Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA II

DISTILASI UAP

Diajukan oleh:

Nama / NRP : Yovinda Kristina Arifin / 5203020012

Nama/NRP : Theresia Angeline Veronica / 5203020021

Asisten: Ir. Dra. Adriana Anteng Anggorowati, MSi

Laboratorium Kimia Fisika Dan Kimia Organik

Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknik

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2021


DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Tujuan Percobaan ...............................................................................................1

1.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................................1

1.3 MSDS ................................................................................................................ 3


BAB 2. METODE PERCOBAAN ...........................................................................7

2.1 Bahan .................................................................................................................7

2.2 Alat .....................................................................................................................7

2.3 Skema Kerja Percobaan .....................................................................................8

BAB 3. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN .........................................9

BAB 4. KESIMPULAN .........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

LAMPIRAN ...........................................................................................................13

1.1 Data Mentah Percobaan ...................................................................................13

1.2 Hasil Percobaan ................................................................................................13

1.3 Pengolahan Data...............................................................................................16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan


1) Mempelajari tentang prinsip dari distilasi uap.
2) Mempelajari proses pemisahan minyak atsiri dari daun atau batang tumbuh-
tumbuhan melalui proses distilasi uap.

1.2. Tinjauan Pustaka


Minyak atsiri dikenal sebagai minyak aromatik, minyak esensial,
minyak eteris (aetheric oil), serta minyak terbang. Minyak atsiri ini
memiliki salah satu ciri khas yaitu bersifat mudah menguap, hal ini
dikarenakan titik didihnya yang rendah. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari
berbagai bagian tanaman, seperti akar, batang, ranting, daun, bunga, atau
buah. Minyak atsiri banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan
sebagian besar digunakan sebagai obat-obatan. Karena itu, sebagian besar
minyak atsiri diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil minyak atsiri.
Minyak atsiri dapat diisolasi dengan empat cara yaitu pressing, destilasi,
ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, dan absorpsi oleh lemak padat.
Metode distilasi memiliki kelebihan, karena minyak atsiri yang akan
dihasilakn bebas dari pelarut organik dan dapat langsung digunakan tanpa
melalui proses pemisahan.
Cengkeh merupakan tanaman rempah yang banyak ditanam di
Indonesia, dan telah sejak lama digunakan dalam industri rokok kretek,
makanan, minuman, dan obat-obatan. Namun buka itu saja, cengkeh dapat
digunakan sebagai penghasil minyak atsiri. Minyak dari cengkeh ini dapat
diperoleh dari bunga cengkeh (Clove oil), tangkai atau gagang bunga
cengkeh (Clove Steam Oil), dan dari daun cengkeh (Clove Leaf Oil). Bunga,
tangkai bunga, dan daun cengkeh mengandung minyak cengkeh yang
mempunyau rasa dan aroma khas dan banyak disenangi orang.

1
Cengkeh memiliki jumlah minyak atsiri yang cukup besar, baik dalam
bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Minyak cengkeh
juga mempunyai komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) , yang
mempunyai sifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik,
antiseptik dan antispasmodik.
Minyak cengkeh dapat diproduksi menggunakan distilasi kukus,
distilasi air, dan distilasi uap. Kelebihan metode distilasi yaitu rendahnya
biaya produksi, akan tetapi penggunaan panas atau suhu tinggi dan
terjadinya reaksi hidrolisis dengan air dapat menyebabkan kerusakan
minyak cengkeh sehingga dapat menurunkan kualitas minyak cengkeh.
Kekurangan dari metode distilasi ini dapat diatasi dengan metode ekstraksi
yang menggunakan pelarut.
Sebagian besar produksi minyak atsiri, diproduksi menggunakan
metode distilasi uap. Karena metode ini sangat sederhana, sehingga paling
sering dipakai oleh industri kecil minyak atsiri karena penanganannya yang
mudah dan menggunakan peralatan yang sederhana. Distilasi uap
merupakan suatu metode isolasi zat organik yang tidak larut dalam air
dengan mengalirkan uap air dengan prinsip penurunan titik didih campuran.
Distilasi uap umumnya digunaan untuk memisahkan campuran senyawa-
senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 derajat celcius atau lebih.
Prinsip dasar distilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa dibawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu, distilasi
uap juga dapat digunakan untuk campuran yang tidak dapat larut dalam air
di semua temperatur tetapi dapat didistilasi dengan air.
Dari distilasi uap ini, dilanjutkan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi
adalah salah satu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa
bahan solven sebagai tenaga pemisah. Pada praktikum kali ini, dipilih dietil
eter sebagai pelarut.
Dietil eter banyak digunakan sebagai bahan pelarut untuk
melakukan reaksi-reaksi organik dan memisahkan senyawa organik dari
sumber alamnya. Penggunaan sebagai pelarut diantaranya untuk pelarut

