Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan :

Antimikroba adalah bahan atau zat yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas
mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya dan tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba
dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer, dan sebagainya. Pengujian aktivitas
antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa
dapat memberikan efek bagi mikroorganisme. Untuk metode pengujian antibakteri suatu zat,
metode yang sering digunakan diantaranya metode difusi. Metode difusi dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu metode silinder, lubang dan cakram kertas. Kali ini kita menggunakan metode
cakram kertas.

Pada praktikum ini, kemampuan suatu antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri
akan dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri lain, dalam hal ini bakteri Escherichia coli dan
S. aureus. Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk
spora yang merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat
bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik,
E.coli Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik . sedangkan S.aureus
merupakan bakteri gram positif, dinding sel mengandung dua komponen utama, peptidoglikan
dan asam-asam terikoat, tumbuh baik pada suhu 37 C pH7,4.
Bakteri gram positif dan negative memiliki perbedaan. Bakteri gram positif dan negative
memiliki dinding sel yang berbeda susunan kimianya. Dinding sel bakteri gram negatif lebih
rumit susunannya dari baktero gram positif. Dinding sel bakteri gram positif hanya tersusun dari
suatu lapisan saja yaitu lapisan peptidoglikan yang relative tebal. Sedangkan dinding sel bakteri
gram negative memiliki dua lapisan dinding sel bakteri yaitu lapisan luar tersusun
darilipopolisakarida an protein, lapisan dalam tersusun peptidoglikan tetapi lebih tipis dari pada
lapisan peptidoglikan bakteri gram positif.
Pada percobaan ini senyawa anti mikroba yang digunakan yaitu disinfektan, antiseptic, dan
antibiotic. Dari praktikum kali ini didapatkan hasil data :

1. Tabel diameter zoma hambat desinfektan (mm)


Ulangan Bakteri Wipol Porste Fenol Akuades
x
1 E.coli 12 16 18,7 0
2 E.coli 11 14 18,3 0
3 E.coli 12,4 16,5 19,0 0
4 E.coli 11,5 14,8 19,2 0
Rata- 11,7 15,3 18,8 0
rata
1. S. 15,1 20,1 24 0
aureus
2 S.aureus 15,5 20,5 24,7 0
3 S.aureus 15,0 20,3 24,4 0
4 S.aureus 15,8 20,6 24,6 0
Rata- 15,3 20,4 24,4 0
rata

Pada senyawa antimikroba disinfektan, digunakan wipol, portex, dan fenol untuk menghambat
uji aktivitas suatu mikroba yang masing-masing menggunakan bakteri E.coli dan S. aureus. Rata-
rata diameter zona hambat yang didapatkan dari pengujian wipol terhadap E.coli dan S. aureus
yaitu 11,7 mm dan 15,3mm dan pada pengujian porstex mendapatkan diameter rata-rata 15,3mm
dan 20,4mm sedangkan pada pengujian fenol didapatkan rata-rata diameter zona hambat 18,8mm
dan 24,4mm, pada antimikroba aquades terhadap kedua bakteri tidak dihasilkan diameter zona
hambat hal ini menunjukkan bahwa bakteri mengalami resistensi. Berdasarkan hasil table diatas
dikatakan bahwa zona hambat yang tertinggi pada E.coli dan S.aureus yaitu pada fenol. Fenol
merupakan golongan desinfektan. Sifat serta Mekanisme dari desinfektan pada fenol
bakteriostatik yaitu menghambat metabolisme bakteri dengan cara merusak membrane
sitoplasma dan mendenaturasi sel. Senyawa turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri
melalui proses adsorbs yang melibatkan ikatan hydrogen. Mekanisme kerja sangat luas, dapat
merusak dinding sel dan membrane sel, mengkoagulasi protein, merusak ATPase, merusak
sulfohidril dari protein, dan merusak DNA sehingga efektif membunuh bakteri.

