ACARA IV
BAKTERI HALOFILIK
OLEH
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar garam yang cukup tinggi serta proses penanganan dengan kondisi
sanitasi yang kurang baik atau kualitas bahan baku yang bermutu rendah pada produk
fermentasi ikan dapat memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri halofilik. Suhu
optimum pertumbuhan bakteri halofilik berada pada kisaran 35 ºC sampai 45ºC dan
dapat tumbuh pada pH 6.0 sampai 10.0. Pertumbuhan bakteri halofilik memerlukan
konsentrasi garam yang cukup tinggi serta dapat tumbuh dengan baik pada larutan
garam jenuh. Bakteri halofilik terbagi atas dua jenis utama yaitu, halococcus dan
halobacterium. Kebusukan yang disebabkan oleh bakteri halofilik dapat dicegah
dengan cara menurunkan Aw produk hingga 0,70 atau dengan cara menambahkan
asam sorbet sebanyak 0,3 persen (Suprayitno, 2017).
Garam merupakan salah satu komponen kimia yang bersifat bakteriostatik.
Garam juga memiliki sifat higroskopis yang mampu mematikan sel bakteri dengan
cara menyerap sitoplasma dari suatu bakteri. Ion N a+ dan Cl- pada garam juga bersifat
toksin bagi beberapa bakteri. Bakteri yang mampu tumbuh pada kadar garam 10-15%
merupakan dengan bakteri halofilik atau halotoleran. Beberapa baketri yang
tergolong dalam bakteri halotoleran yaitu Sterptococcus, Clostridium, Bacillus,
Mikrococcus. Bacillus, Mikrococcus, Vibrio, Acinetobacter dan Moraxella tergolong
ke dalam bakteri haloofilik karena mampu bertahan hidup pada konsentrasi 5-20%
(Salosa, 2013).
Bakteri halofilik merupakan jenis mikroba yang hidup pada lingkungan
dengan tingkat salinitas tinggi hingga 30%. Umumnya jenis bakteri ini banyak
ditemukan pada makanan yang diawetkan dengan cara penggaraman. Salah satu
contoh produk makanan tersebut yaitu ikan asin. Ikan asin diperoleh melalui tahapan
penggaraman serta pengeringan. Jenis bakteri halofilik dan halotoleran yang dapat
merusak dan menyebabkan kebusukan pada produk olahan yang diawetkan melalui
proses penggaraman yaitu Halobacterium, Micrococcus, Bacillus, Pseudomonas, dan
Vibrio (Fifendy dkk., 2017).
Bakteri halofilik dapat beradaptasi serta mampu mendegradasi senyawa-
senyawa yang terkandung dalam air rebusan ikan asin. Senyawa tersebut berupa
protein yang manjadi sumber nutrisi bagi pertumbuhan bakteri halofilik. Bakteri
halofilik dan halotoleran memiliki kemampuan dalam menyeimbangkan tekanan
osmotik dengan cara mengakumulasi garam dan osmolit. Hal tersebut menyebabkan
bakteri halofilik terhindar dari pengaruh denaturasi. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya nutrisi, suhu, pH, dan ketersediaan oksigen
(Nilawati dkk., 2015).
Terasi merupakan salah satu produk perikanan hasil fermentasi yang
berbentuk pasta padat yang terbuat dari udang atau ikan maupun campuran dari
keduanya. Bakteri halofilik merupakan jenis bakteri yang turut berperan selama
proses fermentasi terasi. Bakteri halofilik mampu bertahan dalam lingkungan dengan
kadar garam yang cukup tinggi. Bakteri asam laktat merupakan jenis bakteri halofilik
yang bermanfaat selama proses fermentasi. Selama proses fermentasi bakteri asam
laktat membentuk asam-asam amino esensial (Meiyasa dan Nurjanah, 2021).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4. 1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Jumlah Koloni Bakteri Halofilik Pada Medium TSA NaCL 3%
Pengenceran
∑ Koloni
Klp Sampel 10-5 10-6 10-7 (CFU/gram)
U1 U2 U1 U2 U1 U2
5 Terasi >25 >25 12 28 27 109
8 × 107
0 0
6 Ikan Teri <25 <25 <25 <25 <25 <25 2,5 x 103
7 Cumi kering 210 212 239 205 240 124 5,5 × 107
6
8 Ikan Asin 42 39 32 28 <25 31 7,78 ×10
Σ koloni = ∑c
¿¿
12+ 28+27+109
=
¿¿
176
=
0,22× 10−5
= 800 × 105 CFU
= 8 × 107 CFU
b. Kelompok 6 (Ikan Teri)
∑ koloni =
∑C
( 1 x n1 )+ ( 0,1 x n2 )+ ( 0,01 x n3 ) x d
¿25
=
( 1 x 1 )+ ( 0,1 x 0 ) + ( 0,01 x 0 ) x 10−5
¿ 25
= −5
1 x 10
42+39+32+28+ 31
=
( 1× 2 )+ ( 0,1× 2 )+(0,01 ×1)× 10−5
172
=
( 2 )+ ( 0,2 )+(0,01)× 10−5
172
= −5
2,21× 10
Fifendy, M., Rattriana, F., dan Irdawati. 2017. Isolasi dan Indentifikasi Bakteri
Halofilik Ikan Talang (Chorinemus sp.) dari Aia Bangih Pasaman Barat.
BioScience, 1(2): 21-28.
Meiyasa, F., dan Nurjanah. 2021. Mikrobiologi Hasil Perikanan. Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Nilawati, Marihati, Susdawanita, dan Setianingsih, N. I. 2015. Kemanpuan Bakteri
Halofilik Untuk Pengolahan Limbah Industri Pemindangan Ikan. Jurnal Riset
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, 5(2): 23-28.
Salosa, Y. Y. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar Garam dan Total Bakteri Ikan Asin
Tengiri Asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Depik, 2(1): 10-15.
Suprayitno, E. 2017. Dasar Pengawetan. Malang: Tim UB Press.