2
minyak, lemak, getah, resin, mikroselolosa, parfum, alkaloid, dan sebagian
kecil dipakai dalam industri butadiena. Eter adalah pelarut yang baik bagi
berbagai senyawa organik karena sifatnya yang tak larut oleh air dan
titik didihnya rendah (sehingga mudah dipisahkan dari campurannya).
Eter adalah senyawa tak berwarna dengan bau enak yang khas. Titik
didihnya rendah dibanding alkohol dengan jumlah atom karbon yang
sama, dan kenyataannya mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon,
dimana pada eter gugus -CH2- digantikan oleh oksigen. DiEtil Eter
mempunyai rumus bangun sebagai berikut CH3CH2-O-CH2CH3.

1.3. MSDS
Natrium Sulfat Anhidrat:
Nama Produk : Sodium Sulphate Anhydrous
Sinonim : disodium sulfate
Rumus Kimia : Na2SO4
Sifat Fisika dan Kimia :
 Bentuk : padat
 Warna : putih
 Bau : Tak berbau
 Ambang Bau ; Tidak berlaku
 pH : 5,2 - 8,0 pada 50 g/l 20 °C
 Titik lebur : 888 °C
 Titik didih/rentang didih : Tidak berlaku, (penguraian)
 Titik nyala : Tidak berlaku.
 Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
 Flamabilitas (padatan, gas) : Produk ini tidak mudah-menyala.
 Terendah batas ledakan : Tidak tersedia informasi.
 Tertinggi batas ledakan : Tidak tersedia informasi.
 Tekanan uap : Tidak berlaku
 Kerapatan (densitas) uap relative : Tidak tersedia informasi.
 Densitas : 2,70 g/cm3 pada 20 °C
 Kerapatan (densitas) relative : Tidak tersedia informasi.

3
 Kelarutan dalam air : 200 g/l pada 20 °C
 Koefisien partisi (n-oktanol/air) : Tidak tersedia informasi.
 Suhu dapat membakar sendiri : > 400 °C
 Metoda: NF T 20-036 tidak tersulut
 Suhu penguraian : > 890 °C
 Viskositas dinamis ; Tidak tersedia informasi.
 Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
 Sifat oksidator : Tidak ada.

Bahaya yang dapat ditimbulkan:

 Potensi efek kesehatan kronis : Paparan berulang atau berkelanjutan


tidak diketahui memperparah kesehatan
 Potensi efek kesehatan akut : Berbahaya dalam kasus kontak mata,
sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritasi), tertelan,
terhirup

Cara penanganan dari bahaya yang ditimbulkan:

 Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan


napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker
oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter.
 Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter kulit.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata.Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan ke dokter

