyawa

konsentrasi perasan jeruk lemon yang semakin tinggi yang dimana kandungan

senyawa dari perasan jeruk lemon lebih besar sehingga daya hambatnya menjadi

lebih besar , dan daya hambat perasan jeruk lemon terhadap bakteri Escherichia

coli sudah semakin dalam.

3. Konsentrasi 75%

Konsentrasi 75% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia

coli dengan rerata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar 10,97mm yang

tergolong kedalam kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Berti (2015) tentang Daya Antibakteri Air Perasan Jeruk Lemon (Citrus

Limon(L.)Burm.f.) Terhadap Porphyromonas gingivalis (in vitro) didapatkan hasil

yaitu perasan jeruk lemon dengan konsentrasi 80% hanya mampu menghambat

bakteri dengan zona hambat sebesar 4,31mm. Bila dibandingkan dengan hasil

penelitian ini, maka konsentrasi 75% pada penelitian ini memiliki rerata diameter

zona hambat yang lebih besar. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan

dari senyawa konsentrasi perasan jeruk lemon yang semakin tinggi yang dimana

kandungan senyawa dari perasan jeruk lemon lebih besar sehingga daya

hambatnya menjadi lebih besar, dan daya hambat perasan jeruk lemon terhadap

45
bakteri Escherichia coli sudah semakin dalam. Perbedaan zona hambat yang

terbentuk juga dapat dikarenakan perbedaan respon akibat adanya perbedaan

kepekaan bakteri terhadap konsentrasi yang digunakan.

4. Konsentrasi 100%

Konsentrasi 100% merupakan konsentrasi paling tinggi yang digunakan

dalam penelitian ini. Konsentrasi 100% mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dengan rerata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar

11,17 mm yang tergolong kedalam daya hambat kuat. Rerata diameter zona

hambat yang ditimbulkan oleh konsentrasi 100% merupakan rerata diameter zona

hambat terbesar jika dibandingkan dengan rerata diameter zona hambat

konsentrasi lainnya. Diameter zona hamabat ini lebih besar bila dibandingkan

dengan diameter zona hambat dari konsentrasi 75%. Hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan kandungan dari senyawa konsentrasi perasan jeruk lemon yang

semakin tinggi yang dimana kandungan senyawa dari perasan jeruk lemon lebih

besar sehingga daya hambatnya menjadi semakin lebih besar , dan daya hambat

perasan jeruk lemon terhadap bakteri Escherichia coli sudah menembus bagian

terdalam dari dinding bakteri. Perbedaan zona hambat yang terbentuk juga dapat

dikarenakan perbedaan respon akibat adanya perbedaan kepekaan bakteri terhadap

konsentrasi yang digunakan.

Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh perasan buah jeruk lemon

(Citrus Limon L.) terhadap bakteri Escherichia coli pada penelitian ini dapat

disebabkan karena bakteri Escherichia coli resisten terhadap perasan buah jeruk

lemon (Citrus Limon L.) bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif

hal tersebut dapat terjadi karena jeruk lemon (Citrus Limon L.) memiliki bebrapa

46
kandungan kimia diantaranya flavonoid, dan asam sitra. Menurut Nurlaely (2010)

menyebutkan bahwa senyawa flavonoid dan asam sitrat mampu sebagai

antibakteri.

Diameter zona hambat yang dihasilkan oleh perasan buah jeruk lemon juga

berbeda antar konsentrasi satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh perbedaan konsentrasi yang digunakan. Hal tersebut karena

semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak

senyawa aktif yang terkandung di dalamnya sehingga efektivitas dalam

menghambat bakteri akan semakin meningkat dan menghasilkan zona hambat

yang lebih besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Anggi, Abdi, dan Desiani

(2018) bahwa efektivitas suatu senyawa antibakteri dipengaruhi oleh konsentrasi

senyawa yang diberikan, semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula bahan

aktif sebagai antibakteri sehingga meningkatkan kemampuan daya hambatnya

terhadap bakteri. Kemampuan perasan buah jeruk lemon dalam menghambat

pertumbuhan bakteri dikarenakan senyawa aktif yang terkandung didalamnya

seperti asam sitrat, flavonoid, saponin, limonoid, dan tanin. Senyawa aktif

tersebut dengan mekanisme masing-masing mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli sehingga bakteri yang diuji pada daerah tersebut tidak

dapat tumbuh dan mengakibatkan terbentuknya zona bening.

