Anda di halaman 1dari 12

NAMA : RISTI TANTIA 19330081

Kelas :C

TABEL HASIL PENGAMATAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

1. Tabel diameter zona hambat desinfektan (mm)

Kelompok Bakteri Wipol porstex Fenol Akuades Gambar dan keterangan

1 E.coli 12 16 18,7 0

2 E.coli 11 14 18,3 0

3 E.coli 12,4 16,5 19,0 0

4 E.coli 11,5 14,8 19,2 0

Rata-rata 11,725 15,325 18,8 0

5. S. aureus 15,1 20,1 24 0


6. S. aureus 15,5 20,5 24,7 0

7. S. aureus 15,0 20,3 24,4 0

8. S. aureus 15,8 20,6 24,6 0

Rata-rata 15,53 20,375 24,425 0

2. Tabel diameter zona hambat antiseptik (mm)

Kelompok Bakteri Lifebuoy Antis Dettol Akuades Gambar dan keterangan

1 E.coli 12,4 14,6 16,6 0

2 E.coli 12,6 14,0 16,8 0

3 E.coli 12,0 14,6 15,9 0


4 E.coli 12,8 14,2 16,3 0

Rata-rata 11,725 15,325 18,8 0

5. S. aureus 15,1 20,1 24 0

6. S. aureus 15,5 20,5 24,7 0

7. S. aureus 15,0 20,3 24,4 0

8. S. aureus 15,8 20,6 24,6 0

Rata-rata 15,53 20,375 24,425 0


PEMBAHASAN

1. Tabel 1
Bahwa zona hambat yang tertinggi pada E.coli dan S.aureus yaitu pada fenol. Hasil
percobaan menggunakan bakteri E.coli didapat kan hasil rata – rata diameter zona hambat
dari Wipol 11,725 mm, Porstex 15,325 mm dan Fenol 18,8 mm. Hal ini berarti efektivitas
Fenol lebih tinggi dalam menghambat bertumbuhan bakteri karena memiliki rata rata
diameter zona hambat lebih besar daripada porstex ataupun wipol . Sedangkan untuk
bakteri S.aureus didapatkan hasil rata – rata diameter zona hambat dari Wipol 15,53 mm,
Porstex 20,375 mm dan Fenol 24,425 mm sama seperti pada bakteri E.coli bahwa Fenol
memiliki efektivitas lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripda Porstex
ataupun Wipol.
Fenol merupakan golongan desinfektan. Sifat serta Mekanisme dari desinfektan pada fenol
bakteriostatik yaitu menghambat metabolisme bakteri dengan cara merusak membrane
sitoplasma dan mendenaturasi sel. Senyawa turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorbs yang melibatkan ikatan hydrogen. Mekanisme kerja sangat luas,
dapat merusak dinding sel dan membrane sel, mengkoagulasi protein, merusak ATPase,
merusak sulfohidril dari protein, dan merusak DNA sehingga efektif membunuh bakteri.

2. Tabel 2
Bahwa zona hambat antiseptic yang tertinggi yaitu pada Dettol. Hasil percobaan
menggunakan bakteri E.coli didapatkan hasil rata – rata diameter zona hambat dari
Lifebuoy 12,45 mm, antis 14,35 mm dan Dettol 16,4 mm. Hal ini berarti efektivitas Dettol
lebih tinggi dalam menghambat bertumbuhan bakteri karena memiliki rata rata diameter
zona hambat lebih besar daripada antis ataupun Lifebuoy. Sedangkan untuk bakteri
S.aureus didapatkan hasil rata – rata diameter zona hambat dari Lifebuoy 10,225 mm, antis
13,65 mm dan Dettol 16,675 mm sama seperti pada bakteri E.coli bahwa Dettol memiliki
efektivitas lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripada antis ataupun
Lifebouy.
Karena Dettol memiliki zona hambat yang paling besar terhadap bakteri E.coli dan
S.aureus dibandingkan dengan lifebuoy dan antis konsentrasi yang lebih kecil. Maka sabun
mandi cair Dettol lebil baik dalam hal menghambat atau membunuh bakteri. Dettol memiki
aktivitas antibakteri yang lebih besar. Dettol mengandung zat aktif chloroxylenol yaitu zat
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel bakteri dan menyebabkan inaktivasi
dari kerja enzim pada lifeboy dan antis yang bersifat antibakteri yaitu trclosan dapat
memasuki dinding sel bakteri dan mengganggu sintesis RNA dan protein bakteri namun
lebih sering bersifat bakteriostatik karna konsentrasi yangdigunakan rendah.

