Anda di halaman 1dari 8

SEMESTER GENAP 2021-2022

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI (CHE230P)

EDWARD HARTMAN ERNEST (5203020008)


JOHANA TIFARA LENITA (5203020017)
THERESIA ANGELINE VERONICA/5203020021
REINHARD FERDINAND CHRISTANTO/5203020024

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

Topik : Penghitungan Sel dengan Metode Ruang Hitung menggunakan


Hemasitometer
Tanggal Praktikum : 11 Mei 2022
Tanggal Pengumpulan Laporan : 18 Mei 2022

A. Judul
Penghitungan Sel Dengan Metode Ruang Hitung Menggunakan Hemasitometer

B. Pendahuluan
Penentuan jumlah partikel tersuspensi dalam suatu volume tertentu biasanya menggunakan
metode perhitungan ruang hitung atau counting chamber. Ruang hitung merupakan bagian dari
alat hemositometer yang berupa slide mikroskop tebal yang memiliki lekukan persegi panjang
yang membentuk sebuah chamber. Chamber tersebut terdapat kotak kotak tipis yang memiliki
ukuran pasti. Hemositometer merupakan alat perhitungan jumlah sel secara cepat dan kasat
mata serta dapat digunakan untuk konsentrasi rendah. Pada percobaan dengan menggunakan
metode ini, sampel yang digunakan diletakkan pada ruang hitung alat hemasitometer dan
setelah sampel memenuhi bagian ruangan kisi pada hemasitometer kemudian dapat
menentukan jumlah sel dengan bantuan mikroskop. Percobaan yang dilakukan menggunakan
metode ini tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kelebihan dari metode ini adalah
pelaksanaannya yang sederhana tanpa perlu adanya peralatan yang banyak, perhitungan dapat
dilakukan secara langsung. Sedangkan untuk kelemahan dari metode hemasitometer ini adalah
tidak dapat membedakan sel-sel yang hidup dan mati serta metode ini relatif kurang akurat.
Hemasitometer terdiri dari beberapa kotak empat persegi besar dengan luas 1 mm2,
sehingga volumenya 0,1 mm3 yang setara dengan 10-4 ml. Bila sel bakteri dihitung pada kotak
besar, maka jumlah sel yang didapat dikalikan 10-4 untuk mendapatkan jumlah sel bakteri/ml.
Ada 25 kotak berukuran medium di dalam kotak besar, dimana kotak ini mempunyai panjang
0,2 mm, lebar 0,2 mm dan kedalaman 0,1 mm sehingga memberikan volume 0,04 mm3 dan
luas 0,04 mm2 yang ekuivalen dengan 1/25 kotak besar. Setiap kotak berukuran medium dibagi
menjadi 16 kotak persegi kecil. Sisi dari persegi kecil panjangnya 50 mikrometer (0,05 mm).
Jika di atas bagian atas tadi diletakkan suatu kaca tutup maka terbentuklah suatu ruangan yang
tingginya sama dengan 0,1 mm. Sehingga tiap persegi kecil, mempunyai volume ruangan: 0,05
x 0,05 x 0,1 mm3 = 25 x 10-5 mm3 (Atiq et al., 2011).
Selain itu, percobaan ini dilakukan juga menambahkan metilen biru pada pengenceran
1/100 dengan perbandingan 2:2 yang kemudian akan diamati sel yang terlihat pada mikroskop
untuk menentukan jumlah sel. Dimana sel yang mati akan berwarna biru sedangkan untuk sel
yang hidup tidak menampakkan warna biru. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah
bakteri Escherichia coli. E. coli merupakan genus Escherichia yang termasuk pada famili
Enterobacteriaceae. Selain itu, E. Coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk batang
pendek dengan ukuran berkisar antara 1,0-1,5µm x 2-6µm. Bakteri ini bersifat anaerob
fakultatif yang berarti bahwa bakteri ini dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen atau
memiliki sedikit oksigen, serta bakteri ini dapat bertahan pada media yang memiliki sedikit
nutrisi. Selain itu, bakteri ini juga termasuk sebagai bakteri gram negatif dengan bentuk batang
pendek sehingga disebut kokobasil. E. Coli dapat tumbuh pada suhu tinggi ataupun rendah,
dengan suhu rendah 7°C dan suhu tinggi sekitar 44°C akan tetapi bakteri ini dapat tumbuh
secara optimal pada suhu antara 35-37°C dengan pH 7-7,5 (Rahayu et al., 2018).

C. Rumusan masalah (pertanyaan/masalah/tujuan)


1. Dapatkah Anda membedakan sel yang mati dan sel yang hidup dengan menggunakan
metode saat ini? Apakah penggunaan larutan pewarnaan dapat membantu?
2. Apakah ada aturan untuk menggunakan ruang hitung? Mengapa ini penting?