Dietil eter

Nama Produk : Dietil eter

Sinonim : Ethyl Ether, Ethoxyethane,Ether, Et2O

Rumus Kimia : (C2H5)2O C4H10O

4
Sifat fisika dan kimia:

 Bentuk : cair
 Warna : tidak berwarna
 Bau : ciri khas
 Ambang Bau : 0,3 - 8,8 ppm
 pH : Tidak tersedia informasi.
 Titik lebur : -116,3 °C
 Titik didih/rentang didih : 34,6 °C pada 1.013 hPa
 Titik nyala : -40 °C
 Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
 Flamabilitas (padatan, gas) : Tidak tersedia informasi.
 Terendah batas ledakan : 1,7 %(V)
 Tertinggi batas ledakan : 36 %(V)
 Tekanan uap : 587 hPa pada 20 °C
 Kerapatan (densitas) uap relatif : Tidak tersedia informasi.
 Densitas : 0,71 g/cm3 pada 20 °C
 Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
 Kelarutan dalam air : 69 g/l pada 20 °C)
 Viskositas, dinamis : 0,23 mPa.s pada 20 °C

Bahaya yang dapat ditimbulkan:

 Potensi efek kesehatan kronis : Substansi dapat beracun untuk kulit


dan saraf pusat, paparan berulang atau berkepanjangan pada zat
tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan organ

Cara penanganan dari bahaya yang ditimbulkan:

 Jika terhirup : Jika dihirup, pindah orang ke udara segar.


Konsultasikan dengan dokter jika merasa tidak sehat.
 Kontak dengan kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air yang banyak.
Hubungi dokter jika terjadi iritasi

5
 Kontak pada mata : Bilas dengan air yang banyak selama minimal
15 menit , angkat kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali.
Segera dapatkan bantuan medis / periksakan ke Dokter mata.
 Tertelan : JANGAN menyebabkan muntah. Jangan pernah
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Bilas mulut dengan air. Konsultasikan dengan dokter.
perhatian jika korban muntah. Resiko pengeluaran! Jaga agar aliran
udara tetap bebas. Kerusakan paru-paru mungkin terjadi setelah
pengeluaran muntah. Segera panggil dokter.

6
BAB 2

METODE PERCOBAAN

2.1. Bahan
a) Daun cengkeh kering
b) Aquadest
c) Dietil Eter (C4H10O)
d) Natrium Sulfat Anhidrat (Na2SO4)

2.2. Alat
a) Neraca analitis
b) Neraca kasar
c) Corong pemisah
d) Beaker glass
e) Seperangkat alat distilasi uap yang terdiri atas :
1. Klem
2. Statif
3. Steam generator/Steam
4. Labu distilasi
5. Kondensor
6. Pemanas (hot plate)

7
2.3. Skema Kerja Percobaan

8
BAB 3
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini melakukan percobaan distilasi uap dengan tujuan untuk
mempelajari tentang prinsip dari distilasi uap dan mempelajari proses pemisahan
minyak atsiri dari daun atau batang tumbuh-tumbuhan melalui proses distilasi uap.
Bahan baku yang digunakan untuk percobaan distilasi uap adalah daun cengkeh
yang telah dikeringkan. Sebelum percobaan dilakukan, seperangkat alat distilasi
uap dirangkai dan dipastikan bahwa semua rangkaian telah terpasang secara erat.
Proses distilasi uap dilakukan dengan menimbang daun cengkeh kering sebanyak
432,44 gram. Kemudian daun tersebut dikecilkan sesuai dengan wadah steam
generator atau ketel. Proses pengecilan yang dilakukan terhadap daun cengkeh
kering bertujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai mutu dan nilai
tambah yang tinggi serta untuk memperbesar luas permukaan bahan untuk proses
lebih lanjut dan membantu proses pencampuran.