3. Tabel diameter zona hambat antibiotik (mm)


Kelompok Bakteri Ciprofloxaci Penicillin-G Tetracyclin Akuades Gambar dan
n e keterangan
1 E.coli 16,8 20,2 12,9 0

2 E.coli 16,6 20,0 12,3 0

3 E.coli 16,2 20,4 12,8 0

4 E.coli 16,4 20,6 12,5 0

Rata-rata 16,5 20,3 12,625 0

5. S. aureus 20,2 12,0 16,8 0


6. S. aureus 20,3 11,9 16,7 0

7. S. aureus 20,0 11,8 16,9 0

8. S. aureus 20,1 12,2 16,6 0

Rata-rata 20,15 11,975 16,75 0

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, yang berjudul “Uji Aktivitas Antimikroba” menggunakan bakteri
E.coli dan S.aureus. E.coli merupakan bakteri batang gram negative, fakultatif anaerob, dan
merupakan anggota Enterobacteriaea. Bakteri gram negative tidak tahan terhadap alcohol. Dan
S.aureus merupakan bakteri gram positif, dinding sel mengandung dua komponen utama,
peptidoglikan dan asam-asam terikoat, tumbuh baik pada suhu 37o C pH 7,4. Pada percobaan ini
digunakan aquadest sebagai control negative.

Bakteri gram positif dan negative memiliki perbedaan. Bakteri gram positif dan negative
memiliki dinding sel yang berbeda susunan kimianya. Dinding sel bakteri gram negatif lebih rumit
susunannya dari baktero gram positif. Dinding sel bakteri gram positif hanya tersusun dari suatu
lapisan saja yaitu lapisan peptidoglikan yang relative tebal. Sedangkan dinding sel bakteri gram
negative memiliki dua lapisan dinding sel bakteri yaitu lapisan luar tersusun darilipopolisakarida
an protein, lapisan dalam tersusun peptidoglikan tetapi lebih tipis dari pada lapisan peptidoglikan
bakteri gram positif.
Tabel 3.
Bahwa zona hambat antibiotic pada bakeri E.coli dan S.aureus hasil tertinggi nya berbeda atau
tidak sama pada tabel sebelumnya. Untuk bakteri E.coli zona hambat tertinggi yaitu pada antibiotic
penisin. Bakteri E.coli menghasilkan ESLB. ESLB terhadap antibiotic menunjukan sifat resisten,
dan ESLB menyebabkan resistensi terhadap golongan penisilin. Hasil percobaan menggunakan
bakteri E.coli didapatkan rata - rata diameter Ciprofloxacin 16,5 mm berarti status sensitivitasnya
yaitu Indermediate untuk rata – rata diameter Penicillin G 20,3 mm berarti status sensitivitasnya
yaitu Resisten. Sedangkan untuk rata – rata diameter Tetracycline 12,625 mm berarti status
sensitivitasnya yaitu Resisten. Hal ini berarti antibiotic yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E.coli adalah Ciprofloxacin. Pada bakteri S.aureus didapatkan rata – rata diameter
Ciprofloxacin 20,15 mm berarti status sensitivitasnya yaitu Indermediate untuk rata - rata
diameter Penicillin G 11,975 mm berarti status sensitivitasnya yaitu Resisten.Sedangkan untuk rata
– rata diameter Tetracycline 16,75 mm berarti status sensitivitasnya yaitu Intermediate.

Mekanisme kerja penisilin yaitu mengganggu sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri,
pada saat pembentukan peptidoglikan yang terjadi pada bakteri dicegah olen penisin dengan cara
menghambat transpeptidase enzim, dengan kata lain β-aktam akan terikat pada enzim
transpeptidase yang berhubungan dengan molekul peptidoglikan bakteri sehingga nantinya
menyebabkan cacat dinding sel ada bakteri. Kemudian terjadi pengambilan kelebian air dan
melemahkan dinding sel bakteri ketika sel bakteri membelah sehingga menyebabkan mereka
pecah (lisis sel) dan akhornya bakteri tersebut mati. Enzim transpeptidase yang diperlukan yang
diperlukan untuk pembentukan dinding sel baru diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan
dinding sel tidak sempurna sehingga dengan bakteri mati. Pada bakteri S.aureus zona hambat
tertinggi yaitu ciprofloxacin, karna ciprofloxacin mampu mengambat replikasi DNA dengan cara
berikatan pada enzim gyrase DNA. Ciprofloxacin yang merupakan golongan fluorokuinolon
menyekat sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II (DNA gyrase) dan
topoisomerase IV bakteri, inkubasi DNA gyrase mencegah relaksasi DNA supercoiled positif
yang dierlukan untuk transkipsi dan replikasi normal. Inkubasi topoisomerase IV mengganggu
pemisahan kromosom DNA pasca replikasi kedalam masing-masing sel anak selama
pembelahansel.
TABEL HASIL PERHITUNGAN JUMLAH
KOLONI PADA SAMPEL

Seorang analis mikrobiologi , melakukan analisa tentang cemaran bakteri pada beberapa sampel yang
diambil. Berikut data hasil perhitungan koloni bakteri pada tiap sampel. Tabel x. hasil perhitungan jumlah
koloni pada tiap sampel