D. Hipotesa
1. Menggunakan metode ruang hitung ini dapat membedakan sel yang mati dan sel yang
hidup. Penggunaan larutan pewarnaan sangat membantu dalam membedakan sel yang mati
dan sel yang hidup, karena setelah menggunakan pewarna sel yang mati akan berwarna
dan sel yang hidup tidak akan berwarna. Hal ini disebabkan oleh sel hidup memiliki
kemampuan untuk menghidrogenasi metilen blue sedangkan sel mati tidak memiliki
kemampuan tersebut.
2. Ada aturan untuk menggunakan ruang hitung, yaitu sisi kiri dan atas masuk dalam
perhitungan sedangkan sisi kanan dan bawah tidak masuk dalam perhitungan. Aturan
menggunakan ruang hitung ini penting karena berpengaruh pada perhitungan.

E. Alat dan Bahan


Alat:
1. Hemasitometer
2. Mikroskop
3. 5 Tabung Reaksi
4. Pipet tetes
5. Kertas Lensa
Bahan:
1. Bubuk ragi
2. Escherichia coli
3. 10 mL air steril
4. Alkohol 96%
5. Pewarna metilen biru (0,1%)

F. Prosedur Praktikum
1) Menyiapkan suspensi ragi dengan menambahkan 10 mL air steril pada 0.1g bubuk ragi
sehingga didapatkan konsentrasi sel kira-kira 10 mg/mL. Menambahkan air jika suspensi
terlihat sangat turbid.
2) Membersihkan ruang hitung dengan alkohol dan biarkan mengering.
3) Memasang slip penutup ke atas area perhitungan pada ruang hitung.
4) Meletakkan satu tetes suspensi disamping slip penutup. Ruang hitung akan terisi dengan
suspensi karena aksi kapiler.
5) Menunggu 1-2 menit sampai aliran suspensi berhenti
6) Meletakkan ruang hitung di bawah mikroskop dan sesuaikan fokus. Memeriksa sampel
dengan perbesaran 4x dan 40x
7) Menghitung jumlah sel dalam 10 kotak besar, 5 dari atas dan 5 dari bawah. Ingat aturan
untuk menggunakan ruang perhitungan.
8) Rata- rata nilai dan kemudian hitung konsentrasi sel sebagai jumlah sel/mL untuk suspensi.
9) Jika mengamati jumlah sel yang terlalu banyak, suspensi diencerkan dan mengulang
perhitungan.
10) Menyiapkan suspensi sel dalam larutan metilen biru 0,1% dan mengulangi observasi. Sel
yang mati akan tampak berwarna biru.

G. Hasil dan Pembahasan


Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi suspensi ragi dengan
metode ruang hitung menggunakan hemasitometer. Dimana tujuan dari percobaan ini adalah
untuk menentukan konsentrasi spora Escherichia coli. Percobaan dimulai dengan melakukan
pembuatan suspensi ragi dengan melarutkan 0,1002 gram ragi dalam 10 ml air steril sehingga
didapat konsentrasi suspensi ragi 10,02 mg/ml. Setelah larutan telah didapatkan kemudian
dilakukan pengecekan untuk jumlah sel nya, dimana pada awalnya kelompok 3 menggunakan
pengenceran 1/10. Namun setelah dilihat dengan menggunakan mikroskop menghasilkan
jumlah sel terlalu banyak sehingga sulit untuk menghitungnya. Oleh karena itu, dilakukan
pengenceran kembali yaitu pengenceran 1/100 untuk perhitungan lebih pasti dan dapat
menghitung selnya.
Percobaan pertama dilakukan dengan perhitungan tanpa menggunakan pewarna metilen
biru dengan perbesaran 4 kali kemudian dilanjutkan dengan perbesaran 40 kali. Pada
perbesaran 40 kali dilakukan perhitungan jumlah sel 5 dari atas dan 5 dari bawah. Sedangkan
untuk bagian atas didapat jumlah sel setelah dilakukan rata-rata sebanyak 22,2 sel dengan
konsentrasi 5,5 x 108 bakteri/ml. Sedangkan bagian bawah didapat jumlah sel setelah dilakukan
rata-rata sebanyak 23,2 sel dengan konsentrasi 5,8 x 108 bakteri/ml. Setelah dilakukan
perhitungan sampel tanpa menggunakan pewarna metilen biru, dilanjutkan dengan perhitungan
sampel dengan menggunakan pewarna metilen biru. Pada perhitungan ini dilakukan untuk
mengetahui jumlah sel hidup dan mati dengan perbesaran 4 kali kemudian dilanjutkan dengan
perbesaran 40 kali. Pada perbesaran 40 kali dilakukan perhitungan jumlah sel 5 dari atas dan
5 dari bawah. Sedangkan untuk bagian atas memperoleh jumlah sel hidup setelah dilakukan
perhitungan rata-rata sebanyak 0,8 sel dengan konsentrasi 40 x 106 bakteri hidup/ml dan pada
bagian atas diperoleh jumlah sel mati setelah dilakukan rata-rata sebanyak 4 sel dengan
konsentrasi 20 x 107 bakteri mati/ml. Sedangkan pada bagian bawah didapat jumlah sel hidup
setelah dilakukan rata-rata sebanyak 1,2 sel dengan konsentrasi 60 x 106 bakteri hidup/ml dan
pada bagian bawah didapat jumlah sel mati setelah dilakukan rata-rata sebanyak 6,6 sel dengan
konsentrasi 33 x 107 bakteri mati/ml.
Munculnya warna biru pada sel yang telah mati diakibatkan karena sel yang telah mati
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan dehidrogenase. Dehidrogenase adalah proses
mengeluarkan toxin dari dalam sel yang dibantu oleh mitokondria. Setelah dilakukannya
pengamatan dengan metilen biru, diperoleh hasil bahwa banyak sel yang merupakan sel mati.
Salah satu alasan mengapa hal ini dapat terjadi adalah karena adanya kontak dengan suhu panas
saat proses pemindahan. Hal lain yang mungkin mengakibatkan banyaknya bakteri yang mati
adalah etanol yang digunakan untuk membersihkan hemasitometer belum kering.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada perhitungan sampel tanpa diberi
pewarna metilen biru pada bagian atas diperoleh konsentrasi 5,5 x 108 bakteri/ml sedangkan
pada bagian bawah diperoleh konsentrasi 5,8 x 108 bakteri/ml. Pada perhitungan sampel
dengan diberi pewarna metilen biru pada bagian atas sel hidup diperoleh konsentrasi 40 x 106
bakteri hidup/ml sedangkan konsentrasi sel mati pada bagian atas adalah 20 x 107 bakteri
mati/ml. Sedangkan pada perhitungan sampel dengan diberi pewarna metilen biru pada bagian
bawah sel hidup diperoleh konsentrasi 60 x 106 bakteri hidup/ml sedangkan konsentrasi sel
mati pada bagian bawah adalah 33 x 107 bakteri mati/ml.