Asam sitrat pada jeruk lemon merupakan asam organik yang paling banyak

terdapat pada jeruk lemon. Perasan jeruk lemon yang begitu terasa kecut tersebut

disebabkan oleh tingginya kandungan asam sitrat pada jeruk lemon (Berti, 2015).

Selain itu menurut Batubara (2017) meyatakan bahwa kandungan asam sitrat

47
membuat derajat keasaman (pH) perasan buah jeruk lemon menjadi asam. pH

asam dapat mengakibatkan pH internal sel bakteri menurun sehingga dapat

mengganggu aktivitas sel bakteri dan pertumbuhan bakteri menjadi terhambat.

Flavonoid merupakan antimikroba karena membentuk senyawa kompleks dengan

protein ekstraseluler, mengubah sifat fisik dan kimiawi sitoplasma, dan

mendenaturasi dinding sel bakteri dengan cara melalui ikatan hydrogen. Aktivitas

ini akan mengganggu fungsi permeabilitas selektif, fungsi pangangkutan aktif,

dan pengendalian susunan protein sehingga menyebabkan kematian pada

bakteri,terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada dinding sel (Silvia,

2018). Tanin merupakan senyawa kompleks yang dimana dapat membantu

memberikan manfaat sebagai antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA

topoisomerase yang berfungsi pada proses transkripsi dan replikasi, sehingga sel

bakteri tidak dapat terbentuk (Batubara, 2020). Menurut Ngajawo, Abidjulu, dan

Kamu (2013) menjelaskan bahwa saponin dapat menurunkan tegangan permukaan

sel bakteri sehingga dapat menyebabkan kebocoran sel bakteri dan mengakibatkan

keluarnya senyawa intraseluler. Dimana saponin akan berdifusi melalui membran

luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma dan dapat

mengganggu dan mengurangi kestabilan sel bakteri hal inilah yang menyebabkan

bakteri mati. Limonoid juga merupakan komponen yang terkandung dalam jeruk

lemon yang dimana limonoid memiliki mekanisme kerja dengan mengubah

permeabilitas membrane sel dan menghilangkan ion-ion dalam sel. Selain hal

tersebut limonoid juga merupakan salah satu komponen dari minyak atsiri yang

dimana minyak atsiri mampu melewati dinding bakteri terdiri atas

48
polisakarida,asam lemak,dan fosfolipid. Sehingga hal tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan dinding sel pada bakteri.

Menurut Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s (2013) bakteri gram negatif

merupakan bakteri yang memiliki struktur dinding sel yang berlapis-lapis dan

sangat kompleks, dan mengandung tiga polimer yaitu lapiran terluarnya adalah

lipoprotein, lapisan tengahnya adalah lipopolisakarida dan lapisan terdalamnya

adalah peptidoglikan serta membran luar terdiri atas fosfolipid dan berupa bilayer

memeiliki ketahanan yang sangat baik dalam menghambat senyawa-senyawa

yang keluar atau masuk kedalam sel yang dapat mengakibatkan efek toksik.

Adanya zona hambat bening yang terbentuk pada sekitaran media menyatakan

bahwa perasan jeruk lemon memiliki respon dalam menghambat pertumbuhann

bakteri. Menurut Lubis (2015) menyatakan bahwa bakteri Escherichia coli

merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh dan bertahan hidup pada suhu

10-40°C dengan suhu optimal 37°C. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka hal

ini sesuai dengan suhu inkubator yang digunakan yaitu 37°C sehingga suhu

tersebut dapat menjadi suhu yang optimal dalam menumbuhkan bakteri

Escherichia coli. Akan tetapi pada penelitian yang telah dilakukan mendapatkan

hasil bahwa bakteri Escherichia coli tidak dapat menembus senyawa yang

terkandung pada konsentrasi perasan jeruk lemon sehingga mengakibatkan

terbentuknya zona bening pada area cakram disk yang sebelumnnya telah di

jenuhkan didalam perasan jeruk lemon dengan konsentrasi yang digunakan dalam

penelitian ini.