JUMLAH KOLONI DALAM SETIAP CAWAN CFU


No SAMPEL PENGENCERAN
-4 -4 (Sel/mL)
10 10 10-5 10-5 10-6 10-6
1 SUSU KEDELAI 230 245 134 125 37 43 1,84 x
108
2 PEPAYA 126 132 47 34 12 10 2,67 x
107
3 MADU 145 134 24 27 3 5 1,83 x
107
4 BUMBU KACANG TBUD TBUD 336 354 275 267 Jumlah
koloni
lebih
dari 25-
250
5 JAMU 123 110 34 36 11 9 2,33 x
107
6 BAKSO 150 147 45 54 23 21 3,21 x
107
7 SIRUP 56 47 12 18 1 2 5,15 x
106
8 SOSIS 167 189 75 65 23 27 8,91 x
107
PEMBAHASAN

Metode perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup dapat
berkembang menjadi koloni. Jumlah koloni yang muncul pada cawan adalah indeks bagi jumlah
mikroorganisme yang terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dari metode ini
adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi,
jumlah semua koloni diamati untuk memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk
menghitung koloni adalah cawan yang mengandung antara 25 sampai 250 koloni. Organisme yang
terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan
faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Waluyo, 2007).

Pada praktikum kali ini, mengamati 8 sampel yang berbeda diantaranya susu kedelai, papaya,
madu, bumbu kacang, jamu, bakso, sirup dan sosis untuk menganalisa cemaran bakteri pada
beberapa sampel tersebut. Pertumbuhan pada bakteri terdapat 4 fase, yaitu :
a) Fase lag (lambat) merupakan fase dimana bakteri beradaptasi dengan lingkungannya dan
tidak terjadi pembelahan sel selama beberapa menit sampai beberapa jam tergantung spesies
umur dari sel inikulum dan lingkungannya.
b) Fase log dimana sel-sel akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial sampai jumlah
maksimum yang dibantu oleh kondisi lingkungan
c) Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang bekembang biak sama dengan jumlah
bakteri yangmengalami kematian.
d) Fase decline (menurun) fase terjadi penurunan dimana garis lurus yang digambarkan oleh
jumlah sel
– sel yang hidup terhadap waktu atau jumlah bakteri yang mati lebih banyak melebihi
jumlah bakteri yang berkembang biak.
Dalam hasil pengamatan didapatkan data tertinggi jumlah angka kuman menurut
pembanding sebagai berikut :
1. Bumbu kacang dikarenakan terlalu banyak sampai tidak bisa untuk dihitung angkanya
melebihi jumlah maksimal kuman yaitu lebih dari 250.
2. Susu kedelai memperoleh total CFU 1,84 x 108 sel/mL , maka jika dibandingkan dengan
maksimal angka kuman menurut BPOM melampaui karena cemaran mikroba dalam susu
maksimal ialah 105 (Metode Analisis ISO 4833-1).
3. Sosis memperoleh total CFU 8,91 x 107 sel/mL, maka jika dibandingkan dengan melampaui
maksimal angka kuman menurut BPOM karena cemaran mikroba dalam sosis yaitu 5 x 104
(Metode Analisis ISO 4833- 1, SNI 2897).
4. Bakso memperoleh total CFU 3,21 x 107 sel/mL, maka jika dibandingkan dengan maksimal
angka kuman menurut BPOM melampaui karena cemaran mikroba dalam bakso yaitu 106
(Metode Analisis ISO 4833-1).
5. Pepaya memperoleh total CFU 2,67 x 107 sel/mL, maka jika dibandingkan dengan
maksimal angka kuman menurt BPOM melampaui karena cemaran mikroba pepaya yaitu
102 (Metode Analisis ISO 4833-1, SNI 2897).
6. Jamu memperoleh total CFU 2,33 x 107 sel/mL, maka jika dibandingkan dengan maksimal
angka kuman menurut BPOM melampaui karena cemaran mikroba madu yaitu 106 (Metode
Analisis SNI ISO 21527-1).
7. Madu memperoleh total CFU 1,83 x 107 sel/mL , maka jika dibandingkan dengan maksimal
angka kuman menurut BPOM melampaui karena cemaran mikroba madu maksimal 104
(Metode Analisis ISO 4833-1).
8. Sirup memperoleh total CFU 5,15 x 106 sel/mL, maka jika dibandingkan dengan maksimal
angka kuman menurut BPOM melampaui karena cemaran mikroba pada sirup yaitu 102
(Metode Analisis ISO 16649-1, ISO 16649-2).

KESIMPULAN

Pada pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa Dalam penyediaan makanan dan minuman,
kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas
makanan dan minuman. Untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan suatu bakteri
membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada
banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu
populasi bakteri. Pada hasil peengamatan didapatkan yang paling banyak mengandung mikroba
adalah Bumbu kacang, susu kedelai, sosis, bakso, papaya, jamu, madu,dan yang terakhir sirup.
Semua hasil perhitungan mikroba menunjukkan bahwa sample melampaui maksimal angka kuman
menurut BPOM.

Anda mungkin juga menyukai