Pemanasan ketel dilakukan dengan skala 7 atau 8 dan memasukkan daun cengkeh
kering ke dalam ketel hingga semua bahan baku masuk ke dalamnya yang
kemudian ditutup hingga rapat. Ketika semua bahan telah dimasukkan kondensor
diberikan aquadest dingin pada wadah untuk membantu mendinginkan proses
penguapan sehingga minyak atsiri yang dihasilkan tidak menguap menjadi gas.
Setelah percobaan distilasi selesai dengan menghasilkan distilat sebesar 1000 mL
dilanjutkan dengan proses pemisahan untuk membentuk 2 lapisan dengan
mengambil sebanyak 250 mL hasil distilat. Kemudian dituangkan ke dalam corong
pemisah 500 mL dan ditambahkan 50 mL dietil eter yang dilakukan pada lemari
asap. Pemisahan ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan penambahan volume dietil
eter yang sama, yaitu 50 mL. Setelah di lakukan pemisahan sebanyak 2 kali lalu
dilakukan pemanasan untuk menguapkan atau menghilangkan dietel eter yang
masih tercampur, dimana nantinya akan menghasilkan minyak atsiri yang murni.

Setelah menghasilkan minyak atsiri yang murni, kemudian menghitung massa


beaker glass dan minyak atsiri dengan menggunakan neraca analitis. Dari hasil

9
massa beaker glass dan minyak atsiri nantinya akan mendapatkan hasil rendemen
sebesar 1,6509%. Hasil percobaan yang dilakukan selama 3 jam 14 menit
dihasilkan sebagai berikut:
Hasil Indeks
Bau Warna % Rendemen
Percobaan bias
Kuning kecoklatan
Cengkeh
(seperti minyak - 1,6509%
Minyak atsiri yang kuat
goreng)

Pada percobaan ini tidak melakukan perhitungan untuk indeks bias. Hal ini
dikarenakan hasil sampel minyak atsiri hanya sedikit sehingga tidak dapat
digunakan untuk penentuan indeks bias. Salah satu parameter mutu ekstrak adalah
rendemen ekstrak yang dihasilkan. Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak
yang diperoleh dengan simplisia awal. Rendemen menggunakan satuan persen (%),
semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang
dihasilkan semakin banyak. Dari praktikum ini, hasil rendemen yang didapat
adalah 1,6509%. Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan
waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah sampel terhadap
jumlah pelarut yang digunakan dan jenis pelarut yang digunakan. Bahan yang kami
gunakan adalah daun cengkeh kering, dimana jumlah minyak atsiri dalam daun
adalah yang paling sedikit dibandingkan dengan bagian lainnya seperti bunga dan
tangkai, yaitu 1-4%. Dalam praktikum ini, proses distilasi uap dihentikan tepat pada
saat distilat telah mencapai 1000 ml. Kemudian diambil 250 ml distilat sebagai
sampel dan kami hanya melakukan 2 kali ekstraksi menggunakan pelarut dietil eter.
Sehingga minyak atsiri murni dari daun cengkeh yang dihasilkan hanya 1,7848
gram dengan rendemen 1,6509%.

10
BAB 4
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Dari bahan baku daun cengkeh kering dengan massa 432, 44 gram, didapatkan
distilat dengan volume 1000 ml dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.
2. Dari distilat 1000 ml, diambil 250 ml distilat untuk dilakukan ekstraksi dengan
pelarut dietil eter. Hasil 2 kali ektraksi dan setelah dipanaskan, didapatkan
1,7848 gram minyak atsiri murni.
3. Dari 1000 ml distilat, dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri yang dihasilkan
adalah 7,1392 gram minyak atsiri murni.
4. Rendemen (%) yang didapat menurut perhitungan adalah 1,6509%
5. Hasil rendemen yang didapatkan tergolong rendah karena beberapa faktor.
Faktor yang pertama, bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan minyak
atsiri dalam proses distilasi uap (dalam praktikum ini, kami menggunakan daun
cengkeh dimana jumlah minyak atsiri dalam daun adalah 1-4%). Faktor yang
kedua, total waktu untuk melakukan praktikum ini. Dimana, distilat diambil
tepat pada saat 1000 ml saja (jika diteruskan hingga minyak atsiri dalam daun
cengkeh telah habis, dimungkinkan hasil distilat akan lebih dari 1000 ml).
Faktor yang ketiga, total waktu dalam proses ekstraksi. Karena waktu yang
terbatas, kami hanya melakukan 2 kali ekstraksi dengan pelarut eter pada 250
ml distilat (sampel) sehingga hasil minyak yang didapat lebih sedikit (jika
dilakukan proses ekstraksi lebih lanjut hingga 250 ml distilat(sampel) dapat
diambil seluruh minyaknya, dimungkinkan hasil minyak atsiri murni yang akan
didapat akan lebih banyak).