I. Daftar Pustaka
Atiq N., Ullah N., Andrabi S. M. H. and Akhter S.,(2011) Comparison Of Photometer With
Improved Neubauer Hemocytometer and Makler Counting Chamber For Sperm
Concentration Measurement In Cattle. Pakistan : Pakistan Veteriner Journal. 31:83-84.
Rosmania., Fitri Yani., (2020). Perhitungan Jumlah Bakteri. Jurnal Penelitian Sains. Jakarta.
2: 76-78
Rahayu, W. P., Nurjanah, S., & Komalasari, E. (2018). Escherichia coli: Patogenitas,Analisis,
dan Kajian Risiko. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 5.
LAMPIRAN
HASIL PENGHITUNGAN SEL DENGAN METODE RUANG HITUNG
MENGGUNAKAN HEMASITOMETER

Topik : Penghitungan Sel dengan Metode Ruang Hitung menggunakan Hemasitometer


Grup :3

DATA PRAKTIKUM
1. Menyiapkan suspensi ragi
Massa ragi yang ditimbang = 0,1002 gram
Volume air steril = 10 ml
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
Konsentrasi ragi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑙
100,2 𝑚𝑔
= 10 𝑚𝑙

= 10,02 mg/ml
1
Suspensi ragi dilakukan pengenceran 10

2. Volume Hemasitometer
𝑉 =𝑠𝑥𝑠𝑥𝑡
𝑉 = 0,2 𝑚𝑚 𝑥 0,2 𝑚𝑚 𝑥 0,1 𝑚𝑚
𝑉 = 0,004 𝑚𝑚3
3. Area yang dilingkari merupakan area yang digunakan untuk perhitung

4. Hasil pengamatan data jumlah bakteri tanpa menggunakan pewarna metilen blue dengan faktor
pengenceran 1/100
• Bagian atas
16+19+25+27+29
Jumlah sel = 5

= 22,2 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri/ml = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
22,2 𝑠𝑒𝑙 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 5,5 𝑥 108 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖/𝑚𝑙


• Bagian bawah
32+23+14+19+28
Jumlah sel = 5

= 23,2 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri/ml = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
23,2 𝑠𝑒𝑙 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 5,8 𝑥 108 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖/𝑚𝑙


5. Hasil pengamatan data jumlah bakteri dengan menggunakan pewarna metilen blue dengan
faktor pengenceran 1/100
• Sel Hidup
3+1+0+0+0
Jumlah sel hidup bagian atas = 5

= 0,8 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri hidup/ml bagian atas = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
0,8 𝑠𝑒𝑙 𝑥 2 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 40 𝑥 106 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑙


1+2+1+1+1
Jumlah sel hidup bagian bawah = 5

= 1,2 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri hidup/ml bagian bawah = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
1,2 𝑠𝑒𝑙 𝑥 2 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 60 𝑥 106 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝/𝑚𝑙


• Sel Mati
6+7+1+4+2
Jumlah sel mati bagian atas = 5

= 4 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri mati/ml bagian atas = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
4 𝑠𝑒𝑙 𝑥 2 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 20 𝑥 107 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑖/𝑚𝑙


23+3+2+2+3
Jumlah sel mati bagian bawah = 5

= 6,6 sel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Bakteri mati/ml bagian bawah = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 ℎ𝑒𝑚𝑎𝑠𝑖𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
6,6 𝑠𝑒𝑙 𝑥 2 𝑥 100
= 4 𝑥 10−6

= 33 𝑥 107 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑖/𝑚𝑙


6. Dokumentasi Hasil Mikroskop

Anda mungkin juga menyukai