2. Kategori Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Perasan Jeruk Lemon

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli

49
zona hambat yang dihasilkan oleh berbagai konsentrasi perasan jeruk

lemon menunjukkan bahwa perasan dari buah jeruk lemon memiliki potensi

sebagai bahan alami untuk antibakteri. Berdasarkan kategori zona hambat

antibakteri, kategori diameter zona hambat dari suatu bahan uji dapat

dikelasifikasikan menjadi 4 yaitu zona hambat ≤ 5 mm termasuk daya hambat

lemah, zona hambat 6-10 mm termasuk dalam kategori sedang, zona hambat 11-

20 mm termasuk dalam kategori kuat, dan zona hambat ≥ 21 mm termasuk dalam

kategori sangat kuat dalam menghambat suatu bakteri. Berdasarkan penjelasan

tersebut kemampuan menghambat dari perasan jeruk lemon terhadap bakteri

Escherichia coli pada konsentrasi 25% termasuk kedalam kategori sedang,

sedangkan konsentrasi 50% termasuk kedalam kategori sedang, konsentrasi 75%

termasuk kedalam kategori sedang,dan konsentrasi 100% termasuk kedalam

kategori kuat.

Berdasarkan daya hambat yang dihasilkan dari perasan buah jeruk lemon

dalam penelitian ini, maka konsentrasi yang optimal dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah konsentrasi 100%. Hal tersebut

dikarenakan konsentrasi 100% sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri

dengan kategori daya hambat kuat. Daya hambat kuat tersebut membuktikan

bahwa perasan jeruk lemon pada konsentrasi 100% memiliki kemampuan yang

kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Menurut peneliti adanya zona hambat yang terbentuk yang dimana ditandai

dengan adanya area bening di sekitar kertas cakram yang di tanam pada media

MHA (Mueller Hinton Agar) pada uji daya hambat antibakteri membuktikan

bahwa perasan jeruk lemon (Citrus Limon L.) dapat menghambat pertumbuhan

50
bakteri Escherichia Coli. Jika dikaitkan dengan penjelasan peneliti sebelumnya

hal ini disebabkan oleh kandungan didalam perasan jeruk lemon mengandung

senyawa kimia asam sitrat dan flavonoid yang dapat merusak dinding sel bakteri

sehingga aktivitas bakteri terganggu. Zona bening yang terbentuk merupakan

daerah yang tidak ditumbuhi oleh bakteri dan terlihat lebih bening dari area

sekitarnya. Sehingga pada penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan teori

yang dijelaskan.

3. Perbedaan Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Perasan Jeruk Lemon


Terhadap Pertumbuuhan Bakteri Escherichia Coli

Berdasarkan Analisa data statistika dengan Uji One Way Anova apabila

pada uji wan way anova didapatkan nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 maka

nenunjukkan rerata diameter zona hambat yang berbeda, sedangkan dalam uji wan

way anova dalam hasil penelitian ini diperoleh nilai p < α (0,000 < 0,05) yang

menjelaskan bahwa terdapatnya perbedaan zona hambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dengan berbagai konsentrasi perasan buah jeruk lemon. Dimana

dalam pernyataan yang menjelaskan bahwa terdapatnya perbedaan zona hambat

pada penelitian ini di buktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

terdapatnya perbedaan ukuran diameter zona hambat pada setiap konsentrasi yang

digunakan dalam penelitian ini.

Untuk mengetahui perbedaan zona hambat yang bermakna anatara masing-

masing konsentrasi, analisis data dilanjutkan dengan Uji LSD (Least Significant

Difference). Dalam uji LSD ini apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka data yang didapatkan memiliki perbedaan rata-rata diameter zona hambat

yang berbeda, sedangkan dalam hasil Uji LSD dalam penelitian ini diperoleh

nilai p (0,000) < α (0,05) yang dimana hal tersebut menunjukkan bahwa pada

51
hasil penelitian ini terdapatnya perbedaan diameter zona hambat yang bermakna

antara masing-masing konsentrasi perasan buah jeruk lemon (Citrus Limon L.).

Dimana hasil yang didapatkan menunjukkan perbedaan yang bermakna pada

setiap konsentrasi yang dibuktikan pada hasil uji statistik yang dilakukan

didapatkan hasil perbedaan antara konsentrasi yang digunakan.

Hasil pengukuran diameter zona hambat berbagai konsentrasi perasan buah

jeruk lemon terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli terdapat di Tabel 6.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi 100% memiliki

diameter zona hambat terbesar terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli

dengan rerata zona hambat yang terbentuk sebesar 11,17 mm. Rerata diameter

zona hambat tersebut lebih besar dari rerata diameter zona hambat lainnya.

52

Anda mungkin juga menyukai