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] Asfiyah, S., & Supaya. (2020). Modifikasi Deanstark Upaya Efisiensi
Proses Distilasi Uap Minyak Biji Pala dalam Praktikum Kimia Organik.
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY, 2(2), 10-11.
[2] Nurhaen, Winarsii, D., & Ridhay, A. (2016). Isolasi dan Identifikasi
Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan
Salembangu (Melissa sp.). Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :150.
[3] Sari, L., Lesmana, D., & Taharuddin. ESTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI
DAGING BUAH PALA (TINJAUAN PENGARUH METODE
DESTILASI DAN KADAR AIR BAHAN). Teknik Kimia, Fakultas
Teknik,Universitas Lampung. 2.
[4] Nurdjannah, N. (2004). Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Indonesian
Center for Agricultural Postharvest Research and Development Vol 3(2)
:61-62.
[5] Pratiwi, L., Rachman, S, M., & Hidayati, N. (2016). EKTRAKSI MINYAK
ATSIRI DARI BUNGA CENGKEH DENGAN PELARUT ETANOL DAN
N-HEKSANA. The 3rd Universty Research Colloquium, 655.
[6] Ma'sum, Z., & Proborini, D, W. (2016). OPTIMASI PROSES DESTILASI
UAP ESSENTIAL OIL. Jurnal Reka Buana Vol 1(2) :105.
[7] Hadi, S. (2012). PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH
(Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-HEKSANA DAN
BENZENA. Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang,
Vol 1(2) :26.
[8] Wijaya, H., Novitasari, & Jubaidah, S. (2018). PERBANDINGAN
METODE EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK DAUN
RAMBAI LAUT (Sonneratia caseolaris L. Engl). JURNAL ILMIAH
MANUNTUNG Vol 4(1) :80-83.

12
LAMPIRAN

1.1. Data Mentah Percobaan


Massa daun cengkeh kering : 432,44 gram

Volume hasil distilat : 1000 mL

Waktu destilat terbentuk : 09.34 WIB

Waktu ketika bahan daun cengkeh kering : 09.20 WIB


dimasukkan + menutup ketel
Waktu berakhir distilasi terbentuk 1000 mL : 12.34 WIB

Lamanya waktu proses distilasi uap : 3 jam 14 menit

Massa beaker glass kosong : 69,39 gram

Massa beaker glass + minyak atsiri : 69,7986 gram

Massa minyak atsiri dalam 250 mL distilat : 1,7848 gram

Massa minyak atsiri sebanyak 1000 mL : 7,1392 gram (1,7848 x 4)

1.2. Hasil Percobaan


1.2.1. Seperangkat Alat Distilasi Uap

1.2.2. Bahan Daun Cengkeh Kering

13
1.2.3. Destilat Pertama Kali Menetes

1.2.4. Hasil Distilat 1000 mL

1.2.5. Proses Pemisahan Untuk Membentuk 2 Lapisan

14
Menuangkan 250 Dilakukan pengocokan untuk Hasil 2 lapisan setelah
mL dari hasil mencampurkan antara campuran dilakukan campuran
distilat 1000 mL dengan dietil eter dengan dietil eter
(Fase 1)
1.2.6. Pemanasan Untuk Menghilangkan Dietel Eter

1.2.7. Hasil Minyak Atsiri Untuk Perhitungan Rendemen

1.3. Pengolahan Data


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢

15
7,1392 𝑔𝑟𝑎𝑚
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%
432,44 𝑔𝑟𝑎𝑚
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 1,6509%

16

Anda mungkin juga menyukai