2. Tabel diameter zona hambat antiseptic


Ulangan Bakteri Lifebuoy Antis Detto Akuades
l
1 E.coli 12,4 14,6 16,6 0
2 E.coli 12,6 14,0 16,8 0
3 E.coli 12,0 14,6 15,9 0
4 E.coli 12,8 14,2 16,3 0
Rata- 12,4 14,3 16,4 0
rata
5 S.aureu 10,4 13,9 17,0 0
s
6 S.aureu 10,2 13,4 16,8 0
s
7 S.aureu 10,0 13,7 16,6 0
s
8 S.aureu 10,3 13,6 16,8 0
s
Rata- 10,2 13,6 16,8 0
rata

Pada table kedua, dituliskan hasil data diameter zona hambat antiseptic yang menggunakan
lifebuoy, antis, Dettol, dan aquadest. Kali ini masih menggunakan bakteri E.coli dan S.aureus,
dimana didapatkan hasil rata-rata pada bakteri E.coli yang dihambat oleh antiseptic lifebuoy
yaitu 12,4 mm, pada antis 14,3 mm, pada detol 16,4 mm, dan pada aquadest 0 mm. sedangkan
pada bakteri S.aureus didapatkan hasil rata-rata pada lifebuoy 10,2 mm, pada antis 13,6 mm,
pada detol 16,8 mm dan aquadest 0 mm. Berdasarkan ini dikatakan bahwa zona hambat
antiseptic yang tertinggi yaitu pada Dettol. Karena Dettol memiliki zona hambat yang paling
besar terhadap bakteri E.coli dan S.aureus dibandingkan dengan lifebuoy dan antis konsentrasi
yang lebih kecil. Maka sabun mandi cair Dettol lebil baik dalam hal menghambat atau
membunuh bakteri. Dettol memiki aktivitas antibakteri yang lebih besar. Dettol mengandung zat
aktif chloroxylenol yaitu zat yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel bakteri dan
menyebabkan inaktivasi dari kerja enzim. pada lifebuoy dan antis yang bersifat antibakteri yaitu
triclosan dapat memasuki dinding sel bakteri dan mengganggu sintesis RNA dan protein bakteri
namun lebih sering bersifat bakteriostatik karna konsentrasi yang digunakan rendah.
3. Tabel diameter zona hambat antibiotik (mm)
Ulangan Bakteri Ciprofloxacin Penicilin-G Tetracyline Akuades
1 E.coli 16,8 20,2 12,9 0
2 E.coli 16,6 20,0 12,3 0
3 E.coli 16,2 20,4 12,8 0
4 E.coli 16,4 20,6 12,5 0
Rata- 16,5 20,3 12,6 0
rata
1 S.aureu 20,2 12,0 16,8 0
s
2 S.aureu 20,3 11,9 16,7 0
s
3 S.aureu 20,0 11,8 16,9 0
s
4 S.aureu 20,1 12,2 16,6 0
s
Rata- 20,1 12,0 16,7 0
rata

Pada table ketiga ini, dituliskan hasil dari data diameter zona hambat antibiotic. Antibiotic yang
digunakan adalah ciprofloxacin, penicillin-G, tetracycline dan juga aquadest. Pada bakteri E.coli,
diameter yang dihambat oleh ciprofloxacin mempunyai nilai rata-rata 16,5 mm, pada penicillin-
G didapatkan hasil rata-rata 20,3 mm sedangkan pada antibiotic tetracycline didapatkan rata-rata
diameter zona yang dihambat sepanjang 12,6 mm, ciprofloxacin berarti status sensitivitasnya
yaitu Indermediate untuk Penicillin G berarti status sensitivitasnya yaitu Resisten, sedangkan
untuk Tetracycline status sensitivitasnya yaitu Resisten. Hal ini berarti antibiotic yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli adalah Ciprofloxacin. Mekanisme kerja Ciprofloxacin
yaitu menghambat sintesis asam nukleat, mekanisme kerja Penicillin-G yaitu merusak
pembentukan dinding sel sedangkan mekanisme kerja Tetracycline yaitu merusak molekul
protein dan asam nukleat.

pada bakteri S.aureus rata-rata yang dihasilkan dari bakteri ciprofloxacin, penicillin-G, dan
tetracycline secara urut 20,1 mm, 12,0 mm, 16,7 mm.

yang berarti status sensitivitas ciprofloxacin yaitu Indermediate, untuk Penicillin-G status
sensitivitasnya yaitu Resisten. Sedangkan untuk Tetracycline status sensitivitasnya yaitu
Intermediate. Hal ini menunujkkan bahwa antibiotic yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri S.aureus adalah Ciprofloxacin dan Tetracycline.

Dapus

Katzung BG, Masters SB, dan Trevor AJ. 2013. Basic & Clinical Pharmacology. Edisi 12. The McGraw-Hill
Companies, Inc. B. U. Pendit. Farmakologi Dasar & Klinik. Edisi 12. Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Jember. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Loscalzo, J. 2010. Harrison’s Pulmonary And Critical Care Medicine. United State.: The McGraw-Hill
Companies

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Novel SS, Wulandari AP dan Safitri R. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai